Transcript for:
Rezeki dan Kepasrahan Kepada Allah

Pada waktunya ada, bekel ada. Pada waktunya sempit, bekel sempit. Pada waktunya diambil, bekel gak ada. Gak apa-apa. Bagi kita semuanya adalah ladang amal. Gak ada yang lebih pahit dari berharapnya hati. Maftuqlana hikmat lakai. Kalau kita diberikan punya keinginan boleh, ingin punya rumah boleh tidak? Boleh, tapi yang memberi rumah itu adalah Allah. Tapi harga-harga sekarang, naik kalau Allah mau ngasih pak mau harga berapapun pasti terjadi kalau Allah tidak mau ngasih pak walaupun kita punya gak kebeli aja jadi tidak usah panik dengan BBM naik pertama dari dulu gak naik masih hidup ya, hidup Yang kedua, rejeki dari Allah itu tidak tergantung BBM naik atau tidak. Di Inggris, negara yang begitu makmur, sekarang tingkat kesulitannya, kalau dibaca itu ya, sangat tidak terbayangkan di negara maju sampai mau cari makan saja sulit. Anak-anak di sekolah sampai ngemut permen karena malu mistingnya itu kosong. Ya Tuhan. Tidak ada yang aneh. Sesuka Allah saja. Dibuka, ditahan, diambil. Dan bagi kita sama saja semua itu. Ladang amal. Silahkan yang pengen punya rumah, tuh disana tuh ada rumah-rumah yang bagus di Cipaganti. Sudah tau bayar listriknya berapa? Gaji 5 juta, listrik 10 juta, cuman setengah. setahun kita memutuhkan listrik itu. Boleh memutuhkan kabel di sana. Kan ada itu, biasa ngontrak oleh saudaranya, udah daripada ngontrak, Itu aja. Tinggal di rumah saya yang gak kepake itu. Bus suara. Senang. Pindahlah kesana. Mulai stres ya. Asal bayar aja listriknya. Ternyata listriknya aja setengah gajinya itu. Pindah lagi sekarang ke kontrakannya. Gak usah. Tidak usah pengen yang. Yang hanya membuat kita letih. Ada pelatihan, pelatihan cepat kaya, pelatihan apa itu bagaimana? Ya terserahlah yang mau ikut boleh. Tapi saya lihat santri ikut pelatihan gitu aja, ya gak cepat juga ya. Yang agak cepat kayanya itu yang adakan pelatihannya aja. Itu ma'allahu hadirin, bulat hati kita itu ar-razaq Allah yang membuka, yang menahan, melapangkan, menyempitkan, ngambil Allah. Pada waktunya ada berkata, ada. Pada waktunya sempit, bekel sempit. Pada waktunya diambil, bekel tidak ada. Tidak apa-apa bagi kita semuanya adalah ladang amal. Diberi kita syukur. Ditahan kita sabar, diambil kita rido, gak ada ruginya. Nanti gimana? Nanti ada lagi ya dirin. Maaf ya, jangan tersinggung. Ini kan wajah yang kurang jelas rezekinya, ya kan? Kalau ngandelin gaji, dari dulu sudah wafat ini. Berapa banyak yang tidak punya gaji sama sekali? Tidak jelas itu. Mau makan apa besok tidak jelas, dan tetap hidup. Maaf semoga Kang Ndud dan Isoh tidak kecil hati Teh Isoh 46 tahun berbaring Ndud berbaring 42 tahun Maaf kalau kurang akurat Tidak bisa kemana-mana Tetap saja rezekinya yang Betul? Jadi, sudah lah kalau punya ingin, pertama tanya, ini keinginan saya ini disukai Allah atau tidak? Jangan sampai suka menurut nafsu. Kalau kira-kira, ya ini tidak melanggar syariat nih, kalau saya ingin ini, misalkan ingin Ferrari misalkan ya. Itu yang kecil itu. Ya, gak apa-apa, ingin sesuatu, Allah suka gak? Yang kedua, kita harus minta tolong ke Allah, ini baik tidak untuk kita? Ini benar atau tidak, yang kedua baik atau tidak? Ada halalan, ada to'iban, ya. Ini yang kita inginkan halal, tapi kan belum tentu to'ib. Coba, kalau dua... Duren halal atau tidak? Kata siapa? Tergantung. Duren siapa yang saudara makan ya enggak? Ada duren nganggur ditelen, durennya halal, tapi ngambil duren orang jadi tidak halal. Makanya kalau punya keinginan, sesudah, ah ini tidak melanggar syariat nih keinginan saya. Kemudian mulailah musyawarah dengan yang ahlinya. Karena kalau sudah ingin itu kecenderungan. Harus terjadi Harus bisa dua hal Satu musyawarah Dan yang kedua istiqoroh Dan harus sangat siap Jadi tidak jadi itu Tidak ada masalah Tidak Tidak penting keinginan kita itu terjadi. Yang penting adalah dipilihkan oleh Allah yang terbaik. Jangan suka ngotot ya kalau dunia. Karena yang kita inginkan belum tentu yang terbaik. Yang paling pedih tahu tidak? Yang sangat menginginkan yang memang di lau mafud tidak ada catatannya itu. Sudah pasti paling apes itu. Terima kasih. Bagaimana supaya tidak? Ya minta tolong ke Allah. Kalau tidak ada ya tidak usah ingin. Misalkan ini santri naksir, santri ahwat. Padahal tidak ada catatannya jodoh di sana. Sudah, apes saja itu. Ternyata jodoh teman. Ya aduh, lebih ngeri lagi. Sudah, mending istiqorah. Ya Allah, ini gejala apa ini? Kenapa kalau bukan jodoh pakai cinta? Allah kan lihat setiap lirikan, ya kan? Dia ngelirik terus, ngelirik terus. Tanam saja oleh Allah rasa suka, walaupun tidak ada jadwal bekal jodoh. Kan tidak ada satupun lirikan yang luput dari pengetahuan Allah. Allah tahu setiap hianat mata dan apa yang disembunyikan di hati. hati. Astagfirullah. Memang yang lebih berat lagi adalah yang diberi kemampuan. Bisa beli apa saja karena uangnya ada. Aduh. Ini. Bisa tidak ada ujungnya tuh keinginannya tuh. Baru beli, ai ini kurang cocok warnanya. Itu ada yang bisa beli lagi tuh. Padahal nambah barang, nambah urusan. Karena pasti harus diurus. Nambah biaya, nambah pikiran, nambah kotor hati. Dan yang terberat adalah nambah hisabnya. Sambil bicara begini. Sambil mikir barang-barang yang ada ini. Astagfirullah. Jadi sambil ceramah, terada menerawang ini. Sepeda ada berapa ya. Astagfirullah. Apa kita bagikan saja gitu. Tapi rasanya belum waktunya ya. Karena banyak yang berharap. Nah, Alhamdulillah, terima kasih. Ini sudah terima kasih banyak ya, tapi kemarin, nah ada tapi itu kurang bijaksana. Beberapa waktu yang lalu bertamu ke seorang yang pengusaha besar bersepeda sama-sama. Ketika menyajikan minum, beliau itu sangat pelan-pelan dan diatur sedemikian rupa sehingga tangannya ini pas untuk tempat A. Luar biasa, tidak apa-apa. Tidak apa-apa ya. Kalau tidak begitu tidak jadi ilmu buat semuanya ya. Jadi beliau simpan, tapi beliau melokan segini sampai kira-kira tangan ini ngepas ke sini. Pada waktu mau keluar, kan ada helm sepeda. Mau saya ambil? Oh jangan. Beliau bawakan helm itu. Sederhana memang ya. Simple. Dibawa sampai dekat sepeda. Lalu diserahkan ketika mau naik sepeda. Kemudian tidak berbalik. Kecuali kitanya sudah pergi. Ini ada Rasulullah SAW ini. Alhamdulillah, terima kasih beliau sebetulnya sudah tahu tapi sengaja di gini supaya jadi ilmu buat semua ya seribu satu alasan berbaik sangka ya Lanjut, jadi di Darul Tauhid ini bisa bahagia, bisa menderita. Kalau dia sibuk tidak nerima yang ada, sibuk membanding-banding dengan rejeki. yang lain, nanya-nanya gaji temannya, kamu gaji berapa? Ini ciri-ciri bekal apes nih. Kamu gaji berapa? Itu tidak nambah gaji dia, tapi nambah penderitaan dia. Rezeki dari Allah itu tidak harus lewat gaji semuanya. Tidak harus terhitung oleh kita. Tidak harus terpikir juga oleh kita. Tenang saja, yakin saja. Allah ar-Rajak, satu-satunya pemilik, pembagi rizki. Kita fokus saja, jadi amal soleh. Bekerja dengan niat Lillahi Ta'ala, lakukan yang terbaik, doa yang maksimal, selebihnya bereslah. Ini saya tidak punya tabungan, padahal nanti ada pada waktunya. Ada yang tidak bisa lihat teman di BSD, istrinya juga tidak bisa lihat, pandangannya sangat terjaga, punya anak dua. Suatu saat dikirim makanan dua paket waktu musim covid, apa yang beliau lakukan? Boleh enggak paket ini untuk teman saya? Malah yang dipikirkan temannya. Bagaimana? Bapak nanti ini cukupnya cuma 2 minggu paket ini Gak apa-apa Insya Allah nanti juga ada lagi rezekinya Tidak ada yang mau dipijat Karena waktu covid kemarin Gak bisa pakai remote Pijatannya gak kerasa Kodadulo Ada jalan jualan kerupuk Orang lihat, aduh ini yang gak bisa lihat, tuh nanetra jualan kerupuk, belinya tuh gak satu-satu. Diitung-itung lebih banyak dari hasil mijet. Tidak pernah terbayang dagang kerupuk yang tidak pernah dilihat kerupuk itu seperti apa. Kemarin jumpa lagi. Gimana Pak Agung, jualannya? Alhamdulillah, sekarang yang jualan kerupuk banyak sekali. Yang awas juga pada jualan sekarang. Bahkan nawarin ke saya... mau jualan kerupuk, padahal saya lagi jualan kerupuk bagaimana perasaan Pak Agung dengan ada orang-orang yang banyak jualan oh tidak apa-apa itu kan Allah yang bagikan rezeki mereka mungkin sedang terbatas rezeki dari pekerjaan lain tidak ada beratnya itu Beliau yang ngasih rejeki Allah, yang dagang yang lain juga rejekinya dari Allah. Tapi berkurang tidak? Ini yang memang sekarang cuma 4-5 bungkus sehari dibanding dulu. Tapi sekarang banyak yang dipijat gitu. Karena kalau mijat kerupukan, ada. Lalu anaknya bagaimana nih Pak? Sekolah, jangankan buat sekolah untuk ngontrak saja, kan harus pindah, tidak ada uangnya. Kodadulo, DKM Masjid, ngumpulkan dana cukup untuk menyewa kontrakannya. Lalu bagaimana anaknya mau sekolah? Ada sebuah lembaga memberi beasiswa, beres saja. Yang kalau dihitung-hitung itu, Masya Allah, jadi rejeki itu tidak harus terpikirkan oleh kita. Yang harus kita pikirkan pekerjaan kita jadi amal soleh tidak, itu saja. Barang siapa yang beramal soleh, baik laki maupun perempuan dan dia beriman, yakin ke Allah, maka Allah benar-benar mengaruniakan kepadanya di dunia ini. Hayatan to'iba. Ah ini enak hidup seperti ini hadirin. Wah orang Islam tidak akan maju lah. Kita mau maju mau bahagia. Kan? Mau maju kemana? Ujungnya sama kok. Masuk kubur. Tuh ah dengar sebuah ceramah. Di Dubai ada orang yang sangat kaya. Mobil dengan segala macam merek. Yang kalau ditumpangnya cuma satu saja ya. dan gak mungkin 5 terus tiarap di atas gak enak pakai begitu pesawat jet pribadi rumah bagai istana lalu foto yang satunya lagi adalah kuburannya kuburannya hanya tanah seonggok batu saja dibawa kemana? Mbak Ellie kemarin wafat Itu yang dari Inggris ya, Elliezabeth. Soakrab katanya, so ya Mbak Ellie, Ce Ellie lah ya, Ce Elliezabeth. Bawa apa ke kuburan? Makanya hidup ini mau apa? Mau bahagia? Kalau saya milih bahagia. Bahagia bukan dari jumlah harta, bahagia bukan dari jumlah rumah, aset, bahagia bukan dari gelar, pangkat, jabatan, kedudukan, popularitas, subscriber, follower, gak. Bahagia. Hatinya ikhlas Melakukan apapun ikhlas Lillahi ta'ala Makin ikhlas makin bahagia Kurang ikhlas kurang bahagia Tidak ikhlas Tidak bahagia Hidupnya benar bahagia Tidak benar tidak bahagia Terserah lah Mau apa