Oogenesis
Pengantar
- Oogenesis adalah proses gametogenesis pada individu betina (perempuan).
- Proses ini menghasilkan satu ovum fungsional dan tiga badan kutub (polar bodies).
- Tidak kontinu seperti spermatogenesis, cenderung berhenti pada fase istirahat tertentu.
Tahapan Oogenesis
1. Pembentukan Oogonium
- Dimulai dari sel primordial diploid pada epitel germinal ovarium.
- Berdiferensiasi menjadi oogonium (sel induk ovum).
- Oogonium memperbanyak diri melalui mitosis.
- Memiliki 46 kromosom: 22AA + XX (44 autosom dan 2 gonosom).
2. Pembentukan Oosit Primer
- Oogonium membelah dan mengalami sinapsis serta duplikasi kromosom membentuk tetrat.
- Menghasilkan oosit primer (2N, diploid, ukurannya besar dengan banyak sitoplasma).
3. Pembelahan Meiosis I
- Oosit primer membelah menjadi dua sel dengan ukuran berbeda.
- Oosit Sekunder: Besar, mengandung sitoplasma dan kuning telur (haploid, 22A + X).
- Badan Kutub 1: Kecil, mengandung inti (haploid).
4. Pembelahan Meiosis II
- Oosit sekunder membelah menjadi:
- Ootid: Sel besar, berisi sitoplasma dan sel telur.
- Badan Kutub 2: Kecil, hanya berisi inti (total ada 3 badan kutub 2).
- Badan kutub umumnya hancur, hanya ootid berkembang menjadi ovum.
Pematangan Ovum
- Ovum yang matang memiliki kromosom haploid (22A + X).
- Pematangan ovum terhenti pada tahap metafase II dan dilanjutkan hanya jika terjadi fertilisasi.
Siklus Hidup Oosit
- Awal kehidupan, perempuan memiliki sekitar 6-7 juta oosit primer.
- Jumlah menurun hingga pubertas tersisa 350-400 yang dapat matang.
- Ovulasi terjadi setiap bulan, ovum tidak dibuahi akan menyebabkan menstruasi.
Menopause
- Menandai berhentinya oogenesis, biasanya terjadi antara usia 45-55 tahun.
Fertilisasi
- Jika ovum dibuahi, terbentuk zigot dengan jumlah kromosom gabungan dari kedua orang tua.
Informasi ini dirangkum untuk memberikan pemahaman tentang proses oogenesis dan pentingnya dalam reproduksi manusia.