Intro Salam dan bahagia Ibu dan Bapak Guru Hebat Untuk membangun budaya sekolah yang positif Dengan lingkungan yang aman dan mendukung murid Untuk menjadi pribadi yang berdaya, seimbang Dan bahagia salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh guru adalah memahami kebutuhan dasar yang mendasari perilaku murid. Pada video kali ini kita akan membahas tentang 5 kebutuhan dasar manusia. Ki Hajar Dewantara dalam salah satu kutipannya menyatakan, kita ambil contoh perbandingannya dengan hidup tumbuh-tumbuhan seorang petani dalam hakikatnya sama kewajibannya. dengan seorang pendidik yang menanam padi misalnya.
Hanya dapat menuntun tumbuhnya padi. Ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi, dan lain sebagainya. Ketika guru memahami kebutuhan apa yang mendasari perilaku murid, dan guru berusaha menuntun dan mendukung murid dalam memenuhi kebutuhannya secara positif, pada hakikatnya guru tersebut ibarat seorang petani yang sedang berusaha memahami kebutuhan masing-masing tanaman.
Dan ia berusaha memenuhi kebutuhan tanaman tersebut agar dapat tumbuh dengan subur dan maksimal. Dr. William Glaser, seorang psikiater dari Amerika Serikat, menyatakan bahwa seluruh tindakan manusia memiliki tujuan tertentu, yaitu memenuhi kebutuhan dasarnya. Ketika kelima kebutuhan dasar telah terpenuhi secara memadai, maka murid akan tumbuh dengan seimbang dan bahagia.
Sebaliknya, Ketika kebutuhan dasar tidak terpenuhi dengan baik, maka seseorang akan mengalami emosi negatif seperti bosan, sedih, dan kecewa. Bahkan mereka dapat melakukan perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan atau melanggar peraturan. Dengan kata lain, Perilaku buruk seseorang biasanya adalah respons dari kebutuhan yang tidak terpenuhi. Namun mereka tidak tahu cara untuk menyampaikannya.
Ada lima kebutuhan dasar manusia menurut Dr. William Glaser. Yaitu, yang pertama kebutuhan untuk bertahan hidup atau survival. Yang kedua, Kebutuhan untuk merasa diterima atau love and belonging. Yang ketiga, kebutuhan akan kebebasan atau freedom.
Yang keempat, kebutuhan akan kesenangan atau fun. Dan yang kelima, kebutuhan akan penguasaan atau power. Kebutuhan dasar yang pertama adalah kebutuhan yang bersifat fisiologis untuk bertahan hidup atau survival.
Misalnya, kesehatan, rumah, dan makanan. Kebutuhan biologis sebagai bagian dari proses reproduksi termasuk kebutuhan untuk tetap bertahan hidup. Kebutuhan untuk merasa aman juga termasuk dalam kebutuhan ini.
Agar murid dapat belajar dengan baik, kebutuhan mereka akan rasa aman, pangan, sandang, dan papan harus terpenuhi. Bagaimana mungkin mereka dapat belajar dengan baik bila mereka datang ke sekolah dengan perut yang lapar atau bila rumah mereka kebanjiran. Setelah kita mengetahui kebutuhan pertama yang sebagian besar bersifat fisiologis, mari kita lihat kebutuhan kedua sampai kelima yang semuanya berhubungan dengan psikologis. Mari kita lihat kebutuhan yang kedua, yaitu kebutuhan akan perasaan diterima oleh kelompok atau komunitasnya, atau kebutuhan love and belonging.
Kebutuhan ini meliputi keinginan untuk tetap terhubung dengan orang lain seperti teman, keluarga, teman kerja, dan kelompok di mana kita tergabung. Setiap murid ingin menjadi bagian yang berharga dari kelas dan juga sekolah. Mereka juga ingin diterima oleh orang lain dan kelompoknya. Bahkan murid yang terlihat paling cuek pun jauh di dasar hatinya pasti ingin merasa diterima.
Sebagai guru seharusnya kita dapat menerima murid kita apa adanya, sesuai dengan kodratnya. Karena setiap murid adalah unik, mereka memiliki kekuatannya masing-masing, sehingga guru seharusnya bisa menciptakan kesempatan untuk murid berkolaborasi dan memiliki ikatan emosi satu sama lain. Murid-Murid-murid yang memiliki kebutuhan yang besar untuk merasa diterima, biasanya mereka belajar karena suka pada gurunya. Dan mereka juga suka bekerja dalam kelompok. Kebutuhan yang ketiga adalah kebutuhan akan kebebasan atau kebutuhan membuat pilihan.
Murid-Murid harus diberi kesempatan untuk membuat pilihan dan bertanggung jawab atas pilihan. Pilihan yang mereka telah ambil. Memberi mereka kebebasan bukan berarti membiarkan mereka melakukan apa saja yang mereka mau. Melainkan lebih memberi mereka kesempatan untuk membuat pilihan. Menyuarakan pendapat mereka dengan percaya diri dan memberi mereka kesempatan untuk mencoba hal-hal yang baru.
Pembelajaran dengan metode yang beragam dan menarik juga akan memenuhi kebutuhan murid tentang kebebasan ini. Pembelajaran berdiferensiasi, di mana guru menyediakan beberapa jenis tugas yang bisa dipilih oleh murid sesuai minat mereka, sangat baik untuk mengembangkan murid menjadi lebih mandiri dan memiliki motivasi internal. Karena kebutuhan akan kebebasan pada dasarnya adalah kebutuhan untuk mandiri, memiliki otonomi, memiliki pilihan, dan mampu mengendalikan arah hidupnya sendiri.
Kebutuhan yang keempat adalah kebutuhan akan kesenangan. Bayangkan Bapak Ibu hidup tanpa rasa senang, betapa menyedihkannya. Glaser menghubungkan kebutuhan akan kesenangan dengan belajar.
Jangan sepelekan kebutuhan murid untuk merasa senang di kelas. Sebagai guru, jangan ragu-ragu untuk dengan sengaja memasukkan kegiatan yang menyenangkan dalam kelas. Murid-Murid-murid dengan kebutuhan dasar kesenangan yang tinggi, ingin menikmati apa yang mereka lakukan.
Mereka juga konsentrasi tinggi saat mengerjakan hal-hal yang disenangi. Yang kelima adalah kebutuhan akan penguasaan. Setiap murid memiliki kebutuhan untuk merasa kompeten, menjadi terampil, diakui pencapaian dan keterampilannya. Didengarkan, bisa membuat dampak dan pengaruh dan memiliki rasa harga diri.
Mereka sebaiknya diberi kesempatan untuk membuat keputusan tentang hal-hal yang penting dalam hidupnya dan tidak merasa dikontrol oleh sistem sekolah. Pada murid yang telah menginjak usia remaja, seringkali mereka merasa tidak memegang kendali atas kehidupannya sendiri, karena guru kerap kali berpengaruh dalam mengambil keputusan. Murid-Murid-murid yang memiliki kebutuhan dasar akan penguasaan yang tinggi, biasanya selalu ingin menjadi pemimpin. Mereka juga suka mengamati sebelum mencoba hal-hal yang baru.
Mereka juga perfeksionis dan merasa kecewa bila melakukan kesalahan. Ibu dan Bapak Guru sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui kebutuhan dasar murid-murid, agar kita memahami alasan dibalik sikap dan tingkah laku mereka. Bila murid berperilaku buruk atau melakukan sesuatu yang tidak terlalu baik, Sehingga tindakannya tidak sesuai dengan nilai-nilai kebajikan, maka guru harus mencari tahu alasan yang mendasari tindakan tersebut dan kebutuhan apa yang belum terpenuhi. Melalui percakapan dengan guru dalam pendekatan disiplin positif, murid dapat diajak untuk bersikap reflektif dalam mengenali kebutuhan-kebutuhan yang berusaha mereka penuhi dan mendasari tindakan mereka. Jika guru mengabaikan perilaku guru murid-murid, maka perilaku tersebut akan berpengaruh pada suasana kelas yang kurang kondusif dan akan berpengaruh pada tujuan dari pendidikan itu sendiri.
sendiri. Ibu Bapak Guru hebat, mari kita menjadi guru yang lebih baik dengan memahami kebutuhan dasar murid-murid kita dan senantiasa membimbing mereka untuk menjadi pribadi yang berdaya, seimbang, dan bahagia. Salam dan bahagia Ibu dan Bapak Guru hebat.