Hai dampak pendudukan Jepang dalam bidang politik satu Jepang melakukan kebijakan dengan melarang penggunaan bahasa Belanda dan mewajibkan penggunaan bahasa Jepang dua struktur pemerintahan dibuat sesuai dengan keinginan Jepang misalnya desa dengan ku kecamatan dengan so kawedanaan dengan pun Kota Praja dengan Shi, Kabupaten dengan Ken, dan Karishidenan dengan Shuk. 3. Setiap upacara bendera dilakukan penghormatan ke arah Tokyo dengan membungkukan badan 90 derajat yang ditujukan pada Kaisar Jepang Tenohaika. 4. Membentuk pemerintahan militer dengan Angkatan Darat dan Angkatan Laut.
Angkatan Darat meliputi Jawa dan Madura berpusat di Batavia. Sementara itu di Sumatera berpusat di Bukit Tinggi, angkatan lautnya membawahi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian sebagai pusatnya di ujung pandang. Pemerintahan itu berada di bawah pimpinan Panglima Tertinggi Jepang untuk Asia Tenggara yang berkedudukan di Dalat, Vietnam.
5. Membentuk organisasi dengan maksud sebagai alat propaganda seperti Gerakan 3A dan Gerakan Putra. Tetapi gerakan tersebut gagal dan dimanfaatkan oleh kaum pergerakan sebagai wadah untuk pergerakan nasional. 6. Tujuan utama pemerintah Jepang adalah menghapuskan pengaruh barat dan menggalang masyarakat agar memihak Jepang.
Pemerintah Jepang juga menjanjikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia yang diucapkan oleh Perdana Menteri Tojo dalam kunjungannya ke Indonesia pada September 1943. Kebijakan politik Jepang yang sangat keras itu membangkitkan semangat perjuangan rakyat Indonesia, terutama kaum nasionalis, untuk segera mewujudkan cita-cita mereka, yaitu Indonesia Merdeka, bidang sosial, budaya, dan ekonomi. 1. Untuk membiayai Perang Pasifik, Jepang mengerahkan semua tenaga kerja dari Indonesia. Mereka dikerahkan untuk membuat benteng-benteng pertahanan. Pengerahan tenaga kerja yang bulannya sukarela lama-lama menjadi paksaan.
Desa-desa diwajibkan untuk menyiapkan sejumlah tenaga romusa. 2. Semua objek vital dan alat-alat produksi dikuasai Jepang dan diawasi sangat ketat. Pemerintah Jepang mengeluarkan peraturan untuk menjalankan perekonomian. Perkebunan-perkebunan diawasi dan dipegang sepenuhnya oleh pemerintah Jepang.
Banyak perkebunan yang rusak. dan diganti tanamannya untuk keperluan biaya perang. Rakyat dilarang menanam tebu dan membuat gula, diganti menanam pohon jarak.
Untuk mengawasinya, maka dibentuklah tonari gumi atau rukun tetangga. 3. Semua nama-nama kota yang menggunakan bahasa Belanda diganti dengan bahasa Indonesia seperti Batapia menjadi Jakarta dan Buitensok menjadi Bogor. 4. Untuk mengawasi karya para seniman agar tidak menyimpang dari tujuan Jepang, maka didirikanlah pusat kebudayaan pada tanggal 1 April 1943 di Jakarta yang bernama Kaimunbunka Shidoso. Bidang Pendidikan 1. Keadaan pendidikan di Indonesia semakin memburuk.
Pendidikan tingkat dasar hanya satu, yaitu pendidikan 6 tahun. Hal itu sebagai politik Jepang untuk memudahkan. pengawasan.
2. Para pelajar wajib mempelajari bahasa Jepang. Mereka juga harus mempelajari adat istiadat Jepang dan lagu kebangsaan Jepang Kimigayo serta gerak badan sebelum pelajaran dimulai. 3. Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar di semua sekolah dan dianggap sebagai mata pelajaran wajib.
4. Melalui sekolah-sekolah itulah Jepang melakukan indoktrinisasi. Para pelajar juga dianjurkan untuk masuk militer. Mereka diajarkan heiho atau sebagai pembantu prajurit.
Pemuda-pemuda juga dianjurkan masuk barisan seinenden dan kaibodan atau pembantu polisi. Dalam seinenden, mereka dijadikan barisan pelopor atau sui sintai. Birokrasi dan Militer 1. Dalam bidang birokrasi Dengan dikeluarkannya Undang-Undang nomor 27 tentang aturan pemerintah daerah dan Undang-Undang nomor 28 tentang aturan pemerintah Shu dan Tokubetsushi, maka berakhirlah pemerintahan sementara. Kedua aturan itu merupakan pelaksanaan struktur pemerintahan dengan datangnya tenaga sipil dari Jepang di Jawa. Mereka ditempatkan di Jawa untuk melakukan tujuan reorganisasi Jepang yang menjadikan Jawa sebagai pusat perbekalan perang di wilayah selatan.
Dua, sesuai dengan undang-undang itu, maka seluruh kota di Jawa dan Madura, kecuali Solo dan Yogyakarta, dibagi atas Shu, Shi, Ken, Gun. Son dan Ku. Tiga, pada pendudukan Jepang juga dibentuk Chosangi yang fungsinya tidak jauh berbeda dengan Vox Rad.
Dalam Vox Rad masih dapat dilakukan kritik pemerintah dengan bebas sementara Chosangi tidak dapat melakukan hal itu. Empat, pada masa pendudukan Jepang rakyat Indonesia mendapatkan banyak manfaat dalam bidang militer. Mereka mendapat kesempatan untuk berlatih militer.
Mulai dari dasar-dasar militer, baris berbaris, latihan menggunakan senjata, hingga organisasi militer dan latihan perang. Melalui propagandanya, Jepang berhasil membujuk penduduk Indonesia untuk menghadapi sekutu. Karena itulah mereka melatih penduduk Indonesia dengan latihan-latihan militer. Bekas pasukan peta itulah yang menjadi kekuatan inti badan keamanan rakyat, BKR.
yang berubah menjadi tentara keamanan rakyat TKR dan sekarang dikenal dengan Tentara Nasional Indonesia. Demikian, kilas balik, menengok masa lalu untuk menetap masa depan.