Ringkasan Kuliah: Pentingnya Menjaga Lisan Saat Berpuasa

Pengantar Kuliah

Salam pembuka serta doa untuk saudara-saudari di mana pun berada agar semua dalam lindungan dan kemuliaan Allah SWT.
Memulai kajian setelah subuh dengan harapan mendapatkan berkat dan ridha Allah.
Mengajak untuk saling mendukung, terutama bagi yang sedang tertimpa ujian seperti banjir di Jabodetabek dan Bekasi.

Kajian Sahih Al-Bukhari: Pembahasan akan difokuskan pada Kitabus Shoum (Kitab tentang Puasa) dalam Sahih Al-Bukhari.
- Sahih Al-Bukhari memiliki 97 topik, dengan topik ke-30 membahas puasa.
- Terdapat 69 subtopik dan 121 hadis terkait puasa di Sahih Al-Bukhari.
- Pembelajaran ini diharapkan membantu pelaksanaan puasa yang lebih baik.

Pentingnya Menghindari Perkataan Tidak Pantas
- Menjaga lisan dari perkataan yang tidak pantas, kotor, atau merusak selama puasa.
- Lisan harus dikendalikan karena merupakan juru bicara hati dan pikiran.
- Kesalahan bicara dapat merusak kehormatan seseorang.
Hadis Terkait
- Hadis dibawakan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah r.a., yang menunjukkan pentingnya meninggalkan perkataan kotor saat puasa.
- Berbicara tidak pantas saat puasa dapat merusak pahala puasa.

Apa yang Dimaksud dengan Perkataan Kotor (Qaulazzur)?
- Perkataan yang menyakiti, merendahkan, atau kotor, termasuk cacian dan makian.
- Islam menekankan pada tutur yang baik, terukur, dan tidak menyinggung.
- Pentingnya menjaga kehormatan diri dan orang lain.
Pendidikan Lisan Saat Ramadan
- Ramadan sebagai momen melatih lisan untuk berbicara baik dan bijaksana.
- Perhatian ketat terhadap fungsi lisan dalam ajaran Islam.
Konsekuensi dan Larangan
- Larangan mencela, menghina, atau menggunakan perkataan kotor untuk menjaga kehormatan.
- Haramnya tindakan yang merusak kehormatan seperti korupsi, zina, dll.

Menjaga lisan selama berpuasa adalah bagian penting dari ibadah puasa itu sendiri.
Perkataan yang tidak pantas dapat menghapus pahala puasa.
Ramadan sebagai latihan untuk mengendalikan lisan dan perilaku agar selaras dengan nilai-nilai Islam.