Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat berjumpa kembali dengan saya pada mata kuliah sistem penghantaran obat Pada kesempatan kali ini kita akan melanjutkan diskusi kita yakni terkait dengan nanoteknologi pada aspek formulasi sediaan berbasis nanoteknologi Di era sekarang ini, era pengembangan obat baru nanoteknologi merupakan suatu sistem penghantaran yang sangat familiar sekali dalam memodifikasi target aksi obat, pelepasan obat, serta meningkatkan beberapa keuntungan lainnya yang dapat meningkatkan bioavailabilitas dari suatu obat. Oleh karena itu, terkait dengan kajian nanoteknologi ini akan kita bahas satu per satu dari aspek formulasi dan karakterisasinya. Ada beberapa aspek utama yang perlu kita pahami dalam kita merancang atau mendesain suatu sediaan nanopartikel.
Jadi yang harus kita ketahui bahwa sediaan nanopartikel ini merupakan sistem dispersi, artinya dia berupa partikel-partikel yang terdispersi dalam suatu pembawa. Ketika suatu partikel terdispersi dalam suatu pembawa, Idealnya dia harus distabilkan oleh suatu stabilizer. Stabilizer ini bertugas untuk menstabilkan sistem dispersi agar tidak terjadi distrupsi dari sistem tersebut.
Misalkan floculasi pada suspensi atau terjadi kristal growth pada suspensi dan seterusnya. Beberapa karakteristik ini harus kita hindari agar nanopartikel ini terjaga kinerjanya dari awal pembuatan. sampai nanti penyimpanan bahkan pemberian atau administrasi kepada pasien. Oleh karena itu terkait dengan aspek sistem dispersi ini yang harus diperhatikan adalah stabilisasinya.
Bahwa pada sistem dispersi itu stabilitasnya sangat dipengaruhi sekali oleh energi Gibbs. Jadi energi Gibbs ini yang sangat mempengaruhi stabilitas dari suatu sistem dispersi. Energi Gibbs ini memiliki nilai yang sebanding dengan tegangan antarmuka dan sebanding dengan luas permukaan. Karena teknologi nanopartikel ini bertujuan untuk memperkecil ukuran partikelnya sampai pada tingkat ukuran nanosize, maka luas permukaan ini sangat meningkat secara signifikan sekali. Oleh karena itu, energi Gibbs-nya juga relatif akan signifikan.
Salah satu cara untuk menurunkan energi Gibbs atau meningkatkan stabilitas ini yakni dengan menurunkan tegangan antarmuka yakni permukaan interfacial pada nanopartikel yang terdispersi ini dan medium dispesenya. Itu adalah salah satu cara untuk meningkatkan stabilitas dari sediaan nanopartikel. Kemudian beberapa keuntungan.
terkait dengan nanopartikel yang paling utama yakni adalah peningkatan kelarutan melalui kinetika supersaturasi dan perubahan behavior dari partikel terkait dengan proses enkapsulasi pada peningkatan kelarutan ini dipengaruhi oleh kinetika supersaturasi jadi kalau kita memperkecil ukuran partikel sampai ke mikronis menurunkan ukuran partikel ini tidak mengubah mengubah secara signifikan kelarutan dari suatu obat akan tetapi mengubah ukuran partikel sampai mikrones ini memberikan pengaruh terhadap kecepatan melarut dari suatu obat atau disolusi nretnya saja akan tetapi kalau kita menurunkan ukuran partikel sampai ketingkat nanosize nya maka nanti akan ada pengaruh terhadap peningkatan kinetika supersaturasi dari suatu sistem nano Ini telah dibuktikan oleh persamaan Fadulid bahwa penurunan ukuran partikel sampai tingkat nanosize terutama kurang dari 100 nanometer akan meningkatkan kinetika supersaturasi secara signifikan. Kinetika supersaturasi ini berpengaruh terhadap nantinya kelarutan obat jenuhnya. Jadi ini akan meningkatkan jumlah obat yang diabsorpsi dan meningkatkan bioavailabilitas dari suatu obat. Yang kedua, keuntungan utama yang kedua yakni perubahan behavior melalui proses enkapsulasi. bisa perubahan secara fisika atau secara kimia kalau secara fisika itu nanti dia terenkapsulasi sehingga enkapsulanya itu akan memproteksi secara fisik sebagai barrier secara fisik antara obat yang terenkapsulasi dengan kondisi luar sehingga secara kimia dia dapat meningkatkan stabilitas dari senyawa yang dienkapsulasi itu adalah mekanisme dasar atau keuntungan secara umum yang akan kita peroleh ketika kita mendesain suatu sedia nanopartikel.
Sedia nanopartikel ini bisa kita rancang dalam bentuk polimerik nanopartikel atau lipid base nanopartikel yang mana masing-masing bahan ini merupakan bahan utama dalam kita merancang suatu sistem penghantaran obat. Satu bahan ini pasti memiliki keuntungan dan satu bahan ini pasti juga memiliki kerugian. akan tetapi dengan pertimbangan kebutuhan dan penilaian rasio resiko dan manfaat kita akan memilih baik itu dari polimerik nanopartikel ataupun lipid base nanopartikel yang pertama yang akan kita diskusikan disini adalah polimerik nanopartikel terlebih dahulu polimerik nanopartikel ini memiliki keuntungan yakni dia lebih tahan terhadap degradasi enzim kenapa? karena kalau lipid itu masuk ke dalam saluran pencernaan itu ada enzim yang namanya lipase enzim lipase ini yang akan mendegradasi dari sistem yang kita gunakan terutama jika suatu sistem itu menggunakan lipid maka akan terdegradasi menjadi asam-asam lemak atau menjadi bagian-bagian lemak yang lebih kecil lagi akan tetapi untuk polimer ini relatif lebih stabil terhadap lipase, karena lipase tidak akan mendegredasi si polimer ini, sehingga secara struktur, baik secara fisik ataupun kimia, lipid sehingga secara struktur, baik secara kimia, ataupun fisika, dia akan mempengaruhi terhadap stabilitas dari sistem yang lebih baik, yakni si polimerik nanopartikel ini lebih baik dibandingkan lipid nanopartikel ini untuk perlindungan terhadap enzim dan kondisi yang ada di dalam tubuh. Akan tetapi kalau dengan pertimbangan yang lainnya, misalkan ludeng obat atau kemampuan menjerak obat, lipid nanopartikel ini lebih baik, terutama untuk obat-obat yang bersifat lipofilik.
Karena obat-obat yang bersifat lipofilik itu suka lemak, membawa kita lemak, maka klubnya relatif lebih tinggi dibandingkan kita menggunakan polimerik nanopartikel. Itu adalah perbedaan mendasar ketika kita memilih suatu polimerik nanopartikel atau lipid nanopartikel. Kemudian pada polimerik nanopartikel itu dapat dikategorikan menjadi dua, yang pertama nanosper, yang kedua nanokapsul.
Kalau nanosper itu berbentuk bola pejal, artinya bulat tapi pejal, di dalamnya tidak berungga, nanti obat itu akan terdispersi secara homogen pada sper. polimerik tadi sehingga ketika obat ini terdispersi homogen dia bersifat molekuler dispersion ketika pembawa ini terdegradasi maka obat ini akan lepas secara molekuler sehingga dia akan meningkatkan kinetika supersaturasi dan obat ini akan mudah diabsorpsi begitu juga dengan nanokapsul kalau nanokapsul itu berbentuk bulat nanosper berbentuk bulat sama akan tetapi di dalamnya ini berungga rongga ini nanti obat ini bisa terinkorporasi di dalamnya baik dalam bentuk fase minyak ataupun kita inkorporasikan dalam fase air ataupun di dalam rongga tersebut itu kita sebut dengan nanokapsul oleh karena itu desain dan rancangan sedia nanosper dan nanokapsul itu sangat tergantung sekali dari metode pembuatan yang akan kita lakukan jadi kita harus pahami terlebih dahulu pengen kita ini nanokapsul atau nanosper nanosper otomatis loadingnya lebih banyak nanokapsul otomatis proteksinya lebih bagus dibandingkan yang nanosper beberapa hal ini harus kita pertimbangkan agar apa? agar kita dapat memilih suatu sistem penghantaran yang tepat untuk peningkatan dari bioavailabilitas obat-obat yang memiliki kelarutan rendah ataupun obat-obat yang memiliki bioavailabilitas yang rendah itu adalah keuntungan umum dan gambaran umum terkait dengan nanopartikel, terutama polimerik nanopartikel.
Kemudian keuntungan lainnya terkait dengan penggunaan polimerik nanopartikel, yakni bisa kita manfaatkan sebagai gene delivery, jadi bisa mendeliverikan gene delivery semacam protein, vaksin, dan senyawa-senyawa makromolekul yang lainnya seperti gene delivery itu bisa kita modifikasi menggunakan polimerik nanopartikel. Selain itu, polimerik nanopartikel ini bisa juga digunakan untuk cancer therapy and target. jadi kita bisa modifikasi rantai samping pada suatu polimer ini agar terikat pada ligan ligan ini nanti ketika masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan antibody yang dikeluarkan oleh tubuh atau adanya antigen yang dikeluarkan oleh sel kanker kemudian akan berinteraksi sehingga obatnya ini akan tertarget pada jaringan atau organ-organ tertentu yang mengalami kerusakan Itu adalah salah satu keuntungan dari polimerik nanopartikel selain dari gene delivery, kemudian bisa juga itu sebagai cancer targeted delivery. Kemudian polimerik nanopartikel juga bisa dimodifikasi untuk melewati sawar darah otak. Jadi dalam melewati sawar darah otak, sawar darah otak itu adalah pembuluh darah di otak.
Yang ini perbedaan dengan pembuluh darah biasa adalah pembuluh darah ini bersifat lebih tepat. dan bersifat lebih lipofilik oleh karena itu beberapa surfaktan yang lipofilik dapat memodifikasi dari obat yang bersifat hidrofilik yang bekerja di otak seperti levedopa atau semacamnya ini bisa kita modifikasi bisa kita meningkatkan deliverynya melalui blood brain barrier ini, jadi sawah darah otak yang awalnya harus membutuhkan obat bersifat lipofilik nanti bisa ditembus dengan suatu nanopartikel sehingga obat-obat ini akan lebih efisien dihantarkan karena akan ada dikonsentrasi pada sawar darah otak itu relatif lebih tinggi dibandingkan dengan penghantaran secara konvensional yang sudah dilakukan sampai saat ini itu adalah salah satu juga terkait dengan keuntungan sistem penghantaran obat berbasis blood-brain barrier-nya jadi blood-brain barrier ini merupakan suatu tantangan terbesar dalam kita menghantarkan suatu obat kenapa? karena itu membutuhkan kajian yang komplek terkait dengan karakteristik obat dan sistem penghantaran yang sesuai agar bisa menembus sawar darah otak tersebut kemudian selanjutnya yang paling utama ini adalah peningkatan dari bioavailabilitas secara oral, baik dia melindungi secara prosenzimatik atau meningkatkan kelarutan dari suatu obat oleh karena itu Ini sangat penting sekali dalam kita memahami kajian ke depan dalam merancang polimerik nanopartikel kita harus pahami salah satu tujuannya tersebut agar kita nanti lebih mudah dalam mendesain dan merancang suatu sistem penghantaran obat berbasis polimerik nanopartikel.
Kemudian prinsip pembuatannya secara sederhana ini ada dua ada bottom up sama top down intinya dari bottom up dari kecil kita besarkan dan ada teknik top. top-down dari besar kita kecilkan yang paling sederhana ketika kita berbicara nano size atau nanopartikel yakni partikel yang berukuran Nano maka kita akan ada dua cara yang pertama yang akan kita diskusikan terlebih dahulu adalah dengan teknik top-down top-down ini dari besar kita kecilkan bagaimana cara mengecilkan ukuran partikel dari besar ke kecil ya otomatis akan kita gerus kita miling millingnya tidak menggunakan alat milling seperti mortar stempler itu, tidak, kita gunakan ball mill. Ball mill dengan jari-jari tertentu dan gaya tertentu nanti bisa meningkatkan luas permukaan dengan cara menurunkan ukuran partikel dari senyawa yang kita ball mill tadi.
Selain ball mill, kita juga bisa menggunakan teknik homogenization, baik menggunakan high pressure homogenizer atau ultra-turak. Intinya ia membutuhkan energi. untuk memperkecil ukuran partikel tersebut sehingga menjadi ukuran yang relatif kecil tergantung dari formula atau tergantung dari stabilizer yang digunakan ketika proses milling atau ketika proses HPH atau sonicasi ini. Jadi intinya pada teknik top-down itu membuat yang bulk menjadi lebih kecil atau nano size.
Kemudian yang bottom-up itu mengubah dari larutan dengan dispersi molekuler. menjadi suatu partikel yang lebih besar karena larutan dalam bentuk dispersi molekuler ini akan teragregasi antara satu molekul dengan molekul yang lainnya, sehingga membentuk suatu padatan atau partikel. Partikel ini nanti kita kontrol ukurannya sampai terbentuk nano size.
Ini nanti adalah nano partikel menggunakan teknik bottom up. Intinya dari bottom up itu dari larutan yang lebih kecil ukuran partikelnya, kita ubah menjadi larutan atau partikel yang lebih besar. Sedangkan bottom up itu ada bulk partikel yang ukuran besar kita ubah menjadi kecil Otomatis top down ini akan membutuhkan energi yang lebih besar dibandingkan bottom up Karena pada bottom up ini kita membutuhkan aspek formulasi saja Kita bermain aspek formulasi kemudian bisa juga kita tambahkan beberapa energi eksternal sedikit Untuk menjamin ukuran partikelnya agar seragam dan pada kondisi rentang yang kita inginkan Artinya Dengan kedua teknik ini, aplikasinya ke depan itu tergantung dari sistem yang kita gendaki.
Apakah kita memilih top-down atau memilih bottom-up. Itu menyesuaikan dari teknik yang akan kita rancang dalam rancang sediaan nanopartikel ini. Ini adalah metode yang membutuhkan energi. Ini ada HPH dan ada ultrasonic probe. Tujuan dua alat ini adalah untuk memperkecil ukuran partikel atau menyeragamkan ukuran partikel.
Untuk HPH, itu prinsipnya fluidisasi, jadi suatu larutan yang terisi dengan partikel emosi berbentuk mikro atau mikropartikel, itu kita fluidisasi melalui suatu alat yang disebut dengan high pressure homogenizer. Hai itu intinya tinggi pressure tekanan homogenizer itu penghomogen artinya penghomogen ini memiliki tekanan yang sangat tinggi sehingga partikel-partikel yang besar ini nanti bisa berubah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil dan terkontrol artinya ketika proses fluidisasi ini ada larutan dan partikel itu dimasukkan ke dalam corong-corong nanti ini akan mengarahkan larutan ini masuk ke dalam valve-nya, jadi dari corongnya ini, corong feeding dari corong feeding ini akan masuk ke bagian valve-nya, nah valve-nya ini nanti memiliki ukuran yang sangat kecil sekali kemudian ada impact ring-nya juga ada ada instrumen yang digunakan untuk menumbuk si corong tersebut akan tetapi ada dasar praktis dalam perancangan sediaan ini, otomatis kita akan buat dalam bentuk suspensi kasar dulu atau emulsi kasar terlebih dahulu baru kita lakukan proses high pressure homogenizer yang perlu kita ketahui prinsip alat dari HPH ini adalah suatu larutan atau suspensi atau emulsi dengan sistem dispersi kita lewatkan dalam suatu alat alatnya ini memiliki tekanan yang sangat tinggi sekali sampai 300 pascal kemudian larutan yang terlewat tadi akan diulang beberapa siklus misalkan kita akan datang ke 5 siklus, ya kita ulang 5 kali kemudian setelah itu, baru nanti terbentuk upuran partikel yang sangat kecil atau ultra-fine partikel kuncinya adalah tekanan, kemudian valve, dan kemudian impact ring yang digunakan untuk memperkecil upuran partikel pada proses pembuatan nanopartikel menggunakan teknik top-down ini kemudian selain head pressure homogenizer, ini juga ada alat namanya ultrasonic probe prinsip alatnya ultrasonic ini ada memberikan getaran ultrasonic sehingga dia mendistrupsi struktur molekul dari suatu senyawa oleh karena itu nanti ketika sistem atau struktur molekulnya terdistrupsi, bahkan pada struktur kristal pun juga bisa terdistrupsi dengan adanya ultrasonic ini, sehingga nanti akan mengecilkan ukuran dari partikelnya, pada ultrasonic probe ini Yang perlu kita ketahui adalah pengaturan amplitude, frekuensi, durasi, dan on-off-nya, serta berapa siklus yang akan kita gunakan. Itu akan mempengaruhi energi atau gaya yang kita butuhkan untuk memperkecil ukuran partikel sampai dengan ukuran partikel yang kita kehendaki. Oleh karena itu, baik menggunakan HPH atau menggunakan ultrasonic probe, ini biasanya digunakan pada suatu komponen dengan teknik.
pembuatan nanopartikel yakni top down dari atas ke bawah jarang sekali bottom up menggunakan dua teknik ini akan tetapi kalau dikombinasikan juga boleh untuk menjamin agar terbentuk partikel dengan ukuran yang terkontrol dibandingkan tanpa menggunakan HPH ataupun menggunakan ultrasonic probe ini kemudian teknik pembuatan nanopartikel itu dibagi menjadi 3 secara umum yakni yang pertama ada ion gelatinasi atau koeservasi dari polimer hidrofilik pada teknik ion gelatinasi atau koeservasi ini memanfaatkan interaksi dari polimer dan obat yang akan kita rancang menjadi polimerik nanopartikel sedangkan secara kedua ini ada Perform polymer dispersion berarti berbasis pada dispersi, yakni bisa kita lakukan dengan teknik solvent evaporasi. Jadi pada teknik solvent evaporasi ini, obat kita dispersikan di dalam suatu pelarut organik, kemudian pelarut organik ini nanti kita uapkan. Kemudian setelah menguap, maka akan terbentuk spher dari nanopartikel.
Itu kita sebut dengan nanospher, itu yang pertama. Terkait dengan perancangan sediaan. polimerik nanopartikel menggunakan teknik solvent evaporation.
Ada juga dengan teknik nanoprecipitation, ini sama seperti antisolvent, nantinya obat itu kita tetesin dengan suatu pelarut, yang mana pelarut ini bisa bercampur dengan pelarut yang digunakan, akan tapi tidak melarutkan. Nantinya akan menyebabkan terjadinya presipitasi. Jadi ukuran endapan ini akan kita kontrol sampai terbentuk nanosize, jangan sampai... Terlalu banyak kita menambahkan antisulfan atau presivitan dan nanti dapat yang terbentuk berupa mikronis.
Itu adalah teknik kedua. Teknik ketiga, yaitu salting out. Kita tambahkan beberapa garam-garam seperti magnesium sulfat, kalsium chloride, dan seterusnya.
Garam-garam ini ditujukan untuk apa? Yakni untuk meningkatkan proses salting out. Agar obat ini nanti keluar dari sistem dan teremulsifikasi sehingga nanti diperoleh suatu nanopartikel.
yakni dengan teknik salting out ini kemudian dengan teknik dialisis ini adalah obat kita larutkan dalam suatu pelarut organik yang berisi dengan polimer kita masukkan pada dialisis back kemudian dialisis back ini kita masukkan ke dalam air otomatis kita menggunakan dialisis back artinya ada batasan bobot molekul tertentu yang bisa menembus dari dialisis back ini nanti air akan masuk sebagai antisulfan kemudian akan terjadi emulsifikasi di situ dan terjadi proses pengendapan sehingga pada dengan teknik dialisis ini nanopartikel yang terbentuk akan terlokalisasi di dalam dialisis back saja. Ada keuntungan dan ada kerugiannya ketika kita menggunakan teknik ini. Kemudian cara yang terakhir dalam perform polymer dispersion kita gunakan supercritical fluid technology artinya kita gunakan karbon dioksida cair nanti kita tingkatkan suhunya dan tekanannya pada tekanan tertentu sehingga karbon dioksida ini akan membentuk antara fase gas dan fase cair polimer yang akan kita gunakan obatnya kita masukkan ke situ otomatis akan terlarut selalu mungkin kemudian bisa kita tambahkan terkait dengan apa terkait dengan bahan-bahan yang dapat bersifat antisolvent terhadap supercritical fluid yang kita gunakan sehingga terbentuk endapan mendapatnya nanti ini kita karakterisasi sebagai nanopartikel akan tetapi terkait dengan investasi alat yang sangat luar biasa pada teknik supercritical ini alat-alat yang menahan tekanan yang sangat tinggi oleh karena itu ini tidak banyak diterapkan di industri kenapa? karena teknik ini menimbulkan suatu konsekuensi yakni investasi yang tinggi terkait dengan alat untuk supercritical fluid extraction nya jadi alat yang butuh tekanan tinggi nanti ini harus kita usahakan sedemikian rupa agar sistem ini nanti bisa kita aplikasikan terutama untuk preparasi nanopartikel menggunakan teknik super critical fluid technology itu adalah cara perform polymer dispersion kemudian ada monomer polymerization bisa dengan cara emulsion mini emulsion micro emulsion, macro emulsion, interfacial atau kita dengan cara radical polymerization untuk yang emulsi pasti sudah tahu minyak itu isinya obat ditambah pelarut organik tambah surfaktan air ini juga bisa diisi surfaktan kemudian minyak dicampurkan ke air dilakukan homogenisasi terbentuk nanopartikel akan tapi dengan teknik radical polymerisasi ini pada radical polymerisasi ini polimer yang berbentuk latar Radikal akan berinteraksi antara satu polimer ini dengan polimer yang lainnya Interaksi ini nanti bisa bersifat kovalen, bisa bersifat ionis, nantinya akan mengubah karakteristik dari suatu nanopartikelnya karena polimer di luarnya itu strukturnya sudah berubah itu adalah polimerik polimer, radical polymerization jadi dengan teknik radical polymerization nah ini adalah skematik yang lebih sederhana lagi jadi ada dua, yang pertama metode berdasarkan sifat fisikokimia dari suatu polimer yang selanjutnya adalah metode yang dihasilkan dari proses enkapsulasi jadi pada proses fisikokimia karena larutan polimer ini perubahan karakteristik dari larutan polimer ini ada dua yakni bisa kita ubah mendalam bentuk pes atau dalam bentuk glatination jadi pada bentuk glation atau pes ini ada perbedaannya kalau non-sulfan artinya Kita gunakan tanpa solvent, artinya polimer ini larut dalam larut organik, nanti yang terbentuk bisa nanosphere, bisa nanocapsule, tergantung desain dan rancangan kita.
Kemudian kalau terjadi salting out dengan mekanisme salting out, kita tambahkan beberapa komponen garam-garam sehingga polimer itu akan keluar dari sistem, nanti akan kita kumpulkan, itu adalah polimerik nanopartikel berbasis dengan sistem salting out. Polimer ini umumnya larut di dalam air, sehingga harus kita keluarkan kelarutannya daripada kelarutan di pelarut organik. Kemudian teknik glation, teknik glation ini seperti teknik ion gelatinasi, jadi kita akan gunakan kalsium untuk polimer yang bermuatan negatif seperti alginat, nanti akan bentuk nanosper, atau polimer kitosan, nanti kita akan ionisasi menggunakan natrium tripolipuspat atau NATPP.
Jadi nanti ini akan menggulung atau membentuk suatu nanopartikel. Yang tadi nanopartikel alginat, yang ini adalah nanopartikel gitusan. Itu terkait dengan metode pembuatannya berdasarkan sifat fisikokimia dari larutan polimer. Kemudian metode yang diderivatisasi berdasarkan teknik mikroencapsulasi ya. Pertama ada emulsifikasi, bisa emulsi sederhana, bisa emulsi sederhana ini adalah polimer yang larut di dalam air, atau emulsi sederhana yang relatif agak komplek, yakni polimernya larut di dalam pelarut organik, kemudian bisa juga kita karakterisasi menggunakan polimer precipitation, solvent extraction, kemudian akan jadi nanosphere atau nanokapsul.
Bisa juga dengan teknik. Sulfate evaporation nanti terbentuk nano-nano-spare. Kemudian dengan intravena nanti dengan inverse salting out, di balik proses salting outnya, nanti akan terbentuk suatu nano-spare.
Ini adalah salah satu contoh yang paling sederhana dalam kita membuat suatu nanopartikel atau polimerik nanopartikel. Ini adalah teknik emulsion evaporation. Jadi pada metode ini, obat...
itu kita campur pada fase 1 fase 1 ini isinya air dan surfaktan kemudian fase 2 itu adalah minyak jadi ada fase 1 dan fase 2 untuk fase 1 isinya air dan surfaktan fase kedua atau minyak ini berisi obat dan polimer ketika fase 1 dan fase 2 ini bercampur bisa kita lakukan dengan teknik sonikasi sehingga akan terbentuk droplet-droplet emulsi Karena fase organik ini tidak bisa bergabung dengan fase air. Kemudian setelah kita proses sonifikasi nanti akan bercampur membentuk droplet yang ukuran sangat kecil-kecil sekali. Ketika droplet ini nanti sudah terbentuk kemudian kita akan evaporasi dari pelarutnya organik yang kita gunakan di fase 2 tadi. Sehingga akan kita peroleh yang namanya nanosphere.
Artinya nanti obat ini akan terdispersi secara homogen dalam sistem pembawa. yang ada jadi obat ini terdispersi dalam nanospernya, ini karena bentuknya nanosper, bisa juga ini kita modifikasi dengan bentuk nanokapsul, jadi obatnya terperangkap di tengah-tengah dari polimerik nanopartikelnya itu adalah nanokapsul kemudian teknik selanjutnya yang tidak kalah penting yakni menggunakan antisulfan atau nanoprecipitation intinya apa... Intinya dalam sistem ini kita tambahkan suatu pelarut yang mana pelarutnya ini mampu bercampur dengan pelarut kedua.
Jadi intinya kalau misalkan kita punya suatu obat di dalam air, ini obat hanya terlalu di air, kemudian saya akan menambahkan suatu antisulfen antisulfen ini adalah atau pelarut yang dapat bercampur dengan obat pada kondisi fase airnya kemudian kita tambahkan antisulfen antisulfen ini adalah suatu larutan atau pelarut yang mana kelarutan obat bisa turun pada tingkat konsentrasi yang kita berikan Ketika terjadi proses pengendapan, karena proses presipitasi ini nanti akan kita kontrol ukuran partikelnya berdasarkan banyak dari cairan yang kita tambahkan. Jadi nanti proses presipitasi itu tergantung sekali dari cairan atau volume larutan yang kita tambahkan sebagai antisulfennya. Semakin banyak antisulfen yang ditambahkan, otomatis nanti akan semakin besar ukuran partikelnya.
Begitu juga kalau semakin kecil. maka tidak akan selesai-selesai dalam proses pembuatan nanopartikel ini. Oleh karena itu perlu adanya pertimbangan langkah efisiensi dan perlu pertimbangan terkait dengan langkah efektivitasnya. Itu benar-benar harus kita perhatikan.
Kemudian ada beberapa cara dalam mengubah suatu larutan nanopartikel ini menjadi suatu serbuk. Yang pertama, walaupun dengan teknik nanoprecipitasi yang sama, yakni kita buat suatu emosi dulu atau suspensi, kemudian kita keringkan, ada yang di freeze dry, kemudian ada yang di spray dry. Jadi pada di freeze drying ini prinsipnya sama dengan liofilisasi, nanti ketika kita melakukan proses liofilisasi, yakni kita bekukan suatu sampel larutan nanopartikel, kemudian setelah membekukan 70 derajat sampai 45 derajat, kemudian kita panaskan pelan-pelan.
dan kita akan turunkan, akan tingkatkan suhunya setelah meningkat nanti terjadi proses sublimasi sehingga kita perlu yang namanya partikelnya saja tanpa medium dispass-nya itu adalah teknik dengan teknik liofilisasi atau freeze drying kemudian dengan teknik spray drying setelah diinjeksikan ke dalam suatu medium ini bisa kita tambahkan sedikit filler kemudian kita spraykan di alat spray dryer Prinsip alat spreader ini ada alat yang mana alatnya ini merupakan ada chamber besar sebagai drying chamber, kemudian ada udara panas, ada valve untuk memasukkan sediaan. Sehingga kalau sedianya dimasukkan kemudian nanti bisa kemudian dengan aliran yang dikontrol menggunakan pompa peristaltik, ini alirannya dikontrol, kemudian ada tekanan yang sangat besar sekali dan udara panas yang menyembur dari situ. sehingga nanti larutan nanosuspensi atau nano emulsi yang terbentuk itu terbentuk drupet-drupet nanopartikel terlebih dahulu kemudian drupet-drupet nanopartikel ini nanti akan dikumpulkan dan dikeringkan di dalam drying chamber drying chamber ini biasanya suhunya relatif paling tinggi dibandingkan dengan suhu yang lainnya nanti obat itu atau sediaan tersebut akan masuk ke dalam Drying chamber kemudian kalau sudah kering akan turun ke bawah, masuk melalui cyclone kemudian serbuknya digumpulkan.
Kemudian setelah serbuk itu di dalam drying chamber itu keluar, keluar itu menjadi produknya yang sudah terbentuk nanopartikel. Kemudian serbuk yang tidak keluar akan tersiklus di situ sampai dia nanti keluar. Oleh karena itu, itu adalah teknik pembuatan berbasis. pada antisulfan precipitation bisa kita kombinasi dengan liofilisasi bisa juga kita kombinasi dengan teknik spray drying jadi spray drying itu kita semprot keringkan partikel itu kita larutan itu kita sedot setelah kita sedot nanti akan kita seperti itu walaupun ini pada freeze-dry menggunakan panas tapi kontak dengan panas antara obat dengan sistem itu hanya beberapa detik saja sehingga stabilitas terkait beberapa senyawa yang bersifat termolabil itu juga bisa masih dipertimbangkan.
Kemudian teknik selanjutnya yakni adalah ion gelatinasi. Ion gelatinasi ini berprinsip pada ikatan ionik dari suatu polimer. Jadi ketika polimer itu bermuatan negatif dan ada suatu polimer bermuatan positif maka akan terjadi interaksi secara elektronik untuk interaksi secara elektronik ini nanti memungkinkan bahwa polimer-polimer itu akan terjadi branching atau grafting kemudian dia akan menggulung pada proses penggulungan ini nanti obat-obat itu akan terjerat di dalam suatu struktur polimer jadi prinsipnya obat ini harus memiliki ikatan yang berlawanan terlebih dahulu dengan si polimer yang akan kita gunakan tujuannya untuk apa?
agar obat ini mampu berinteraksi dengan si polimer terlebih dahulu kemudian setelah obat ini berinteraksi dengan suatu polimer maka terjadi ikatan terlebih dahulu, baik bisa ikatan ionik atau ikatan hidrogen atau ikatan yang lainnya Setelah terbentuk ikatan baru kita encerkan atau kita tambahkan dengan ion glasennya. Ion glasennya kita tambahkan. Misalkan polimernya positif ya kita tambahkan senyawa dalam bentuk muatan negatif. Dan sebaliknya apabila polimernya negatif nanti kita tambahkan beberapa muatan yang berbentuk O positif.
Jadi intinya ini akan berbeda muatan antara pol. Polimer itu harus memiliki beda muatan, jadi polimernya positif, obatnya harus negatif. Ketika nanti terbentuk interaksi ionik di situ, sisanya ini akan kita sempurnakan dengan penambahan polimer ulang.
Penambahan polimer ulang ini bertujuan untuk apa? Untuk membuat rantai polimer ini menjadi ter-cross-linking atau ter-glatinasi. Kalau ter-cross-linking atau ter-glatinasi, maka obat yang berikatan di awal tadi bisa terjebak dalam struktur.
nanospher atau nanokapsul sehingga ini akan membentuk nanopartikel yang sangat bagus terkait dengan interaksi secara ionik ini jadi misalkan kita gambarkan ini ion gelatinationnya adalah kitosan maka kita tambahkan NATPP kitosan muatannya positif apalagi obatnya ini muatannya negatif nanti bisa berikatan secara elektronik kemudian kita akan stabilkan melalui penambahan ion-ion yang berlawanan kemudian nanti polimernya akan menggulung dan membentuk suatu nano partikel pada teknik ion gelatinasi ini sangat dipengaruhi juga terhadap apa karakteristik sedian dan obatnya jadi obat yang kita gunakan tidak hanya small molekul saja akan tapi obat yang kita gunakan bisa dalam bentuk makromolekul atau molekul yang bersifat besar seperti insulin atau monokulon antibody atau itu bisa kita lakukan dengan teknik ion gelatinasi ini. Umumnya ion gelatinasi ini akan memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi dibandingkan dengan kita menggunakan teknik-teknik yang lainnya. Karena dengan teknik ini, obat itu bisa spesifik berinteraksi dengan suatu molekul, kemudian molekul yang berinteraksi ini nanti akan disempurnakan dengan adanya crosslinker agentnya.
Crosslinker agentnya ini bertujuan untuk membentuk nanosphere. agar partikelnya lebih bulat dan nanti terjadi gulungan obat itu terjebak di antara tengah-tengah gulungan yang diberikan gara-gara penambahan crosslinker agentnya atau counter charge agentnya. Demikian diskusi kita terkait dengan beberapa aspek formulasi dan preparasi nanopartikel. Nanti akan kita lanjutkan.
dengan evaluasi dan karakterisasi dari sediaan nanopartikel.