Selamat sore para siswa sekalian. Sore hari ini adalah pertemuan kita yang kelima. Pada pertemuan yang keempat kemarin, kita melihat tentang konsep hak asasi manusia secara umum, tentang definisi dan klasifikasi, dan kita juga telah melihat sejarah singkat bagaimana awal mula muncul konsep HAM ini, baik di negara Inggris, Perancis, kemudian... Amerika. Oke?
Hari ini kita melihat lebih spesifik yakni konsep hak asasi manusia dalam konteks kitab suci dan ajaran gereja. Kira-kira dalam kitab suci ada tidak konsep hak asasi manusia. Baik itu perjanjian lama maupun perjanjian baru.
Kemudian dalam ajaran gereja kira-kira bagaimana bentuk partisipasi nyata gereja ketika menurunkan atau mengeluarkan dokumen-dokumen yang mempertahankan atau membela hak asasi manusia sebagai bentuk partisipasi dalam hubungan gereja dan dunia. Yang paling pertama kita lihat dulu adalah konsep hak asasi manusia dalam konteks perjanjian lama. Ini kita bisa lihat dalam kitab keluaran, bab 3 ayat 7-8.
Ini adalah perikob tentang bagaimana Musa diutus Tuhan, Musa diutus Yahweh untuk membebaskan umatnya yakni bangsa Israel dalam perbudakan di Mesir. Saya baca kutipannya, Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umatku, dan aku telah mendengar seruan mereka. Aku mengetahui peneritaan mereka, sebab itu aku telah turun untuk melepaskan. Di sini, pengutusan Musa adalah representasi dari wajah Allah sendiri. Dalam perjanjian lama konteks keluaran ini, pengalaman pembebasan ketika mertabat bangsa Israel diinjak-injak oleh bangsa Mesir, hak-hak asasi yang dirampas, hidup dalam perbudakan, kemudian ditegakkan dan dikembalikan lagi oleh Allah melalui Musa.
Dengan demikian, sejarah keselamatan yang dilakukan oleh Yahweh adalah sejarah perjalanan. pembebasan bangsa Israel dari perbudakan. Ini menjadi perhatian khusus Tuhan terlebih pada kaum yang lemah, kaum miskin dan tertindas dari umatnya sendiri. Kemudian, selain kitab keluaran, kita juga lihat kitab Yesaya, bab 10 ayat 1-2. Yesaya ini sangat menarik karena Nabi yang penuh dengan kritik, di mana bab 10 ini masih berkaitan dengan bab 9. Ini tentang murka Tuhan terhadap Efraim.
Saya baca, celakalah mereka yang menentukan ketetapan ketat. tetapan yang tidak adil, dan mengeluarkan keputusan-keputusan kelaliman untuk merebut hak orang-orang sengsara di antara umatku, supaya dapat merampas milik janda-janda dan dapat menjara anak-anak yatim. Kalian tahu bahwa lewat diri Yesaya, Allah ingin menegakkan keadilan, khususnya bagi kaum-kaum yang lemah dalam masyarakat Yahudi, yaitu kaum janda dan anak-anak yatim dengan demikian, hak-hak asasi pertama-tama yang harus diperjuangkan adalah untuk orang-orang yang lemah dan tak berdaya dalam masyarakat, Tuhan sendiri yang melindungi orang yang tidak mempunyai hak dan kekuatan lewat seruan profetis profet nabi, nabi Yesaya oke, ini kurang lebih perjanjian lama dari kitab Yesaya, kemudian kita lihat kejadian bab 9 ayat 6 Pertanyaannya adalah, mengapa hak-hak asasi itu perlu dihargai? Karena kita mengutip kembali dalam kejadian bab 9 ayat 6 Dimana pada mulanya, ketika menciptakan alam semesta dan segala isinya Dan juga penciptaan manusia Allah membuat atau menciptakan manusia menurut gambar dan rupanya sendiri The image of God, Imago Dei Kemudian dalam sirak bab 17 ayat 3-4 Mengapa manusia itu perlu dihargai hak-hak asasinya?
Hak-hak dasarnya? Karena memang dalam diri manusia itu ada kekuasaan Kekuatan yang serupa dengan kekuatan Tuhan sendiri. Agar manusia merajai binatang dan unggas. Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang berdaulat. Dan semua hak manusia adalah hak mengembangkan diri sebagai citra Allah.
The image of God. Kemudian selain perjanjian lama, kita lihat dalam perjanjian baru. Yakni dalam bacaan Matthew 3 ayat 2-4. Ini adalah bacaan tentang Yesus yang mengecam ahli-ahli Taurat dan... orang-orang farisi.
Oke, saya baca kutipannya. Ali-ali Taurat dan orang-orang farisi telah menduduki kursi Musa. Ini adalah perkataan Yesus kepada para murid dan orang banyak yang berkumpul untuk mendengarkan dia.
Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat lalu meletaknya di atas bahu orang. Tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya Jadi ini Yesus mau menekankan bahwa Apa yang mereka ajarkan Itu mengandung kebaikan yang diwariskan dari hukum Taurat Yang diwariskan dari Allah sendiri melalui Musa Tetapi seperti yang kalian tahu bahwa Orang-orang Farisi dan alih-alih Taurat Itu sering memanipulasi hukum Taurat.
Itu sebabnya pewartaan sikap dan tindakan Yesus lebih berpihak kepada kaum miskin pada zamannya. Yesus tidak mengucilkan dan membenci para penguasa dan kaum kaya, tetapi menyerang para penguasa agama dan politik yang memperberat hidup orang kecil yang tak berdaya. Ya, jadi jelas ya bagaimana posisi Yesus dalam membela orang-orang yang lemah dan kaum yang lemah. Membela hak-hak dasar mereka. Membela hak-hak asasi mereka sebagai makhluk bermartabat dan berpribadi.
Ini menurut Matthew 3 ayat 2-4. Kemudian sekarang kita lihat bagaimana dengan ajaran gereja. Ajaran gereja kita bisa lihat yang pertama adalah dalam dokumen Gaudium et Spes, Kegembiraan dan Harapan, artikel 29, mengatakan bahwa karena manusia mempunyai jiwa berbudi, berakal budi ya, dan diciptakan menurut citra Allah, gambar Allah, karena mempunyai kodra dan asal yang sama, serta karena penebusan Kristus mempunyai panggilan dan tujuan ilahi yang sama, maka kesamaan asasi antar manusia harus senantiasa diakui.
Jelas ya, menurut Gaudium et Spes, maksudnya adalah hak yang melekat pada diri manusia sebagai insan ciptaan Allah. Itu adalah hak asasi. Hak ini diberikan kepada seseorang karena kedudukan pangkat dan situasi. Jadi hak asasi ini dimiliki seseorang sejak lahir karena dia seorang manusia, sebagai pribadi manusia. Bersifat asasi artinya bersifat dasariah, bersifat sesuatu yang terbawa sejak lahir.
Sudah. ada di dalam dirinya sendiri sejak dalam kandungan. Karena bila diambil, ia tidak bisa hidup sebagai manusia lagi. Karena ketika orang tidak lagi melihat hak-hak asasi orang lain, maka orang memperlakukan orang lain sebatas benda atau binatang. Gereja mendesak dihapuskannya setiap diskriminasi, entah yang bersifat sosial dan budaya, jenis kelamin, warna kulit, suku, keadaan sosial, bahasa ataupun agama, karena berlawanan dengan maksud dan kehendak Allah.
Itu adalah Gaudium et Spes artikel 29. Kemudian, Kita lihat yang berikutnya adalah perjuangan gereja menegakkan HAM di dunia. Kira-kira aksi praktisnya seperti apa? Ini masih berkaitan dengan materi yang sudah kita lihat minggu lalu tentang ajaran sosial gereja.
Jadi, saya mengutip lagi ada beberapa dokumen di sini yang sama dengan ajaran sosial gereja. Bagaimana caranya? Itu, gereja menyambut baik deklarasi PBB yang sudah kita lihat kemarin tentang hak asasi manusia. Pausioanes ke-23, ini merupakan pelopor konsili Fatikan ke-2 dengan nama asli Kardinal Rongkali, melihatnya sebagai langkah besar ke depan bagi dunia menuju otoritas politik internasional yang akan memajukan.
menunjukkan pembangunan yang murni. Jadi, Paus Johannes 23 ini dalam ensikliknya Surat Kepausan, ya, ensiklik artinya Surat Kepausan Apostolik, yang berjudul Pacem Interis, Dame di Bumi, tahun 1963, menekankan ide Kristiani bahwa manusia mempunyai hak dan diciptakan menurut citralah. Jadi, di sini lebih didasarkan pada konsep perjanjian lama kitab kejadian bahwa pada mulanya manusia diciptakan menurut gambar dan rupalah.
Setiap manusia benar-benar seorang pribadi, person, dianografi. intelijensi, kecerdasan, dan kehendak bebas. Maka ia mempunyai hak-hak yang bersifat universal dan tidak dapat dilanggar.
Kemudian, partisipasi gereja yang berikutnya dalam penegakan HAM di dunia dilihat dalam Encyclique Mater et Magistra Ibu dan Guru pada tahun 1961 dan Pace Minteris Dame di Bumi itu berbicara secara khusus tentang hak asasi manusia. Kemudian Gaudium et Spes yang sudah kita lihat lagi dan dokumen lain tentang Dignitatis Humane. Dignitatis ini artinya dignita, artinya berkaitan dengan martabat manusia ya.
pribadi manusia, berbicara tentang HAM kemudian tahun 1974, penitia kepausan justicia et pax ini bahasa latin, justicia artinya justice, keadilan, et dan pax dame, kedamean, menerbitkan kertas kerja tentang gereja dan hak-hak asasi manusia, HAM. Kemudian paus yang sangat penting dalam gereja katolik, paus Sionis Paulus II dalam sidang PBB, Perserikatan Bangsa-Bangsa, berbicara tentang HAM karena berdasarkan kodrat manusia sebagai makhluk rasional, makhluk berakal budi, dan makhluk yang memiliki kehendak bebas. Kemudian, Komisi Teologi Internasional mengeluarkan sejumlah tesis atau pernyataan mengenai mertabat dan hak-hak pribadi manusia.
Ini merupakan bentuk partisipasi gereja dalam penegakan HAM di dunia. Komisi Teologi Internasional ini merupakan sebuah lembaga yang ada di Roma. Lembaga ini terdiri dari para teolog.
berjumlah 30 orang dari seluruh dunia. Telok itu adalah mereka yang memberikan sumbangan pikiran. Umumnya mereka ini adalah orang-orang pintar, orang-orang profesor, pada umumnya para pengajar. Mereka memberikan pemikiran yang berkaitan dengan doktrin atau pengajaran iman dalam gereja Katolik Roma. Baik, itu kurang lebih partisipasi gereja.
Dan pertemuan kita hari ini sampai di sini ada penugasan. Setelah kalian melihat bagaimana bentuk partisipasi gereja dalam penegakan HAM di dunia, pertanyaan saya adalah, apa yang dapat kalian pet... Petik dari beberapa ajaran gereja sehubungan dengan penegakan HAM. Kira-kira nilai apa yang kalian dapat? Berikan pendapat pribadi kalian.
Jangan meniru dari internet. Itu satu paragraf 10 baris. Ditulis tangan, dikumpulkan dalam aplikasi psikologi.
Paling lambat jam 8 malam. Pertemuan hari ini sampai di sini. Terima kasih telah berpartisipasi dan mendengarkan video pembelajaran kita hari ini.
Sampai jumpa minggu depan.