Transcript for:
102 Pengertian Tauriyah dalam Al-Quran

Alhamdulillah, syukurillah, walaukawla, walaukawta, ila billah Wa rabbi syurahli syadri, wasili amri, wa ahlum datang, wa lissani, wa fukawukawli amma ba'a InsyaAllah kita teruskan siri pengajian kita berlawatul Quran Kita masih bicara Dengan ilmu badik Bagian yang ketiga yakni At-Tauriyah Yang pertama yakni Al-Mutabakoh atau At-Tibak Kedua Al-Muqhabalah Dan yang ketiga yakni At-Tauriyah Tauriah ditaarifkan sebagai zikru kalimatin lahamaknayani ahaduh makarib, zahir, tapi gairu maksud, walakhur, ba'id, khufi, wahuwal maksud. Tauriah ditarifkan sebagai penyebutan satu lafaz atau kalimat perkataan yang mempunyai dua makna satu makna yang dekat, yang zahir, tapi bukan itu yang dikehedaki Ada lagi satu makna atau arti yang jauh, tapi itu yang dimaksudkan. Ini namanya tauriah. Sebagai contoh, dalam ayat-ayat yang telah dipelajari, contohnya Ar-Rahman. Ayat yang ke-6, buah Najmu wasyajaru yasjudan. Kalimahan Najmu ini ada dua makna, satu makna dekat, satu makna jauh. Makna yang dekat, makna yang zahir, Najmu yakni bintang. Jadi terjemahannya dan bintang dan pokok, kedua-duanya sujud. Sedangkan yang dimasukkan bukan bintang tapi pokok yang jahat. Menjalar merambat yang tidak punya batang Contohnya lagi Ada dua makna, makna dekat, makna zahir Maknanya menahan Tapi makna yang jauh dan itu makna yang dikendaki yakni keseluruhan Dan yang dimasukkan ayat ini yakni kafah dalam makna yang jauh dan yang dikendaki, bukan makna yang dekat, yang zahir Mungkin kita masih ingat, dahulu kita belajar tentang kinayah Jadi kinayah sebenarnya ada persamaan antara kinayah dan atauriah ini Ada mana dekat, mana yang jauh Contoh, bila Allah berfirman, katalah, Allah mesti menisah Dengan kinayah dahulu, atau kamu menyentuh perempuan Atau ucapan Maryam alaihassalam ketika didatangi Jibril atas utusan Allah dan memberitahu kepada Maryam bahwa Allah SWT akan memberikan kepadanya, anugerah kepadanya seorang anak Maryam alaihassalam menjawab bagaimana aku punya anak walam yamsasni basyar walam yamsasni basyar dahulu kita pelajari itu sedangkan belum menyentuh aku seorang manusia pun masa yang masuk mana dekat menyentuh Dan itu makna yang zahir Tapi yang dimaksudkan dalam itu Tentu bukan makna zahirnya Makna yang jauhnya Tapi disitu bab kinayah Sebab mana mungkin Perambil sentuh mengandung Wah Nanti Pantas sangatlah pertumbuhan Jumlah penduduk Bila nak raya aja ataupun supermarket ada grand sale sebulan selepasnya semua mengandung balik haji mengandung habis pesen Tuhan hanya sahaja ada dua pendapat yang terasamai tu hari dari student Apa ya, bukan sudut bahasa, tapi sudut akidah Pendapat pertama, menyatakan bahwa dalam Al-Quran tidak ada tauriyah sama sekali Sebab mana mungkin Allah berfirman lain, tapi yang dimaksudkan lain Itu macam menipu, macam tak jujur Sebab tauriyah makna asalnya as-satru, menutupi, atau at-taktiyah Tapi yang lain kata, berapa yang lain ada tauriyah Sebab tidak mungkin ayat itu difahami dengan makna yang dekat Kalaulah tauriyah ini tidak patut ada katalah dalam Al-Quran Dan paling tidak dalam hadis Nabi Karena ada unsur ketidakjujuran pahamannya Rasulullah SAW pun begitu, kalau begitu tidak jujur Sebab ketika Nabi SAW ditanya tentang perempuan yang ingin kawin semula dengan suami pertama yang mencerahkannya 3 kali Selepas perempuan tadi kawin dengan orang lain dan juga telah bercerai Al-Muhallil namanya, apik buta Tapi tidak ada apik buta Nabi tidak benarkan terus rujuk walaupun sudah kawin dengan lelaki lain dan telah diceraikan tak boleh terus rujuk pada suami pertama Nabi kata Oh la la Hatta taduqa usailatahu wa yaduqa usailataha sehingga si perempuan tadi merasai akan madunya suaminya dan dia suami merasai madunya Kalau tidak faham tauryah, tak ngerti bahasa Balau kan? Apakah benda Rasulullah cakap ini? Maksudnya berkumpul suami istri, gitu lah. Jadi kalau dikatakan tak ada tauryah sama sekali, ya susah. Tapi... Akhirnya saya tadi ada paling tidak ada kalimatun sawak Titik temu antara dua pendapat tadi Jika kalimat itu berkaitan dengan sifat Allah Ya seelok-eloknya atau lebih selamat Disitu tidak ada tauriah Yakini sajalah Katalah Allah berfirman Apa? Ar-Rahmanu alal arsistawa Allah itu berada di atas aras istawa Istawa kan makna zahir, makna dekat Bersemayam, duduk bersila Makna yang jauh Berkuasa Jadi bagi yang Dalam Al-Quran ini ada tauriyah Secara mutlak hatta berkaitan dengan sifat Allah Jadi istawah disitu tidak boleh diartikan duduk bersemayam atau duduk bersilah Tapi maksudnya berkuasa karena disitu ada tauriyah Bagi ulama yang mengatakan bahwa Quran tidak ada tauriyah Ya tidak boleh Allah kata istawalah Istawah? Istawalah Kita mesti yakini Allah sendiri yang berfirman Al-imanu wajib Beriman kepadanya wajib Wal-kaif ya tulayu kayyaf Kalau kamu tanya tentang bagaimana Jawabannya tidak bagaimana tidak bagaimana dan bertanyakan mempertanyakan, tertanya adalah haram, tak boleh disitu ada itulah tidak ada yang memahami disitu ada tauriyah, maknanya bukan bersemayam atau duduk bersilah, tapi berkuasa karena yang memahami itu ada tauriyah Yang lain, tidak, itu sifat Allah. يَدُلَّا فَقُوا عَيْدِهِمْ Tangan Allah di atas, tangan mereka. Allah sendiri kata tangan, ya tangan lah. Tak payah diartikan yang lain. Habis bagaimana tangannya? لَيْسَ كَمِ تِلْهِي شَيْءٌ Tidak ada sesuatu yang menyerupai dengan Allah. Itu saja. Habis, bagaimana kita memahami, memikirkannya? Ya, jangan fikirkan iman saja. Habis, tanya tak boleh? Tanya mana boleh? Haa, itu karena tidak ada tauriah. Tapi tidak semua Yang kedua ada Tak apalah kalau yang kait dengan sifat Allah Ya percaya salah Sama-sama tangan contohnya Bila Allah bilang Coba katakan Telah binasa Kedua tangan Apakah yang dimaksudkan tangan di situ agaknya Takkan banyak gitu-gitu dua tangan Abu Lahab itu Raka hingga mati elok tangan dia tak cacat Jangankan kudung Terserang kudis pun tidak Abu Lahab ini Maknanya usaha disitu Usaha Abu Lahab itu namanya tau lah makna dekat tangan makna jauh segala usahanya atau nabi bersabda apabila kamu nampak kemungkaran manro'a minkumungkaran sebagainya kamu nampak kemungkaran fayuwayir hubiyadi hendaklah dia dia mengubahnya dengan Yadihi tangannya coba kalau kita tidak tidak apa namanya kita berarti pendapat yang tidak ada tauriah banyak dan maksudnya bila kamu nampak kemungkaran obat dengan tanganmu cuman maksudnya lempang ukul sebab tangan ubat dengan tangan kamu tapi rasa di dalam hal ini tak ada pun yang memahami ubah dengan tangan tuh mana lempang orang tuh dengan kuasa, dengan tindakan tindakan, orang-orang petindak mesti ada kuasa lah itulah namanya tauria jadi kalimat yang mempunyai makna dekat dan makna jauh Lagi satu yang saya sampaikan di dalam Al-Quran Sebelum saya sampaikan contoh yang lebih mudah Coba lihat yang masih lain dalam surah Al-Ana'am Ayat yang ke-60 Inilah tauriyah Dalam ayat itu disebutkan kalimat atau lafaz Yang mempunyai makna dekat dan makna jauh Tapi yang dikendaki makna jauhnya, makna khufinya, bukan makna zahirnya, makna baiknya, bukan makna koribnya. Al-An'am 60 Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, audzubillahimnashaytanirrojim wa huwa alladhi yatawaffakum billail Dan dialah Allah Alladhi zat yang yatawafakum billail Dia yang mematikan kamu Atau mengambil nyawa kamu Mewafatkan kamu pada waktu malam Waya'lamu Dan dia Allah mengetahui Ma'apa yang jarah tum bin nahar Jaroha, yajrohu, jaroh itu maknanya melukai, mencederakan Itu makna asal, al-jaroh Jaroh itu maknanya luka Dalam ilmu hadis Ada istilah at-ta'dil wa't-tajrih Menganggap seorang perawi itu adil Itu ta'dil Atau menganggap menilai seorang perawi itu tidak adil Namanya tajrih Oh dia itu tidak adil, oh itu tidak kuat ingatan dia Oh dia itu penipu, oh dia itu suka memasukkan hadis Seseorang yang kata, seseorang yang lain berhadis itu, kata lemah ingatan Bagaimana dia sedang mentajrih orang itu, mencerdekan Jaroha, jaroha ya jeruhu, tengoklah kamu Makna zahir, makna dekat Makna yang nampak adalah melukai atau mencerdekan Jadi, wa ya'lamu dan dia mengetahui, dia Allah mengetahui Ma'apa yang jaroh itu yang kamu cerdekan binahar di siang hari gimana tuh maksudnya Allah lah zat yang telah mematikan kamu pada malam hari masa tidur dan dia mengetahui apa yang kamu cedarkan apa yang kamu lukai di siang hari kan malah tidak faham kan kalau diartikan makna yang zahir dengan makna yang dekat Sebab memang bukan itu yang dikehendaki Yang dikendaki Daripada kalimah jaroh tum, jaroha Yakni makna ba'idnya Makna jauhnya Makna khofinya Makna yang tersembunyi Jaroha ay amil ta fa'altum Jaroh tum ay fa'altum Amiltum, yang kamu lakukan yang kamu lakukan tetapi karena yang dimaksudkan pekeperbuatan kamu apa yang kamu lakukan ini benda yang tak elok bukan benda baik, benda yang tak baik artinya dosa lah Maka diartikan jaroha Jaroh kan melukai itu mencedekan itu kan perbuatan yang tidak elak Bukan perbuatan yang baik Aima jaroh itu mana dan dia mengetahui mak maksudnya dosa yang kamu lakukan di siang hari Dari mana kita tahu jaroh itu hendaklah diartikan dengan makna yang jauh Makna yang khufi Karena sambungan ayat itu Thumma yunabbiukum bimakuntum ta'malun Karena inilah dia punya korinahnya Kemudian dia Allah akan memberi tahu kepada kamu Apa yang kamu lakukan Jadi disini ada tauriyah Tauriahnya yakni kalimah Jaroh Tum Maksudnya Yang diartikan dengan Makna Ba'id Yang Khofi Yakni melakukan dosa Makna dekatnya Yang Zohir Makna Korib yang Zohir Melukai Mencederakan Tapi makna ini bukan makna yang dimaksudkan, bukan makna yang dikendaki Makna yang dikendaki yakni melakukan dosa yang jauh Karena ada korinah Dan korinahnya Itu korinahnya Inilah tauriyah Inilah tauriyah Jadi bila dikendaki makna yang dekat, ya malah tidak dapat difahami apa yang dimaksudkan dan apa yang kamu cedarkan di siang hari. Tubalah Allah. Jadi ada keindahan bahasa. Pada zaman Nabi, juga sudah biasa apa? pengungkapan ucapan seperti ini yang ini yang berbalagoh seperti ini saya kutipkan apa yang di katakan oleh Syekh Mutawili Sha'arawi Syekh Mutawili Sha'arawi seorang ulama' Mesir Belum menyatakan ruwiyah an Umar ibn al-Khattab an Umar ibn al-Khattab radiyallahu anhu anna hul taqa hudaifah bin al-yaman diwarkan bahwasannya suatu hari Umar ibn al-Khattab radiyallahu anhu yang waktu itu menjadi khalifah berjumpa bertemu dengan Abu Hudaifah al-Yamani Bil bin al-Yaman sama-sama sahabat Umar adalah khalifah kedua atau berarti khalifah pertama yang mendapat gelaran Amirul Mu'minin istilah Amirul Mu'minin ini sebenarnya tidak wujud pada zaman Nabi dan belum ada pada zaman Abu Bakar baru ada pada zaman Umar itu pun bukan Umar yang menggelarkan Amirul Mu'minin Orang Islam datang daripada Mesir, panggil Umar, Umar kata, ya aku amir, pengutur, dan kamu orang mu'min. Dan mulai itulah, sebelumnya jemput khalifatul rasul. Awakar khalifatul rasul. Dan Umar sebelum ada peristiwa itu pun Dianggap sebagai khalifatul rasul Khalifah kepada khalifah nabi Jadi khalifah kepada Abu Bakar Itu umur Umar Amur umur umur umur umur khotab Amur umur umur umur umur umur umur umur Pada Abu Bakar tidak ada istilah amur umur Hanya kita ini karena mungkin rasa biar adil Abu Bakar pun Amirul Mu'minin lah Tak apalah Abu Bakar pun Amirul Mu'minin Itu nampak tak baca sejarah Jadi tepuk kanan dia ingat Amirul Mu'minin Amirul Mu'minin Wah Amirul Mu'minin tak pernah dikenal pada zaman Nabi pada zaman Abu Bakar Baru dikenal pada zaman Umar Itu pun bukan karena Umar yang mengistiharkan Mulai hari ini panggil aku Amirul Mu'minin tidak Rumungan daripada Mesir panggil Umar Amirul Mu'minin Amir itu pemerintah Pengaya mengarahkan, pemimpin lah Dan Al-Mu'minin orang beriman lah Umar pun kata, ya aku adalah Amir dan kamu adalah Al-Mu'minin Waktu itu dia jumpa dengan Abu Daifah bin Al-Yaman Atau lebih sekenal sebagai Abu Udaifah al-Yamani Beliau ini adalah Sohibu Sirri Rasulillah Penyimpan rahsia Nabi Abu Udaifah ini penyimpan rahsia Nabi Ya, macam setahu sesulit lah kot Gelaran itu yakni karena ketika Nabi diberitahu oleh Allah senarai nama-nama orang munafik di Madinah fulan, fulan, fulan, fulan, fulan Nabi beritahukan orang-orang munafik di Madinah ini kepada Abu Dhayfah sahaja Dan Nabi berpesan jangan sampai Abu Hudhafah ini membocorkan, memberitahu pada siapapun Pada siapapun, sebab ini rahasia Tapi ada sahabat yang mendengar, yang tahu bahwa Nabi baru saja memberitahu senaya orang munafik dimana kepada Abu Hudhafah bin Al-Yaman Setelah Umar ma, mengetahui bahwa Abu Hudaifah mengetahui rahasia siapa namanya munafik Ya Umar lah orang pertama yang pernah risau Dicarinya Abu Hudaifah Hanya ingin mempastikan, bertanya ingin mempastikan ada atau tidak ada namanya tersenarai ku dengar engkau dapat senarai orang munafik dimana daripada rasul tolonglah beritahu ada tak nama umar dari situ umar yang paling ngerisau wahai umar dah diberitahu oleh nabi s.a.w iblis pun lari setan pun takut banyak pendapatnya yang sesuai dengan al-quran wahyu yang akan diturunkan, itu umar Tapi mendengar berita Nabi memberitahu sahabatnya, dari orang munafik, dia yang paling risau. Jangan-jangan aku ada. Itulah ciri ahli surga ini mudah sentiasa merasa kurang. Jangan-jangan aku, jangan-jangan aku. Ya, setelah didesak, dia tetap tak mau. Sebab itu rahasia Nabi mana boleh diberitahukan. Dosa hukumnya. Membocorkan rahasia Rasul, sebab itu Nabi tak benarkan. Sekarang pun salah besar kan kalau membocorkan reaksa negara OSA kan OSA Tapi setelah desak-desak akhirnya hanya yang menjawab, mana ada Umar yang lebih baik daripada yang satu ini ya, dengan jawaban begitu Umar lega sikit lah yang menarik dari pribadi Umar ini jika Umar tak risau sangat lah tentang apa, selain apa yang berita-berita yang diberitakan oleh Nabi Ibadah Abu Taifani ya patutlah Umar Orang yang diberitahukan ahli surga Kan? Kan lebih, lebih, apa ya Ada hak lah, patut lah maksud saya Jika ia tidak risau Lailah kalau kita yang risau itu memang maha patut Ciri ahli surga ini kaitannya hati yang masih muda Ih, jangan-jangan saya ada nih Kalaulah saya termasuk kan sia-sialah aku hidup Dia bukan terus, ah lah guarantee, ah iya tak ada, ah iya tak ada, guarantee Ingat ini iman, ini nilai iman itu disitu Bukan yang zahir dan bukan pengakuan Kalau pengakuan sebagai orang mu'min Kalau Allah terima keimanan seorang karena berdekat pengakuannya Tak ada orang masuk neraka, percayalah Tidak ada orang masuk neraka jika keimanan yang diterima oleh Allah itu cukup dengan pengakuan Betul, saya yakin tidak ada orang masuk neraka Maknanya dua orang ini maksud saya sama-sama hebat Umar hebat, Abu Hudhaifah bin Ayyaman pun hebat Sama-sama hebat, masing-masing punya kelebihan Dan setelah Abdullah bin Ubay bin Salimati dan Nabi dilarang oleh Allah untuk menyembahyangkannya mengkubur, mengantarnya ke kuburan karena dia munafik surat taubah beritahu pada zaman Umar, bila ada orang meninggal Umar akan tanya dahulu Abu Daifah ada disitu ke tidak? sampai begitu, sekarang masih ingat cukup hati-hati Itulah, jadi Masya Allah ya, dia walaupun udah punya makam setinggi itu, umatnya itu, tapi dia tidak, misalnya apa ya, tidak, tidak apa ya, ya tidak over confident lah. Untuk masuk surga Dan memang itulah ciri ahli surga Sentiasa jangan-jangan belum Jangan-jangan ditolak Kan begitu dalam surah Al-Mu'minun ayat 60 Dia bukan malah Eleh mesti, kan saya tak pernah miss Usroh, oh lagi lah teruk Kalau macam itu, lagi teruk Kan saya setahun sekali, saya kan satu bulan Tiga kali Wah jangan sekali-sekali, ingat Allah maha tau Dua orang ini dua orang yang hebat Tapi rupanya ada perbezaan Dari segi pemahamannya terhadap tata bahasa Arab, balagohnya Dalam hal ini Abu Dhufi bin Al-Yaman tinggi balagohnya Penguasaan balauhnya berbanding Umar. Sama-sama orang Arab. Zakatika berjumpa, ini Abu Daifah al-Yamani jumpa Umar. Umar bertanya pada Abu Hudhaifah. Ini ceritanya panjang. Jadi saya tulis yang paling kasar. Umar bertanya pada Abu Hudhaifah. Ya Aba Hudhaifah. Kaifah Asbahtah. Ya biasa terlalu salam. Waalaikum. Waalaikumsalam. Kaifah Asbahtah. Abu Hudhaifah. Bagaimana kamu? Keadaan kamu pagi-pagi ini bagaimana? Ada bagus kah? Ada bagus. Ada juga. Sikit-sikit. Itulah. Biasa terlalu salam. Dan terlalu. tanya apa kabar tentang kabar pagi ini bagaimana kaifah asbarta bagaimana keadaan kamu pagi hari ini Kan pertanyaan biasa itu kan? Ya, mungkin dia jawab, ya saya sihat akunya. Tapi ingat nih, kedua-dua orang hebat nih, Abu Zayfah menjawab pula dengan jawaban, tengok. Qala Abu Zahir Umar, Asbaktu uhibbul fitnah wa akrahu al-haqqa. Jawaban pertama. Oh Umar, pagi ini aku suka fitnah dan aku benci kebenaran. Fuh. Aku suka fitnah Dan aku benci atau aku tak suka Al-haq akan Umar sudah mulai Ini orang murtad ke orang apa ini? Jangan-jangan sudah murtad, mentang-mentang baginda nabi sudah wafat Lebih malih kemudian Dan aku usali, terjemahannya Aku salat, tanpa budu Ini syariat apa ini? Usol lebih gori wudhu, itu kan makna dia Aku sholat tanpa wudhu Ini udah salah nih Yang pertama tadi kaitannya dengan akhlak Kaitannya dengan ikhsan Yang kedua kaitannya dengan Islam, dengan syariat Sholat tanpa wudhu Gimana nih? Yang ketiga kaitannya dengan iman, dengan akidah ini. Yang ketiga dikatakan, وَلِيَ فِي الْعَرْضِ وَلِي فِي الْعَرْضِ Dan aku mempunyai filardi di bumi. Dan di bumi ini aku mempunyai sesuatu مَا لَيْسَ لِلَّهِ فِي السَّمَا Apa yang Allah tidak mempunyai di langit. Di bumi aku mempunyai sesuatu apa yang tidak dimiliki oleh Allah Sedangkan lillahi mafissama wadima fil'ad Bagi Allah lah segala yang di langit dan segala yang di bumi Tanpa kecuali Quran berkali-kali memberitahu pada kita bahwa bumi, langit, dan isinya itu adalah milik Allah, ciptaan Allah tanpa kecuali lillahi ma'afis samadhi ma'afil ad tiba-tiba Abu Hudhaifah kata aku mempunyai sesuatu yang Allah tidak punya Umar pun mengamuklah wa ghodiba Umar ghodo banshadida Umar pun marah marah sungguh Walaupun ini sama-sama sahabat yang hebat belaka Tapi Umar tetap Umar Dia boleh lemah-lembur dalam perkara yang subhanallah Yang kadang orang lain tak tersentuh, Umar boleh menangis-nangis Dan Umar juga boleh marah ketika orang lain mungkin masih tersenyum Ketika Umar marah itulah, fa'idha huwa aliyu wa fa'idha huwa ala hadhal halidah wa la'alaihi aliyu bin Abi Talib Radiyallahu an Ketika dalam keadaan marah ini, yang benar-benar tak tahulah nak ambil tindakan yang Umar ambil terhadap Abu Zayfah bin Al-Yamat Saat itu tiba-tiba Ali bin Abi Talib datang Di tempat itu Bukan tak meleraikan ya mungkin kebetulan lah Tapi tengok Umar sangat marah ini Ali pun tanya Mada bika ya amirul mu'minin Mada bika ya amirul mu'minin Wa'imlu minin apa yang berlaku pada diri kau ini Tiba-tiba memarahi sahabat Abu Daifah Apa sebabnya Mabika, apa yang berlaku pada dirimu Fa'ahbarahu umar makana bayina wa bayinahu zaifah Lalu Umar pun memberitahu pada Ali apa yang baru berlaku Ali, bagaimana aku tidak marah Aku tanya pada Abu Zaifah bagaimana keadaan dia pagi hari ini Dia boleh kata Aku suka fitnah, aku benci kebenaran. Aku sholat tanpa butuh. Siapa tak marah? Ini ikhsannya sudah lari, ini imannya sudah lari, ini islamnya sudah tidak betul, syariahnya sudah betul. Sudah tak betul sebab sholat tanpa butuh. Akidahnya pun sudah lari. Agak-agak kalau waktu itu saya kita berada di situ, kita sokong mana, Umar ataupun... Abu Taifah Masih itu Umar Oh Umar ya Hanya andean saja tak payah betul-betul Memang saya pun tak payah orang macam kita Patuh disitu Disinilah pentingnya balau rumah Pada masa itu udah biasa sepintu Setelah dijelaskan Barulah Ali Akhirnya menangkap Kita akan lihat. Sudah korajul Betullah apa kata Hudhaifah itu Umar Yang kamu marah ini kenapa? Apa yang diucapkan oleh si Abu Dhaf itu betul Bagaimana boleh betul Ali? Bukankah dia kata Benci fitnah dan suka Apa? Benci Suka fitnah dan benci kebenaran Ya iyalah Bukankah Allah subhanahu wa ta'ala berfirman al-Quran bukan sekali dua innama amwalukum wa a'ula dukum fitnah harta kamu dan anak kamu adalah fitnah jadi dia kata fitnah itu anak dia lah dia kata aku suka anak, aku suka harta harta dan anak kan fitnah betul? ada yang tak suka fitnah kalau begitu? ada yang tak suka harta? tak ada ada yang tak suka? suka anak tidak ada anak dan harta kata Allah itu yang dimasukkan Abu Zayfa Umar oh itu tahu kenapa cakap macam itu inilah balagoh inilah keindahan bahasa Habis dari kata dibenci kebenaran, Nabi pun beritahu Al-mautu haqqun, azabul qabri haqqun, al-naru haqqun, al-janatu haqqun Al-mautu haqqun, wa azabul qabri haqqun Kematian itu benda yang hak Azab kubur itu benda yang hak Azab neraka itu adalah hak Dan dia kata aku tidak suka yang hak itu Dia Awak suka mati? Saya tidak suka Awak suka azab kubur? Tidak suka Yaitulah yang dimaksudkan Hudhufudzaifah Umar baru mulai turun lah dia punya Darah dia sudah mulai turun Asalnya kepala udah penuh darah Ini sudah mulai turun Udah sampai ke leher Sudah mulai sejuk lah kepala dia Oh gitu Tengok Mana dekat ya mas Ilian Fitnah fitnah lah Kan Tapi yang di, bukan itu yang dimaksudkan, yang dikendaki Yang dikendaki makna jauhnya Dan Quran kata, sesungguhnya harta kamu Dan anak pinak kamu itu adalah fitnah jelas sekali. Sedangkan tak ada seorang pun daripada kita yang tidak menyukai anaknya, yang tidak menyukai harta. Azab kubur itu hak, kata Nabi. Ada yang suka azab kubur. Ya mesti akrahul hak. Indah ya orang dahulu cakap, hampir marah masih baik Ali datang Nah disini maknanya Ali dan Abu Hudhaifah pemahamannya dari segi tauriahnya tinggi Sahabat sama-sama orang Arab pun berbeza Sama-sama orang Arab, sama-sama sahabat Nabi Bahkan Umar itu sebetulnya juga mempunyai penguasaan bahasa yang luar biasa Beliau memeluk agama Islam kan selepas membaca, ada peluang membaca sendiri Al-Quran itu Walaupun hanya beberapa ayat Setelah dia ada peluang membaca sendiri ayat-ayat Al-Quran, surah Toha, komentar sepuntar Umar Menurutkan dia mengkagumi sastranya Karena beliau sangat menguasai sastra Komentar beliau, ma'ah sana hadhal qawl, aduhai indahnya lah ucapan. Bila komentar sepontan dia ma'ah sana, aduhai indahnya, maknanya Umar terpukau dengan bahasanya. Baru terpukau dengan isi kadungannya, wa ma'akramahu. Artinya dari segi penguasaan sasra Arab Adab, Ullughah Umar tidak perlu dipetikaikan Tetapi rupanya dalam aspek bahasa yang lain Contohnya ilmu badi Ya dalam ini kurang sikit berbanding Abu Dhabi dan Ali Dan bahasa itu menjadi indah akhirnya Yalah kalau kita kata macam ini sekarang dan yang dengar itu udah tahu bahasa Arab kan kita pun nanti disoal Apa Ustaz tadi kata apa? Suka fitnah? Kurang asemnya Tuk guru pun Ya belajarlah, balaroh sikit-sikit nanti tau lah Supaya tak Terkena apa yang disidik oleh orang Arab An-nasu'a'da'umma jahilu Manusia ini sentiasa memusuhi apa yang dia belum tahu Itu biasa Sebenarnya kalau ada orang memusuhi, ada orang memahamiah Ya senyum sajalah Karena dia belum tahu, gitu saja Ada orang marah-marah pun, tonton apa? Senyum sajalah, karena dia belum Bila nanti dah tau kan dia pun senyum Oh, kan begitu, macam umar tadilah Marah-marah itu kan karena belum dapat memahami apa yang dimaksudkan oleh si pengucap Bila dah paham baru, Oh, tahu lah. Tapi Umar bijaksana. Dia tak akan kata, lain kali itu cakap yang jelas sikit. Tak buat orang marah. Itu bukan Umar bin Khotob. Kalau jawabannya itu, itu bukan Umar bin Khotob. Masih tak mau mengalah. Habis yang dia kata, usali bila wuduin itu macam mana? Ya betul lah Umar. Usali bila wuduin, kamu memahaminya dengan makna korib. Makna korib, makna dekat, usali aku sholat. Makna yang jauh, aku baca sholawat. Usoli itu maknanya aku baca sholawat atau aku bersolawat ke atas nabi bila wudhuin tanpa wajib wudhu gak nak baca sholawat pun? tak umar memahaminya makna dekat usoli itu aku sholat ya salah dia kenapa pahami begitu sedangkan si pengucap tak bermaksud aku sholat tanpa wudhu Kata si Mutakalim, aku berselawat Maksudnya ke para nabi tanpa wudhu Karena berselawat para nabi memang tak wajib suci pun Tengok bagaimana lain yang dimaksud oleh si Mutakalim Lain yang dipanggil oleh mukhotob Sebab itu sepatnya bagi mukhotob tabayun dahulu Itu pengajaran yang lain Bagi si mukhotob, jangan terus menyimpulkan ucapan apa yang disahkan oleh mutakalim. Jika rasa-rasa aneh dan pelik. Tabayun dahululah. Itu penting sekali ya. Sebab kadang-kadang belum tabayun, difahami lain, sedangkan mutakalim tak bermaksud begitu. Wah, akhirnya jadi hibur. Hibur sana-sini. Ya, itu kurang bijaklah. Usali bila wudu'in bukan bermakna aku sholat tanpa wudu' Ku bersolawat Tanpa wudu' Dan itu boleh ke tak boleh? Ya boleh lah Umar pun, oh darahnya sudah sampai ke pinggang, sudah turun, sudah turun, tadi di kepala semuanya, sekarang sudah turun. Habis yang itu, dia kata ada sesuatu, sedangkan bumi langit, isya milik Allah. Ya betul lah Umar, Abu Daifah itu ada istri. Indahu zawjub, wallahu alu, dia ada istri, dia ada anak, dia ada bapak. Sementara Allah subhanahu wa ta'ala Kan tidak ada semua itu Allah tidak ada anak, Allah tidak ada bapak, Allah tidak ada istri Jadi apa yang dikatakan oleh Abu Dhawf itu betul, macam kita Awak pun ada anak Tapi Allah tidak punya anak Jadi tidak salah Abu Dhawfah kata Aku memiliki sesuatu di bumi yang Allah tak punya Tak punya di langit Umar memahaminya, gimana itu, bukankah bumi langit di sini Allah yang punya? Salah dia kenapa pahami begitu, itulah maksudnya. Salah dia kenapa memahami begitu, sedangkan bukan itu yang dimasukkan oleh si Mu Takallim. Jadi rupa-rupanya, tauriah ini sudah biasa pada zaman sahabat, orang bercakap itu. Jadi bercakap mengenakan satu ayat atau jumlah yang mempunyai dua makna Yang satu makna yang zahir, yang langsung boleh difahami daripada ayat itu Tapi bukan itu yang dimaksudkan oleh mutakalim Yang satunya makna yang jauh yang khufi yang jauh, yang khufi tapi itu yang dimaksudkan jadi disini bukan si mutakalim itu tidak jujur, bukan tidak boleh difahami tidak jujur atau tidak terus terang itu keindahan bahasa, itu tauria Lainlah kalau si Mutakale memang ada ketidakjujuran Ada sesuatu yang disembunyikan Itu memang tidak boleh, itu bukan tauria ya Katalah Jamah ditanya umpamanya Jamah tahu umpamanya tentang warna apa Warna kain kah, warna benda Dia tanya, apa sebenarnya menurut awak Warna yang awak lihat semalam itu Coba beritahu saya Katalah dan kita tahu warna itu merah. Yakin merah dan... Memang kita melihat sendiri warna merah. Tapi ada orang tanya, wartawan tanya kita. Kita sebenarnya kita jawab warna merah kan? Sebab kita tahu merah. Tapi kita jawab, oh itu. Tak apalah kalau awak tanya saya. Warna dia tidak putih. warna dia tidak putih wartawan pun betullah dia hitam, sebab dia kata tak putih eh belum tentu kan bila dia kata tidak putih belum tentu maksudnya hitam kan lawan tak putih ini banyak masalahnya kenapa dia jawab tidak putih wah dia tau itu merah jahat aja lah merah Nah ini biasanya politisen pandai yang cakap Jadi politisen itu balohnya tinggi Jadi kalau dia, apaan mana tau-tau cik, apaan merah Nah dia tidak putih Akhirnya waktu itu tidak boleh cari penafsiran Apa maksudnya ini Setelah heboh seluruh dunia Tak, saya tidak kata putih, apa merah, apa hitam Awak yang kata hitam, awak yang mentafsirkan hitam, tafsirkan sendiri lah Apa makna tidak putih Yalah, takut itu hitam. Eh, belum tentu. Itu penafsiran awak. Kalau itu biru, ya terserah. Itu penafsiran awak. Yang tahu akan maksud ucapan saya tidak putih, ya saya lah. Bila kita tahu, cakap sajalah merah. Kan senang? Masyarakat tak huru hara. Nah, di sini pasti bukan tauriah. Memang ada kecenderungan untuk tidak bercakap benar. Dan itu berdosa. Itu tidak seperti mana yang Quran kata, Khaulan sadidan. Kamu harus cakap yang benar. Dia ada sorok-sorok. Itu ada apa namanya itu ya? Itu tidak boleh itu. Tidak boleh. yang pasti itu bukan ilmu balaroh lah itu itu ilmu kelintung itu ada bab sendiri tapi dalam balaroh tak ada babul ilmu kelintungi itu tidak ada itu tidak ada itulah jadi, masya Allah ini dah biasa sekali ya seperti ini berlaku pada zaman nabi Contoh ada orang Arab dia bertanya Apa? Kepada yang lain Bertanya kepada yang lain tentang boleh atau tidak boleh Dia kata Hal yajuzu aklul limun Tau limun? Limun lah Hal yajuzu aklul limun qabla al-asri Bolehkah Makan Limun sebelum asar Qabla al-asri Ada yang lain Bolehkah Boleh atau boleh Boleh Boleh karena Hai disitulah yang saya tahu Ria itu tak payah terlalu serius memahaminya takut sedusa bukan saya nyampe yang tahu dia bukan apa kayak makna bukan jangan terlalu serius Kal al-asru itu maknanya ada dua Kan, kalau makna dekat disitu Koblan asri belum asar Makna sebelum waktu asar Jadi mungkin orang yang ditanya Memahami Sebab petan tadi, bolehkah makan limun Sebelum asar malam waktu duhur Ya boleh lah Boleh Sedangkan asru pula, mana yang lain Yakni diperah Bukan memeras balas asir-asir Mana bolehkah kita makan lemon sebelum diperah makan itu? Ya boleh juga kan? Coba kalau si Mufassir Tahi memahami kata yang dimaksudkan ini Belum diperah, belah aja terus dimakan Itu maksud si penanya Sedangkan maksud yang ditanya apa? Yang ditanya asal itu? Apa? Masa, umpamanya Masa, disini perbezaan pemahaman Jadi yang ditanyakan boleh atau tidaknya Yang ditanyakan, yang dimaksudkan dalam ayat ini, yang dimaksudkan mutakalim al-asru itu, yakni makna jauhnya. Jika si mukhotob memahami makna dekatnya, yakni waktu, kan ada perbezaan persepsi. Ini bukan pertanyaan, bukan boleh atau tidak boleh. Eh, boleh apa salahnya? Bukan itu jawabannya. Bukan, ini bukan tanya hukum Sebab nak makan limun sebelum waktu asar pun boleh Nak makan limun sebelum dijadikan jus pun kan boleh kan Jadi bukan itu sebetulnya Tauriahnya bukan situ, balagohnya Balawohnya yakni pengertian asrun itu apa Yang dimaskan mutakalim asrun itu Orahnya Sementara si mutakmu khotok mungkin memahaminya asrun itu waktu Asarnya Bila difahami waktu asar Asrun waktu asar Maknanya makna yang dekat Bila difahami Jusnya Makna yang Hai jadi jika simul takali menghendaki asli itu jauh belum diperah dia sedang bertauriah Hai itulah yang bahasa bahasa bukan boleh tak kalau boleh itu tidak hukum fiqah saya tidak caranya hukum fiqah jadi petani tadi bukan petajuknya bukan boleh tak boleh tuh hukum fiqah bukan taurihnya contoh tadi paham ya maksudnya? begitulah jadi itu banyak sekali percakapan seperti itu dalam bahasa Arab banyak sekali dipanggil tauryah mengucapkan, mengatakan, buat satu ayat, satu jumlah dimana dalam jumlah itu ada kalimat Dan kalimat itu pula mempunyai dua makna ima yang zahir wa ima yang khufi Yang zahir itu yang paling mudah difahami memang itu yang biasa di fa'adi mengerti Tapi bukan yang dimaksud Sebaliknya yang dikendaki makna jauhnya Yang khufinya Dari segi komunikasi ya mas kalian, kalau kalian dari segi komunikasi, maknanya amat perlulah bagimu khotob, pendengar bertabayun terhadap apa yang diucapkan oleh mutakalim jika dia mempunyai penafsiran yang pelik terhadap ucapan si mutakalim tabayun perlu sebab boleh jadi yang dikendaki oleh mutakalim tidak seperti mana yang difahami oleh mukhotob jika itu ada taura ini penuh, bila tidak huru hara dunia jadi heboh bahkan orang gaduhkan pasal salah pemahaman ini Dan si Muta Kalim akan mengatakan rupanya punya maksud lain Dan punya maksud lain itu jika ia berkaitan dengan bahasa Tauriah Alhamdulillah itu bagus Maksudnya dia mempunyai penguasaan bahasa yang sangat tinggi Tapi kalau bukan Tauriah Ya Itu kelintung memang ada niat Ada kecenderungan untuk tidak jujur gitu lah Ya, saya tak kata ada niat bohong, ada kecenderungan untuk bercakap tidak jujur Tak tahu berapa peratusnya kan. Itu tidak boleh sebenarnya dalam dunia komunikasi Al-Quran tidak boleh. Sebenarnya dalam Al-Quran dalam komunikasi mesti kaulan sadidan. Cakap yang benar. Kaulan kariman. Kaulan yang mulia sesuai dengan keperluan. Kaulan baliron. Patan yang sampai terus kepada maklamat tidak ada penafsiran yang lain. Kaulan makrufan. Yang baik, yang baik. Yang baik walaupun kepada orang yang tidak disukai. Kau lan layinan. Ini bahasa-bahasa komunikasi Al-Quran. Sebenarnya Al-Quran telah meletakkan satu bahasa komunikasi yang sangat-sangat hebat sekali. Sangat hebat. Belajarlah apa namanya pelajaran tentang bagaimana berkomunikasi yang efektif Berbagai teori modern Kan nanti akhirnya hujung-hujung dia akan kembali pada apa yang Quran sebutkan dengan istilah-istilah yang sangat mudah sebenarnya kawulan ma'rufan yang baik maknanya ucapan itu sentiasa yang baik tidak boleh yang salah walaupun pada orang yang dia tak suka itu ma'ruf kawulan layinan berkataan yang lemah lembut walaupun orang yang degil, yang kereh contohnya Musa pada Fir'aun kawulan layinan mengambil kira kedua orang itu Kau lan, kerima, ucapan yang memulakan sesuai dengan keadaan dan tempat Tidak boleh kita bercakap di hadapan orang, umpamanya, yang minta maaf katalah tahap pendidikan dia, umpamanya, PMR ke bawah Lalu kita sampaikan isi khutbah cerita tentang perkembangan politik Asia Barat Dengan mengutip pendapat para pakar dengan istilah-istilah Latin America Ya pakcik-pakcik yang Jum'at itu semuanya mengantuk aja Tak sesuai langsung lah Bukan yang disampaikan itu benda yang salah Benda yang betul Menyampaikan khutbah Jum'ah Semuanya ada anas, ada hadis, ada ayat Kan? Tentang zakat unta Di tengah-tengah di masjid Di tengah-tengah bandar metropolitan Yang walaupun mereka kaya raya Tak punya Unta Bahkan rame yang belum pernah tengok unta Tiba-tiba cerita Zakat unta Dengan syarat-syarat rukurnya Ucapan itu betul Tapi tidak sesuai Dan bukan main susah itu Nak bercakap dengan ini Khotibun nas alaqad uqulihim Istilahnya Berbicara lah kamu kepada orang lain Sesuai dengan kadar pemikiran dia Dengan bahasa yang mudah Nah itu perlu Masya Allah penguasaan Dan kawlan baliron Balik itu yang sampai terus menyentuh Mudah difahami Balik berkesan Kauulan sadi dan kataan yang betul, jangan menyampaikan kataan yang berbelit-belit Lainlah kalau mempunyai nilai balagoh yang tinggi Tapi kalau ada kecenderungan untuk tidak bercakap benar, itu yang dilarang oleh agama Biasanya itulah kecenderungan bercakap tidak benar ini mesti ada kepentingan lah Pasti ada kepentingan Pusing Pemain-pemain tangtu Wahabila orang sekali bohong Nanti bertanya kali kedua mesti bohong Dan untuk bohong yang kedua ini lebih susah daripada yang pertama Bila kali kelima lagi susah Pasal-pasal menutupi kebohongan yang keempat kali sebelumnya Tidak itu orang bohong itu sebenarnya IQ dia tinggi Kecerdasan otaknya sangat tinggi tapi hanya salah guna Kita pun tidak tahu bagaimana namanya mengasah IQ yang tinggi untuk bohong sebab tak perlu belajar untuk yang benar idea cukup banyak tapi kalau dalam kitab talbis iblis kenapa orang tiba-tiba banyak idea untuk bercakap bohong otaknya jadi bagus ingatannya hebat, IQnya meningkat ya karena dibantu oleh setan, yang pasti itu kalau dalam kitab talbis iblis Orang yang berbohong ini sehingga ada aja idea Yang bantu iblis Tapi akhirnya Ya iblis pun dah kehabisan idea Akhirnya iblis pun dah habis dah Itu jadi bahaya, jangan sekali bohong mana iblis akan bagi idea Tuh ya, tau riah Nama Tauriah Paham ya tentang Tauriah? Sekarang berikutnya yang termasuk Tauriah Mungkin saya sempat menyebutkan ya mas kalian Yang ini apa yang dipanggil Al-Mushakalah Yang berikutnya namanya Al-Mushakalah mungkin saya sempat sampaikan takrifnya sahaja musakalah itu pun kena hati-hati memahami soal kalau tidak nanti ya susahlah kita Yang ke... berapa tuh? Empat Bagian ilmu badik yang keempat Kan kita bicara ilmu badik Rilmubadi yang keempat Selepas Atibak, Mutabakoh, Qabalah, Tauriah, dan sekarang Al-Mushakalah Hai Saya ulangi sekali bahwasannya bahasa Arab khasnya bahasa Al-Quran khasnya Al-Quran mempunyai nilai ijaz yang sangat tinggi mempunyai nilai kemujizatan yang sangat tinggi ijaz Al-Quran ini penuh dengan ijaz sebab itu Al-Quran disebut mujizat ijaz maknanya satu kekuatan yang boleh melemahkan penentangnya yang boleh mengalahkan siapa yang melawannya itu ijaz dan dalam Al-Quran penuh dengan ijaz karena Al-Quran penuh dengan ijaz maka Al-Quran disebut mu'jizat Satu diantara kemujizatan Al-Quran, yakni Ijaz Lughawi Ijaz Balaghi Kemujizatan Al-Quran dari segi bahasa Kemujizatan Al-Quran dari segi Balagho Keindahan bahasanya Yang sebagian besarnya telah kita pelajari ini Dan ini, Subhanallah, karena mempunyai kekuatan yang hebat Sehingga tadi saya sebutkan Umar bin Khattab yang hatinya asalnya sangat keras pun boleh lembut dan memeluk agama Islam menjadi Muslim yang hebat setelah pada awal-awalnya terpukau dengan keindahan bahasa Al-Quran Kita katakan begitu berdasarkan komentar spontan Umar tadi Ketika mula-mula membaca Al-Quran Baca sendiri, selama ini dia dengar Ma'ah sana hadhal qawl Aduhai indahnya ucapan ini Daripada ungkapan ini, ayat ini Kita dapat pahami Umar sebenarnya terpukau dengan keindahan bahasanya Kemudian dengan isinya Jaman juga boleh melihat bagaimana kisah utusan-utusan penguasa Yaman pergi ke Madinah untuk berhujah dengan Nabi SAW pada-pada yang hebat ini menjadi wakil negara tujuannya yang ini untuk berdialog apa, antaragamalah dan mengalahkan Nabi karena pada ini bukan seorang sesama di Madinah Diterima oleh Nabi di masjid dan Nabi bacakan pada mereka surah yasin satu ayat, ayat demi ayat, ayat demi ayat husuk padi-padi ini mendengar surah yasin dibaca oleh Nabi, dan mereka faham mereka tahu bahasa Arab namanya Padri, tentu ada berpikiran terbuka setelah Nabi baca surah Yasin, apalagi dalam awal surah Yasin cerita tentang tiga utusan yang Allah utuskan kepada satu negeri dan kemudian didustakan rupa-rupanya dalam kitab Injil pun ada kisah itu Tetapi kisah yang Nabi sampaikan dalam Al-Quran Surah Yasin jauh lebih lengkap, lebih teratur, lebih-lebih lagi bahasanya sangat memukau. Akhirnya, padi-padi ini pun menangis. تَرَوْا أَيُّنَهُمْ تَفِيدُ مِنَ الدَّمْعِي Quran kata. قُلْ لِهَا مَرِكَ وَيَ مُحَمَدٍ Mata mereka menghalikan air mata. Menangislah. Menangis, menangis. Kerana mima'urafu mereka faham apa yang disampaikan oleh Nabi ini. Dan komentar sepuntan mereka selepas Nabi SAW. Dikata, Ma'ashbahahadha biman nuzzila ala'isa. Aduhai serupanya lah yang Muhammad baca ini dengan apa yang diturunkan pada Isa. Bahkan lebih indah. Lagi-lagi, padri-padri tadi terpukau juga dengan gaya bahasanya. Isinya mereka sebagainya sudah tahu dalam kitab mereka Tapi cerita tentang tiga utusan dalam Quran lebih tersusun Apalagi disampaikan dengan bahasa yang tak pernah didengar Dengan suami bahasa seperti itu Sebab itu dia pun kata ma'ashbahaha Aduh hai serupa Dan akhirnya membeli agama Islam Pemerintahnya yang mengantarnya Untuk berdialog dengan Nabi sangat kecewa lah Setelah mereka ini dianggap sebagai ayam tambatan, boleh mengalahkan Nabi Muhammad Boleh mengkristinkan Nabi Muhammad Eh, dia sendiri malah masuk Islam Yah, kecewa lah Itu yang saya maksudkan, jadi lagi-lagi ramai orang dahulu ini Melukai saya karena terpukau dengan bahasanya Sebetulah rasanya, apa ya, apa namanya, peliklah, satu kekuranganlah jika kita sedikit banyak tidak memahami atau tidak tersentuh dengan. Saya kata satu hari, kalau kita tidak tersentuh dengan Al-Quran dari aspek bahasanya, ya tersentuhlah hati dari aspek yang lain. Kalau tidak, sebab Al-Quran ini boleh menyentuh hati siapa pun sesuai dengan background masing-masing Jangan sampai Al-Quran dari aspek manapun tidak menyentuh kita Oh, itu sedih sekali lah Itu sedih sekali Yang pasti bukan Qurannya yang tak cukup power Mungkin hati kita yang terlalu tebal Baca ayat apapun serupa Dari segi bahasa tidak tertarik karena kita bukan pakar bahasa Dari segi umpamanya maklumat malah geografinya Tidak menyentuh karena kita bukan cikgu geografi Dari segi umpamanya sejarahnya, macam langsung tidak tersentuh karena kita bukan cikgu sejarah Dari segi maklumat-maklumat saintifik tentang astronominya, langsung kita tidak faham karena kita bukan seorang astronom Katakanlah Dari segi umpamanya nilai-nilai ekonominya, langsung macam tak ada Nampak? Karena kita memang tak belajar ekonomi Kalau Quran sebenarnya boleh menyentuh hati dan hati tak tersentuh dari aspek manapun, Allah ruginya lah kita. Bisa sangat rugilah. Sangat-sangat rugi. Mesti ada kekurangan dalam diri kita. Dalam diri kita. Jadi disitulah yang saya katakan perlu dipelajari yang sesuai dengan ulang kita masing-masing. Terserah kita tertarik dari sudut mana. Sebab orang lain banyak yang tertarik Ulga Islam Dari satu aspeknya sahaja Karena terpukau dengan Maklumat Al-Quran tentang air Dua air yang tak Bercampur akhirnya masuk Islam Itu kan bagi saya Luar biasa itu dan bila masuk Islam itu Cukup kuat Islamnya Sebab dia tertarik Dia ditarik oleh Islam Lain lah kalau mungkin orang masuk Islam kurang tertarik ya duduk di situ. Di situ biasanya orang-orang macam ini lebih, apa ya, Islamnya, kualitas Islamnya dalam jangka masa yang relatif singkat, kadang lebih hebat, lebih ke depan. Karena itulah, jadi hati mesti kena tersentuh. Dan itu kena belajar. Artinya kalau baca Al-Quran satu hari jangan sama. Baca pagi hari dengan tengah hari dengan petang hari tidak boleh sama Baca pagi hari kalau 3 hari 3 kali lah 1 hari Pertama mungkin hanya baca aja Ya baca kan Alhamdulillah dapat 3 muka surat Alhamdulillah Nanti kalau baca kali yang kedua Jangan macam yang pertama Baca dengan terjemahannya kalau tidak tau terjemahannya Jadi nanti Bila campur terjemahan tentulah tidak 3 muka surat Mungkin hanya 1 muka surat Malamnya Kalau ada masih baca lagi jangan macam pertama dan kedua 1 ayat Dibaca dengan betul tafsirnya Apalagi sekarang sudah ada Quran 15 dalam saat ini Kena begitu Bila tidak ada begitu kita hanya pima-pima itu Sampai kiamat Bahkan saya berani menyatakan Umur kita 15 tahun Baca Al-Quran hanya Boleh baca Al-Quran Nanti bila sudah 91 pun kita hanya mampu membaca Tak lebih daripada itu Dan itu rugi yang besar Sebab kita pengatauan kita dengan Al-Quran Masa 15 tahun dengan 91 tahun sama Karena kita Ibarat berjalan Apa ya Apa yang berjalan yang tak ke depan itu apa? Berjalan di situ aja Hehehe Hehehe Ya berjalan di tempat aja lah Walaupun seribu kali gerakan di situ Saya itu kena belajar Saya Saya akan kagum saya melihat penggambaran Islam yang diakankan di Youtube, di Eropa, di Amerika, yang negara yang paling jahat pada Islam, tapi penggambaran Islam dan orang Islam yang itu. Hai keingin Tuhan mereka itu oh oh oh cukup tinggi lah dia tidak akan mencetakkan kata terima yakin sedangkan saya kalau itu dibawa ke Asia mana negara timurlah sebuah negara barani Tinggi semula, bagi saya sangat bagus jasa pendidikan dia daripada kanak-kanak itu sehingga berbeza ya ketika mereka muslim, ketika umurnya baru 20 tahun dengan ketika mereka sudah umur 50 tahun BOOOM! Berbeza sungguh. Sangat berbeza. Maksudnya berbeza pemahaman tentang Islam, pengamalannya. Kalau ditanya tentang Al-Quran, jawabannya berbeza. Walaupun soalannya sama, dikembangkan pada mereka, semasa mereka 20 tahun, tahun dan kemudian mereka 50 tahun berpisah sama sekali, sebab pengetahuannya makin, dan itu semuanya rupanya tidak datang dengan sendirinya bukan dengan laduni kata orang, tidur bangun pandai, bukan bukan, belajar jauh kini sampai itu saya sangat tertarik sungguh sangat-sangat tertarik, jadi tidak boleh selesa lah maksudnya begitu Al-mushakalah hiya ayyuzkar al-shay'u Hiya ayyuzkar al-shay'u Bilafzi ghairihi Bilafzi ghairihi Livuku'ihi Livuku'ihi Fisuhbatihi Fisuh batihi Al-mushakalatu hiya ayyudhkaroshayu Bilaf diri ghairihi Bilibukuhihi Fisuh batihi Tarjeman bebas Sebab kalau harfiyahnya malah bingung sebab ada definasi Mushakalah ialah Menuturkan suatu makna Nah diubah sikit bahasanya, menuturkan Satu makna Dengan menggunakan perkataan yang lain Dengan menggunakan kata lain Lafaz yang lain Yang mana kedudukannya Jadi kedudukan lafaz yang lain yang disebutkan itulah Yang mana kedudukannya berfungsi sebagai pengimbang Sebagai pengimbang Kan susah kan definasi dia Mana tuh Menuturkan suatu makna Dengan menggunakan perkataan yang lain, lapas yang lain, word yang berlain Yang mana kedudukan makna itu dimana disebut yang lain itu fungsinya sebagai pengimbang pengimbang kepada apa itu kan bingungan jadi jangankan Arabnya terjemahannya pun bingung definisi itu begitu aja masih lihat Tapi definasi bersifat jamek-manik. Jamek mananya merangkumi semua apa yang masuk dalamnya, wa manik dan menolak apa yang tidak masuk dalamnya. Itu syarat bagi satu definasi. Satu ta'rif definasi mesti bersifat jamek-jamek, jamek mananya mengumpulkan, merangkumi semua apa yang termasuk, wa manik dan menolak apa yang tidak masuk. Saya itu kadang menggunakan bahasa yang tidak mudah Tidak mudah Itu musyakalah Ayud karo sayo bilaf niwari bukuhi fi musubatihi Jadi menurutkan satu makna Lafaz, pengertian Dengan menggunakan kalimat Yang lain, yang berbeza Dengan maksud makna yang dikendaki Yang mana kedudukan kalimat itu fungsinya Sebagai pengimbang Faham? Belum Saya yakin belum Jujur itu perlu Belum kan? Belum, Alhamdulillah Jujur itu bagus Jadi penjelasannya nanti Tunggu-tunggu Saya hanya tunjukkan Nah ini banyak nih contoh-contohnya Dan ini lebih banyak daripada tauriah Mudah-mudahan diberkati