Transcript for:
Perjanjian Hudaybiyah dalam Sejarah Islam

Intro Kisah Nabi Muhammad SAW Perjanjian Hudaybiyah bagian pertama Perjanjian Hudaybiyah adalah salah satu peristiwa yang amat penting dalam perjuangan Nabi Muhammad SAW untuk menyebarkan Islam. Perjanjian antara kaum muslimin Madinah dan kaum kafir Quraishh Mekah ini terjadi pada bulan Zulqadah. tahun 6 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 628 Masehi.

Sebelumnya, Madinah yang kala itu telah terbebas dari gangguan orang-orang Yahudi maupun teror perang dari suku lain, membuat para penduduk Madinah dapat merasakan ketenangan. dan suasana damai di tengah masa-masa tenang tersebut Rasulullahullah SAW mengabarkan kepada para sahabat tentang mimpinya dimana beliau memimpikan berangkat bersama kaum muslimin melaksanakan umrah ke Mekah dengan aman dan hal itu kemudian dipertegas dengan firman Allah dalam Quran surat al-Fat ayat 27 yang artinya sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasulullahnya tentang kebenaran mimpinya bahwa kamu pasti akan memasuki Masjid Al-Kharam, insya Allah dalam keadaan aman dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya. Sedang kamu tidak merasa takut, maka Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui, dan dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.

Maka berangkat dari hal itulah kemudian muncul keinginan kaum muslimin untuk melaksanakan umroh ke Mekah, sekaligus melepas rindu akan tanah kelahiran mereka. Rasulullahullah SAW kemudian mengumpulkan dan mengajak seluruh kota. Seluruh kaum muslimin termasuk suku-suku Arabadu yang telah memeluk Islam. Tetapi kebanyakan para penduduk gunung itu tidak menyambut baik ajakan Rasulullahullah SAW. Mereka terus mencari berbagai alasan untuk menolak Rasulullahullah hingga Sebagian dari mereka berkata Kami disini sudah sangat sibuk menjaga harta-harta ini Yakni hewan ternak dan anak istri kami Seandainya kami ikut kalian Pastilah harta kami akan hilang dan keluarga kami akan terlantar Maka mohonkanlah ampunan untuk kami Meski tanpa keikutsertaan suku-suku Baduy pun, pada hari Senin awal Zulqadah tahun 6 Hijriah, tergabunglah 1.400 orang kaum muslimin.

Sedangkan menurut riwayat lain, disebutkan antara 1.300 hingga 1.600 orang yang berangkat bersama Nabi SAW ke Mekah. Dan mereka tidak membawa senjata kecuali pedang untuk menyembelih kurban. Karena bersama mereka terdapat pula 70 ekor unta yang akan dijadikan hewan kurban nantinya.

Perjalanan kemudian berlanjut hingga rombongan kaum muslimin tiba di daerah yang bernama Ziy al-Khalifah, sekitar 10 km dari Madinah. Dari sini mereka mulai berikhram, yakni mengenakan pakaian yang tidak berjahit, seraya berkata. La baik Allah, Kalimat talbiah diulang-ulang oleh Rasulullahullah SAW bersama rombongan.

Hal ini juga mestinya dapat menjadi tanda bagi siapapun bahwa perjalanan ini adalah murni untuk umroh. Dan ketika rombongan tiba di Asfan, sekitar 80 km dari Mekah, di sini Rasulullahullah SAW mendapat kabar dari Bishir bin Sufyan yang beliau tugaskan menghimpun informasi. Selain itu dikabarkan juga bahwa Khalid bin Walid yang ketika itu belum memeluk Islam, ternyata telah mendahului pasukan kafir Quraishh.

Ia bersama pasukan berkudanya telah berada di Kuro Al-Ghomim, sekitar 64 km dari Mekah. Mereka menunggu dan bersiap untuk menyerang kaum muslimin. Mendengar kabar ini, Rasulullahullah SAW kemudian bermusyawarah dengan para sahabat, yang hasilnya adalah tetap melanjutkan perjalanan ke Mekah, tanpa ada keraguan dan kecemasan yang melanda hati kaum muslimin. Agar melanjutkan perjalanan dengan aman sekaligus menghindari pasukan berkuda kholid sehingga tidak terjadi pertumpahan darah, maka Nabi SAW menempuh jalur yang tidak langsung menuju Mekah.

Jalan itu sangat sulit, berliku-liku, sempit, dan turun naik, serta dipenuhi oleh batu-batu tajam. Sementara itu, kholid yang sudah menunggu lama akhirnya menempatkan. Dia mengetahui perubahan jalur Rasulullahullah SAW Ia pun kembali ke Mekah untuk bergabung dengan kaum kafir lainnya Dan pada saat kaum muslimin tiba di Hudaybiyah Al-Qaswa, unta kepunyaan Rasulullahullah SAW berhenti berjalan Para sahabat yang melihat kejadian itu berkata Al-Qaswa telah berhenti untuk menetap disini karena lelah Tetapi Rasulullahullah menjawab, Tidak, dia tidak berhenti untuk menetap, tetapi yang menghalanginya adalah yang menghalangi gajah. Setiap ada ajakan dari Quraishh, dengan maksud mengadakan hubungan kekeluargaan, tentu akan aku sambut.

Maksud Rasulullahullah SAW yang menghentikan unta beliau adalah Allah Sebagaimana Allah yang menghalangi gajah Abraha ketika penguasa itu bermaksud meruntuhkan Kaabah pada masa Abdullah Muttalib Rasulullahullah SAW kemudian memerintahkan kaum muslimin mendirikan kemah di Hudaybiyah Ternyata wilayah tersebut sangatlah kering dan tidak terdapat air di dalam sumur-sumurnya Anggota rombongan pun mengeluh kehausan Hau sekali, tolong berikan aku air. Melihat kesusahan yang dialami rombongan, maka Rasulullahullah kemudian menembakkan anak panahnya ke dalam sumur tersebut. Sehingga tak lama kemudian, air yang begitu banyak pun keluar dari dalam sumur. Dari Hudaybiyah, Rasulullahullah berusaha meyakinkan tokoh-tokoh Mekah, bahwa beliau datang bukan bermaksud untuk berperang, tetapi semata-mata hanya ingin melaksanakan ibadah umroh dan memuliakan Kaabah. Sebaliknya pihak kafir Quraishh pun berusaha meyakinkan bahwa tidak ada jalan sedikit pun untuk Rasulullahullah dan robongan memasuki Makkah.

Itu akan menjadi kelemahan kita dan juga akan menjadi buah bibir masyarakat Arab jika Muhammad kita izinkan masuk. Rasulullahullah mengirim utusan demi utusan ke Mekah. Salah satu utusan adalah Quraish bin Umm yang nyaris dibunuh oleh kaum kafir Quraishh, seandainya tidak dihalangi oleh Al-Habis, sebuah kelompok dalam masyarakat Mekah yang biasanya bertugas menjaga keamanan. Rasulullahullah tidak putus asa. Beliau kemudian ingin mengirim Umar bin Khotob.

Tetapi kemudian Umar berkata, Ya Rasulullahullah, sebaiknya engkau mencari orang lain. Karena Quraishh sangat mengusuhiku, sehingga itu tidak akan memuluskan misi yang saya emban. Di samping itu, tidak ada seorang pun di Mekah yang dapat memberiku jaminan perlindungan keamanan. Rasulullahullah memahami alasan Umar, sehingga beliau kemudian mengutus Uthman bin Affan. Sahabat ini berangkat ke Mekah dan mendapat perlindungan dari Ibn bin Sayyidina bin Al-As.

Ketika Uthman bin Affan tiba di Mekah, kaum kafir Quraishh tidak... bergeming dari sikapnya menolak Rasulullahullah SAW meski mereka cukup berbaik hati dengan Uthman wahai Uthman kami memang membenci Muhammad dan agamanya tetapi khusus bagi engkau Kami kecualikan, silakan engkau dapat bertawaf di Kaabah sesuka hatimu. Aku menolak tawaranmu itu, karena aku tidak ingin mendahului Rasulullahullah SAW.

Sementara di perkemahan kaum muslimin, Rasulullahullah dan rombongan masih berharap cemas menanti kabar dari Uthman yang tak kunjung pulang. Karena kepergian Uthman telah cukup lama menemui Kurois, maka timbul isu bahwa beliau telah dibunuh oleh kaum kafir Kurois. Apa kalian sudah mendengarnya? Mendengar apa? Katakanlah jika itu adalah berita penting.

Uthman bin Affan telah lama pergi menemui Quraishh dan sampai saat ini beliau belum juga kembali ke sini. Aku yakin beliau pasti sudah dibunuh oleh orang-orang kafir Quraishh itu. Menanggapi isu tersebut Rasulullahullah SAW mengajak seluruh rombongan untuk perbaikan.

Yakni mengikrarkan janji setia untuk menyerang Mekah dan tidak akan berhenti hingga titik darah penghabisan. khusus untuk Uthman yang sedang pergi ke Mekah. Rasulullahullah menjabat tangannya sendiri setelah ia berkata, Ini tangan Uthman, dia juga ikut berbaian.

Perjanjian ini dinamai dengan Budail Ar-Ridwan yang artinya bayat yang penuh keridon Allah. Peristiwa bayat di atas diabadikan dalam Al-Quran Surat Al-Fat ayat 18 yang artinya, Sungguh Allah telah meridohi orang-orang mu'min? Ketika mereka berjanji setia kepadamu, Muhammad, di bawah pohon, maka dia mengetahui apa yang ada dalam hati mereka.

Lalu dia memberi ketenangan atas mereka dan memberi balasan dengan kemenangan yang dekat. Demikian kisah perjanjian Hudaybiyah bagian pertama. Terdapat hikmah yang bisa kita ambil di antaranya? Pertama, keinginan kuat para sahabat yang ingin melaksanakan ibadah umroh. Meski tantangan dan ancaman bahaya ada di depan mereka, hendaklah kita beribadah tanpa harus takut pada apapun, kecuali hanya pada Allah SWT.

Kedua, kita menyaksikan mu'ziza dari Rasulullahullah SAW yang dapat mengeluarkan air dari sumber mata air yang sudah kering. Wawlawaklam bisawab Kisah Nabi Muhammad SAW Perjanjian Hudaybiyah bagian kedua Berita tentang perjalanan kaum muslimin ke Mekah telah membuat kekhawatiran bagi kaum kafir Quraishh, sehingga mereka berupaya untuk mencegah dan menghentikannya dengan mengirim beberapa utusan. Dan Budail bin Warko menjadi utusan pertama yang dapat diperoleh. datang menemui Rasulullahullah SAW dan kaum muslimin di Hudaybiyah. Namun setelah rombongan Budail menemui Rasulullahullah SAW dan menyaksikan langsung kenyataan di perkemahan kaum muslimin, Budail dan rombongan Budail menemui Rasulullahullah SAW.

Rombongannya pun percaya bahwa Rasulullahullah tidak bermaksud menantang perang Kurois, melainkan murni untuk ibadah umroh. Rombongan Budail pun kemudian kembali ke Mekah dan menyampaikan laporannya. Tetapi, ia justru dicurigai oleh tokoh-tokoh Kurois. Aku tidak percaya dengan kesaksianmu.

Apalagi kau berasal dari suku Huza'ah yang sejak dulu memiliki hubungan baik dengan keluarga Muhammad dari Bani Hashim. Setelah itu kemudian, Kemudian Quraishh kembali mengirimkan utusan selanjutnya yaitu Urwah bin Mas'ud. Ia adalah tokoh dari suku Sakif.

Dan saat Urwah bertemu dengan Rasulullahullah SAW, Rasulullahullah pun menjelaskan kepadanya. Sama seperti apa yang beliau jelaskan kepada Budail bin Warko, utusan Quraishh sebelumnya. Urwah yang tidak puas dengan jawaban Rasulullahullah tersebut, ia berusaha kembali pada misinya untuk menghalangi dan melemahkan semangat Rasulullahullah.

Rasulullahullah dengan berkata, Wahai Muhammad, apakah engkau menghimpun orang-orang ini, lalu datang ke Mekah untuk meminasakannya? Sungguh yang engkau hadapi adalah Quraish yang datang dengan kekuatan yang besar. Saya duga orang-orang yang datang bersamamu ini esok pasti akan lari meninggalkanmu.

Mendengar itu Abu Bakar menjadi geram dan memaki Urwah. Hai orang hina, beraninya kau meragukan kesetiaan kami. Apakah kau...

Kau mengira kami akan meninggalkan Rasulullahullah? Itu tidak mungkin. Setelah Urwah mengetahui bahwa yang berucap itu adalah Sayyidina Abu Bakar, ia kemudian berkata, Demi Tuhan, seandainya tidak pernah ada kebaikan yang pernah engkau berikan kepadaku, niscaya aku pasti akan membalasmu, tapi biarlah kebaikanmu itu mencegahku.

Urwah kemudian mendekat kepada Rasulullahullah SAW dan memegang jenggot beliau. sebagaimana adat kebiasaan masyarakat di Jazirah Arabia hingga kini. Hal tersebut bertujuan sebagai simbol kedekatan dan persahabatan. Namun salah seorang sahabat Rasulullah yang melihat kejadian itu marah dan berkata kepada Urwah, Singkirkan tangan kotormu itu dari wajah Rasulullahullah sebelum tanganmu itu kutebas.

Dengan wajah bingung, Urwah kemudian bertanya kepada Rasulullahullah SAW, Siapa ini ya Muhammad? Rasulullahullah SAW, Rasulullah kemudian menjawab, Dia adalah anak saudaramu, Mohirah bin Syukbah. Urwah kemudian berpaling kepadanya dan berkata, Apa ini?

Bukankah baru kemarin kau bisa berjalan? Meski begitu, Urwah terus berusaha menyukseskan misinya. Rasulullahullah pun bertahan pada prinsip beliau. Tetapi dalam saat yang sama, melayani Urwah dengan sikap yang baik dan terhormat.

Di sisi lain, kekaguman Urwah pada sikap sahabat-sahabat Rasulullahullah. yang demikian hormat kepada Rasulullah telah membuat Urwah menyerah pada misinya. Dan ia pun kembali ke Mekah membawa kesan yang sangat dalam tentang sosok Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin. Dalam laporannya kepada tokoh-tokoh kafir Quraishh, ia berkata, Demi Tuhan, aku telah berkunjung ke Raja-Raja. Aku telah menemui Kaisar Romawi, Kisro Persia, Negus Abi.

Tapi sungguh, aku tidak pernah melihat seorang penguasa yang diagungkan oleh teman-teman. temannya, sebagaimana Muhammad diagungkan. Setelah kegagalan Urwah pada misinya, kaum kafir Quraishh kembali mengirimkan utusan lainnya, yaitu Hulais bin Allah. Namun ketika Rasulullahullah SAW melihat Hulais datang, Rasulullah menyampaikan kepada para sahabatnya tentang firasat beliau. Orang ini dari kaum yang memiliki rasa keagamaan yang baik.

Giringlah untai-untai yang akan dikorbankan agar dia melihatnya. Dan sungguh tepat itu. Virasat Rasulullahullah tersebut, Hulais percaya dengan apa yang ia saksikan sendiri, tanpa perlu menemui Rasulullahullah atau menyelidiki lebih dalam tentang maksud kunjungan kaum muslimin ke Mekah.

Ia pun kembali dan menyampaikan kepada tokoh-tokoh kafir Quraishh apa yang diakininya. Di hadapan para pemuka Quraishh di Mekah, Hulais melapor, Setelah aku melihat dengan mata kepala aku sendiri, aku yakin Muhammad dan rombongannya tidak datang kecuali untuk memuliakan Kaabah. Tetapi bagi mereka, ini adalah hal yang tidak bisa diperlukan.

Para pemuka Kurois itu enggan percaya, bahkan mereka menghina-hina Hulais. Memangnya kau tahu apa tentang kabah? Engkau tak lain kecuali hanyalah orang gunung yang tidak tahu apa-apa tentang kabah.

Kami Mendengar hinaan itu membuat Hulais marah Kemudian ia berkata Hai keluarga besar Kurois Bukan berdasar demikian kami menjalin kebersamaan dengan kalian Apakah kalian akan menghalangi seorang yang akan berkunjung mengagungkan rumah Tuhan. Demi Tuhan yang jiwa Hulais berada di genggaman tangannya. Kalau kalian tidak membiarkan Muhammad melaksanakan tujuan kedatangannya, maka aku akan mengajak Al-Habish untuk bersatu mendukungnya.

Al-Habish adalah sekelompok masyarakat Mekah yang bertugas menjaga keamanan. Tampaknya tokoh-tokoh Kurois itu telah meremehkan Hulais. Tetapi di saat yang bersamaan mereka juga tidak ingin menyerang Nabi.

Rasulullahullah menerima utusan kaum kafir Quraishh, tetapi mereka selalu gagal. Dan di kali terakhir, Quraishh mengutus Suhail bin Amr. Perundingan memang terjadi cukup alot, tetapi akhirnya ditemui kesepakatan.

Ketika disusun konsep teks perjanjian, Rasulullah memerintahkan Ali bin Abi Talib yang bertugas untuk menuliskannya. Tuliskanlah Bismillahirrahmanirrahim. Tetapi kemudian Suhail menyela. Hentikan, saya tidak mengenal apa itu Ar-Rahman.

Jadi tulis saja biismika Allahumma yang berarti dengan namamu ya Allah. Perlu diketahui pada masa tersebut orang-orang jahiliah hanya mengenal Allah, tidak mengenal siapa Ar-Rahman. Dan hal ini terekam dalam Quran Surat Al-Furqan ayat 60 yang artinya, Apabila dikatakan kepada mereka, sujudlah kepada Ar-Rahman. Mereka menjawab, Jawab, siapakah Ar-Rahman itu?

Apakah kami akan sujud kepada Tuhan yang kamu perintahkan kami bersujud kepadanya? Perintah sujud itu menambah jauh mereka dari iman. Rasulullahullah kemudian memerintahkan Ali untuk menghapus dan menggantinya sesuai usul sukhail.

Tetapi para sahabat Rasulullah yang hadir ketika itu menolak dan bersih keras. Agar bas malah tetap ditulis dengan lengkap. Tetapi Rasulullahullah SAW dengan tegas berkata, ke Allahumma. Kemudian lanjutkan dengan menulis, inilah yang menjadi keputusan Muhammad Rasulullahullah. Belum lagi Rasulullah selesai berucap, Suhail yang keberatan kemudian berkata, Seandainya kami mengetahui bahwa engkau adalah Rasulullahullah, kami tidak akan menghalangimu berkunjung ke Kaabah dan tidak juga memerangimu.

Jadi tulislah Muhammad bin Abdullahlah saja. Demi Allah, aku adalah Rasulullahullah, walau kalian mengingkariku, tulislah Muhammad bin Abdullahlah, selama kalian membiarkan kami bertawaf di Kaabah. Baiklah, tetapi bukan untuk tahun ini, karena nanti orang-orang Arab akan mengira bahwa kami dipaksa oleh kalian. Kemudian dengan satu syarat tambahan lagi, engkau harus mengembalikan kepada kami siapapun dari pihak kami yang datang kepadamu walau menganut agamamu. Mendengar syarat ini para sahabat keberatan.

Bagaimana bisa kami harus mengembalikan seorang muslim kepada kaum kafir? Dalam situasi demikian, tiba-tiba muncul Abu Jandal bin Suhail, putra Suhail bin Amr yang beriman. Dengan berat berjalan karena kedua kakinya dibelenggu.

Ini yang pertama saya tuntut untuk dikembalikan. Tetapi kita belum memutuskan perjanjian kita. Kalau demikian, aku tidak akan mengikat perjanjian apapun. Kecualikan yang ini saja, wahai Suhail. Aku tidak setuju.

Perkenankan ini saja. Tidak, aku tidak akan memperkenankannya. Kemudian Mukris yang juga hadir dalam rombongan Suhail berkata, Baiklah, kita perkenankan. Tapi dalam kenyataannya tidak demikian. Mereka berbohong dan Abu Jandal tidak diizinkan bergabung dengan kaum muslim.

Demikian sebagian dari proses yang terjadi dalam perjanjian Hudaybiyah. Proses yang begitu alot hingga sebagian besar sahabat kecewa dan sangat menyayangkan hasil dari perjanjian tersebut. Demikianlah kisah berjanjian Hudaybiyah bagian kedua ini. Hikmah yang bisa kita pelajari diantaranya, pertama adalah sikap arif dan cerdasnya Rasulullahullah SAW dalam melakukan diplomasi dan perlindungan, meskipun yang dihadapinya adalah musuh terbesar kaum muslimin, yakni kaum kafir Quraishh.

Kedua, meskipun utusan-utusan Quraishh itu berlaku tidak menyenangkan, tetapi Rasulullahullah SAW tetap menerima dan memperlakukan mereka dengan terhormat sebagaimana sunnah Rasulullahullah dalam menghormati tamu wa'alaikumussalam kisah Nabi Muhammad SAW perjanjian Hudaybiyah bagian ketiga setelah tercapainya kesepakatan antara kaum muslimin dengan kafir Quraishh dalam perjanjian Hudaybiyah Maka selanjutnya disetujui lah gencatan senjata selama 10 tahun Sehingga selama masa itu, tiada lagi gangguan dan peperangan dari kaum kafir Quraishh Namun kaum muslimin harus menerima kenyataan Bahwa pada tahun 6 Hijriah ini, mereka tidak diperkenankan memasuki Mekah dan melaksanakan umroh Kecuali tahun depan dan itu pun hanya diperbolehkan menetap selama 3 hari, serta tidak diperkenankan membawa senjata selain pedang yang tak dihunus. Kemudian hal lain yang juga memberatkan hati para sahabat dari isi perjanjian ini adalah tentang mengembalikan orang-orang mukmin yang pergi ke kaum muslim kepada kafir Quraishh. Terkait hal tersebut, Rasulullahullah SAW menjelaskan mengapa beliau menerima hal itu.

Siapa yang pergi meninggalkan kita, maka Allah menjauhkannya dari kita. Sedang siapa yang datang kepada kita dan harus kita kembalikan, maka yakinlah bahwa Allah akan memberinya jalan. Jalan keluar Selanjutnya diperbolehkan dari siapa saja diantara suku-suku Arab Untuk mengikat perjanjian damai dan bergabung dengan salah satu dari kedua pihak Saat itu suku Hudzah menjalin kerjasama dan mengikat perjanjian pertahanan bersama dengan Rasulullahullah SAW Sedangkan Bani Bakar memihak kepada kaum kafir Quraishh Meski begitu Banyak hal dalam perjanjian ini yang kurang berkenan di hati para sahabat Rasulullahullah SAW Seperti Ali bin Abi Talib Ia enggan menghapus kata Ar-Rahman dalam kalimat basmalah Dan menolak menghilangkan kata Rasulullahullah dari nama Nabi Muhammad SAW Meskipun pada akhirnya Rasulullahullah sendiri yang menghapuskannya Kemudian memerintahkan Ali untuk menulis apa yang diusulkan oleh ketua delegasi kaum kafir itu Namun dari sekian banyak sahabat yang berat hati, Umar bin Khotob lah yang paling keras dalam memprotes perjanjian ini.

Bahkan ia mendebat Rasulullahullah SAW. Bukankah engkau benar-benar Rasulullahullah? Benar, aku adalah Rasulullahullah. Bukankah kita dalam kebenaran dan musuh kita dalam kebatilan?

Benar, kita dalam kebenaran. Kalau demikian, mengapa kita menerima sesuatu yang rendah menyangkut agama kita? Aku adalah Rasulullahullah, aku tidak akan mendurhakainya, dia adalah penolongku. Bukankah engkau pernah menyampaikan kepada... berkunjung dan tawaf di sana.

Setelah mendebat Rasulullahullah SAW, Umar juga datang menyampaikan keluh kesah dari pikiran dan isi hatinya kepada Abu Bakar. Tetapi Abu Bakar kemudian menasih hatinya, Wahai Umar, berpegang teguhlah pada dirimu. Jangan pernah melepaskan tuntunan Rasulullah. Aku bersaksi bahwa beliau adalah Rasulullahullah dan dibalik segala keputusannya pastilah terdapat kebaikan yang tidak kita ketahui.

Umar kemudian merendung sesaat lalu menjawab Engkau benar wahai Abu Bakar Maka aku pun bersaksi bahwa beliau adalah Rasulullahullah Setelah peristiwa ini Umar bin Khotob tidak lagi membiarkan dirinya Tenggelam dalam pikirannya Ia pun menjadi sosok yang terbuka dan menerima keputusan Rasulullahullah SAW Seperti yang dilakukan oleh Abu Bakar Sementara di antara kaum kafir Quraishh juga terdapat orang-orang yang menolak perjanjian itu. Ada sekitar 30 hingga 80 orang dari golongan kafir Quraishh yang berusaha menyerang kaum muslimi pada saat perjanjian tengah berlangsung. Meski begitu mereka dapat dikalahkan dan ditawan kaum muslimi. Walau pada akhirnya kesemuanya dibebaskan kembali oleh Rasulullahullah SAW sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

Kini saatnya kaum muslimin harus kembali ke Madinah. Namun karena mereka mengenakan pakaian ikhram dengan niat berumrah, sedangkan mereka tak dapat melaksanakannya karena dihalangi, maka Rasulullahullah SAW memerintahkan semua yang berikhram untuk melaksanakan tahalul, yaitu kembali kepada keadaan semula dan berlepas dari yang terlarang selama berikhram. Tetapi perintah Rasulullahullah disambut dingin oleh kaum muslimin. Tak satu pun dari mereka yang bersegera melaksanakannya Bahkan terlihat mengabaikan perintah Rasulullahullah tersebut Jelas bahwa ketika itu mereka sangat kecewa Tidak dapat berumrah Karena Rasulullahullah SAW telah memerintahkan mereka bertahalul Tiga kali Rasulullahullah memerintahkan itu, tetapi sambutan tetap dingin.

Sehingga akhirnya Rasulullahullah dengan kecewa masuk ke tenda beliau dan menyampaikan kekecewaannya kepada istri yang mendampingi beliau dalam perjalanan, yaitu Umm Salamah. Umm Salamah yang dikenal sebagai istri Rasulullahullah yang cerdas, memberikan saran kepada beliau. Wahai Nabi Allah, sukakah engkau mereka bertahalul?

Maka keluarlah sekali lagi, tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada mereka. Cukurlah rambutmu, dan sembelilah unta yang engkau akan kurbankan. Rasulullahullah SAW pun menerima saran dari istrinya tersebut. Beliau kemudian memanggil tukang cukurnya dan bercukur, serta menyembeli unta, dan hal tersebut disaksikan oleh kaum muslimin. Saat melihat Rasulullahullah SAW bercukur, semua anggota rombongan pun berlomba-lomba saling mencukur rambut mereka.

Rasulullahullah ikut senang menyambut sikap mereka itu sambil berdoa. Semoga Allah merahmati orang-orang yang menggunduli kepalanya. Sementara sahabat beliau lainnya yang hanya memendekkan rambut tanpa menggundulinya, meminta sekiranya Rasulullahullah juga mendoakan mereka. Ketika itu ada 70 ekor unta yang disembeli.

Rasulullahullah SAW menyebeli unta milik Abu Jandal yang merupakan harta rampasan kaum muslimin pada pertempuran Badar 4 tahun lalu. Dan setelah 19 hari berada di Hudaybiyah, telah banyak tuntunan agama yang diperoleh kaum muslimin. Misalnya diperbolehkannya hanya memendekkan rambut ketika takhalul.

Yang bisa jadi mungkin disebabkan karena beberapa alasan, seperti masalah rambut dan kondisi kesehatan. Dan ketika di Hudaybiyah, Rasulullahullah mengizinkan kaum muslimi untuk sholat di tempat masing-masing, karena ketika itu hujan turun dengan deras. Sehingga menyebabkan kaum muslimin tidak memungkinkan meninggalkan tenda-tenda mereka Di sana juga diajarkan oleh Rasulullahullah SAW Bahwa barang siapa yang tertidur sehingga tidak melaksanakan sholat pada waktunya Agar ia berjalan bersegera sholat begitu terbangun. Tuntunan ini disampaikan Rasulullah kepada anggota rombongan yang saat itu semuanya terpidur.

Pada awalnya perjanjian Hudaybiyah tampak tidak berpihak kepada kaum muslimin, sehingga hal tersebut sempat memberatkan hati para sahabat Rasulullahullah. Namun kendati demikian, seiring berjalannya waktu, perjanjian ini justru menguntungkan kaum muslimin, sebagaimana dalam Al-Quran Surat Al-Fat ayat 1 menegaskan bahwa sesungguhnya agama-agama ini tidak berpihak kepada kaum muslim. Ayat tersebut dibacakan Rasulullahullah SAW kepada seluruh anggota rombongan dalam perjalanan pulang ke Madinah. Tepatnya di satu tempat yang dikenal dengan nama Qurra al-Ghomim, sekitar 64 km dari Mekah.

Dan ketika dibacakan, seorang sahabat Rasulullah bertanya, Apakah ini kemenangan? Rasulullahullah menjawab, Ya, demi Allah yang jiwaku dalam genggaman tangannya, sungguh perjanjian ini adalah kemenangan. Setelah peristiwa perjanjian Hudaybiyah berlalu, maka terbukalah pintu silatul rahim antara kaum muslimin dan orang-orang Mekah.

Keduanya pun saling kunjung-mengunjungi, sehingga terjadi diskusi yang membuka pikiran dan hati sekian banyak orang. Kekaguman orang-orang Kuroi semakin bertambah setelah mereka melihat komitmen Rasulullahullah SAW melaksanakan isi perjanjian dan melihat akhlak Rasulullahullah serta kaum muslimin yang demikian luhur. Dan hal ini terus berlanjut hingga menjadikan jumlah masyarakat yang memeluk Islam pada 2 tahun setelah perjanjian lebih banyak daripada jumlah seluruh umat Islam sebelum perjanjian itu. Kemudian dampak positif lainnya adalah terbukanya mata dan hati sekian banyak tokoh Kurois yang tadinya berperan besar dalam menentang Islam.

Tercatat antara lain Khalid bin Walid dan Amr bin Ash, yang sebelum perjanjian Hudaybiyah, keduanya adalah tokoh penting bagi pasukan kafir Kurois, kini masuk Islam. Keislaman tokoh-tokoh ini mengurangi kekuatan kaum kafir Kurois. Dan sejak itu pula kekuasaan dan pengaruh Kurois perlahan-lahan mulai memudar sehingga dua tahun setelah perjanjian itu, Mekah pun dapat ditaklukkan oleh kaum muslimin. Demikianlah bahwa perjanjian Hudaybiyah adalah awal dari sebuah kemenangan besar. Demikianlah kisah berjanjian Hudaybiyah bagian ketiga.

Hikmah yang bisa kita ambil diantaranya? Pertama, bahwa Islam tersebar melalui banyak jalan, dan salah satu jalan tersebut adalah melalui diplomasi, yaitu menjalin hubungan kerjasama dan perjanjian antar manusia selama hal tersebut tidak melanggar syariat. Kedua, peran Umm Salamah ketika memberikan usulan menunjukkan bahwa betapa perempuan atau istri Sejak zaman Nabi SAW mempunyai peranan besar dalam membantu suami dan dakwah Islam