Alamankana bilmu'minina ra'ufarrahima wa'ala alihi wa sahbihi ajma'in wa sallamatasliman kathira amma ba'd Ahlan wa sahlan Bikum para peserta ANB Akademi yang semoga kita semuanya senantiasa dirahmati dan diberkahi oleh Allah SWT Ini adalah pertemuan pertama kita dalam pembahasan akidah di semester 2 ini yang mana insyaallah kita akan membahas tentang arkanul iman tentang rukun-rukun iman yang insyaallah semua peserta disini sudah menghafal, mungkin sudah mempelajari sedikit tentang arkanul iman atau rukun-rukun iman namun sebelum itu mari kita Semuanya mengenal terlebih dahulu apa itu iman. Mengenal terlebih dahulu apa itu iman. Memahami hakikat keimanan.
Apa itu hakikat keimanan? Apa itu iman yang selama ini kita dengar? Yang selama ini kita sebut? Kita ucapkan iman. Saya orang yang beriman.
Apa itu yang dimaksud dengan iman? Secara etimologi atau secara bahasa, iman itu berarti iman. Percaya, juga berarti membenarkan, juga berarti pengakuan, mengakui Jadi kalau seandainya kita mengatakan iman, anamu'min, itu kalau secara bahasa artinya adalah saya adalah orang yang percaya Saya adalah orang yang mengakui Allah subhanahu wa ta'ala dalam Al-Quran Pernah menceritakan tentang kisah Nabi Yusuf dan Nabi Yaakub. Dimana kala itu saudara-saudara Nabi Yusuf membawa Nabi Yusuf bermain lalu meletakkan Nabi Yusuf di dalam sumur. Kemudian ketika pulang para saudara Nabi Yusuf berbohong kepada Nabi Yaakub.
Lalu mengatakan Yusuf sudah dimakan oleh serigala. Yang mana mereka mengatakan kepada Nabi Yaakub a.s. وَمَا أَنْتَ بِمُؤْمِنٍ لَّنَا وَلَوْ كُنَّ صَادِقِينَ Sungguh engkau tidak akan mempercaya kami وَمَا أَنْتَ بِمُؤْمِنٍ لَّنَا Sungguh engkau ya Duhai Ayahanda Tidak akan mempercayai kami Tidak akan membenarkan perkataan kami وَلَوْ كُنَّ صَادِقِينَ Walaupun kami berkata jujur Ya disitu ada kata mu'min Di situ artinya adalah secara bahasa mu'min adalah mempercayai atau membenarkan perkataan seseorang Ada pun secara terminologi, secara istilah dalam konsep iman menurut Ahlus Sunnah wal Jamaah Maka iman adalah sesuatu yang diyakini dalam hati Lalu diucapkan dengan lisan Dan dibuktikan dengan Anggota tubuh kita Dengan amal perbuatan Yang mana para ulama mengatakan Iman itu adalah Membenarkan dengan hati Meyakini Hatinya meyakini Lalu diucapkan dengan lisannya Lalu diamalkan dengan anggota tubuhnya Diamalkan, dibuktikan Iman itu butuh pembuktian Orang yang beriman Dalam hatinya Maka dia akan mengucapkan Kata-kata iman yang keluar dalam lisannya Lalu perbuatannya pun mencerminkan keimanan yang ada dalam hatinya Ini iman menurut Ahlus Sunnah wal Jamaah. Inilah makna perkataan Iman Ahmad bin Hanbal rahimahullahu ta'ala. Dimana beliau berkata, Al-imanu qawlun wa'amalun wa niyatun sadiqah.
Iman itu merupakan perkataan. Iman itu juga perbuatan. Wa niyatun sadiqah. Dan iman itu adalah niat yang jujur yang ada dalam hati kita. Jadi iman itu harus ada tiga ini.
Tidak bisa dikatakan seorang itu beriman secara istilahnya Dalam istilah syariat kita Dalam istilah al-sunnah wal-jamaah Ketika seorang hanya mempercayai Mengatakan saya percaya Tapi hatinya mengingkari Maka orang ini tidak beriman Maka iman itu harus terdiri dari tiga hal ini Yaitu perkataan Perbuatan Dan harus ada di dalam hatinya, tertanam kuat dalam hatinya Ini iman menurut istilah Ahlus Sunnah wal Jamaah Kemudian para ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah juga mengatakan Bahwasanya iman itu tidak tetap Iman itu ada naik dan turunnya Iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang Hal ini dipengaruhi oleh amalan. Karena amal itu masuk dalam keimanan. Sedangkan amal orang kan berbeda-beda. Ada orang yang sedang males. Ada orang yang sedang melakukan perbuatan maksiat.
Ada orang yang rajin melakukan ibadah. Maka tentu orang yang suka melakukan maksiat dengan orang yang suka beribadah, tentu iman antara dua orang ini berbeda. Iman...
Orang yang malas ibadah dengan iman yang Rasulullah tentu jauh, sangat jauh berbeda. Ya inilah yang disilahkan oleh para ulama, iman itu bisa bertambah, bisa berkurang. Iman itu naik dan turun. Sehingga para ulama al-Sunnah mengatakan, Al-imanu yazidu wa yanqus. Iman itu bertambah dan berkurang.
Yazidu bita'atir rahman wa yanqusu bittiba'i syaitan. Dia bertambah karena ketaatan kita kepada Rahman, kepada Allah SWT. Dan dia juga bisa berkurang disebabkan ketika kita mengikuti godaan syaitan. Ketika kita melakukan kemaksiatan. Jadi iman itu bertambah ketika kita melakukan ketaatan, ketika kita beribadah, mendekatkan diri kita pada Allah SWT.
Dan ketika kita menjauh dari Allah, maka iman itu pun berkurang. Syekhul Islam Ibn Taymiyah r.a. beliau pernah berkata فَمَذْهَبُ أَهْلِ السُّنَّةِ المُتَّابِعِينَ لِلسَّلَفِ صَالِحِ أَنَّ الْإِيمَانَ يَزِيدُ بِالطَّاعَةِ وَيَنْقُصُ بِالْمَأْسِيَةِ Madhab Ahlus Sunnah wal-Jama'ah yang mengikuti para salaf yang salih, mengikuti ulama-ulama terdahulu jadi ini bukan keyakinan yang dibikin oleh Ibn Taymiyah ini bukan iman menurut Ibn Taymiyah keyakinan bahwasannya iman itu bertambah dan berkurang bukan buatan Ibn Taymiyah akan tetapi ini sudah disebutkan oleh para ulama-ulama terdahulu ini keyakinan mereka Bahwasannya apa? Annal imana yazidu bitta'ah wa yanqusu bilma'asiyah Bahwasannya iman itu bertambah Karena kita taat kepada Allah SWT Dan begitu juga dia akan berkurang ketika kita mema'asyati Atau durhaka kepada Allah SWT Jadi ini Iman itu merupakan perkataan dengan lisan Keyakinan dalam hati Dan tampak pada amalan Dan dia juga bisa bertambah Karena ketaatan kita pada Allah SWT Dia juga bisa berkurang Karena kemaksiatan atau kedurhakaan kita kepada Allah SWT Itulah hakikat keimanan, itulah iman Kemudian iman ini ada arkannya Iman ini ada tiang-tiangnya Ada rukun-rukunnya Rukun iman yang disebutkan dalam dalil-dalil itu ada enam. Ada enam rukun, rukun iman.
Dan ini semuanya disebutkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadith. Ketika Malaikat Jibril AS mendatangi Rasulullah SAW lalu bertanya, Lalu bertanya kepada Rasulullah SAW, apa itu iman? Maka beliau AS menjawab, Iman itu adalah ketika engkau beriman kepada Allah SWT.
Beriman kepada malekat-malekatnya, beriman kepada kitab-kitabnya, beriman kepada semua rasulnya, beriman kepada adanya hari akhir, hari berbangkit, kemudian beriman kepada takdir baik, takdir itu kita rasakan takdir itu tersebut buruk, atau takdir itu kita rasakan baik. Di sini Rasulullah SAW menyebutkan ada enam keimanan. Inilah yang diistilahkan oleh para ulema sebagai arkanul iman as-sittah.
Rukun iman yang enam. Dan ini insya Allah yang akan menjadi poin pembahasan kita dalam pelajaran akidah di semester dua ini. Baik. Ikhwatifillah.
A'anzakumullah. Kemudian apa hubungan Islam dan Iman? Apa hubungan Islam dan Iman? Apakah sama Islam dan Iman itu?
Kita mengenal ada rukun Islam, ada rukun Iman. Apakah sama Islam dan Iman itu? Para ulama menetapkan sebuah kaedah dalam menjelaskan hubungan antara Islam dan Iman ini.
Mereka mengatakan, Iman itu, iman dan islam itu kalau seandainya disebutkan secara terpisah, maka maknanya sama. Namun ketika dia iza jita ma'a iftaraqa. Namun kalau seandainya dia disebutkan bersamaan di satu tempat. Fimaudain wahid. Maka maknanya iftaraqa.
Maknanya berbeda. Contohnya adalah. Sabda Rasulullah SAW.
Amurukum bil imani billahi wahdah. Aku perintahkan kepada kalian untuk beriman kepada Allah SWT. Apakah kalian tahu apa makna iman kepada Allah SWT? Lalu kata beliau AS, Iman kepada Allah adalah ketika kita bersyahadat. Bersaksi bahwasannya tiada ilah, tiada sesembahan, tiada Tuhan yang berhak disembah.
Kecuali Allah SWT dan kita bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah. Kemudian mendirikan sholat, kemudian membayar zakat, dan berpuasa di bulan Ramadan. Di awal hadith ini, Di awal hadith ini, Rasulullah SAW bertanya Mal imanubillah Dilihat disini iman Tapi beliau setelahnya menjawab dengan syahadat Ada syahadat disitu Ada sholat disitu Ada zakat disitu, ada puasa Ramadan Yang mana, kalau seandainya kita antum semuanya insyaAllah sudah dengar juga Bahwasannya syahadat, sholat, zakat Puasa itu bukan rukun-rukun iman, tapi rukun-rukun Islam. Namun di sini Rasulullah SAW menyebutkan iman itu adalah bersyahadat, mendirikan sholat, membayar zakat dan puasa di bulan Ramadan.
Inilah yang kita maksudkan tadi bahwasannya kalau seandainya dia disebutkan secara terpisah maka maknanya sama. Maka iman Islam itu sama kalau seandainya disebutkan secara terpisah. Cuma disebutkan disini iman, hanya iman kepada Allah Berarti disitu mencakup makna Islam Sehingga Rasulullah SAW mentafsirkan iman dengan rukun-rukun Islam yang Yang selama ini kita ketahui Berbeda halnya kalau seandainya Dia disebutkan bersamaan di satu tempat Ketika iman dan Islam ini disebutkan di satu tempat Maka Islam itu artinya amalan-amalan zahir Iman itu berkaitan dengan amalan-amalan batin Atau yang berkaitan dengan hati Contohnya apa?
Contohnya firman Allah SWT Qalatil a'rabu amanna Orang-orang Arab Baduy itu berkata Kami sudah beriman Qul lam tu'minu Kemudian Allah perintahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW Katakanlah lam tu'minu Kalian itu belum beriman Walakin qulu aslamna Tapi katakanlah Kami sudah Islam وَلَمَّا يَدَخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ Iman itu belum masuk ke hati kalian. Lihat di sini. Ada disebutkan Islam, ada disebutkan Iman. وَلَا كِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا Orang Arab baru berkata pertama, آمَنَّا Kami beriman. Jadi ada kata, آمَنَّا Kemudian, ketika Allah S.W.T. perintahkan, قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَا كِنْ قُولُوا Ada kata iman, ada kata islam Maka disinilah berbeda Apa perbedaannya?
Orang Arab Baduy itu katakan kami sudah islam Maksudnya apa? Kami sudah melakukan hal-hal yang zahir Salat, puasa gitu ya Namun iman belum merasuk, belum menancap kuat di dalam hati-hati kalian Ini perbedaan antara iman dan islam Begitu juga dalam hadith Jibril, ketika Rasulullah SAW ditanya, Mal-Islam, maka Rasulullah SAW tafsirkan, Al-Islamu an tashhada'a la ilaha ilallah wa anna Muhammad rasulullah. Rasulullah SAW tafsirkan Islam dengan arkanul Islam, rukun-rukun Islam yang kita ketahui. Ada lima itu. Kemudian ketika ditanya tentang iman, barulah Rasulullah SAW menjawab, Jadi, intinya adalah, imanan Islam ketika disebutkan di satu tempat, maka maknanya berbeda.
Islam itu lebih berkaitan dengan amalan-amalan zahir, seperti sholat, ucapan syahadat, sholat, puasa, zakat, itu kan amalan zahir. Sedangkan iman berkaitan dengan amalan-amalan hati dan amalan-amalan bah. Yaitu keyakinan kita kepada Allah SWT Mungkin ini yang bisa kita sampaikan di pertemuan pertama kita InsyaAllah kita akan lanjutkan di pertemuan berikutnya Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillahirrabbilalamin