Transcript for:
Transfer Pahala dalam Perspektif Islam

Alhamdulillah, Alhamdulillahiladzi arsala rasulahu bilhuda wa zinil haq liadhirahu ala ddini kullihi wa kafabil lahi syahidah ashadu an la ilaha illallah wahdahu la sharika lah ashadu anna muhammadan abduhu wa rasuluhu la nabiyya wa la rasulaba'adah Allahumma salli wa sallim ala nabiyyina muhammadin wa ala alihi wa ashabihi ajma'in Mirsa, pengajian, terjih, dimanapun anda berada Alhamdulillah pada kesempatan kali ini kita dapat kembali menghadiri pengajian terjih di edisi ke-281. Semoga kita semua diberikan keistikomahan untuk menghadiri pengajian terjih ini dan juga pengajian terjih di masa yang akan datang. Pemirsa sekalian, dimanapun Anda berada, tema kita pada malam hari ini sangat menarik. Tentunya... Banyak orang yang masih bertanya-tanya terkait dengan tema ini Tema kita pada malam hari ini adalah terkait dengan Kapita selekta, putusan dan fatwa tarjih Transfer pahala dalam perspektif Muhammadiyah Yang insyaallah akan disampaikan oleh Pemanteli kita pada malam hari ini Yaitu Ustaz Dr. Haji Fuad Zain M.A Alhamdulillah, beliau sudah membersamai kita Kita sabar dulu Assalamualaikum Ustaz Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh waktu sehat jisdat Alhamdulillah Alhamdulillah tetap semangat di kegiatan yang semakin padat yang masih bisa beraktivitas Alhamdulillah ya pemirsa sekalian Insyaallah Ustadz Fuad pada malam hari ini akan memberikan pencerahan kepada kita terkait tema transfer pahala dalam perspektif Muhammadiyah Insyaallah dengan gamblang clear dan pemirsa juga bisa nanti ketika setelah Beliau menyampaikan bateri, pemirsa bisa bertanya kepada beliau baik secara langsung melalui aplikasi Zoom Atau menanyakan melalui kolom-kolom komentar di beberapa platform media sosial kita Seperti di Youtube, Facebook, Twitter, dan lain sebagainya Dan dipersilahkan kepada pemirsa jangan lupa untuk mengkomentar, kemudian like, dan kemudian share konten-konten kita di media-media sosial kita Baiklah pemirsa dimanapun Anda berada, sebelum kita melanjutkan, marilah kita awali pengajian ini dengan macam basmala Bismillahirrahmanirrahim Baiklah kepada Ustadz Fuadzin kami persilahkan Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Terima kasih Ustaz Awliya Abdal Nida Shola STKIN yang pada hari ini menjadi moderator pada kesempatan malam pengajian malam Kamis ini kepada para pemirsa baik di Zoom, Youtube, Twitter dan lain sebagainya yang insyaAllah dirahmati oleh Allah dalam kesempatan ini Alhamdulillah Allah masih memberikan pada kita kesempatan panjang umur kesempatan untuk mengkaji, belajar, beraktifitas baik muhammalah maupun ibadah. Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan kepada kita anugerah kesehatan sehingga bisa melaksanakan berbagai aktivitas muhammalah maupun ibadah. Dalam kesempatan ini, saya diberi materi tentang transfer pahala. ini memang sesuatu yang masih terjadi perbedaan pendapat di dalam kata transfer pahala baik pada orang yang masih hidup ataupun pada orang yang sudah wafat dan kita sama-sama tahu Bahwa setiap orang muslim yang mengerjakan amal kebaikan, itu akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Seseorang yang bersedekah pada fakir miskin akan mendapat pahala atas amalnya. Seseorang yang berpuasa akan mendapatkan pahala atas puasanya. Dan begitu seterusnya. Hal ini sesuai dengan apa yang diberimankan oleh Allah di dalam surat Azal Zala ayat 7. Maka barang siapa yang mengerjakan kebaikan Setimbang Nisdaya ia akan melihat Pahala Nah kemudian Pahala kebaikan Yang telah dikantongi oleh orang yang Beramal itu Dapatkah dihadiahkan kepada orang lain? Seperti orang tua, orang yang masih hidup, atau sudah meninggal misalnya. Sebagai contoh, di dalam sebuah hadis, An-Abdillah bin Abbas an-Nahuqal Kanal Fadlu bin Abbas, Rodifah Rasulullahi SAW, Faja'atuhu Imratun min Khath'an, Naskaftihi, Faja'alal Fadlu yang Dhu. yang artinya kurang lebih dari Abdullah bin Abbas Dilihatkan bahwa beliau menerangkan adalah Fadl bin Abbas, pengiring Rasulullah SAW, ketika itu datang seorang wanita dari suku Khotan, maka Fadl Dan meminta fatwa kepadanya Maka Fadl terlihat kepada wanita itu Dan wanita itu Melihat kepada Fadl Nabi kemudian memutar Muka Fadl ke jurusan lain Wanita itu berkata ketika kewajiban haji datang kepada bapakku dia sudah tua tidak sanggup lagi naik kendaraan apakah saya boleh menggantikannya? jawab Nabi boleh hal ini terjadi ketika terjadi haji wadah jadi dari sini ada contoh bahwa orang yang melaksanakan haji atas nama Orang lain dihadiahkan kepada orang yang sudah sepuh tadi itu karena tidak mampu untuk melakukan perjalanan yang jauh. Sehingga kemudian sang anak ini menawarkan apakah, waktu bertanya kepada Nabi, apakah saya boleh melaksakan haji atau menggantikannya? Jawab Nabi, boleh. Kemudian ada beberapa hadis maupun ayat yang berkaitan dengan persoalan transfer pahala ini. Yang pertama, yang paling populer ada di dalam surat An-Najm ayat 39. A'udzubillahiminasyaitonirrojim. Wa'alaysalilinsani illa ma'asaha. Dan bahwasannya seseorang. manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya satu jadi jelas disini hadis ayat ini mengenai bahwa orang memperoleh sesuatu itu karena sesuatu yang diusahakan oleh dirinya sendiri kemudian ada hadis Yang ini juga cukup populer Kita mata benuh Adam apabila anak Adam, manusia telah meninggal dunia maka terputuslah amalnya, atau terputuslah amal darinya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariah sedekah yang pahalnya terus mengalir, ilmu yang bermanfaat, dan anak suami soleh yang selalu mendoakan Allahumma sallallahu alaihi wa sallam yang ketiga ada hadis yang juga populer Rasulullah bersabda inna min atyabima akal rajulu min kasbihi wa waladuhu min kasbihi sesungguhnya sebaik-baik apa yang dimakan oleh seseorang adalah dari hasil usahanya sendiri dan sesungguhnya anaknya adalah hasil usahanya hadis iwayat Jadi paling tidak Ini ada ayat dan hadis Untuk yang Di dalam fatwa-fatwa tarjih Sering digunakan sebagai Jawaban atas Ada tidaknya Kemungkinan pahala Atau transfer pahala kepada Orang lain Terutama yang sudah wafat Maupun yang masih hidup Nah, dalam pembahasan yang lain bahwa sedekah yang dikeluarkan oleh seorang anak untuk salah satu atau untuk kedua orang tuanya yang telah wafat, maka pahalanya akan sampai kepada keduanya. Selain itu juga amal soleh yang diamalkan. anaknya, maka pahalanya akan sampai kepada kedua orang tuanya tanpa mengurangi pahala si anak tersebut sebab si anak merupakan hasil usaha kedua orang tuanya maka kembali kepada surah anajem ayat 39 bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya dan Rasulullah juga bersabda tentang sebaik-baik apa yang dimakan oleh seseorang adalah dari hasil usahanya dan sesungguhnya anaknya adalah hasil usahanya. At least dari riwayat Abu Dawud itu. Maka Apa yang ditunjukkan oleh Al-Quran dan hadis di atas diperkuat oleh beberapa hadis yang secara khusus membahas tentang sampainya manfaat amal soleh sama anak kepada orang tua yang telah meninggal seperti sedekah, puasa, pemberdekakan buddha, dan lain-lain semisalnya maka seperti hadis-hadis tersebut misalnya ada sebuah hadis dari Aisyah RA dan narajulan Qala li Nabi SAW inna ummi tulitat Nafsuha wa inni adhunnuha lau takalamat lasaddaqat fali antrun an atasaddaqa anhaqolana Hadis Riwayat Muslim Bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW Sesungguhnya ibuku meninggal dunia secara tiba-tiba Dan dalam hati saling mengandalkan cakta tidak berwasiat dan tidak memberikan wasiat. Dan aku mengira jika ia bisa berbicara, maka ia akan bersedekah. Maka apakah ia memperoleh pahala jika aku bersedekah atas namanya? Dan aku pun mendapatkan pahala. Beli menjawab, ya. Maka bersedekahlah untungnya. Ini ada beberapa riwayat, baik dari Muslim, Al-Bukhari, dan juga Ibn Majah. Kalau yang Ibn Majah memang ada kata-kata walam tusi. sementara di dalam muslim memang tidak kita dapatkan atau dia belum berpahasia kemudian juga ada hadis dari Ibn Abbas Anarajulan kola ya Rasulullah Inna ummi tu fiat Afayan fa'uha Inta sedaktu anha Fa'kola na'am Kola fa'inna li makhrakan Wa inni ushiduka Anni kota sedaktu Bihi an Rauh Abu Daud Dan ada beberapa prowi-prowi yang lain seperti Imam Ahmad dan lain sebagainya, tapi dengan substansi yang sama. Kemudian di dalam hadis yang lain, dikatakan bahwa Hadis yang dikatakan dari Ibn Abbas bahwa ibunya Ubadah itu meninggal sementara dia tidak bersamanya jadi karena saat Ibn Ubadah terufiat umuhu wawaghaibun anha Fadha Rasulullah SAW Faqala ya Rasulullah Inna ummi tu fiat wa anna ghaibun anha Fahalian fauha inta sodaktu Anha qalana Qala fa ini Ushiduka Anha itil mihraf Sodakotun anha Ini juga ada beberapa Matan hadis yang Adanya sama Matin Bahwa Saat bin Ubadah ditinggal wafat oleh ibunya sedangkan ia tidak berada bersamanya, maka ia bertanya, Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku meninggal dunia dan aku sedang tidak bersamanya. Apakah bermanfaat bagi... apabila aku menyedekahkan sesuatu atas namanya dia menjawab, ya dia berkata, sesungguhnya aku menjadikan engkau saksi bahwa kebunku yang berbuah itu menjadi sedekah atas nama ibuku kemudian juga ada dari Amurairah An-na rajulan qawla li nabi s.a.w. inna abimata wa taraka ma'lan wa lam yusi fahal yu kafiru anhu an atasadakwa an qawla na'am Allahumma s.w.t. Sesungguhnya ayahku meninggal dunia dan meninggalkan harta tetapi ia tidak berwasiat. Apakah Allah akan menghapuskan kesalahannya? Karena sedekah-U atas namanya. Beliau menjawab, ya. Ini sementara, Uliya Amtani Tasola, beberapa pengantar yang berkaitan dengan beberapa hadis yang menceritakan tentang bagaimana seorang anak menyedekahkan baik itu fisik maupun ibadah kepada kedua orang tuanya, apakah sampai atau tidak, tapi menjawab, ya. Artinya anak bisa memberikan manfaat kepada kedua orang tuanya karena lagi. lagi-lagi pada dalil bahwa wa'ala tuku min kasbi anaknya adalah dari usahanya orang tua itu baik, terima kasih Ustaz, atas pemaparannya yang sangat lengkap, dalil-dalil baik Al-Quran maupun hadis terkait dengan tema kita pada malam hari ini baik, tentunya banyak sekali pertanyaan yang ingin ditanyakan oleh pemirsa, pertama kita berikan... Oke, pemirsa sekalian yang semoga terhormati Allah SWT Mohon maaf Sebelum kita masuk ke sesi tanya jawab Kita akan bersama-sama menyimak beberapa pesan-pesan berikut ini Kita akan kembali setelah pesan-pesan berikut ini Baik pemirsa, dimanapun Anda berada, terima kasih masih bersama kami. Kita masuk ke sesi tanya-jawab. Ustaz Fuad, ada beberapa pertanyaan. Ini cukup menarik pertanyaannya, Ustaz. Yang pertama... datang dari saudara Ahmad bertanya semua dalil yang saya dengar tadi ini sepertinya hanya antara anak dan orang tua saja, apakah ada hadis yang turistiwanya itu antara satu orang ke orang lain yang bukan orang tua, dan kalau kemudian tidak ada hadisnya, apakah kemudian bisa digiaskan Antara hadis yang kemudian Untuk orang tua dan ini untuk Orang lain Ya kalau Menggunakan perspektif Muhammadiyah Jadi Muhammadiyah itu Sudah dalam fatwa tarjim menyatakan Bahwa Secara etik banyak orang hanya mendapatkan Apa yang diusahakan Memang mengaju Kepada surat anajem ayat 39 itu. Sehingga dari situ jelas bahwa persoalan pahala ini di dalam tarjah itu ya hanya dikhususkan pada orang yang melakukan usaha disini, kecuali hati-hati yang kita pelajari ini semuanya hanya pada anak dan orang tua. Maka Maka Dengan hadis-hadis yang sudah saya bacakan di awal tadi itu Maka keunguman firman Allah yang Wa alai salil insani illa mas'a Anacem 39 itu Telah dikhususkan tadi Tetapi di dalam hadis itu hanya menjelaskan Sampainya sedekah anak kepada Kedua orang tuanya Karena sudah ditetapkan, sudah saya bacakan juga bahwa bahwa anak itu adalah hasil usaha. Jadi di dalam tarjif fatwa-fatwa tarjif itu ya, saya tahu ya, seperti itu. Maka selain anak, maka menurut dohir ayat Quran tadi, menurut dohir ayatnya, pahalanya tidak akan sampai kepada orang yang sudah meninggal dunia. Sehingga ayat Quran di atas tetap dengan keumumannya, dengan pahala sedekah dan lain-lain tetap sampai dari seorang anak kepada kedua orang tuanya. Karena anak adalah hasil usahanya. Sehingga dari sini nanti memang susah kalau akan menggunakan kias dalam hal-hal transfer pahala ini. Jadi memang berbeda kalau itu selain anak. Debatan tentang bacaan Al-Quran, Surat Yasin, Al-Fatihah kepada orang yang sudah meninggal Maka tidak akan sampai karena semua riwayat hanya menyebutkan tentang sampainya pahala sedekah kepada orang tua Kecuali kalau kita membaca Majmuk Fatawahnya Ibn Temiyah Memang Ibn Temiyah ini Orang keras tapi dalam hal-hal Yang berkaitan dengan Apa namanya pengiriman surat Ibadah misalnya Dengan baca surat Yasin Al-Fatihah Itu bisa sampai Pada si mayat itu Karena memang pernah dalam satu riwayat, Umar bin Khotob mengatakan, kalau aku nanti sudah dikubur, tolong bacakan di atas palaku ini surat Al-Fatihah. Maka pernah Imam Ahmad itu mencabut pendapatnya bahwa bisa itu, bacaan Quran itu ditransferkan kepada orang yang sudah wafat. Ini kalau menggunakan academia, Imam Ahmad, dan seterusnya. Tapi Ashrafie sendiri sebenarnya juga. Bacaan lain tidak akan sampai pada Mayat Karena sembilan Walaiksalihisani ila Masa Maka Di dalam tafsirnya Ibnu Kathir pun Kalau dosa Dia mengatakan begini Kalau dosa orang tidak dapat dipindahkan kepada orang lain, maka demikian pula ganjaran seorang tidak dapat dipindahkan, kecuali apa yang didapat dari hasil usahanya sendiri. Dan Imam Shafi'i sendiri begitu sebenarnya, walaupun beberapa ulama Shafi'i yang berbeda dengan gurunya. Sehingga... Imam Ahmad sendiri yang semula menolak, akhirnya juga menerima karena dari waid Umar bin Khotob yang mengatakan seperti itu. Kalau aku sudah dikuburkan, tolong bacakan di atas balaku ini surat al-Fatiha. Sehingga dia mencabut itu. baik terima kasih atas jawabannya cukup menarik ini justru imam syafi'i sendiri yang kemudian pendapatnya tetap kemudian tidak bisa bertransfer pahala baik sebelum kita berajar ke pertanyaan yang lain ini mungkin ada satu pertanyaan yang berkaitan erat dengan pertanyaan tadi datang dari saudari dari Fatimah ini tadi saya mendengar terkait dengan hadits seorang anak yang kemudian menggantikan haji orang tuanya nah ini eh Terkait dengan ini, apakah kemudian juga bisa dikaitkan badal haji ini untuk orang lain, seolah-olah orang tua? Karena ada fenomena sekarang yang bahkan bisa terjadi. termasuk ke dalam semacam bisnis begitu ada orang yang kemudian membuka atau open badal haji diri sendiri untuk beberapa orang sekaligus itu bagaimana itu ya kalau di Muhammadiyah memang pelaksanaan ibadah itu hanya ahli waris menggantikannya dan itu pun sudah pernah diperkenalkan haji ya Karena kalau orang lain itu ya kita bukan seudah, tapi juga bisa jadi ada penyalahgunaan. Jadi dia bisa saja menerima beberapa titipan begitu ya kan. Ya karena semata-mata hanya karena soal-soal materi. Sehingga di Mamadah ya, kalau di waris jelas. Dia akan melakukan sesuatu yang Sesuai dengan Aturan-aturan lain Dan insya Allah tidak akan menyimpang dari Syariat Islam Karena kalau orang lain Ya Bapak Mada memang Menganjurkan hanya kepada ahli waris Dan di dalam Di Kementerian Agama pun Haji-haji yang Itu hanya ahli waris yang bisa menggantikan Walaupun ada juga yang kemudian ada badal orang lain nanti. Tapi ya, kita bukan sebutan, tapi ya bisa jadi ada hal-hal yang kurang sesuai dengan aturan lah. Kalau itu kan orang lain yang mengatakan. Hai baik terima kasih atas jawabannya baik kita beralih ke platform yang lain ke platform YouTube ada pertanyaan dari saudara Najabudin sayyafullah eh hai hai Ini mungkin ada beberapa pertanyaan yang, tapi mungkin beberapa sudah tadi juga sedikit dijawab, ya sama Ustaz. Yang pertama, apakah ada perbedaan antara transfer pahala melalui doa, seperti doa keselamatan? dan transfer pahala melalui sedekah atau amalan lainnya kemudian pertanyaan yang selanjutnya bagaimana hukum mengirimkan pahala dengan membaca surat tertentu seperti Yasin atau Al-Fatihah Kalau tadi mungkin sudah dijawab terkait dengan ini. Tapi kalau kemudian tadi yang meninggal adalah orang tua sendiri. Apakah kemudian pahala Surat Yasin, Al-Fatihah itu mungkin sudah sampai atau tidak. Kemudian yang ketiga, bagaimana sebaiknya seseorang melengkapi perbedaan terhadap pendapat tentang transfer pahala dalam Islam agar tidak menimbulkan perpecahan. Itu ada tiga pertanyaan saya. Terima kasih. untuk pertanyaan tentang doa kita bisa menjawab karena memang ada dalil ada dalil yang memang yang berkaitan dengan doa untuk orang lain itu ada artisnya jadi salah satu bentuk transfer pahala yang diterima dalam Islam adalah melalui doa Seorang muslim itu mendoakan orang lain, baik untuk kebaikan dunia maupun akhirat, bisa mendapatkan pahala atas doa tersebut. Begitu pula orang yang didoakan bisa mendapatkan manfaat. Dari doa tersebut Contohnya Doa untuk orang tua Seorang anak berdoa untuk orang tuanya yang masih hidup Atau orang yang berdoa untuk teman Atau saudara-saudara yang sedang mengalami sulitan Akan mendapatkan pahal Orang yang didoakan pun Jika doa tersebut berisi permohonan kebaikan Akan mendapatkan manfaatnya Ini ada sebuah hadis Dari Imam Muslim ini ya Jadi disini berkaitan dengan Umudarda ini Dia mengatakan begini Qalad faddu'ullaha lana bikhairin fa'inana bihassaluhi salam Qana yakul da'watul mar'i al-muslim li'akhihi bihidharil ghaybi mustajabah inda ro'sihi Doa seorang muslim untuk saudaranya tanpa pengetahuan orang yang didoakan adalah doa yang mustajab Maka nanti di atas kepalanya ada malaikat yang ditugaskan untuk mengatakan amin Dan semoga Allah memberi balasan yang serupa untuk Jadi ini jelas disini bahwa mendoakan pada orang lain itu ada hadis yang secara khusus Bisa kita sampaikan bahwa bisa doa seorang muslim kepada muslim yang lain sehingga teman itu bisa mendapatkan manfaat dari doa yang kita sampaikan. Apalagi kalau doa itu memang kata Nabi di sini. Tanpa pengetahuan Jadi kita mendoakan sama teman, sama guru, sama saudara-saudara yang lain Agar sehat, agar dokter Rizky yang berkah, dapat ilmu yang bermanfaat Itu tentu sesuatu yang mustajab Maka kadang-kadang kalau kita mau berdoa itu Kita akan mendoakan orang lain baru doa pada diri sendiri Itu akan lebih bagus kalau kita mendoakan orang lain dulu, baru kita doa kepada diri sendiri tentang berbagai hal yang, apa yang kita minta itu. Tapi, bagus kalau kita mendoakan orang lain dulu, tetangga, teman. guru, murid, dan sebagainya ya, pada doakan kalau sakit ya sembuh kalau dalam posisi biasa ya bisa bahagia dan rezeki yang berkah dan kemudian dapat mendidik anak-anak cucunya dengan baik dan serah sejahat itu Ini akan sesuatu yang baik Dan itu mustajab Ini ada jelas itu Hadisnya yang mengatakan seperti itu Sementara kalau itu Bentuk fisik atau bentuk harta Ini yang masih terjadi Perbedaan Tentang bagaimana kita Menyikapi Kalau di Muhammadiyah sesuai dengan Surat An-Najm tadi Wa'alaiksalilinsani Ila mas'al tadi Kecuali ada memang hadis-hadis yang mengkhusus Tentang sampainya pahala kepada orang yang sudah wafat Dan itu banyak kita kaji tadi itu Anak kepada orang tua Nah kalau kita menyingkapi perbedaan ya Ya memang orang itu kalau Imam Shafi'i membagi ada orang yang awam, bisa saya tetap lihat pada orang-orang yang dianggap pintar di sebuah kampung atau kota. Kalau orang-orang terpelajar ya mestinya tidak sekedar taklit, tapi juga tahu dalilnya. Syukur dia punya kemampuan untuk beristihad dan sebagainya. Ya, perbedaan itu kalau dalam kaitan dengan masalah-masalah pemahaman, ya itu sesuatu yang bisa terjadi karena masing-masing akan berbeda memahami sebuah teks itu. Sehingga apapun yang terjadi, perbedaan pasti akan terjadi dalam sebuah pemahaman. Ya kalau kita memang mau dengan lapang dada, ya berbeda itu sepanjang memang itu sesuatu yang dibenarkan. di dalam kajian-kajiannya ya kita terima, tapi kalau perbedaan hanya waton berbeda tapi tanpa sesuatu yang bisa dibenarkan ya kita mestinya tidak akan kita ikuti tapi perbedaan itu pasti terjadi sehingga kita menyadari yang namanya pemahaman terjadi perbedaan jangankan kita Ulama-ulama dahulu saja pun juga terjadi perbedaan. Zaman Nabi pun juga sudah terjadi perbedaan di kalangan sahabat itu. Memahami perilaku Nabi atau ucapan Nabi, masih terjadi perbedaan. Misalnya apakah tawaf itu harus berlari kecil atau cukup berjalan, itu juga karena pemahaman itu yang berbeda. Yang satu, memahami Itu adalah suatu perbuatan karena Nabi waktu itu mengingin, kenapa Tuhan berlari? Karena Nabi ingin menunjukkan pada orang-orang muslim, bahwa orang muslim itu sehat. Karena ada isu orang muslim itu dianggap terkena oleh virus penyakit dari Madinah itu. Sehingga untuk menunjukkan bahwa kami sehat, Nabi itu lari. Nah, ketika lari itu dipahami berbeda oleh sahabat Nabi. Bagi yang memahami apa kata nabi itu diamalkan ya sudah lari kecil itu ya bukan. Tapi bagi yang karena ada asbab nuzulnya itu karena ingin menempakkan kekuatannya, ya ilatnya kan seperti itu. ya bukan sesuatu yang harus diikuti karena memang Nabi begitu karena ada persoalan yang penting untuk dilakukan jadi zaman Nabi pun sudah ada yang memahami secara teks maupun pemahaman secara Hukumnya apa Jadi selalu berkata Ini alasannya apa Nabi Lawi Dan sebagainya Bagi yang memahami secara harfiah Dilawan Nabi ya kita bercontoh Kita lakukan Itu pemahaman Ya namanya pemahaman Kita harus lapang dada sebanyak itu bisa dibenarkan Nabi pun Kalau ada perbedaan Ada kalanya membenarkan Ada kalanya menyalahkan, tergantung kasusnya yang dihadapi itu apa ya kena seperti itu baik, terima kasih atas jawabannya, intinya adalah lapang dada bagaimana dalam 10 sifat Muhammadiyah, lapang dada dan luas pandangan, itu harus menjadi ciri khas setiap warga Muhammadiyah Baik, kami berikan kesempatan kepada pemirsa yang ada di Zoom Bagi yang hendak bertanya secara langsung kepada Ustadz Fuadzad, dipersilahkan untuk rise hand terlebih dahulu Nah, sambil menunggu Mungkin ada dari pemirsa Zoom yang bertanya secara langsung. Kita bacakan pertanyaan. Masih di pemirsa Zoom. Tapi melalui kolom chat. Pertanyaan dari Bapak Muhammad Soleh. Saya bertanya, setiap anak selalu mengharapkan doa dari orang tuanya. Meskipun telah wafat. Maka jika orang tua berdoa untuk anaknya ketika masih hidup. Dengan menambahkan... selama-lamanya, apakah doa tersebut tidak akan ekspai untuk anaknya, meskipun seorang tua telah warfan ya doa orang tua pada anak itu tentu Misalnya supaya anak saya ini selamat, anak saya ini bisa mendidik anak cucunya dengan baik, ya meskipun setelah wafat pun ya insyaallah kalau itu dikabulkan oleh Allah tetap saja dia akan bisa seperti itu, itu sepat. Orang itu tidak menyimpang Tadinya didoakan supaya bisa mendidik anak cucunya Ternyata Dia malah justru melenceng Meninggalkan anaknya Menajuk pada anaknya Akhirnya doanya menjadi menjadi tidak ada gunanya karena orang tua jadi untuk selamanya sebenarnya, supaya sepanjang hidupnya dia bisa mendidik anak cucunya dengan baik. Tapi kemudian anaknya ini ternyata tidak konsisten istikomah dengan. dengan apa yang seharusnya dilakukan sebagai orang tua ya akhirnya kemudian anaknya menjadi broken home misalnya atau mungkin juga tidak baik terjerumus pada hal-hal yang maksiat bisa jadi begitu tapi doa itu tentu saja harus selamanya sepanjang memang dia istiqomah dengan itu Baik, terima kasih atas dukungan Anda. Cukup banyak pertanyaan dari pemirsa yang ada di beberapa platform ya, baik di Zoom maupun di Youtube. Kami masih menunggu dan menanti, mungkin ada pemirsa yang akan bertanya secara langsung melalui... Oh ada ya? Baik, kepada pemirsa yang ingin bertanya secara langsung, kami persilahkan kepada... Saudara Samsu, bonggo bisa dinyalakan audionya dan kameranya, bonggo Assalamualaikum Wr. Wb Waalaikumsalam Wr. Wb Ini dari Kota Mubagu ini, Sulawesi Utara Masya Allah, bonggo Bapak Alhamdulillah, jawab Alhamdulillah, memang sangat dibutuhkan ini pencerahan semacam ini karena memang terjadi di kelenggan masyarakat seperti apa yang diutarakan tadi yang mana setiap penyumbang penyumbang di dalam masjid itu saya dengar itu dari sumbangan ini ditujukan kepada kelenggan masjid sehingga seolah-olah sumbangan yang disampaikan di masjid itu seolah-olah tidak ada yang terjadi Orang ini tidak menyumbang, yang menyumbang adalah orang mati. Kira-kira, mohon percerahan. Kemudian yang kedua, kita sudah mulai, bagus ini para melaksanakan umrah, itu sudah berbondong-bondong dengan satu catatan bahwa ada yang melaksanakan umrah, kemudian mulai dia umrahkan. yaitu mulai dari kagetnya yang sudah bahkan sudah berapa kaget seperti itu kemudian diurahkan kira-kira nilai pahalanya itu gimana kalau seperti itu kira-kira dalil yang bisa menguatkan itu apa Makasih Pak Salso yang dari jauh luar biasa monggo setidaknya itu Yang pertama tadi terkait dengan sumbangan di masjid. Seakan-akan diambil orang muda di masjid. Di dalam hadis itu Bapak, Bahwa seorang anak yang menyumbang Atas nama orang tuanya itu Maka Dia juga dapat pahala Orang tuanya juga dapat pahala Karena anak itu adalah Hasil usaha orang tua Jadi tidak akan akan terkurangi itu, Pak. Yang menyumbang juga atas nama orang tua itu juga, dia tidak akan kehilangan, apa namanya, kehilangan kesempatan untuk membuatkan pahala. Demikian pula orang yang di atas namakan pun, karena itu anaknya, orang tuanya, maka tetap saja akan sampai kepada orang tuanya, karena anak adalah hasil dari usaha orang tuanya. Jadi... Ustaz, kalau umpamanya maka... Anak yang jelas mungkin seperti itu Tapi ini yang lain Orang lain Ya kalau Di dalam tarjah Tetap memahami Bahwa Orang itu Mendapatkan sesuatu karena usahanya kecuali anak dengan orang tuanya karena kata Abu Dawud dalam suatu riwayat wawala tuhu min kasbihi nah kalau kita memahami keumuman ayat 39 anajem tadi itu ya orang tidak akan mendapatkan apa yang selain yang diusahakan tetapi kalau kita mengacu ke pendapat yang lain Seperti Ibn Temiyah sendiri bahwa perbuatan baik yang diberikan oleh orang lain itu bisa sampai kepadanya. Sekalipun dia tidak melakukan sesuatu. Sehingga kita tidak bisa mengande-ande karena memang tidak ada secara khusus yang bicara tentang sedekah dari orang kepada orang lain yang itu sendiri sebenarnya bukan yang diusahakan oleh dia sendiri. Kecuali tadi doa tadi itu, bahwa saya mendoakan Bapak supaya selamat dalam hidupnya, sehat, dan selanjutnya itu insya Allah. Walaupun Bapak tidak tahu kalau saya berdoa Tapi kata Nabi itu justru mustahabah ada di situ Saya mendoakan orang lain tanpa sepengetahuan Jadi ya ini terjadi perbedaan Kalau sudah menyangkut bacaan Yasin, bacaan Quran, Al-Fatihah dan sebagainya Itu pada orang lain memang Kalau kita mengkaji pendapat selain yang ada dalam tarjih Muhammadiyah Ya Ibn Taymiyah sendiri membolehkan atau dia mengatakan sampai bahwa perbuatan baik pada orang lain itu bisa sampai termasuk juga sedekah ataupun doa dan seterusnya itu Nah yang kedua tadi Lagi-lagi kalau itu anak kepada orang tua memang Sepanjang memang dia itu berwasiat, Rodhidiyah itu kan harus ada, kalau dalam Matab Hanafi itu kan harus berwasiat. Kalau itu berwasiat maka akan kita laksanakan. Kalau tidak ya ingkoto amaluhu. selesai kalau sudah meninggal itu kan gak ada kewajiban yang lain seperti korban itu kalau di Muhammadiyah ya sudah gak perlu untuk ini untuk ibuku, nenekku, kakekku karena ketika kita kita berdoa ketika menyembeli itu kan, ya ini untuk saya dan keluarga ku itu, semuanya telah tercakup di situ. Jadi tidak mesti harus satu persatu, tiap tahun ganti orang. Tapi dengan doa kita ini, semuanya insya Allah tercakup. Jadi bismillah, Allah Akbar, ini dariku dan untuk keluarga ku. Itu sudah kata-kata keluarga ku ini, ya siapapun. Baik keluarga dari istri, maupun dari suami, semuanya akan tercakup di dalam doa itu. Meskipun tidak harus satu persatu. Nah kalau di umroh sendiri, ya kalau dia tidak pernah, dia waktu hidup tidak mampu dan tidak pernah berwasiat, ya kita lakukan. Jaliludia berwasiat dan dia memang mampu waktu itu, tapi karena keburu wafat misalnya ya, maka itu menjadi kewajiban bagi alih waris untuk melakukan ibadah itu karena memang waktu itu dia mampu. Tapi kalau kemudian... anak kepada orang tua ya lagi-lagi karena doa saja itu bisa sampai maka kalau doa itu sampai kepada orang tua apalagi kalau itu berupa ibadah-ibadah harta atau ibadah fisik itu juga bisa sampai kepada orang tua yang sudah meninggal untuk kita umrohkan misalnya karena itu merupakan bagian dari amal Kalau umpamanya sebagai anak tanpa mungkin mengumrahkan orang tuanya, kan perbuatan anak itu kan insya Allah orang tua kena juga kan? Kira-kira bagaimana? Ya artinya anak yang... baik, tentu itu hasil usaha orang tua jadi orang tua yang sepanjang anaknya berbuat baik bermanfaat bagi masyarakat tentu orang tua mendapatkan manfaat dari anak yang apa namanya benar-benar melakukan sesuatu yang bermanfaat dan dia adalah seorang anak dari si A atau si B tentu si B mendapatkan manfaat dari amal usaha atau amal kebaikan yang dilakukan oleh putranya sendiri karena itu adalah termasuk jariah juga kan karena dia telah mewariskan kebaikan pada anaknya dan anaknya terus melakukan kebaikan sehingga orang tua akan mendapatkan manfaat pahala dari usaha anaknya yang benar-benar melakukan perbuatan yang baik. Insya Allah begitu, Pak. Baik, terima kasih, Ustaz, atas jawabannya. Dan semoga bisa menjawab dari pertanyaan Bapak Samsu yang ada di tempat yang jauh di sana. Dan pemirsa sekalian, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, tapi sebelum kita masuk ke... Pertanyaan-pertanyaan berikutnya Kita simak bersama-sama Beberapa pesan-pesan berikut ini Tetap di pengajian terji Muhammad Pemirsa pengajian tercih ke 281 dimanapun Anda berada, terima kasih sekali masih bersama kami. Semakin menarik Ustaz pembahasan kita pada malam hari ini. Ada masih banyak sekali pertanyaan yang masuk ke kami. Ada satu pertanyaan dari platform Youtube ya. Ustaz mau bertanya, tadi disebutkan terkait dengan menggantikan orang tua yang kemudian belum sempat berhaji itu syaratnya harus haji lebih dulu nah Bagaimana kalau orang yang kemudian berniat memberikan pahala kepada orang tuanya misalnya tadi tapi dia sendiri merasa dia belum banyak mengumpulkan banyak pahala Apakah kemudian dia harus punya banyak pahala dulu mau jadi sore dulu ke baru kemudian bisa Memberikan pahala ke orang tua Atau bagaimana? Orang yang berbuat baik Dan itu Atas dasar Kebaikan pada orang tua Maka kebaikan itu Tidak akan mengurangi amal dia Tidak akan mengurangi Orang lain dapat pahala, dia juga dapat pahala, jadi tak terkurangi. Sedikit pun, perbuatan baik itu tidak akan mengurangi amal kita. Jadi bukan berarti kalau kita berbuat baik, wah amal saya hilang aja. Tidak, bukan begitu. Dalam Islam ya, perbuatan baik itu, orang lain dapat pahala, kita pun dapat pahala. Jadi tidak akan mengurangi, tidak mudah matematika begitu. semuanya akan dapat kebaikan dia, semua kebaikan jadi tidak akan mengurangi sedikit pun kebaikan yang dia lakukan misalnya saya berbuat baik itu dicontoh sama orang lain Maka orang lain yang mencontoh kebaikan dari saya, dia dapat pahala karena kebaikan. Dan saya juga mendapatkan kebaikan yang terkurang. Tidak kemudian dia dapat 100, dibagi dengan saya 50, tidak begitu. Itu untuk saya, saya juga mendapatkan pahala karena saya telah memberikan sesuatu kepada orang lain, dan orang lain melakukan itu dengan baik. Maka dia dapat pahala karena kebaikan, dan saya juga mendapatkan pahala karena kebaikan, tanpa mengurangi sedikitpun. Terima kasih. Matematikanya bukan seperti itu. Jadi saya harus pahala. Kita kan nggak ngerti pahala kita itu seperti apa. Karena hanya Allah yang tahu pahala itu. Kita nggak ngerti pahala kita berapa. Kecuali kalau misalnya saya sholat di masjid di Loharang itu 100 ribu pahalanya. Terus gimana? Wah saya sudah banyak pahala, terus saya berbuat masyarakat begitu. Jadi kita nggak ngerti pahala kita ini. yang tahu, walaupun secara angka tersebut siapa yang mau sholat di masjidku ini di masjid roh haram ini ada 100 ribu pahalanya itu kita kan gak ngerti 100 ribu Rp100.000 itu apakah kalau nanti saya berbuat maksudnya terkurangi berapa masih banyak kan, apa-apa, apa begitu ya kan, kita gak ngerti bisa juga habis juga kan Rp100.000 kalau satu hari itu 15 kali ya udah Rp500.000 ya kan kalau disitu 5 hari atau 10 hari itu udah berapa, itu udah banyak sekali buah-buah itu saja nanti ke rumah merasa sombong ada banyak pahala ya berapa, saya bisa jauh Jadi malah hilang semua ya Pak Allah pun Allah Rasulullah menyebutkan 100 ribu Kita gak ngerti lah Pak Allah Ada Allah yang tahu Baik Terima kasih Semoga dapat menjawab pertanyaan Disini ada cukup Banyak pertanyaan yang Serupa Tapi mirip-mirip nanti kita akan Coba merangkumnya Ada pertanyaan dari Kang Yudhistila dari Sukamulya Garut kemudian ada juga dari bapak Dwi Sunarto di YouTube ini ada juga beberapa pertanyaan lain ini terkait dengan tadi umroh dan haji ini ada yang kemudian bernadar tapi kemudian belum sampai dan kemudian keburu meninggal dunia nah ini mungkin karena Saking banyaknya pertanyaan, mungkin perlu ditegaskan lagi Ustaz, terkait dengan konsep haji dan umroh yang kemudian dibadalkan oleh anaknya. Ya kalau itu nadar, apapun yang terjadi harus dilakukan. Karena itu nadar. Jadi itu hutang. Jadi itu hutang. Jadi karena hutang ya harus dilakukan, walaupun dia sudah wafat. Jadi saya akan mengumrohkan orang tua karena yang kebetulan sudah meninggal. Ya sudah, karena itu nadar ya kita lakukan. Hai dan itu utang ada dua harus dilakukan baik-baik silap atasnya tapi nanti yang baik karena tak sihat baik terima kasih semoga bisa menjawab pertanyaan yang banyak tadi ini selanjutnya kamu masih mengharapkan jika Bapak Ibu yang kemudian di-zoom bisa berinteraksi dengan saya-saya caranya mudah dengan trash-hand dan kemudian bisa membuka video dan multi kamera dan juga audionya baik sambil menunggu semoga masih ada yang bisa interaktif ada di pertanyaan dari di kolom YouTube dari saudaranya saudara kisandri mungkin cukup unik pertanyaan Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh mau tanya set Apakah orang yang kehilangan uang banyak akan diganti oleh Allah SWT? Uang itu untuk disedekahkan insya Allah diganti ya. Tapi kalau hilang itu karena lupa, karena leder ya. Tapi kita yakin bahwa ya kalau itu sebagai sebuah ujian ya, dan kita sabar menerima ujian itu. itu ya Insyaallah kita nanti akan dapatkan jalan untuk memudahkan ya ada saja Allah memberikan jalan itu tapi kemudian ya kehilangan uang itu diganti oleh Allah ya bukan semata-mata diganti tapi artinya kita nanti akan terus berusaha karena kita sabar tidak mengunduh orang hilang itu karena laleh atau hilang karena dicuri dan macam-macam karena kata-kata hilang itu Hilang karena untuk hal yang kurang baik bisa jadi, karena uang hilang itu dari mana? Karena lupa, karena hilang, karena dicuri. Nah insya Allah, ya Allah akan memberikan jalan lagi. Kalau kata-kata mengganti itu mungkin ya... Tapi kalau Allah kan berikan jalan lain Insya Allah Kita akan ada jalan lain Kalau kita selalu mohon pada Allah Kita diberikan Kemudahan dalam berusaha Insya Allah Wah yang hilang itu bisa nanti tertutupi lah tapi bukan semata-mata uang hilang tapi nanti ada jalan kita punya kesadaran bahwa kita harus hati-hati kita harus terhenti kita berdoa kepada Allah Terserah usaha Insya Allah ada jalan Untuk Mendapatkan Rizki yang lain lagi Akan menjadi seperti itu Baik tetap semangat Saudara Kis Andri, selain kemudian Tadi diarahkan untuk berdoa Jangan lupa untuk beristiar Dan berusaha, karena memang Doa dan usaha ini dua hal Yang tidak bisa terpisahkan Baik Hai berganti ke pertanyaan yang lain Ustadz ini kepada pembahasan yang lain masih di Zoom ya tapi belum di apa namanya saya interaktif ini dari saudara yang ada di Zoom ya Ustadz, apakah orang yang sudah meninggal masih bisa berkorban atas nama yang sudah meninggal? Ini maksudnya mungkin berkorban untuk orang yang sudah meninggal. Mohon bisa dijelaskan kembali. Ya, kalau orang yang sudah meninggal itu memang punya harta. Cukup dan apalagi dia memang orang yang setiap saat, setiap tahun dia berkorban. Dan dia mengorbankan. memang punya dana untuk itu, ya tentu dengan atas dasar dia wasiat pada putranya, putrinya, bahwa pokoknya setiap tahun harus berkorban. Bisa saja atas nama orang yang meninggal itu. Karena dia telah melakukan wasiat, dan dia memang waktu hidup dia mampu itu. Tapi kalau kemudian orang itu sudah meninggal, dan... Secara real memang dia tidak mampu Dan tidak pernah berwasiat Tapi doa kita pun sampai pada orang tua itu Jadi doanya ya Bismillahirrahmanirrahim Ini dariku dan Dari saudaraku Kata-kata dan saudara-saudaraku itu Ya semuanya Masuk yang sudah meninggal juga Jadi tidak perlu harus Ditakyin satu persatu Sekarang Neneknya, besok kakeknya, besok lagi Keponakannya, kan tidak perlu begitu Tapi doa, kan seperti doa Nabi begitu kan untuk dariku dan untuk Semua umat muslim yang Belum berkesempatan untuk berkorban Kalau Nabi kan jauhannya Lebih luas, umat muslim Siapapun itu padahal itu hanya satu kambing Kalau kita sendiri juga satu kambing sekalipun, kemudian doa kita memang dari kudan untuk semua saudara-saudaraku, semuanya tercapai. Tidak perlu harus setiap tahun ganti. ini untuk istrinya, biswanahnya, keponakannya. Kan gak perlu buat itu. Karena Nabi mengajarkan, ini dariku dan dari keluarga ku. Nabi begitu. Sudah selesai. Semua keluarga ku, siapapun. Tidak harus setiap tahun. Ya dia berkorban dia, orang tuanya itu, orang yang bertanggung jawab itu berkorban. Tapi kemudian ketika dia berdoa itu, jadi dia mendapatkan apa ya, mendapatkan manfaat dari doa. apa namanya, doa yang selalu dilakukan oleh anak atau seseorang yang berkorban setiap tahun dan selalu mengatakan inti dariku dan dari keluarga ku, ya sudah selesai semua itu. harus ditakir satu persatu jadi orang yang sudah meninggal itu bisa berkorban karena memang dia pernah berwasiat dan dia mampu orang berkorban kan karena punya dana dan sepertinya sudah meninggal tapi karena dia pernah berwasiat ini kan mestinya alih waris berkewajiban untuk melakukan wasiat itu Sebenarnya sudah meninggal, tapi nanti tetap saja bisa kepada si mayat yang sekarang sudah dimakamkan itu. Baik, Mas Zed, terima kasih atas jawabannya. Kita beralih ke pertanyaan yang lain, Mas Zed. Masih di Zoom ya. Dari Saudari Anissa Cantika. Assalamualaikum. Pak Ustadz izin bertanya Apakah bisa Pahala seorang anak yang suka bersedekah Masuk ke orang tuanya Tapi Sedekahnya ini masih pakai Uang orang tua Karena Karena anaknya masih belum bisa mencari uang sendiri. Tapi sudah suka bersedekah. Terima kasih. Ya anak itu melakukan kebaikan. Tapi uangnya juga, orang tuanya juga dapat kebaikan karena uangnya disalurkan kepada sesuatu yang bermanfaat. Dan anak itu benar-benar anak yang baik. Sehingga dia suka bersedekah. Walaupun itu uang orang tuanya ya orangnya dapat pahala karena uangnya dikurangkan dan dia juga dapat pahala karena dia telah mencoba kebaikan ya tidak mudah orang dari orang tuanya disedekahkan menanyakan kebaikan tidak mudah kok ini dari orang tuanya untuk kebaikan ya gak masalah Sepanjang dia ketika matanya itu bukan karena mencuri, dicuri tapi untuk kebaikan dan repot adanya. Tapi artinya secara baik-baik bahwa uang ini minta sama orang tua, uangnya berapa ribu, lima ribu misalnya, untuk disedekan. Bahkan dia sambil belajar bersedekah, dia sudah mendapatkan kemampuan berusaha yang sama, kebaikan yang selama ini dia lakukan, sudah masuk ke dalam. dirinya untuk melakukan itu sudah menjadi kebiasaan kebaikan, ya orang tua yang dapat pahala karena uangnya untuk kebaikan, jadi orang tua juga tidak akan kehilangan karena kata Nabi jadi harta itu tidak akan berkurang karena disedekahkan jadi uang itu akan terus bertambah justru karena disedekahkan, maka Nabi mengatakan Atau makna pusat sodakotan min malin. Jadi harta itu tidak akan berkurang karena disedekahkan. Insya Allah harta akan terus berkembang. Dan itu menjadi keyakinan banyak orang ketika dia bersedekah itu, dia pasti mengatakan bahwa Tuhan akan mengganti kebaikan yang lain. Dan itu terjadi. Ini memang hadisnya begitu, jadi harta tidak akan berkurang karena disedekah. Jadi harta disuruh akan tumbuh. Harta berkurang karena untuk judi, ya. Tapi kalau untuk bersedekah, kebaikan maka tidak akan berkurang. Akan terus bertambah. Dan itu diakini oleh banyak orang. Makanya banyak orang yang uangnya pas-pasan, tapi dia mau sedekah pada orang lain, dia membutuhkan, dia beri, walaupun dia sebenarnya ada kekurangan. Hai Jawa kalau agak seperti ini tidak ada perpuraan terima kasih atas jawabannya mungkin satu pertanyaan lagi ini mungkin agak sensitif karena tadi kita banyak membahas terkait dengan karena Hai kebaikan yang sudah dilakukan orangtua terutama tadi dalil dari Imam Abu Dawud ya maka anak kemudian orangtua berhak mendapatkan pahala dari anaknya karena anak adalah hasil dari usaha orangtuanya nah Ternyata tidak semua anak kemudian mendapatkan kebaikan dari orang tuanya. Misal kemudian ada anak yatim mungkin yang kemudian tidak sempat dirawat orang tuanya. Atau kemudian ada orang tua. kemudian tidak berlaku baik kepada anaknya apakah kemudian dalil ini masih berlaku oke dalil yang mana? yang kemudian mengatakan ngkasbihi, kan itu karena kebaikan orang tua tapi kenyataannya kan ada yang kemudian orang tua yang kemudian mungkin kurang baik dengan anaknya ya maksudnya kata-kata wawala dumin ngkasbihi itu artinya kalau seorang anak berbuat baik itu orang tua dapat pahala, bisa diri, bisa ditransferkan pada orang tuanya. Kenapa kok bisa? Karena anak itu kan hasil usahanya. Kalau anaknya jelek ya berarti gagal orang tuanya tadi kan. Dia menelantarkan anak dan sebagainya. Itu kan kewajiban orang tua itu kan memberikan nafkah pada anak. Kalau dia abaikan itu dan memang apalagi dia punya dan mengabaikan itu jadi masalah. Kalau dia tidak punya dan mengabaikan ya bisa jadi karena dia memang tidak punya. Itu maksud dari kata-kata hadis, ketika anak itu berbuat baik, maka orang tua masih mendapatkan. manfaat, pahala dari kebaikan anak, kenapa? karena anak itu adalah hasil usaha orang tua jadi mungkin akan berbeda dengan pemahaman, menjadi anak yatim, itu justru orang tua mengingkari kewajiban, benar Allah Jadi anak itu ya menjadi tugas orang tua atau ayah untuk memberikan nafkah, memberikan pakaian, memberikan biaya, karena memang itu kewajiban seorang ayah. Kalau dihapikan, tapi karena dia nggak mampu lah, akhirnya persoalan. Karena ada orang yang nggak mampu. Hai tapi kalau dia mampu dan menghapuskan ini berarti dia telah menghapuskan perintah Allah bahwa anak itu menjadi tugas wajiban batin terakhir baik terima kasih atas jawaban-jawabannya kami berikan kesempatan satu kali lagi mungkin ini kesempatan yang terakhir bagi memirsa Zoom yang ingin interaktif dengan Ustadz Fuad, kami persilahkan untuk bisa hand dan kemudian nanti membuka atau open audio dan kameranya baik, apabila tidak ada, maka berakhirlah pengajian kita pada malam hari ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ustadz Fuadzain atas ilmu yang kemudian baik, mohon maaf kalau kita di jajimaki, di fitnah dihina, dan kita sabar menerima itu maka yang menghina, yang membuli yang mengumpat, itu dapat dosa, kanak tapi malah justru pahala pada kita yang diumpat dan kita sabar jadi ini transfer transfer kepada orang lain ketika orang lain itu menghina kita, membuli kita menghina kita, mengumpat, memfitnah tapi kita... Menanggapi dengan biasa saja Ya Alhamdulillah Ada orang yang masih mau berbuat seperti itu Maka dosanya bagi dia Tapi pahala bagi kita Jadi dia mentransfer dari keburukannya itu Untuk kita Ya seperti orang yang Berbuat kesalahan Misalnya apalah Sehingga ketika Dia mendapat Dia mempunyai kebaikan Maka kebaikan itu bisa menutupi keburukan dia Tapi kalau dia sudah habis kebaikannya habis untuk bisa membayar Hai kezalimannya itu maka dosanya orang yang dihina dibully itu akan di transfer kepada orang yang tadi menghina tadi karena dia sudah punya kebaikan kalau masih ada karena inal khasannya yudhip nel sayi'at tapi kalau sudah kebaikannya sudah habis gimana? maka akan ditransfer itu keburukannya orang yang dina kepada orang yang mengina, itulah diantara transportasi transfer itulah begitu tapi kalau kita dihina, dibully diumpat, diam saja kita sabar menerima insya Allah dia yang berdosa tapi pahalanya mana justru ditransfer kepada kita insya Allah begitu, terima kasih Ustaz terima kasih Ustaz, ini konsep transfer yang sebetulnya kita takuti, jangan-jangan kita yang pernah berbuat zalim, kemudian kita transfer pahala kita ke orang lain ini perlu kita hindari ya, saya beri saran sekalian jangan sampai kemudian kita berbuat zalim ke orang lain, sehingga kebaikan-kebaikan yang kita lakukan akan kemudian ditransfer ke orang lain baik, pemirsa sekalian kami mohon maaf apabila ada pertanyaan yang belum sempat terjawab, karena terbatasan waktu, dan kemudian pengajian kita, Alhamdulillah sudah berakhir, pengajian edisi ke 281 ini kami mempersilahkan kepada pemirsa sekalian saksikan selalu tayangan-tayangan resmi Majelis Tarjih dan Terjadi di Bintang Usul Muhammadiyah hanya di kanal Youtube Tarjih Channel dan TVMU Channel sekali lagi kami ucapkan terima kasih kepada Ustaz Fuad Zain atas ilmunya pada malam hari ini yang sangat luar biasa dan juga terima kasih kepada sederhana pemirsa yang masih setia menyimak pengajian Tarjih kita dan semoga diberikan keistikomahan oleh Allah untuk dapat selalu menyimak pengajian tarjih kita di masa yang akan datang akhir kata, saya Awliya Abdun Izzat Sona bersama kru yang berduga semoga undur diri, sampai berjumpa kembali di pengajian tarjih edisi selanjutnya, terima kasih Wassalamualaikum Wr Wb