Transcript for:
Keberadaan Pasar Terapung Lok Baintan

Pagi belum menunjukkan rupaannya, namun Alu sudah bersiap meninggalkan rumah. Alu sudah puluhan tahun berjualan di pasar terapung. Buah dan sayur dari kebun sendiri menjadi barang dagangannya. Tak jarang ia juga menerima titipan jualan dari para tetangga. Pukul 5 pagi, Alu sudah menyusuri sungai Martapura, Lok Baintan. Yap, lokasi itulah tempat ia berjualan selama ini. Cukup setengah jam menuju ke sana. Di sepanjang aliran sungai yang alu-lalui tak ada rambu lalu lintas. Namun ada peraturan tak tertulis yang harus dipatuhi. Salah satunya, perahu bermesin atau klotok harus mengurangi kecepatan saat melintasi perahu cukup, sehingga ombak yang dihasilkannya tak terlampau besar. Pasar Terapung Lok Baintan juga menjadi tujuan saya. Dari dermaga terdekat, saya menyewa jukung. Kisaran harganya Rp150.000 hingga Rp200.000 tergantung ukuran. Sementara kalau berangkat dari sungai di Banjarmasin, Sewa Jukung bisa mencapai 400 ribu rupiah. Kalau mau kesini, datanglah pada Sabtu atau Minggu. Di hari lain, meskipun buka, suasana pasar sangat sepi. Jadi kurang seru kalau mau berwisata. Melihat deretan penjual di Lok Bain Tan, jangan heran kalau jukum mereka seringkali bergesekan. Jarak antar perahu rapat sekali. Karena itulah diperlukan kayu ini untuk menggeser. Nah, kalau sudah menemukan barang incaran, tinggal panggil saja penjualnya. Kemudian lakukan tawar-menawar. Dan inilah tradisinya, kata jual dan beli selalu disebut saat transaksi. Kebiasaan ini. Ini mengacu pada akad dalam syariat Islam yang sertanam pada masyarakat Banjar. Ada tipsnya nih, kalau mau dapat barang murah, tunggulah sampai hari beranjak agak siang. Apa itu? Seruk. Ini harganya berapa? Harganya 15 ribu kan, 5 biji. Kurang lah, Cil. Lebih murah, ini sudah siang. Oh, jadi kalau ada siang gini lebih murah? Iya, lebih murah. Jadi kalau mau beli harganya lebih murah, kita kan disini... cukupnya jam 8 pagi. Jadi mendekati jam 7 itu harga lebih murah dari pagi. Saya pagi, beli 5. Jam 8 pagi, pasar memang sudah selesai. Pasar cepat bubar karena mengikuti harus sungai. Semakin siang, lokasi akan semakin jauh ke hilir. Hal ini membuat sulit para pembeli dan pedagang untuk pulang. Pasar terapung ini sudah ada sejak 400 tahun lalu. Namun sayang, jumlah penjualnya semakin berkurang. Semakin bagusnya akses darat di Kalimantan Selatan menjadi salah satu penyebabnya. Agar tradisi jual beli di pasar tidak punah, pemerintah setempat pun membuat pasar terapung baru. Namanya Pasar Siring Tan. Dari Lok Bain Tan, jaraknya sekitar 1 jam perjalanan. Karena sepinya minat pembeli dan penjual untuk bertrasaksi di pasar terapung tradisional, maka pemerintah setempat mendirikan Pasar Terapung Siring Sire Tan ini yang berada di tengah-tengah kota. Jenis dan harga barang di sini tak jauh berbeda dari pasar sebelumnya. Ada banyak dan murah-murah. Terima kasih. Empat sisir pisang harganya Rp10.000. Pasar siring Tandean hanya buka hari Sabtu dan Minggu. Saking banyaknya pembeli, sejumlah pedagang dari pasar apung lain ikut-ikutan hijrah ke sini. Paham sih kenapa akhirnya pembeli lebih suka berbelanja di pasar ini? Karena kemudahan aksesnya. Kita nggak perlu lagi tuh sewa jukung atau kotok. Cukup pria darat, selesai deh. Ramainya pedagang, salah satunya juga karena sokongan pemerintah setempat. Untuk menghidupkan pasar, para pedagang ini diberi subsidi Rp50.000 sehari. Acil-acil juga bersedia, bersedia untuk... namanya berdagang ya, berdagang agak jauh dari Lok Bain Tan ke Banjarmasin. Jarak yang agak jauh itu kita fasilitasi lah, kita fasilitasi bagaimana agar mereka bisa berdagang di Banjarmasin, tetapi jarak yang agak jauh ini kita fasilitasi, kita bantu mereka. Untuk menyiasati kondisi pasar lain yang semakin sepi, wisata susur sungai pun kini dikembangkan. Harapannya, wisatawan akan singgah dalam perjalanan pelesir mereka. Susur sungai itu... Apa namanya starting point-nya atau titik keberangkatannya memang dari Menara Pandang sini, dari Siring Tendean, Pasar Terapung Siring Tendean. Susur sungainya, rutenya arah ke Lok Bain Tan dan salah satunya juga arah ke Pasar Terapung Queen. Sebagai salah satu upaya dari kita, pemerintah Kota Banjarmasin, untuk keberadaan pasar terapung yang sifatnya katempat tadi yang sudah ada sejak dulu tradisional itu tetap berstari. Pasar terapung telah menjadi kekayaan budaya Kalimantan Selatan. Ia menjadi ikon tujuan wisata siapapun yang singgah di kota Seribu Sumai ini. Upaya melestarikannya adalah upaya melestarikan budaya, agar generasi nanti masih bisa menjadi saksi keunikannya. Novita Siring, Kauza Pratama, melaporkan untuk NET.