Kuliah tentang Etos Kerja di Jepang
Pendahuluan
- 57% atasan di Jepang tidak mengizinkan karyawan mengambil cuti, tertinggi secara global.
- Ada anggapan: pekerja yang pulang tanpa lembur adalah buruk.
- Etos kerja tinggi di Jepang mirip dengan Korea Selatan.
- Stereotip: pekerja Jepang sangat disiplin dan pekerja keras.
Gambar Tidur di Transportasi Umum
- Foto karyawan tidur di transportasi umum mencerminkan kurang tidur dan istirahat.
- Lingkungan kerja di Jepang dianggap seram dan sangat menuntut.
Data Jam Kerja
- Rata-rata 48 jam/minggu selama 5 hari, lembur 80-100 jam/bulan (sekitar 5 jam/hari).
- Menurut OECD 2022, Jepang urutan ke-30 dari 40 negara OECD untuk jam kerja tertinggi.
- Rata-rata jam kerja per tahun di Jepang: 1607 jam (di bawah rata-rata OECD: 1752 jam).
- Korsel: 1900 jam/tahun. Indonesia (2017): lebih dari 2000 jam. Kamboja: 2455 jam.
Produktivitas
- Produktivitas Jepang rendah di antara negara-negara OECD (urutan ke-23).
- Perbandingan jam kerja dengan output menghasilkan produktivitas.
- Norma disiplin di Jepang menyebabkan produktivitas tetap rendah walau jam kerja panjang.
Budaya Lembur
- Lembur yang sering tidak dibayar dan tidak dicatat.
- Ada budaya: pulang sebelum bos dianggap tidak sopan.
- Budaya menunggu bos pulang bahkan jika tidak ada pekerjaan lagi.
Pengaruh Restorasi Meiji
- Restorasi Meiji untuk mengejar ketertinggalan teknologi dari negara Barat.
- Kerja keras dan disiplin sebagai cara untuk menghindari penjajahan.
Kerja Sama Tim vs Individualisme
- Budaya kerja sama tim lebih penting daripada prestasi individu.
- Pepatah Jepang: "paku yang menonjol harus dipukul".
- Kebiasaan: lembur bersama, acara minum bersama untuk kebersamaan.
Dedikasi ke Keluarga melalui Kerja
- Suami menunjukkan tanggung jawab dengan bekerja keras dan jarang di rumah.
- Pepatah: "suami yang baik adalah suami yang sehat dan jarang di rumah".
- Lebih memilih lembur daripada membawa pekerjaan ke rumah.
Perubahan Budaya Kerja
- Budaya kerja mulai berubah, lebih banyak perempuan bekerja.
- Semakin banyak orang memilih menyelesaikan pekerjaan di rumah.
- Pemerintah Jepang mencari cara untuk meningkatkan keseimbangan kerja-hidup.
Cuti dan Kebahagiaan
- Banyak orang Jepang tidak menggunakan hak cuti mereka.
- Pemerintah Jepang wajibkan karyawan mengambil cuti minimal 5 hari/tahun.
- Survei: 53% tidak tahu jumlah hak cuti mereka, 58% merasa bersalah mengambil cuti.
- Japan Job Happiness Index (2016): Jepang negara dengan karyawan paling tidak bahagia.
Kesimpulan
- Etos kerja keras di Jepang dipengaruhi oleh sejarah dan budaya.
- Produk sampingan dari budaya kerja yang keras: kesehatan fisik dan mental terganggu.
- Pemerintah terus berusaha memperbaiki keseimbangan kerja-hidup.
Diskusi
- Perbandingan antara budaya kerja di Jepang dan negara lain seperti Indonesia.
Terima kasih sudah menonton. Silakan tinggalkan komentar atau pertanyaan.