Halo teman-teman, jumpa lagi bersama kakak di channel Ego Les. Nah, pada video kali ini kita akan belajar pelajaran baru. Kita akan terus belajar tentang gelombang. Kita akan belajar tentang gelombang cahaya.
Di video kali ini kita akan belajar tentang cahaya dan juga cermin data. Nah, cahaya itu merupakan gelombang elektromagnetik ya, karena dia tidak perlu medium untuk merambat. Misalnya, cahaya matahari bisa sampai ke bumi, walaupun di luar angkasa itu hampir vakum, hampir tidak ada medium untuk merambat.
Kemudian cahaya itu juga gelombang transversal yang bentuk gelombangnya seperti ini ya. Jadi ada bukit, ada lembahnya. Nah cahaya ini memiliki sifat dualisme.
Apa sih dualisme cahaya? Dualisme cahaya itu maksudnya cahaya dianggap sebagai gelombang dan memiliki sifat-sifat gelombang. Tapi cahaya juga dianggap sebagai sebuah partikel dan dia memiliki sifat-sifat partikel.
Tapi kita di SMP tidak banyak bahas mendalam tentang ini gitu ya. Kalau dulu memang cahaya dianggap sebagai gelombang, tapi sekarang seiring perkembangan teknologi ditemukan oleh Einstein, oleh Bohr, itu ternyata cahaya bisa dianggap sebagai sebuah partikel. Nah, sifat cahaya adalah merambat lurus, kemudian dia dapat menembus benda mening, contohnya kaca, bisa dipantulkan. Ada dua pemantulan nih, ada pemantulan sempurna, ada juga pemantulan baur atau difus. Kalau pemantulan baur, dia tidak teratur, jadi dia...
Kena bisa mantul kemana saja. Ini cahayanya datang dari atas. Tapi dia mantul ke segala arah.
Bisa beda-beda. Karena permukaannya tidak rata. Tapi kalau di permukaan yang rata, sudut datang. dari sinar cahaya ini akan sama dengan sudut pantul dari sinar cahaya ini. Nah, yang penting itu sudut pantul ini selalu dihitung dari garis normal.
Garis normal itu apa? Garis normal adalah garis yang tegak lurus bidang pantul. Kemudian, bila melewati medium yang berbeda, maka bisa dibiasakan, cahaya bisa dibiasakan. Contohnya seperti ini, kalau kita melihat seperti ini. Gelas ya, kita taruh sendok, sendoknya bisa seperti patah atau bengkok gitu ya, itu karena pemisahan cahaya.
Dia bisa mengalami difraksi, nanti ini belajar di SMA. Bisa diuraikan, dispersi, nah seperti ini. Biasanya ada praktikumnya.
akan menguraikan cahaya putih ya, dia bisa menjadi cahaya warna-warni, dan bisa dipadukan interferensi nah ini juga nanti bisa belajar di SMA gitu ya, nah cepat terambah cahaya itu biasanya kita akan pakai 3 kali 10.8 meter per second ya biasanya di soal dikasih tau tapi kakak tidak akan membahas soal tentang cepat lambat cahaya karena untuk soal itu biasanya ya pakai rumus-rumus gelombang aja tinggal di review lagi soal-soal gelombangnya nah kita akan banyak membahas tentang cermin datar cermin itu adalah salah satu pemanfaatan dari pemantulan cahaya dalam kehidupan sehari nah seperti namanya cermin datar berarti permukaannya datar, tidak melengkung nanti kita akan belajar yang namanya cermin cekung dan cermin cembung nah sifat dan cermin Sifat dari bayangan yang dibentuk oleh cermin datar itu selalu. Jadi mau benda diletakkan dimana saja, selalu maya, tegak, sama besar ya. Nah maksudnya itu tegak itu tidak terbalik ya, tidak terbalik atas bawah.
Jadi kalau kita bercermin, kita lagi make up, kepala kita nggak di bawah cermin, tapi tetap di atas. Kalau terbalik itu maksudnya kepalanya di bawah, nggak kan? Tapi memang cermin datar itu terbalik kiri kanan. Jadi kalau kita mengangkat tangan kiri, bayangan kita dicermin. Cermin mengangkatnya tangan kanan.
Yaa, dan kemudian jarak benda dengan jarak bayangan, eh, jarak bayangan sama dengan jarak benda ke cermin. Yaa, contohnya seperti ini. Kalau aku punya sebuah jam, ini sama besar jamnya.
Yaa, dia tegak. 12-nya nggak di bawah. Dia terbaliknya kiri-kanan. Tadi 3-nya di sebelah kanan, sekarang 3-nya di sebelah kiri.
Yaa, bukan 12-nya di bawah, cuma terbalik kiri-kanan. Kemudian jarak dari jam ini ke cermin, dan Dan jarak dari cermin ke bayangan jam itu pasti sama. Itu perlu diingat.
Selalu diingat. Nah. Pemantulan petermin itu seperti ini.
Jadi hasil bayangan yang kita lihat ini. Bayangan si jam ini itu adalah hasil dari pemantulan cahaya. Nah, sesuai dengan sifat gelombang, cahaya dipantulkan sesuai dengan sudut datang cahaya tersebut terhadap garis normal.
Jadi, kalau dia datangnya dengan sudut 30 derajat, dipantulin juga dengan sudut 30 derajat, tidak dengan yang lain. Nah, ada kalanya 2 atau lebih cermin ini dirangkai untuk bentuk suatu sudut. Biasanya soal seperti itu.
Dan kita akan diminta menghitung sudut pantul dari cermin terakhir. Nah, kalau ketemu soal yang seperti ini, yang perlu dipraktikkan ini ya. Yaang pertama kita selalu menggambar garis normal.
Jadi kita selalu menggambar garis normal. Yaang kedua kita akan mengamati segitiga yang terbentuk dari jalanan sinar. Jadi akan ada segitiga dan segitiga itu yang akan kita lihat. Dan kita akan selalu ingat ya, ini berarti jumlah sudutnya suatu segitiga selalu 180 derajat.
Nah, ini angka selalu kita pakai. Nah, kita langsung aja contoh soalnya. Di sini kakak ada dua.
Ada contoh soalnya yang pertama, ada contoh soalnya yang kedua. Yaang pertama dulu, yang gampang. Cerminnya cuma satu. Ada sinar cahaya datang ke cermin. Berapa nih sudut pantulnya?
Selalu kita bikin garis normal dulu. Garis normal itu selalu tegak lurus. Kurang rapat.
Tegak lurus ya. Sama sih bidang pantul layar cermin ya. Kalau di sini 25, maka di sini kita bisa anggap itu berapa ya?
90 derajat dikurang 25 derajat ya. Karena disiku-siku. Maka ini hasilnya adalah 65. Sehingga ketika akan dipantulkan Maka ini juga akan dengan sudut yang sama Jadi kalau teman-teman disuruh menggambarnya Jadi teman-teman gambar ini dulu Garis normal Kemudian pakai busur Bisa mengukur 65 derajat Maka kita dapat itulah sinar pantulnya Nah nanti soal-soalnya bisa juga seperti nomor 2 ini nih Jadi ada 2 cermin Kita disuruh menentukan sudut pantul terakhir ya.
Jadi dipantulkan pada cermin pertama, dipantulkan pada cermin kedua. Berapa nih sudut pantulnya? Kita gambar dulu garis normalnya.
Nah ini siku-siku. Berarti sudut datangnya. Nah ini sudut datangnya. Itu 90 derajat dikurang. 37 derajat ya.
53 derajat. Kalau kita gambar garisnya, maka si cahayanya, nah ini cahayanya berarti ke sini ya. Set, dia ke sini. Berlanjut ke sini, ada panahnya.
Kita mau tahu nih sekarang, berapa sih sudut datang di cermin ini. Kenapa? Karena kalau kita tahu sudut datangnya, ini berapa, kita bisa tahu, oh ternyata sudut pantulnya, Itu berapa Nah Ini 53 Maka disini 53 derajat juga Karena dia pasti sama sudut datang Sama dengan sudut pantul ya Nah berarti disini Bisa ditemukan juga nih berapa Yaaitu 90 derajat Dikurang 53 derajat Atau cepatnya sebetulnya Memang ini 37 boleh pindah kesini Boleh nih.
37 derajat. Nah, yang ini berapa? Kita lihat di sini. Kita punya segitiga. Kita punya segitiga.
Maka tandain segitiganya pakai warna biru. Kita punya segitiga ini. Ada sudut di sini 37, kita mau cari yang ini. Berarti 37 derajat ditambah 103 derajat ditambah misalkan ini sudut X gitu ya. X sama dengan 180 derajat.
Maka X-nya... adalah 180 derajat dikurang ini kalau kita jumlahkan 140 ya 140 derajat x-nya adalah 40 derajat ini 40 derajat sehingga kita bisa dapat nih sudut ini berapa nih sudut datang di cermin yang kedua berapa bisa kita dapatkan dapat dari mana Kak ini adalah 90 derajat ya ingat siku-siku karena dia selalu tegak lurus di garis normal maka ini adalah 90 derajat dikurang 40 derajat dapat 50 derajat. Sehingga sudut pantulnya 50 derajat juga.
Karena sudah datang sama dengan sudut pantul. Itu kalau dua cermin. Sekarang kita coba yang tiga cermin.
Nah, sama seperti tadi, maka kalau ada tiga cermin begini, jangan takut. Cerminnya makin banyak juga jangan takut gitu ya. Kita bikin garis normal dulu. Kita bikin garis normalnya. Kita bikin sinarnya nih.
Sekarang kita coba raba-raba kira-kira sinarnya jalannya kemana gitu ya. Nah ini kita gambar. Set.
Dia ke sini sinarnya. Di sini kakak gambar garis normalnya lagi dulu. Biar cepat. Gambar garis normalnya.
Ini siku-siku lagi. Oke. Kemudian.
Nah ini kita gambarkan lagi. Sinar X kesini kemudian kita gambarkan lagi garis normalnya kita gambar lagi garis normalnya ini kalau tidak menggambar garis normal kita bisa terjebak kita bisa salah nanti ya kita gambar lagi Nah yang ditanya ini nih Berapa ya sudut pantul oleh cermin ketiga Sudut pantul ya bukan sudut yang dibentuk cahaya dan cermin Bisa juga sih soalnya tanya seperti itu Nah kita coba disini Kalau disini 30 derajat Maka sudut datang pada cermin pertama itu berarti 90 dikurang 30 derajat ya Berarti ini adalah 60 derajat Sehingga sudut pantul oleh cermin pertama 60 derajat Nah bagian sini Bisa kita hitung ya Bisa dengan cara seperti ini 60 derajat Sama dengan 30 derajat Atau kita bisa lihat Oh ini 30 Maka bisa pindah ke sini 30 Nah di segitiga yang pertama Nah di segitiga yang pertama Kalau kita lihat 120 derajat Ditambah 30 derajat Ditambah ini misalkan Maka namain X gitu ya Ditambah X sama dengan 100 180 derajat. Maka X-nya adalah 180 derajat dikurang.
Ini kalau dijumlahkan 150, pindah jadi minus ya. Dapat 30 derajat. Nah ini dapat nih, 30 derajat.
Maka sudut datang pada cermin kedua ini 90 derajat dikurang 30 derajat. Hasilnya 60 derajat. Nah kita sekarang mulai ke cermin yang berikutnya nih.
Nah, ini kecerminan berikutnya. Yaa, kalau di sini berarti sama juga 60 derajat. Berarti di sudut yang kedua sini nih, yang 100. Ini bisa kita tentukan.
Itu adalah 30 derajat. Yaa, dari sini. Ini dan ini sama.
Nah, maka di segitiga yang kedua. Nah, kita mau hitung di segitiga yang kedua. Kita punya 30 derajat ditambah 100 derajat ditambah ini misalnya kakak anggap dia Ya.
Sama dengan 180 derajat. Maka ini 130 derajat ditambah Ya sama dengan 180 derajat. Ya nya adalah 180 derajat dikurang 130 derajat atau 50 derajat. Ini 50 derajat.
Tapi hati-hati, ini bukan jawabannya ya. Karena yang ditanya itu ini, sudut pantulnya. Dimana sudut pantul sama dengan sudut datang ini. Maka kita bisa dapat nih, sudut pantul terakhirnya.
Ini sama dengan ini ya, berarti dia 90 derajat. Dapat dari sini nih, siku-siku. Dikurang 50 derajat, sama dengan 40 derajat. Maka sudut pantul oleh cermin ketiganya.
40 derajat, bukan 50 derajat. Nah, itu mesti hati-hati ya. Itu tipe soal pertama tentang cermin datar.
Jadi, kita biasanya menggambar sudut pantul. Nah, tipe soal kedua yang sering keluar seperti ini ya. Biasanya ada orang bercermin, kita akan disuruh menghitung panjang cermin atau jarak cermin dari lantai itu harus berapa tinggi sih gitu ya.
Itu kita perlu menghitung. Jadi, kita kalau pasang cermin nggak boleh asal-asalan. Kalau kita mau ngaca dari atas ke bawah, pakai baju, pakai celana, pakai sepatunya cocok atau tidak, cerminnya ada kriteria tertentunya.
Di soal ini, seorang pria dengan tinggi 175 cm ingin memasang sebuah cermin. Jadi berapa panjang cermin minimum? Jadi cerminnya harus berapa cm atau berapa meter agar ia dapat melihat seluruh tubuhnya, berarti dari kepala sampai kaki.
Jika jarak matanya dari atas kepala 13 cm. Nah, ada soal tertentu yang tidak menghitung jarak mata. Jadi kita anggap matanya ada di kepala, di atas kepala.
Nah, kalau ada matanya, berarti kita nanti melihatnya dari mata. Berapa tinggi posisi ujung bawah cermin dari lantai? Jadi ada dua pertanyaan ya.
Berapa panjang cerminnya? Berapa tinggi posisi ujung bawah cermin? Nah, kalau ketemu soal seperti ini, kita bikin sketch-a dulu. Nah, kakak bikin sketch-nya agak bagus.
Tapi kakak tidak gambar cerminnya dulu. Yaa, kakak cuma gambar orang, gambar garis, dan gambar bayangannya. Dimana jarak orang ke benda dengan jarak bayangan ke benda sama. Misalnya, eh, jarak cermin ke bayangan sama.
Misalnya, ini kita anggap kalau kita nggak dikasih tahu angkanya, kita anggap aja 2 meter, misalnya. 2 meter, terserah 1 meter juga boleh ya Nah kemudian, jadi setelah kita menggambar sket gambar ininya, kakak belum gambar cerminnya ya, kakak baru gambar dua orang, satu benda, satu asli, satu bayangan. Sekarang kalau mata, jadi kalau diketahui mata, kita ambil dari mata, kita ambil ke sini, ke kepala.
Satu lagi dari mata, kita ambil ke kaki. Oke, kalau disoal tidak ada tinggi mata, ambillah dari atas kepala. Yaa, nah kita akan dapat, oh cerminnya itu harusnya di sini nih. Ini cerminnya, cuma kita nggak tahu berapa nih cerminnya ya.
Kita anggap panjang cermin itu X Kemudian, kita juga tahu, oh sekarang dari sini ke sini. Itu adalah jarak dari ujung bawah cermin ke lantai. Atau kakak tulis Ya. Nah, kalau ketemu soal seperti ini, kita akan memakai konsep kesebangunan. Nah, mungkin adik-adik yang kelas 8 belum belajar nih konsep kesebangunan.
Gak apa-apa, kita akan belajar dikit-dikit. Biasanya sih di pelajaran ini atau di... garis singgung akan dapat nih sedikit-sedikit tentang kesebangunan ya nah kita akan lihat dari sini disini kita punya titik pusat punya segitiga ya punya segitiga yang besar di kanan punya segitiga yang besar Besarnya di kiri ya.
Nah. Kalau kita lihat segitiga ini dulu. Nah ini. Ada dua segitiga. Yaa.
Agak segitiga yang di sini. Sampai sini doang. Kecil.
Ada segitiga yang besar sampai sini ya. Nah ya. Sampai sini. Nah. Caranya begini.
Sekarang kita lihat. Si. Posisi alas dari segitiganya.
Jadi kita kakak anggap ini alasnya. Ini alasnya ya. Maka ini adalah. X Alasnya si X yang kecil, kita selalu begini kita selalu kecil per besar ya kita mau alas dulu nih, alas itu X per tinggi bayangan tinggi bayangan itu berarti dari atas sampai bawah ya 175 Yaa, sama dengan kita misalnya mau apa nih? Maka tinggi.
Kita mau tinggi, misalnya. Tinggi segitiganya apa nih? Kalau kita lihat, berarti tinggi ini nih, jaraknya nih.
Yaa, kalau yang kecil berarti 2. Kalau yang besar berarti dari atas sampai sini, 4. Nah ya, berarti X-nya itu sama dengan setengah dikali 175, maka ini 87,5 cm ya, dibagi 2. Atau biasanya guru kalian ada yang ngajarin seperti ini, panjang cermin. Sama dengan setengah dikali tinggi bayangan. Boleh. Panjang cermin. Tinggi bayangan atau tinggi orangnya?
Sama saja. Tapi nanti akan sedikit berbeda kalau soalnya berbeda. Ini hanya berlaku untuk soal yang ini.
Nah, sekarang kita mau lihat segitiga yang satu lagi. Jadi ini untuk pertanyaan yang A sudah terjawab nih. Panjang cerminnya 87,5 cm. Sekarang kakak mau menjawab yang posisi ujung bawah cermin.
Nah, kakak akan pakainya segitiga yang hijau. Yaa, kakak akan pakai segitiga yang hijau. Sama kita punya 2 segitiga. Segitiga yang kecil. Sama segitiga yang besar.
Ini tadi tingginya 175 cm. Tapi tinggi mata. 13 cm jadi tinggi dari mata sampai bawah itu 175 dikurang 13 162 cm nah sama nih jadi Kalau kita mau mencari segitiga yang ini, kita lihat kalau alas, alas itu apa ya? Ya, yang kecil. Per, yang besar itu alasnya tinggi orang sampai mata saja.
Berarti 162 cm. Sama dengan kita pakai tingginya. Tingginya dari sini ke sini, yang kecil itu 2. Tingginya kalau yang segitiga besar, dari ujung sampai sini 4. Yaa, sehingga dapat Ya-nya itu adalah setengah.
Setengah dikali, ini bercoret jadi setengah, 162 atau 81 cm. Nah, jadi cermin itu harus diletakkan 81 cm dari tanah. Dan panjang cerminnya harus 87,5 cm. Kalau kita mau melihat seluruh badannya.
Nah, itu kalau soalnya seperti ini. Bisa juga soalnya dia akan melihat sesuatu di belakangnya dia. Nah, di sini Ijub ingin melihat sebuah menara di belakangnya.
Jadi ada menara nih. Dia mau melihat menaranya pakai cermin. Karena kalau melihat langsung ke menara mungkin rame gitu ya.
Tinggi menaranya 18 meter. Jadi tingginya ini 18 meter. Nah, Ijub berdiri 26 meter.
Nah, Ijub berdiri 26 meter. Dari menara dan meletakkan sebuah cermin. Cerminnya kakak belum bikin tapi kakak hanya bikin sebuah garis. Jaraknya adalah 2 meter.
Berapa sih tinggi cermin? Agar ijuk dapat melihat seluruh menaranya. Oke.
Sama seperti tadi. Ini kakak gambar sketch. Kemudian kakak gambar bayangannya dulu.
Nah, terus kita akan menghitung dulu nih. Nah, ini kalau dari sini ke sini berarti jaraknya itu 28 meter ya. Jarak menara sampai ke cermin 28 meter.
Artinya jarak cermin sampai ke bayangan menara sama nih, dari sini ke sini sama nih. Yaaitu sebesar 28 meter juga. Karena sifat cermin datar, jarak benda sama dengan jarak bayangan. Kemudian kita akan menggambar. nah ini dia lihatnya kemana?
oh dia mau lihat ke menara satu kesini satu kesini maka ini nih cerminnya nih nah ini nanti cerminnya nih cerminnya ini yang ditanya ini berapa sih panjang cerminnya? maka kita melihat ada segitiga yang biru ada yang besar, ada yang kecil yang kecil cuma sini doang ini yang kecil, segitiganya cuma sampai cermin yang besar sampai menara maka kita akan pakai perbandingannya kita pakai alasnya alasnya itu berarti X per ini X per tinggi menara tinggi menara itu 18 sama dengan tingginya Tingginya itu kita lihat dari sini. Tinggi segitiga ya, bukan tinggi orangnya. Tinggi yang kecil itu hanya 2 meter. 2 meter per tinggi yang besar.
Tinggi segitiga yang besar berarti dari ijub sampai menara. Berapa itu? 2 tambah 28 berarti 30. Maka X-nya itu adalah 1 per 15. Ini disederhanakan, 18-nya kali ke sana.
Nah ini bisa dicoret ya. Dibagi 3, 6. Dibagi 3, 5. Berarti tinggi cerminnya adalah 1,2 meter. Jadi cerminnya harus lebih panjang nih, agak panjang.
1,2 meter. Nah apa? Pertanyaannya sebetulnya bisa berkembang lagi.
Yaang ditanya itu adalah ini. Berapa nih? Nah, ini berapa jaraknya ya. Kalau mau dihitung Ya, sama kita pakai alasnya.
Cuma sampai sini doang. Berarti alas yang ini tinggi ijubnya. Sekarang di sini kita nggak tahu nih tinggi ijubnya berapa. Anggap 175 ya. Ini belum dihitung mata.
Kalau dihitung mata beda lagi. Sama dengan tingginya 28. Dibagi sampai sini. Yaang besar 30. Nanti bisa dapet nih Ya-nya. Kalau ditanya.
Itu soal yang nomor 5. Jadi beda ya. Kenapa kakak mengajarkan tidak pakai rumus yang setengah ini? Karena kalau ketemu soal seperti ini.
Soal rumus yang setengah itu sudah tidak berfungsi. Yaang berfungsi adalah perbandingan segitiganya atau kesebangunannya. Nah, ini soal yang terakhir.
Biasanya guru-guru suka mengetes ke pemahaman kalian tentang jarak benda dan jarak bayangan di cermin. Jadi soal seperti ini nih. Jadi sebuah benda diletakkan 18 cm. Di depan sebuah cermin M.
Cermin itu digerakkan 3 cm tanpa mengubah posisi benda. Jadi nggak dikasih tau ya kemana. Berapa jarak antara ketudukan bayangan awal dan akhir jika cermin itu digerakkan mendekati benda atau menjauhi benda. Kita coba yang A dulu ya. Jadi kakak punya cermin.
Misalnya cerminnya di sini. Maka punya benda Bendanya bulat aja Ini 18 cm nih Berarti kan benda bayangannya itu disini juga dong ya Kira-kira disini 18 cm juga Sekarang cerminnya digerakin mendekat Cerminnya digerakin mendekat 3 cm Artinya cerminnya misalnya geser kesini Berarti jarak ini ke sini. Nah, ini ada gap.
Ada jarak 3 cm. Yaa, dia gerak ke sini. Sekarang jarak dari sini ke sini jadinya hanya 15 cm.
Berarti nanti jarak dari sini ke bendanya. Kira-kira misalkan di sini. Eh, di sini. Ini jaraknya juga 15 cm. Yaa.
Nah, ini kalau kita hitung. Kalau kita hitung, yang agak tricky, dia bukan 3 cm perbedaannya. Kenapa? Karena cerminnya bergeser, sedangkan bayarannya di sini masih sama.
Kalau kita hitung dari posisi hijau, jarak bayangan yang lama itu bukan di 18. Di 3 ditambah 18. Dia ada di 21 cm. Sedangkan jarak bayangan baru dari si cermin yang hijau 15 cm. Berarti jarak antara...
Arah kedudukan bayangan awal dan bayangan akhir. Itu adalah jawabannya 6 cm. Karena dihitung dari cermin hijau nih sekarang.
Bukan dari cermin si putih. Contoh lagi kalau misalkan dia digerakkan menjauh. Yaang B ya. Sama kakak bikin di sini. Maka bikin lebih besar.
Bendanya di sini. Kalau ini 18 cm. Nah dia di sini.
Nah inilah pembahasan. 18 cm juga. Bayangannya.
Kemudian dia mau menjauh sekarang. Menjauh 3 cm. Misalkan sampai sini. Ini 3 cm. Berarti jarak benda ke cermin.
Posisi cermin yang sekarang 21 cm. Sehingga nanti dia di sini. Sama nih.
Di berapa nih? 21 cm. juga nih, disini ya bayangannya 21 cm ya berarti darat antara si bayangan ini yang baru dengan cermin posisi yang baru 21 cm jarak si benda ini bayangan benda yang awal dengan cermin yang baru ini bukan di 18 ya tapi berkurang nih berapa nih sama nih 15 cm artinya jarak antara bayangan lama dan baru nah itu adalah 6 cm nah atau kalau kita lihat kesimpulannya adalah kalau bendanya cerminnya bergeser 3 cm ya nah Bayangannya bergeser 2 kali lipat.
Yaa, 6 cm. Sama kalau bendanya bergeser 3 cm. Bayangannya, kalau benda nggak, kalau bendanya bergeser 3 cm.
Yaa, dia juga sama bergeser 3 cm. Tapi kalau cermin yang digeser ternyata 2 kalinya. Bayangannya bergeser dengan panjang 2 kali dari pergeseran cerminnya.
Nah, kira-kira seperti itu soal-soal untuk cermin datar. Terima kasih buat teman-teman yang sudah menonton video ini. Selamat belajar. Kalau teman-teman merasa video ini bermanfaat, ayo dibagikan kepada teman-teman yang lain.
Supaya mereka juga bisa belajar. Jangan lupa ya, like videonya. Subscribe channel Legur Les. Juga follow Instagramnya Legur Les. Terima kasih.