Coconote
AI notes
AI voice & video notes
Try for free
⛵
Kejayaan dan Kemunduran Kesultanan Banten
Aug 19, 2024
Kejayaan Peradaban Maritim di Nusantara
Kota Banten sebagai Pusat Perdagangan
Abad ke-17:
Banten menjadi salah satu kota internasional terbesar di Asia Tenggara.
Memiliki Pelabuhan Karangantu, pusat perdagangan dan kebudayaan maritim.
Pengunjung Kapal:
Pada akhir abad ke-16, Pelabuhan Banten dikunjungi enam kapal Cina
Barang senilai 300.000 real.
Posisi Strategis Banten
Lokasi:
Dekat Selat Sunda, pintu masuk kedua setelah Selat Malaka.
Menjadi jalur perdagangan alternatif antara Nusantara, Samudera Hindia, dan Laut Cina Selatan.
Sumber Pedagang:
Pedagang dari Asia, Afrika, dan Eropa.
Kesultanan Banten
Berdiri:
Akhir abad ke-16, didirikan oleh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunungjati).
Ekspansi:
Kesultanan Banten muncul setelah menaklukkan Kerajaan Hindu Banten Girang pada tahun 1526.
Pemindahan Pusat Kekuasaan:
Dari kawasan Pantai Girang ke pesisir Banten (Banten Lama).
Pembangunan:
Keraton Surosowan dengan teknologi penyaringan air bersih.
Kebijakan dan Hubungan Dagang
Menjalin hubungan dagang dengan Portugis untuk mengembangkan perdagangan.
Aliansi Dagang:
Portugis membeli lada dari Banten dan membantu pembangunan.
Kebijakan Perdagangan Terbuka:
Mendorong pedagang asing untuk bertransaksi di Banten.
Puncak Kejayaan Banten
Masa Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682):
Pelabuhan Banten berkembang menjadi pelabuhan internasional.
Kota Kosmopolitan:
Dihuni beragam etnis, dinamika sosial, dan toleransi antar kelompok.
Dukungan Diplomasi:
Membangun hubungan dengan kekuatan maritim seperti Inggris dan Belanda.
Konflik dengan VOC
VOC:
Mencoba memonopoli perdagangan di pesisir Jawa.
Perang Saudara:
Ketegangan internal terjadi antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji, yang didukung VOC.
Persetujuan Monopoli:
Sultan Haji menjalin kesepakatan dengan VOC yang merugikan rakyat Banten.
Kemunduran Kesultanan Banten
Intervensi VOC:
Memperkuat pengaruh dan kekuasaan VOC di Banten.
Penggulingan Sultan:
Setelah Sultan Haji, terjadi konflik dan perebutan kekuasaan.
Penyerangan Daendels (1808):
Hancurnya Kraton Surosowan dan penangkapan Sultan.
Akhir Kesultanan Banten
Pembubaran oleh Raffles (1813):
Kesultanan Banten resmi dibubarkan.
Pelajaran Berharga:
Pentingnya pengelolaan pengaruh asing dalam menjaga keberlangsungan kekuatan maritim di Nusantara.
Kesimpulan
Kejayaan Kesultanan Banten menjadi contoh tentang dinamika kekuatan maritim.
Perlunya pengelolaan yang bijak terhadap pengaruh luar untuk keberlangsungan bangsa.
📄
Full transcript