Catatan Kuliah: Candi Bajang Ratu
Pendahuluan
- Lokasi: Situs Candi Bajang Ratu, Trowulan.
- Masyarakat sering kali salah mengidentifikasi bangunan ini sebagai candi, padahal sebenarnya adalah gapura atau pintu gerbang.
Sejarah dan Penelitian
- Bajang Ratu adalah peninggalan masa Hindu-Buddha.
- Ada persepsi keliru masa lalu yang mengaitkan Bajang Ratu dengan pendarmaan untuk Raja Jaya Negara.
- Akademis perlu mengkaji ulang persepsi ini karena gapura bersifat profan, bukan sakral.
Struktur Bajang Ratu
- Bajang Ratu adalah gapura dengan atap atau disebut paduraksa.
- Fungsi paduraksa adalah memasuki ruang penting atau sacral.
- Umumnya, sebelum gapura paduraksa ada dua gapura lain berbentuk candi bentar.
Penelitian Arkeologi
- Struktur pintu menunjukkan pintu mengarah ke utara, menandakan bahwa bagian utara gapura adalah area penting.
- Tidak ada sisa-sisa arkeologis yang menonjol di utara gapura saat ini.
- Pentingnya toponim "Dusun Keraton" sebagai bukti kemungkinan adanya bangunan keraton di masa lalu.
Konteks Artefaktual dan Toponimi
- Bajang Ratu tidak dibangun oleh orang biasa, indikasi adanya hubungan dengan toponim Keraton.
- Keberadaan artefak lain di sekitar area menunjukkan kemungkinan keterkaitan dengan situs lain seperti Candi Tikus dan Kumitir.
Relief dan Hiasan
- Tiga panel pahatan di bagian bawah gapura menggambarkan cerita Sri Tanjung, populer pada masa Majapahit.
- Bagian atas gapura memiliki ornamen seperti kala dan cerita Ramayana.
- Tidak ada penggambaran tokoh dewa karena gapura tidak untuk pemujaan.
Kesimpulan
- Penting untuk menyampaikan bahwa Bajang Ratu adalah gapura, bukan candi.
- Bagian utara dari gapura adalah area penting.
- Perlunya kajian keruangan lebih lanjut untuk mendukung data arkeologis.
- BPCB telah membuat kajian zonasi di sekitar Bajang Ratu untuk pelestarian lebih lanjut.
Penutup
- Informasi ini penting untuk masyarakat dan generasi muda agar dapat melestarikan cagar budaya Bajang Ratu.
- Penting untuk meningkatkan pemahaman tentang sejarah dan arkeologi terkait Bajang Ratu.
Demikian catatan kuliah ini, semoga bermanfaat untuk studi dan pelestarian situs cagar budaya nasional.