Transcript for:
Sejarah Desa Gebang di Cirebon

Sejarah Desa Gebang Cirebon Konon, daerah Gebang pada waktu itu berupa nama pohon yang ada di daerah tersebut. Diceritakan, pada zaman dulu kala Pangeran Wirasuta adalah Putra Pangeran Pasarian, Putra Mahkota Kesultanan Cirebon. Menjelang usia tua, Pangeran Wirasuta menetap di sekitar pantai Laut Jawa bersama putranya yang gagah dan cakep bernama Suta bergelar Pangeran Sutajaya Wiraupas. Pangeran Sutajaya mendapat tugas dari Sultan Cerbon untuk membabad alas roban, hutan yang terkenal sangat angker karena banyak dedemitnya. Pelaksanaan tugas tersebut dibantu oleh pusakanya yaitu sebuah keris yang bernama Setan Kober dan dibantu pawangan dari bangsa jin yang bernama Silorod.

Konon, Silorod bukan tunduk kepada Pangeran Sutajaya, tetapi takut kepada pusaka keris Setan Kober. Setelah selesai melaksanakan tugas membawad alas rauban, Pangeran Sutajaya diberi hadiah sultan berupa tanah. Tanah tersebut banyak ditumbuhi pohon gebang.

Sesuai dengan cita-cita Ramadanya yang ingin menyebarluaskan agama Islam di Cirebon, bagian timur, tanah itu dijadikan perdukuan yang diberi nama gebang. Menjadi terkenal cita-cita ayahandanya terlaksana, Gebang menjadi sangat terkenal kemana-mana dan terus berkembang terutama ke arah bagian selatan, sehingga sampai ke daerah Ciawi Kuningan, sehingga kemudian Ciawi tersebut Ciawi Gebang. Pada masa keemasannya, Pangeran Sutajaya dapat membuat sebuah keraton yang keberadaannya dapat menandingi keraton Kesultanan Cirebon yang dibangun Pangeran Cakrabuana, bahkan pamernya lebih baruibawa. Keraton yang diberi nama Gebang Larang tersebut akhirnya dirobohkan kembali setelah Sultan Cirebon bertandang ke Gebang atas laporan Pangeran Kesumaputra Pangeran Losari. Peristiwa tersebut terjadi kira-kira pada abad ke-16.

Sejak saat itulah, di wilayah Cirebon dilarang membangun keraton selain keraton Kesultanan Cirebon. Oleh karena itu, di Gebang hanya ada kefamilian saja, bukan suatu kesultanan. Sekitar tahun 1989, ditemukan berbagai barang bekas peninggalan keraton gebang berupa belangkonmas dan ribuan keping perak dan kuarsa atau istilah orang gebang menyebutnya selaksa yang kini berada di mesium daerah.

Ada pun silsilah kefamilian Gebang sebagai berikut 1. Pangeran Sutajaya Wiraupas 2. Pangeran Sutajaya Seda Ingdemung 3. Pangeran Sutajaya Nata Manggala 4. Pangeran Sutajaya Tambak 5. Pangeran Sutajaya Dalam Grogol 6. Pangeran Sutajaya Dalam Kebon 7. Pangeran Sutajaya Dalam Anom dan Pangeran Sutajaya Akhir Pasukan ala Seroban Dalam versi yang lain disebutkan, Pangeran Sutajaya bukan ditugaskan untuk membabat ala Seroban, tetapi karena Cirebon ingin diserang oleh pasukan ala Seroban dan tidak sanggup untuk menandinginya. Karena ada peribahasa Godong Satu Setan Satu, akhirnya Basinuhun menugaskan Pangeran Sutajaya untuk bisa meredam pasukan ala Seroban. Pangeran Sutajaya didampingi kelima panglimanya yakni Setan Kober, Mang Mandor, Mang Lorod, Mang Ramang, Kuncung Cili Kuda Puana, Mas Kumambang Sedangkan kisah Mang Lorod yang katanya tidak takut dengan Pangeran Sutajaya, justru Mang Lorod takut kepada Pangeran Sutajaya Karena Bapak Mang Lorod Setan Kober saja kalah oleh Pangeran Sutajaya Eh ya, apalagi Mang Lorod Pangeran Sutajaya itu hanya ada satu Namun beliau mempunyai banyak nama julukan Di antaranya adalah 1. Pangeran Sutajaya Gebang Pinatar 2. Pangeran Sutajaya Dalam Kebon 3. Pangeran Sutajaya Luru Agung 4. Pangeran Sutajaya 5. Pangeran Sutajaya Pakendangan 6. Pangeran Sutajaya Komit Kepastian sejarah yang sebenarnya belum ada yang bisa mengungkapkan secara pasti Sebagai keturunan dari pelaku sejarah pun Raden Fajarudin Yang kini menempati keraton gebang tersebut Mengungkapkan bahwa apa yang diketahui mungkin saja akan berbeda versi dengan apa yang diungkapkan yang lain Ini yang mendekati kepastian sejarah.

Desa-desa yang ada di daerah pantai utara kecamatan Babakan yang kini kecamatan Gebang, semula asalnya dari suatu perdukuan bernama Gebang, Keraton Gebang. Keraton Gebang terdapat di dusun Krapiak, desa Babakan Kulon, kecamatan Babakan. Pada tahun 1689, wilayah Gebang ditetapkan sebagai daerah protektorat kompeni yang meliputi daerah pantai Cirebon di utara hingga Cijulang di selatan.

Serta sebelah barat perbatasan dengan Kesultanan Cirebon dan sebelah timur dengan Kesultanan Mataram Pangeran Sutajaya diberi hak untuk memerintah wilayah-wilayah atau suku-suku di daerah Kepangeranan Gebang Pangeran Sutajaya adalah Putra Aryawirasuta, cucu Pangeran Pasarian Cicit Susuhunan Gunung Jati Keraton Gebang didirikan oleh Pangeran Sutajaya sebagai pusat pemerintahan Gebang dan juga difungsikan untuk kudang logistik Kesultanan Mataram dalam rangka penyerbuan ke Batavia. Jan Pieter Zonchoen Mengetahui hal ini kemudian mengirim pasukan untuk menghacurkannya. Setelah peristiwa ini, Pangeran Sutajaya menikahkan putrinya yang bernama Ratu Agung dengan Pangeran Sejatmaningrat atau Pangeran Pengantin dari Kasultanan Kanauman. Pada tahun 1860 Pangeran Sujat Maningrat mendirikan keraton baru Sebagai pengganti keraton yang dihancurkan oleh Belanda Yang hingga sekarang masih berdiri dan disebut dengan keraton Gebang Terima kasih Sejarah di balik Masjid Kauman Gebang Udik Tidak banyak masyarakat mengetahui adanya masjid yang menjadi sejarah Yang berada di Cirebon wilayah timur yang bernama Masjid Kauman Atau sekarang Masjid Baitul Ghafur Di blok Karangkali kaum desa Gebang Udik kecamatan Gebang, Cirebon.

Padahal masjid itu didirikan abad ke-14 oleh cucu Sunan Gunung Jati, putra dari Mbah Kuusankan Cirebon Girang, yakni Pangeran Wirasuta atau Pangeran Sutajaya. Terbatasnya referensi tentang eksistensi keturunan Pangeran Wirasuta melahirkan istilah Kepaten Obor atau hilangnya sejarah bagi generasi Sang Pangeran. Berdasarkan keterangan yang dihimpun, dahulu kala saat terjadi kekacauan di wilayah Cirebon akibat penjajahan Belanda, beberapa keturunan Sunan Gunung Jati hijrah ke berbagai daerah yang ada di Cirebon.

Salah satunya adalah ke daerah Gebon. Ada juga yang mengungkapkan, dahulu saat Pangeran Sutajaya mendapat tugas dari Sultan Cirebon untuk membabat alas Roban, hutan yang terkenal sangat angkris. karena banyak di demiknya yang berada di wilayah Gebang.

Dari sejarah tersebut, kemudian muncullah tenda-tenda pengawal pangeran Wirasuta sepanjang daerah Kanci sampai Losari. Dan berbarengan pangeran Wirasuta memutuskan membangun keraton di Gebang Ilir untuk menetap dan dibangun. bersebelahan dengan keraton yakni Masjid Kauman yang hanya terhalang oleh sungai. Namun dalam sejarahnya, keraton yang bersebelahan dengan Masjid Kauman itu telah dihancurkan dan telah diratakan dengan tanah.

Terbukti beberapa tahun yang lalu ditemukannya rangkaian perhiasan keraton di Kompleks TPU Pejaratan Kradenan Gebang Ilir seperti belangkon yang terbuat dari emas dan juga lainnya. Kini barang-barang tersebut disimpan di mesium nasional Sedangkan masjid Kauman sampai sekarang masih tetap berdiri dan digunakan warga Untuk melakukan ibadah meskipun ada banyak bagian masjid sudah dilakukan perhaban Kono Menurut salah seorang sesepuah masjid Kauman, masjid Kauman didirikan berbarengan dengan tiga masjid lainnya, yakni Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Masjid Demak, dan satu lagi di Banten. Sebagai ciri dari bangunan masjid tersebut, disebut adalah bentuk memolo masjid yang sama dengan memolo masjid Agung Sang Ciptarasa silsilah sederhana disebutkan para keturunan Pangeran Wirasuta atau Pangeran Sutajaya mereka menikah berbaur dengan kalangan yang noningrat akibatnya para keturunan mereka sulit untuk dilacak silsilahnya secara referensial yang valid pengakuan hanya datang dari pribadi termasuk penyusunan silsila.

Pada tahun 2006 pernah diadakan silaturahmi akbar yang dihadiri sekitar seribu orang yang terdaftar sebagai keturunan dari pangeran Wirasuta, pangeran Sutajaya. Dalam perkembangannya, keturunan pangeran Wirasuta atau pangeran Sutajaya ada yang berdakwah sampai keirian jaya. Dari sanalah muncul generasi muslim pertama di bumi Cendrawasi.

Kemudian keturunan Pangeran Wirasuta atau Pangeran Sutajaya di Fakfak, dikenal daerah Tidore. Kemudian tumbuh menjadi warga masyarakat Islam, bermarga Faruk. Intro Penyebaran generasi Pangeran Wirasuta atau Pangeran Sutajaya juga hingga ke luar negeri. Tepatnya mereka juga sampai ke Cape Town Afrika Selatan.

Di sana terdapat... terdapat 200 individu komunitas Wirasuta. Demikian sekelomit riwayat singkat Bapak. tempat desa Gebang dan kebenarannya waw lu alam bisa wab kami mohon maaf barangkali ada kesalahan atau ketidaksesuaian dari cerita di atas ini