Transcript for:
Pemahaman Sifat Koligatif Dalam Larutan

Halo adik-adik, selamat datang di channel B.I.G.C.O.S. bersama Koppen. Di channel ini akan membantu adik-adik dalam belajar matematika, fisika, dan kimia. Pada video kali ini, Koppen akan membantu kalian dalam belajar sifat koligatif kelas 12. Sifat koligatif ini kita ambil dasarnya dulu ya.

Dasar daripada sifat koligatif kita harus mengerti dulu arti molalitas. Jadi bukan molaritas, ini molalitas, beda ya. Kalau molaritas itu kan dulu waktu belajar di kelas 10, itu adalah mol dibagi volume.

Jumlah sat setiap volume ya, setiap volume larutan. Kalau molaritas itu adalah jumlah sat telarut, jadi istilahnya jumlah sat telarut dalam setiap gram pelarutnya. Jadi, koko langsung rumus aja ya, rumusnya NT dikali 1000 dibagi GP.

Nah, koko istilah T dan P ini karena dalam suatu larutan, ya, sifat kode negatif ini bicara mengenai larutan ya, dalam larutan itu terdiri dari dua, yaitu terlarutnya dan ditambah dengan pelarutnya. jadi maksudnya jika akan membuat larutan gula larutan gula itu terdiri dari gula sebagai terlarut dan pelarutnya air jadi disebut larutan air gula terlarut dan pelarut itu disebut larutan jadi T simbol kuku T disini adalah mol dari yang terlarut G ini adalah gramnya pelarut ini rumusnya molalitas jadi NT ini Ini kalau kita pecah itu memiliki rumus gram terlarut dibagi MRnya ya. MRnya sat yang terlarut dikali seribu dibagi gram pelarutnya. Nah ini rumus lengkapnya ini.

Ini molalitas yang kita sebut simbolnya M ya. Jadi simbol dari molalitas itu M, satuannya pun M atau molal ya satuannya. Nah jika dulu di kelas 10 itu kita belajarnya molalitas ya.

Nah molalitas ini rumusnya adalah mol dibagi. Nah, nanti untuk molaritas ini konsentrasi, nama lainnya ini, itu akan dipelajari di sifat kolligatif mengenai tekanan osmosis. Jadi kita juga harus tahu, ini konsentrasi.

Nah mol disini yang kita masuk dalam hal koligatif larutan ini molnya mol terlarut Jadi disini yang kita bicarakan mengenai larutan sifat koligatif itu Nah jadi kita mengenal ada dua istilah ya molalitas dan molaritas atau yang kita sebut konsentrasi ini molaritas ya hampir mirip ya nah satuannya ini nanti M besar jika molalitas itu lambangnya M satuannya juga M M kecil lagi ya itu bedanya yang berikutnya dalam sifat koligatif larutan dalam hitungan ini kita belajar mengenai fraksimol fraksimol itu seperti kadar sebenarnya tapi dia disebut fraksimol di dalam koligatif, nah fraksi mol ini nanti adik-adik simbolnya adalah X nah fraksi mol kalau bicara kadar itu istilahnya seperti kadar terlarut dan pelarut berarti nanti fraksi mol ini ada dua fraksi molnya yang terlarut sama fraksi mol yang pelarut nah gitu ya nah fraksi mol terlarut itu ya punya rumus NT dibagi NP tambah NT. Nah, gitu. Untuk yang pelarut, rumusnya, NP dibagi, NP ditambah NT. Nah, ini rumusnya. Jadi, kalau fraksimol telarut, atasnya NT.

Jika fraksimol pelarut, atasnya NP ya. Ini bawahnya seperti jumlah sat. NP tambah NT. Karena ini seperti kadar.

Nah, nanti karena ini seperti persentase kadar, berarti nanti XT ditambah XP, ini bernilai 1 ya. jika di jumlah jadi dasar daripada suatu koligatif dalam hitungan itu ada tiga, yang pertama molaritas yang kedua molaritas konsentrasi yang ketiga adalah fraksi mol fraksi mol terdiri dari dua oke yang kita diutamakan dalam larutan nanti ada terlarut dan pelarut itu koko simbolkan sebagai T dan P itu ya kita mulai masuk ke inti pokok daripada sifat kolligatif ya sifat kolligatif larutan itu terdiri dari empat empat macam yang pertama ini kokoh ajarin yang pertama dulu ya namanya penurunan titik beku Sifat pertama, ini sifat gitu aja ya, aku tulis ini, sifat yang pertama. Kita bicara mengenai penurunan titik beku. Penurunan titik beku, ini nanti simbolnya delta TF. F ini seperti freeze ya, frozen ya, freeze.

Jadi penurunan titik beku, delta TF. Jadi molalitas dan fraksimol ini bukan sifat. Yang kita sebut sifat kolligatif itu dimulai dari yang sekarang ini ya, ada 4. Yang pertama penurunan titik beku delta TF Nah delta TF itu memiliki rumus Molalitas dikali KF dikali I ya adik-adik Nah ini apa?

Nanti I nya koko jelaskan ya disini aja nanti ya Ini koko kasih, ini I adalah faktor van hoff Nanti koko kasih apa arti kata I nya M ini molalitas KF ini tetapan titik beku molal pelarutnya KF biasanya diberitahu soal jadi KF itu tetapan tetapan ya titik beku molal pelarutnya pelarut murni jika delta TF itu penurunan titik beku nah penurunan titik beku itu biasanya bernilai minus jika titik beku jika pelarutnya adalah air pelarut murni itu umumnya air ya kenapa bisa minus? karena Nanti titik beku larutan itu memiliki rumus TF0 dikurangi delta TF. Nah nanti adik-adik kalau ada lambang 0 ini maksudnya ini untuk pelarut, TFnya pelarut.

Ini TFnya larutan. Jadi TF0 itu adalah titik beku pelarut. Nah titik beku pelarut jika dia berupa air, Ini air, maka Tf0 ini bernilai 0 derajat ya adik-adik, 0 derajat Celcius.

Jadi kenapa aku tadi bilang itu minus? Karena istilahnya delta Tf itu pasti positif, jadi nanti 0 dikurangi, misalkan ini angkanya 2. kurangi 2 berarti titik beku titik beku larutannya minus 2 ya titik beku itu minus delta Tf nya positif ya oke jadi sifat daripada delta Tf dan Tf ini berlawanan karena apa jika delta Delta TF nya makin besar berarti titik bukunya makin kecil karena dia kan makin minus makin bawah misalkan nih Delta TF nya 5 berarti TF nya min 5 ya kan jika Delta TF nya 7 berarti TF nya min 7 nah min 5 sama min 7 kan kecilan min 7 tapi dari Delta TF 7 itu lebih besar hati-hati ya sifatnya Delta penurunan titik buku sama titik buku larutannya itu beda ya sifatnya berlawanan dia Dalam arti nilainya ya. Ini titik beku larutannya. Ini untuk titik beku.

Nah, untuk contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari. Ini contohnya ya. Kalau langsung aja.

Itu biasanya dalam penerapan pembuatan es. Jadi pembuatan es bisa. Ya es ya pembuatan es bisa dalam hal radiator mobil ya karena radiator mobil untuk pendingin ya sebenarnya nah terus bisa untuk AC mungkin ya sistem AC pendingin ruangan ya ini AC bisa bisa juga contohnya dalam mencairkan salju itu juga bisa hai hai Nah ini untuk pengertian daripada I, ini aku jelaskan disini ya, I disini adalah untuk faktor vanhoff ya istilahnya, faktor vanhoff, mungkin faktor vanhoff gini ya. Nah ini faktor van Hoff ini memiliki rumus I itu adalah 1 ditambah N-1 dikali alfa. Nah alfa ini adalah derajat ionisasi.

Derajat ionisasi. Nah alfa ini jika itu Nanti kita mengenal istilah elektrolit ya adik-adik ya. Jika elektrolit kuat, itu alfanya bernilai 1, bernilai 100%, jadi 1. Jadi alfa untuk elektrolit kuat, ini sama dengan 1, jika untuk elektrolit kuat gitu ya.

Sehingga jika dia elektrolit kuat dan alfanya 1, berarti nanti ini kita isi ini 1 kan, 1, Dikurangi 1 habis sama dengan N. Jadi nanti elektrolit kuat itu punya arti bahwa nilai I nanti sama dengan N. Nah N ini apa? Nanti N ini kukuterankan ya melalui contoh-contoh.

Nah jika alfanya di antara 0 sampai 1 itu berarti dia elektrolit lemah. Nah, jika alfanya pecahan kurang dari 1, itu elektroid lemah. Nah, apa itu N? Ini aku terangkan N-nya di sini. Misalkan kuku punya senyawa.

senyawanya NaCl NaCl ini Nnya adalah 2 2 dari mana? 2 ini adalah jumlah daripada Na dan Cl 1 dan 1 ini N jika kamu punya H2SO4 Berarti N-nya ini 3, dari mana? Hanya 2, SO4-nya 1. Nah, dengan kata lain, N itu sebenarnya apa? Jumlah kation dan anion dalam senyawa larutan asam basa garam. Nah, dengan kata lain, faktor Vanhoff ini digunakan I ini ketika larutan itu berupa elektrolit.

Jadi, I itu digunakan, dikalikan I jika larutannya elektrolit. Jadi, Kita dalam rumus-rumus nanti, Koko kasih keterangan ya di sini. Koko kasih keterangan.

I digunakan, kita kalikan I, jika larutannya elektrolit. jika larutannya elektrolit kalau jika larutannya bukan elektrolit gimana? jika larutannya bukan elektrolit ade-ade itu i nya langsung dinilaikan 1 di angka 1 jadi dengan katanya delta F nya rumusnya M kali KF gitu ya jadi i itu ada nilainya jika larutannya elektrolit jika i dibuat sama dengan 1 jika itu larutannya non elektrolit Nah untuk elektrolit atau non-elektrolit, Koko habis ini Koko jelaskan ya apa aja itu elektrolit.

Nah NACL itu Nnya 2, H2SO4, N sama dengan 3. Jika Koko kasih contoh satu lagi ya misalkan CaOH2. Nah ini juga sama N nya 3 karena kationnya Ca1 anionnya OH itu 2 jadi sama dengan 3. Jadi N ini adalah jumlah kation anion gitu ya. Ini koko kasih pengertian apa elektrolit apa non ya.

Nah yang bisa diafal itu ada adik yang elektrolit aja. Jika selain ini, berarti dia masukkan non-elektrolit. Jadi, elektrolit itu terdiri dari tiga hal.

Yang pertama, itu senyawa asam. Senyawa asam itu mengandung H+. Contohnya, HCl, H2SO4.

Jadi, senyawa asam itu contohnya HCl, HNO3. dan seterusnya lah pokoknya mengandung H plus jadi ini disebut senyawa elektrolit larutannya yang kedua senyawa basah dia mengandung senyawa OH-ion OH-ini contohnya adalah N-AUH CaOH2 itu, dan ada satu lagi NH3. Nah NH3 ini walaupun tidak mengandung OH, sebenarnya dia ini ada OH-nya, dia adalah NH4OH sebenarnya jika ditambah pelarut. air jadi NH3 ini kita masukkan sebagai basah tapi basah lemah ya adik basah lemah Oke yang ketiga yang ini dan seterusnya ya pokok intinya mengandung OH kecuali yang NH3 ada OHnya tapi basah lemah ya lalu yang ketiga adalah garam garam ini terdiri dari kation dan anion logo kation anion itu apa?

kation yang dimasuk dalam garam itu logam jadi semua logam, logam-logam ditambah anion, anion ini adalah seperti anion sulfat, sulfit, nitrat, nitrit, banyak ya itu jadi anion ini banyak lah dihafal jadi garam itu kation anion dan anion, kation itu logam yang dimaksud kation dari garam itu logamnya nah untuk tadi koko bicara istilah kata kuat dan lemah kuat itu alfanya 1 jika lemah alfanya diberitahu soal biasanya berapa persen antara 0 sampai 1 lah pecahan nah untuk Yang dimaksud daripada kata elektrolit kuat itu adalah yang mengandung golongan Jadi elektrolit kuat itu mengandung golongan 1A, 2A, 7A kecuali BE, MG, dan F unsur-unsurnya Jadi maksudnya hukum jika ini mengandung NA golongan 1A, CA golongan 2A berarti ini elektrolitnya kuat berarti ini NaOH jantung itu termasuk elektroid kuat nah ini garam aku kasih contoh aja ya mungkin aku kasih disini garam Na2SO4 nah ini logamnya natrium anionnya sulfat gitu ya Nah ini mengandung golongan 1A nah pada umumnya berarti garam ini elektroid kuat ya karena mengandung golongan 1A apalagi mengandung sulfat nah teori yang mengandung sulfat ini ada O ya Nah untuk yang mengandung ini golongan 7 ya ini HCl kuat berarti kan golongan 7 kecuali F jadi HCl ini kuat untuk jika misalkan di soal kalian ini ya ada mengandung O ada mengandung O Tapi senyawanya asam Senyawanya asam bukan yang garam ya Senyawa asam jadi Senyawa asam mengandung O Cara tahu itu kuat apa tidak ya Mengandung O Kuat itu Jika O dikurang H Lebih besar sama dengan 2 Ya, maksudnya apa? Jadi misalkan nih, ini kan HCl gak ada O-nya, tapi dilihat dari golongan 7, berarti dia kuat. Jika HNO3, ini kan asam mengandung O.

Nah, 3 dikurangi 1, itu kan 2. Kalau lebih besar sama dengan 2, berarti ini elektrolit kuat. Jadi 2 termasuk kuat. Seperti buku kasih contoh lagi yang asam ini mungkin H2SO4 gitu ya. Nah ini O nya 4, H nya 2. 4 kurangi 2. berarti dua berarti ini elektroid kuat gitu ya contoh elektroid lemah mungkin CH3 COOH ini asam asetat ya ini asam asetat atau kita sebut asam cukai biasanya ini asam cukai ini lemah ini Kenapa lemah?

Ini O-nya 2, hanya 4. Jika dikurangi 2 kurang 4 itu sudah minus. Itu sudah pasti lemah. Untuk senyawa yang non-elektrolit, non-elektrolit itu adalah senyawa Yang pasti di luar tiga ini Bukan asam, bukan basah, bukan garam Dan biasanya Senyawa non elektrolit Itu dalam kalimat soal Itu adalah senyawa organik Senyawa organik Yang terdiri dari satu kata Ini untuk larutan Yang gue maksud larutan Jadi contohnya Larutan urea Larutan urea Nah urea itu terdiri dari satu kata urea Berarti ini non elektrolit itu sudah pasti kok Larutan urea Nah ini larutan urea itu senyawanya CO NH2 2x senyawanya, senyawurea ini mungkin ada lagi ya larutan glukosa larutan glukosa ini terdiri di satu kata berarti glukosa ini yang non elektrolit ini senyawanya C6 H12 O6 ya jika satu kata satu kata senyawa organiknya ini pasti non-elektrolit tapi kalau misalkan ada kata kalimat larutan garam dapur garam dapur kan dua kata itu pasti elektrolit jadi kalau satu kata ya terdiri dari senyawa organik satu kata ini satu kalimat lah ya setelahnya satu kata satu kata aja ya, satu kata berarti ini disebut non elektrolit seperti urea, glukosa, sukrosa, glikol itu satu kata semua itu non elektrolit tapi jika garam dapur itu kan dua kata itu berarti masuk elektrolit jadi pokoknya yang bukan satu kata itu termasuk elektrolit atau mengandung asam basah garam gitu sifat yang berikutnya dalam koligatif itu kita mengenal sifat yang namanya kenaikan titik didi kenaikan titik didi nanti ini disimpulkan sebagai delta TB ya boil ya delta TB delta TB itu memiliki rumus mirip seperti titik beku dia M kali kali KB, kali I ini tadi udah aku jelaskan ya jika dia elektrolit ada nilainya dengan rumus itu tadi 1 plus L minus 1 kali alfa jika non elektrolit, I nya diisi 1 langsung kali 1 gitu atau gak perlu ditulis ya gak apa-apa jika non elektrolit jadi gak perlu I Nah untuk TB ini rumusnya adalah karena dia kenaikan berarti TB0 ditambah.

Jadi misalnya dia ditambah, dia makin besar. Jadi ini sebanding delta TB dan TB ini sebanding. Jika delta TB besar, TBnya ikut besar nilainya. Nah TB0 ini itu adalah titik didih pelarut.

Nah jika pelarutnya berupa air, pelarut air, Itu TB0 nya Itu bernilai 100 ya. Jadi 100 derajat celcius. Jika pelarut air. Jika bukan air gimana aku?

Jika bukan air pelarutnya misalkan dengan pelarut bensena. Nah biasanya diberitahu soal pelarut bensena dengan titik didi sekian. Nah itu tb0 nya.

Kalau air 100. Nanti jadi jika ditanya berapa titik didi larutan. Berarti jawaban adik-adik ada 100 ditambah delta tb nya ini berapa nilai. lainnya gitu ya Nah TB itu adalah titik didi larutan contoh daripada kehidupan sehari-hari penerapan kenaikan didi-didi itu umumnya itu adalah air mendidih ya memasak air itu jadi memasak air atau sampai air mendidih yang kedua ini destilasi ya Nah destilasi ini adalah penyulingan ya tanya Nah, ini contoh dalam kehidupan sehari-hari untuk kenaikan titik didi.

Yang ketiga, dari sifat kolligatif kita bicara tekanan uap jenuh. Jadi, tekanan uap jenuh. Tekanan uap jenuh ini simbolnya P.

Jika kita mau menghitung P, ini punya rumus XP dikali P0. XP ini yaitu tadi, fraksi mol pelarut tadi. Jika P0, ini adalah tekanan uap jenuh pelarutnya.

Jadi kalau ada simbol 0, 0 ini selalu pelarut. Satuannya umumnya MMHG, MMHG boleh, cmHG boleh ya satuannya. Jadi P0 tekanan uap jenuh pelarut, nanti tinggal diisi aja ya adik-adik.

Nah P ini tekanan uap jenuh larutan. Xp ini gimana kok kalau dia larutannya elektrolit? Kan ini dikali I, ya kan? Jika elektrolit.

Tapi, hukum daripada I itu sebenarnya mengikuti nilai daripada mol terlarut. Maksudnya kok. Jadi, ini...

Kalau misalkan dia ini ada I-nya, dia larutannya elektrolit, rumus untuk XP-nya akan berubah menjadi NP dibagi, NP ditambah NT. Nah ini I-nya ikut NT nih, ikut di bawah ini I-nya. Lalu baru kali P0. Memang kalau di buku-buku, tulisan I itu selalu di belakang seperti ini. Ini menunjukkan bahwa jika larutan elektrolit, jangan lupa adik-adik ngali I.

Tapi cara penggunaan dalam hitungan, I itu selalu mengikut P0. bukti NTnya mol terlarutnya dimana kalikan langsung sama i itu ya karena itu itu untuk larutan elektrolit terlarutnya Oke ini rumusnya P jika ada i nya sebenarnya gini ya jika non elektrolit i nya itu satu jadi ada ada nggak perlu kali satu kan enggak penting jadi NP per NP tambah NT gitu aja jika non elektrolit ini nanti adek-adek juga dalam tekanan ogenu itu ada istilah Delta P ya penurunan namanya ini penurunan tekanan uap jenuh nah rumusnya delta P itu XT dikali P0 dikali I jadi hati-hati jika ditanya tekanan uap larutan itu XP kita menggunakan SP jika ditanya penuh turunan tekanan waktu jenuhnya kita menggunakan ST nya, fraksi mol telarutnya. Nah nanti jika ini ada I, sama teori prinsip kerjanya, ini nanti NT dikali I dibagi NP ditambah, nambah NT kali i baru dikali P0 ya jadi memang hati-hati adik-adik pengertian daripada ini ya bukan di belakang sebenarnya letaknya dia mengikuti nilai NT dikalikan tapi dalam molalitas untuk yang tekan apa kenaikan titik didi dan penurunan titik beku itu kan m kali KF dan KB itu nah i nya taruh belakang mungkin nggak papa kenapa karena kan NT nya di atas dia hanya satu kalikan I tapi kalau misalkan campuran nanti aku ajarin yang pengertian daripada campuran untuk molalitas yang ada i nya ya Nah dalam tekanan luar jenuh ini penerapan dalam contoh sehari-hari kita ini yang pertama adalah dengan destilasi bertingkat ya destilasi bertingkat itu istilahnya untuk minyak bumi itu ya ya Jadi, Gokul langsung aja untuk pembuatan minyak bumi gitu ya. Yang kedua ini biasanya untuk kolam apung ya Kolam apung ini mungkin kalau contoh sederhananya yang bisa kita lihat itu laut mati ya Pistiwa di laut mati yang tidak bisa tenggelam itu ya Nah ini laut mati karena kadar garamnya yang terlalu tinggi ya Tuh ada kandungan wap jendulnya besar Yang terakhir sifat daripada sifat kollegatif yang keempat itu tekanan osmosis ya Tekanan osmosis ini lambangnya P ya adik-adik. Nah P ini memiliki rumus M kali R kali T besar.

Suhu harus Kelvin ya ini nanti kali I. Dimana R itu bernilai 0,082. Suhu harus Kelvin ya.

Ini suhunya harus Kelvin. Jadi contoh yang misalkan 27 derajat Celcius ditambah 273 supaya Kelvin. Nah ini contoh. Nah M besar ini molaritas ya. nanti penggunaan I nya sebenarnya dalam hukum molaritas itu kan rumusnya NT dibagi volume nanti ini sebenarnya NT dikali I dibagi volume baru kali R kali T nah gitu ini volume larutannya satuannya harus liter ya volume disini satuannya harus liter kalau mol itu gram per MR satuannya harus gram dalam pengertian tekanan osmosis nanti ada istilah isotonis, hipotonis dan hipertonis jika ada istilah isotonis itu ada pengertian bahwa nilai pi dari larutan 1 itu sama dengan pi larutan 2 itu isotonis jadi larutan 1 isotonis dengan larutan 2 jika hipotonis itu artinya jika larutan 1 hipotonis terhadap larutan 2 itu artinya V1 itu lebih kecil dari V2 jika hipertonis ini artinya V1 lebih besar dari V2 ini pengertiannya ya jadi kalau ada di baca soal cerita terus ada keterangan surung hitung dia menyatakan itu 2 larutan isotonis berarti kerjakan ini V1 sama dengan V2 Cuma hati-hati ya untuk semua tadi sifat Untuk penggunaan I nya Adik-adik kalau baca soal Ini elektrolit atau bukan dilihat dulu Itu penting soalnya Kadang-kadang kita kelupaan kali I nya Contoh sehari-hari Umumnya dalam tekanan smosis Contohnya itu adalah Penggunaan cairan infus ya Cairan infus Terus penyerapan Penyerapan oleh akar tanaman, terus ini bisa juga obat tetes mata.

Jadi dengan kata lain, tekanan komosis itu lebih banyak bicara seperti teori penyerapan. Bisa juga ini desalinasi air laut ya. Ini peristiwanya, tapi ini khusus ya, dia menggunakan osmosis balik.

Ya, tekanan osmosis balik. Ini adik-adik untuk penggunaan I, itu hanya bisa digunakan dalam hitungan jika dia bicara mengenai sifat kollegatif yang 4 itu ya. Pendorongan titik beku, kenaikan titik didi, tekanan osmosis, sama tekanan wak jenuh. Jika adik-adik hanya disuruh...

menghitung molalitas langsung tanpa ada hubungannya dengan sifat koligatif ya, berarti walaupun itu larutannya elektrolit adik-adik jangan kali i jadi maksudnya wukud jika tidak ada hubungannya dengan sifat koligatif dalam perhitungan jadi ini walaupun dia elektrolit untuk molalitas hanya ngitung molalitasnya aja tanpa lewat rumus yang sifat poligatif itu gak perlu dikali i ya hitung manual walaupun dia elektrolit atau non gak perlu kali i i itu dipake jika dia ada pengaruh dengan sifat poligatif ini koko ada sedikit catatan aja ya istilahnya ya jadi misalkan ada dua jenis larutan nah dua jenis larutan mungkin yang satu ini terdiri gitu ya Yang satu elektrolit dan yang satunya non. Nah, gimana cara menghitung, misalkan menghitung delta TF. Delta TF itu kan rumusnya M dikali KF dikali I.

Nanti jika ini satu elektrolit, satu non. Berarti yang satu mengandung I Yang satu tidak mengandung I Misalkan larutan yang mau dilarutkan ini ada dua jenis yang mau dilarutkan Berarti nanti delta TF ini akan memiliki rumus NT1 mungkin yang satu kan elektrolit nih kalikan I nanti yang kedua jangan adek-adek kali I lalu dikali seribu kan rumusnya molalitas kan NT dikali seribu per gram pelarut baru kali KF jadi maksudnya kok I nya kan tadi kok udah cerita bahwa dia mau ngikuti mol telarut dimana dia berada, tapi yang sifatnya elektrolit, nah seperti ini karena dia dua jenis larutan yang dilarutkan, ini yang dilarutkan dilarutkan gitu ya maka istilahnya mol telarutnya ada dua ya cuma yang satu kali yang satu enggak ini untuk peristiwa campuran yang dilarutkan ya yang dilarutkan dalam air misalkan gitu nih kalau ada contoh soal ya 22,2 gram CaCl2 dengan MR111 dilarutkan dalam dosis 150 gram air dengan kaya 1,86 maka titik beku nya berapa jadi kita bicara TF ya Nah dalam hal ini berarti Cacel 2 dilalutkan dalam air berarti Cacel 2 ini telarut berarti boleh kukus sebut ini dikatakan GT nya gram telarutnya adalah 22,2 Jika dilarutkan dalam 250 gram air berarti ini pelarut Berarti gram pelarutnya adalah 250 gram gitu ya Nah karena senyawanya CACL2 ini yang gue bilang tadi Adik-adik dari awal ini tentukan dulu Dia elektrolit atau bukan yang dilarutkan ini Jika dia elektrolit berarti dia mengandung I Nah CACL2 ini adalah garam Kenapa garam? Karena mengandung logam Logam dan anionnya gitu Ini kalau dibaca kalsium klorida kan juga dua kata Itu sudah pasti elektrolit Kita lihat elektrolit ini berarti kita cari N nya dulu N itu jumlah kationanionnya Ca nya 1 Cl nya 2 berarti N nya 3 Nah nanti untuk istilah 3 ini dalam hal itu bisa kita sebut ini senyawa Turner ya Jadi nanti ada istilah Turner Biner Nanti koko jelaskan aja sebentar ya Nah ini turner N nya 3 Nah jika di soal ini kita adik-adik tidak diberitahu alpha Grajat ionisasinya Berarti untuk rumus I nya itu kan 1 ditambah N-1 dikali alpha Jika alphanya gak ada berarti ini elektroid kuat Nah tadi koko udah jelaskan elektroid kuat itu mengandung golongan 2A, 1A, dan 7A Nah ini 2A dan 7A Ini kuat ini berarti Berarti kuat alphanya 1 Nah jika alfanya bernilai 1 ini maka otomatis langsung aja i sama dengan n Berarti nanti nilai i nya ini 3 gitu ya Gitu, langsung aja. Loh kok kalau alfanya bukan 1, misalkan 80% derajat ionisasinya atau 0,8.

Ya adik-adik hitung 0,8 dikalikan ini. N-nya isi 3, hasilnya I-nya berapa. Gitu ya, itu cara ngitung I.

Nah sekarang gini, untuk titik beku kita ngitungnya delta Tf dulu. M kali KF kali I ya, kan ada I-nya. Nah, delta TF-nya kita hitung, molalitas itu kan rumusnya.

NT kali 1000, nah ini I-nya kuku ikutkan ke NT-nya langsung ya, dari sesuai dengan penjelasan yang kuku kasih tadi. NT kali I, baru nanti ada adik kalikan 1000 per gram pelarut, baru kali KF. Jadi I-nya bukan di belakang, ngikuti NT-nya.

Nah, NT itu punya rumus gram telarut. dibagi MR, MRnya 111 dikali I nya 3 kali 1000 per gram pelarutnya 250 dikali KF nya 1,86 nah ini hasilnya adalah ini 0,2 kali 3 kukutus dulu aja yang 0,6 ini 0,2 kali 3 dikali 4 dikali 1,86 Ini hasilnya adalah 4,464 ya. Karena ini masih delta TF-nya, berarti TF itu adalah TF0 dikurangi delta TF ya.

Berarti hasilnya ini 0 dikurangi 4,464. Berarti hasil akhir titik bukunya adalah minus 4,464 ya. ini koko tadi ada istilah N3 itu Turner ya ini koko kasih catetan ya adik jika Nnya 2 untuk elektrolit itu istilahnya Biner ya jadi elektrolit Biner itu Nnya 2 jika Nnya 3 itu elektrolit Turner ya ini koko tambahin nah Biner itu nama lainnya Monovalent jadi Monovalent itu bisa, Biner bisa jika Turner itu Bivalent oke gitu ya Ini tambahannya untuk istilah N.

N2 atau 3 untuk larutan elektrolit. Untuk pembahasan soal selanjutnya, kita lihat di part 2 nanti pembahasannya. Terima kasih adik-adik sudah menonton video kali ini mengenai sifat kollegatif. Semoga ini bermanfaat dan berguna buat kalian semua di sekolah.

Tolong dukung KUKU dengan cara like, subscribe, dan share ke teman-teman kalian semua. Terima kasih.