Kuliah tentang Etos Kerja di Jepang

Jul 19, 2024

Kuliah tentang Etos Kerja di Jepang

Pendahuluan

  • 57% atasan di Jepang tidak mengizinkan karyawan mengambil cuti, tertinggi secara global.
  • Ada anggapan: pekerja yang pulang tanpa lembur adalah buruk.
  • Etos kerja tinggi di Jepang mirip dengan Korea Selatan.
  • Stereotip: pekerja Jepang sangat disiplin dan pekerja keras.

Gambar Tidur di Transportasi Umum

  • Foto karyawan tidur di transportasi umum mencerminkan kurang tidur dan istirahat.
  • Lingkungan kerja di Jepang dianggap seram dan sangat menuntut.

Data Jam Kerja

  • Rata-rata 48 jam/minggu selama 5 hari, lembur 80-100 jam/bulan (sekitar 5 jam/hari).
  • Menurut OECD 2022, Jepang urutan ke-30 dari 40 negara OECD untuk jam kerja tertinggi.
  • Rata-rata jam kerja per tahun di Jepang: 1607 jam (di bawah rata-rata OECD: 1752 jam).
  • Korsel: 1900 jam/tahun. Indonesia (2017): lebih dari 2000 jam. Kamboja: 2455 jam.

Produktivitas

  • Produktivitas Jepang rendah di antara negara-negara OECD (urutan ke-23).
  • Perbandingan jam kerja dengan output menghasilkan produktivitas.
  • Norma disiplin di Jepang menyebabkan produktivitas tetap rendah walau jam kerja panjang.

Budaya Lembur

  • Lembur yang sering tidak dibayar dan tidak dicatat.
  • Ada budaya: pulang sebelum bos dianggap tidak sopan.
  • Budaya menunggu bos pulang bahkan jika tidak ada pekerjaan lagi.

Pengaruh Restorasi Meiji

  • Restorasi Meiji untuk mengejar ketertinggalan teknologi dari negara Barat.
  • Kerja keras dan disiplin sebagai cara untuk menghindari penjajahan.

Kerja Sama Tim vs Individualisme

  • Budaya kerja sama tim lebih penting daripada prestasi individu.
  • Pepatah Jepang: "paku yang menonjol harus dipukul".
  • Kebiasaan: lembur bersama, acara minum bersama untuk kebersamaan.

Dedikasi ke Keluarga melalui Kerja

  • Suami menunjukkan tanggung jawab dengan bekerja keras dan jarang di rumah.
  • Pepatah: "suami yang baik adalah suami yang sehat dan jarang di rumah".
  • Lebih memilih lembur daripada membawa pekerjaan ke rumah.

Perubahan Budaya Kerja

  • Budaya kerja mulai berubah, lebih banyak perempuan bekerja.
  • Semakin banyak orang memilih menyelesaikan pekerjaan di rumah.
  • Pemerintah Jepang mencari cara untuk meningkatkan keseimbangan kerja-hidup.

Cuti dan Kebahagiaan

  • Banyak orang Jepang tidak menggunakan hak cuti mereka.
  • Pemerintah Jepang wajibkan karyawan mengambil cuti minimal 5 hari/tahun.
  • Survei: 53% tidak tahu jumlah hak cuti mereka, 58% merasa bersalah mengambil cuti.
  • Japan Job Happiness Index (2016): Jepang negara dengan karyawan paling tidak bahagia.

Kesimpulan

  • Etos kerja keras di Jepang dipengaruhi oleh sejarah dan budaya.
  • Produk sampingan dari budaya kerja yang keras: kesehatan fisik dan mental terganggu.
  • Pemerintah terus berusaha memperbaiki keseimbangan kerja-hidup.

Diskusi

  • Perbandingan antara budaya kerja di Jepang dan negara lain seperti Indonesia.

Terima kasih sudah menonton. Silakan tinggalkan komentar atau pertanyaan.