Transcript for:
Kampung Kumuh dan Solusi Sanitasi Jakarta

Kembali di kabar siang, pemirsa keberadaan Kampung Kumuh merupakan salah satu permasalahan serius yang melanda Ibu Kota Jakarta. Mereka yang hidup di Kampung Kumuh menghadapi masalah-masalah, antara lain ketidaklayakan tempat tinggal, sanitasi, hingga infrastruktur jalan. Berikut informasi Anggia Ebony dalam liputan khusus potret Kampung Kumuh Ibu Kota. Persoalan di Jakarta seolah tak ada habisnya, mulai dari kemacetan, polusi udara, penataan perkampungan kubuh, hingga masalah sanitasi yang jauh dari kata layak.

Sebuah permukiman di kawasan Tanjung Noren Utara Jakarta Barat. ramai diberitakan karena tidak memiliki septic tank. Sehingga kotoran dari jamban langsung dibuang melalui saluran yang mengarah ke kali. Kondisi ini tentunya sangat memprihatinkan.

Terlebih, permukiman warga tersebut berada di ibu kota Indonesia, Jakarta. Lantas apa yang menyebabkan kondisi sanitasi di permukiman padat penduduk tersebut begitu buruk? Liputan khusus berikut ini akan membahasnya untuk Anda. Jakarta adalah bukti bahwa jurang kesenjangan masih ada. Hal ini terlihat jelas dari kehadiran gedung pencakar langit Nanmegah, perumahan elit, dan pembangunan infrastruktur yang masif.

Namun ternyata dibaliknya tersimpan wajah lain, yaitu perkampungan padat Nankumuh. Salah satu perkampungan yang akhir-akhir ini menjadi sorotan, berada di Gang Sekretaris 1 RT15 RW7, Tanjung Duren Utara, Jakarta Barat. Sebagian besar rumah yang berdiri merupakan bangunan semi-permanen yang terbuat dari papan tripleks dan kayu, dengan atap seng bekas yang berhias jemuran warga.

Tak hanya padat, namun digang inilah ditemukan persoalan sanitasi yang seharusnya sudah tak ada lagi di kota sebesar Jakarta. Namun, inilah kenyataan yang ada di depan mata. Di sini kan ada warga itu jumlah kakaknya itu sekitar 300. Tapi yang punya kamar mandi itu, tapi tidak punya sepiteng, ada sekitar 21 rumah.

Dan itu kamar mandi yang sekarang ini ada 21 rumah ini, itu pembuangannya itu langsung ke Kaligendong. Itu dari lahan. Lahan yang sekarang ini yang kita tempatin. Yang ada di Gang Sekretaris 1 ini, tidak memungkinkan dibuatkan itu speed tank.

Berbicara ketersediaan lahan agak kurang ya mbak. Jadi kalau kita mau bangun speed tank, itu kan nggak mungkin juga di dalam rumah. Sementara rumah kita kecil cukup untuk tidur keluarga, istirahat sama keluarga, ditambah dengan speed tank, lahannya bisa habis. Pemirsa ini adalah salah satu WC yang ada di gang sekretaris. Bisa Anda lihat kondisinya dengan lebar hanya sekitar 1 x 2 meter saja.

Sebenarnya ini bukan kamar mandi umum, tetapi mayoritas warga di sini tinggal mengontrak. sehingga pemilik kontrakan pun menyediakan satu kamar mandi untuk bisa digunakan secara bersama-sama oleh beberapa keluarga yang tinggal mengontrak di sini. Masalah utamanya adalah ada 21 rumah di gang sekretaris ini yang tidak memiliki septic tank sehingga kotoran yang dibuang dari kamar mandi pun mengalir langsung ke kali yang berada tepat di depan rumah warga.

Terima kasih telah menonton Lurah Tanjung Duren Utara, Iskandar, mengakui keterbatasan lahan menjadi alasan warga tidak memiliki septic tank di rumah mereka. Permasalahannya karena mereka tidak memiliki safety tank untuk pembuangan kotorannya. Jadi masyarakat di RT15 R107 ini sudah memiliki jamban. Hanya mereka membuangnya langsung ke saluran.

Sehingga kita bantu untuk pembuatan safety tank-nya. Ini solusi permanen. Jadi seperti kamar mandi pada umumnya, setelah setahun, dua tahun penuh, ya disedot.

Pengamat Tata Kota, Yayat Supriyatna menilai, pembuatan septic tank komunal merupakan solusi yang paling mudah untuk diterapkan. Namun, dengan beberapa catatan. Karena pilihan itu adalah pilihan...

dan yang dianggap paling rasional untuk diimplementasikan. Mengapa komunal itu dilakukan? Karena terkait dengan jumlahnya. Di pemukiman yang padat itu, terus terang harus diakui untuk mendapatkan orang bisa memiliki kemampuan. membuat sepiteng secara pribadi-pribadi itu sulit.

Karena lahannya sangat terbatas. Kedua, komunal itu mungkin akan membangun budaya kerjasama. Kalau model jamban bersama, misalnya sulit mendapatkan WC pribadi-pribadi digabung dengan sistem perpipaan yang terintegrasi, maka pilihan adalah jamban bersama.

Jamban bersama itu misalnya dengan pilihan karena tidak rasional membuat WC tambahan karena rumahnya tidak terdapat. hanya kecil-kecil misalnya. Jadi dengan jaman bersama itu pertaharti apa yang terjadi?

Pemeliharaan. Karena dia milik umum. Yang kedua nanti pember berapa tarifnya. Kalau udah tarif, orang malas menggunakan. Karena masalahnya menyangkut pemeliharaan bersama.

Nah disinilah pilihan itu akan sangat disesuaikan dengan kebutuhan di tingkat masing-masing wilayah dan kebutuhan dari setiap masyarakat yang ada. Kini 21 septic tank berukuran 0,8 x 1 meter akan dipasang pada 21 MCK warga di Gang Sekretaris. Septic tank tersebut merupakan tangki rakitan yang terdiri dari dua rangkai plastik yang disatukan oleh 43 mur. Masing-masing tangki diklaim memiliki daya tampung mencapai 1 hingga 1,5 tahun. Sanitasi rendah, fasilitas dry nasi yang tidak memadai, serta bangunan semi-permanen adalah tiga dari sejumlah hal yang mencurikan permukiman kumuh yang penataannya pun masih menjadi PR besar bagi Pemprov DKI Jakarta.

Pembangunan sejumlah septic tank komunal atau sistem pengelolaan air limbah domestik di RT15 RW7 Tanjung Duren Utara Jakarta Barat menjadi solusi yang paling mudah untuk diterapkan. Namun tentu saja pembangunan sejumlah septic tank komunal atau sistem pengelolaan air limbah domestik di RT15 RW7 Tanjung Duren Utara Jakarta Barat menjadi solusi yang paling mudah untuk diterapkan. Namunan sistem ini harus dilakukan di lokasi yang tepat dan disertai penyediaan air bersih.

Pantas jurus jitu apa yang akan dikeluarkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedar? Untuk menata kampung kumuh? Kita tunggu saja.