📜

Pelestarian Naskah dan Digitalisasi

Dec 4, 2024

Meraju Jejaring Intelektual Melalui Manuskrip Jawa

Sesi Gelar Wicara Kedua

  • Pemimpin sesi: Mas Hadi Rahman
  • Tema: Preservasi Naskah Manuskrip Jawa
  • Pembicara:
    • Pak Adib, Dosen Filologi UIN Jakarta
    • Pak Lulut Santoso dari Malang, kolektor dan pencinta naskah
    • Mas Muttaqin dari Pesantren Komarudinah

Pembahasan Utama

Preservasi Naskah

  • Tantangan dalam Preservasi Naskah

    • Kesadaran akan pentingnya naskah muncul dari individu di stakeholder kemudian menjadi kesadaran publik.
    • Tantangan termasuk kendala pada SDM dan fasilitas.
    • Beberapa naskah rusak karena faktor alam dan penggunaan yang tidak tepat.
  • Strategi Preservasi

    • Pembentukan UPT (Unit Pelaksana Teknis) untuk pelestarian dan pengembangan khazanah pesantren.
    • Penyiapan galeri manuskrip pesantren.
    • Inventarisasi dan digitalisasi manuskrip.
    • Kajian manuskrip dan transkripsi.
    • Penyusunan katalog manuskrip.
  • Digitalisasi Naskah

    • Digitalisasi sebagai bentuk preservasi modern.
    • Naskah digital melindungi isi meskipun fisik rusak.

Pengalaman Pribadi dalam Pelestarian Naskah

  • Pak Lulut berbagi pengalaman berburu naskah dari berbagai daerah.
  • Menekankan pentingnya pendekatan yang tepat kepada masyarakat lokal untuk memperoleh naskah.
  • Tantangan termasuk kesehatan (misalnya, paparan debu dari naskah).

Pertanyaan dan Diskusi

  • Peran Sastra Jawa di Pesantren Masa Lalu dan Kini

    • Hubungan erat antara Keraton dan Pesantren di masa lalu, namun kini Pesantren lebih fokus pada ilmu syariat.
  • Hubungan Antara Syiah dan Intelektual Jawa

    • Terdapat bukti adanya teks yang mengandung unsur Syiah.
    • Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mendalami pengaruh Syiah dalam budaya Jawa.

Kesimpulan

  • Perlu peningkatan kesadaran dan pengetahuan dalam pelestarian naskah.
  • Digitalisasi menjadi solusi utama dalam menjaga teks dari kerusakan fisik.
  • Perlu penelitian lanjutan tentang pengaruh budaya lain seperti Syiah dalam tradisi Jawa.