Susanto Sang Residivis, dokter gadungan. Bagaimana sebenarnya kronologi atau kasus dokter gadungan ini kemudian dapat terungkap setelah 2 tahun lampanya pemirsa, Susanto berpraktek. Dan penipuan ini bermula pada tahun 2000. Dan kami juga sudah mengajak ada narasumber disini, ada Dr. Nasir, Ketua Asosiasi Dokter Hukum Kesehatan. Selamat malam Dr. Nasir, sehat?
Selamat malam, sehat-sehat. Dokter, malam hari ini kita akan melihat perjalanan kasus dari Susanto, Sang Residivis. Dokter Gadungan dimana kasusnya ini awal mulanya terungkap pada tahun 2020 pada saat Susanto ini mencuri data milik dokter Anggi Yurikno asal Bandung yang diakui melalui media sosial Facebook. Ini pemirsa kami hadirkan untuk Anda kira-kira gambaran kronologi dari dokter Gadungan yang terungkap dimana pada tahun 2020 Susanto ini mencuri data milik dokter Anggi Yurikno yang berasal dari Bandung.
Dan data milik dokter Anggi Yurikno ini Ini diakui milik Susanto yang digunakan untuk mendaftarkan diri ke fasilitas kesehatan tempat dokter Susanto akhirnya bisa melakukan praktek penipuannya sebagai dokter gadungan pemirsa. Ini adalah data di tahun 2020 yang menjadi awal mula pengungkapan kasus. Nah di tanggal 30 April 2020, Susanto ini melamar pekerjaan secara daring di rumah sakit PHC Surabaya dengan menggunakan data milik Dr. Anggi Yurikno tersebut.
Tidak hanya sampai di situ, Pak Mirsa, perjalanan atau kronologi dari kasus dokter gadungan Susanto ini akhirnya bisa terungkap setelah data yang di... Digunakan lengkap tadi pada 30 April 2020 kemudian digunakan dan 15 Juni 2020 PT PHC ini menerima Susanto dan bahkan ditugaskan di klinik K3 yang berada di Jawa Tengah. Artinya data-data palsu yang digunakan oleh Susanto ini diterima oleh pihak rumah sakit sehingga mendapatkan lisensi, mendapatkan izin untuk melakukan prakteknya sebagai tenaga kesehatan di K3 Jawa Tengah. Kemudian di rentang waktu Juni 2020 sampai Juni 2023, ini selama 2 tahun Susanto menerima gaji 7,5 juta rupiah per bulannya pemirsa atas jasanya sebagai dokter yang pada saat itu dikenal di klinik.
K3 di Jawa Tengah. Nah, Dr. Nasir, ini susah untuk menggunakan data palsu. Mendaftarkan diri di rumah sakit, diterima bahkan. Artinya, dokter, fasilitas kesehatan kita sampai rumah sakit pun ini bisa dikatakan kecolongan.
Hingga ada dokter gadungan yang bisa masuk di dalamnya. Iya. Kita tidak bicara mengenai pidananya. Pidana baik pemalsuan maupun misalnya pidana penipuan penggalapan.
Kita tidak bicara soal itu. Kita bicara bagaimana sebuah proses penerimaan pegawai, apalagi dia dokter, di sebuah rumah sakit. Kita tahu bersama bahwa dokter itu memiliki posisi yang strategis karena dia memeriksa pasien, dia bertemu dengan orang yang datang, orang yang sakit. Tapi ini klinika tiga ya, klinika tiga itu klinik karyawan. Tapi tidak mengurangi tanggung jawab.
Iya. orang yang datang juga orang yang punya keluhan sakit, selain dia memeriksa kesehatan pelamar dan sebagainya yang ingin saya katakan adalah, dia berhubungan dengan sebuah status kesehatan orang lain, dan dia harus mengambil sikap, mengambil keputusan di sana, meriapain orang sakit ini mau diberi apa diberi obat-obat apa disuntik, dioperasi, atau apapun dilakukan, harus ada sebuah tindakan dan dan prosedur medis yang dilakukan. Artinya, orang yang melakukan ini harus dianggap dia memiliki pemahaman, pengetahuan dan yang cukup untuk mengambil sebuah langkah. Sekarang dilakukan oleh orang yang tamat SMA tapi dia belajar sendiri.
Nah, yang ingin dikatakan pertama, apapun yang dia pelajari tidak cukup untuk memberikan dia belajar secara otodidak. Di... untuk memberikan bekal dia mengambil langkah-langkah seperti seorang dokter yang seharusnya mengalami pendidikan yang secara terstruktur dan berkesinambungan itu pertama yang kedua proses penerimaan di rumah sakit itu itu yang perlu kita persoalkan Juni 2020 itu artinya pada saat itu baru 3 bulan, menjelang bulan keempat COVID. Memang pada saat itu sudah mulai ada, Jawa Timur itu dia mulai September mulai naik.
Tapi pada saat itu, Juni itu sebetulnya prosesnya dia dari April, April, Mei, Juni. Seharusnya pada saat itu ada sebuah proses kredensial yang dilakukan di rumah sakit. Tidak sederhana, sekedar melihat data. Covid artinya tidak menjadi alasan untuk membenarkan adanya proses yang menyimpang dalam penerimaan tenaga kesehatan.
Benar, covid tidak bisa menjadi alasan. Tapi dokter ditahan dulu, kita juga nanti ingin tahu sebenarnya bagaimana prosedur fasilitas kesehatan hingga rumah sakit ini bisa menerima seorang dokter untuk berpraktik di sana. Tapi saya jeda, dokter Nasir kita akan hadirkan penjelasan lebih lengkapnya untuk Anda pemirsa.
Masih bersama kami di APA Kabar Indonesia Malam, pemirsa dan juga masih bersama dengan dokter. Dr. Nasir untuk membahas mengenai bagaimana kasus Susanto, sang dokter gadungan yang sudah berpraktek beberapa kali, pasiennya pun bahkan hingga ratusan. Tadi terakhir saya tanyakan kepada Dr. Nasir, Dr. Nasir sebenarnya prosedur penerimaan tenaga kesehatan apalagi dokter loh ini, Dr. Nasir.
Yang ditangani langsung manusia berurusan dengan nyawa. Ini apa yang sebenarnya harus dilakukan oleh pihak rumah sakit dalam tahapan-tahapan yang tidak boleh dilewatkan? Iya, jadi dalam kredensial dokter. Saya bicara dokter ya, dokter-dokter gigi itu memang ada sedikit perbedaan dengan kredensial untuk menerima karyawan yang lain.
Untuk dokter itu kan kita paling tidak ada tiga aspek yang harus dilihat, diteriti oleh mereka-mereka yang bertanggung jawab pada persoalan sumber daya manusia di rumah sakit. Yang pertama tentu persoalan yang terkait dengan ilmu, keilmuannya. Jadi kalau yang mau diterima itu dokter kebidanan, itu harus ada. Ada dokter kebidanan di situ yang memberikan pertanyaan, mengajak dia bicara.
Jadi tidak bisa hanya zoom. Dia diundang, dia ajak bicara. Dan dokter kebidanan itu bisa menanyakan pada kandidat ini. Satu dua pertanyaan yang dapat dianggap oleh penanya ini. Meyakinkan dia bahwa memang ini dia paham masalah.
Itu pertama. Yang kedua, ditanyakan pada dia. soal yang terkait dengan etika, etika profesi.
Ditanyakan pada dia, etika yang terkait karena dia dokter, terkait dengan praktek kedokteran. Itu ditanyakan pada dia. Misalnya bagaimana, kalau Anda menulis resep, Anda telpon dari rumah sakit, tidak bisa membaca Anda punya tulisan, Anda jawabnya apa misalnya?
Padahal kemudian pegawai di rumah sakit, atau petekan di rumah sakit itu, meminta agent untuk mengganti. Anda punya obat Karena obat tidak ada Kita bisa melihat bagaimana etikanya Jalan Kemudian yang ketiga Orang ini atau sang dokter ini Juga diberi pertanyaan Yang menyangkut Komunikasi kemanusiaan Itu normal Di rumah sakit-rumah sakit Di negara-negara barat Itu kredensial untuk dokter Yang baru masuk Itu membutuhkan banyak hal, diperiksa bahkan diperiksa juga apakah dia punya reputasi-reputasi sosial di luar. Oke. Seperti itu. Baik.
Dokter kita akan melihat juga jejak Susanto ini, dia sudah melakukan prakteknya sebagai dokter gadungan dimana saja dari tahun berapa, dari tahun 2006 hingga 2007 pemirsa, Susanto ini menjadi dokter puskesmas gabus di Grobogan pemirsa. Ya. Ini terdata dimana Susanto ini melakukan aktivitas. Sebagai dokter di sana, tadi juga dokter Nasir menyatakan bahwa prosesnya ini harus sesuai dengan spesialisasi begitu ya dokter yang diambil sebagai apa?
Ya, dia dokter umum tentu pertanyaannya pertanyaan sekitar praktek dokter umum. Oke, kita lihat lagi dokter. Ini ada 2006 hingga 2008, ia juga menjadi kepala UTD PMI Grobogan.
Grobogan, Purwodadi, iya. Sebagai kepala UTD PMI artinya juga ada proses yang harus dicari tahu? Iya. Dari skill dan kompetensinya di tahun 2008 dokter ini yang mencengangkan dokter Nasir. Artinya dari 2006 di Kabupaten Gerobokan Perwoda di Jawa Tengah.
Dia sudah memainkan peran sebagai seorang dokter. Dan berhasil meninggalkan itu Gerobokan 2000. 2008 bahkan ini di dokter Nasir Susanto ini menjadi Direktur Rumah Sakit Habibullah Gerobokan Jawa Tengah. Direktur utama dokter ini kan juga posisi yang tidak main-main.
Tanggung jawabnya juga. juga lebih begitu. Iya, ini tentu dia membawa ijasa juga tentu. Pada 2008 ini sudah ada kontrol melalui Konsil Keduteraan Indonesia soal STR. Sebetulnya itu bisa diketahui kalau memang itu dilakukan pengecekan.
Harusnya ada pengecekan dari STR tersebut. Kita akan lihat lagi selanjutnya dari tahun 2006 hingga 2008 Susanto ini berperan. Sebagai dokter opjin di rumah sakit pahlawan medical center di kandangan dokter Nasir. Dokter opjin ada spesialisasi tertentu.
Dan ini terungkap akhirnya bahwa ia dokter gadungan dan sempat difonis 20 bulan. Di sana? Iya betul.
Dia difonis 20 bulan. Artinya ini mengatakan apa dokter? Fonis 20 bulan.
Cukupkah dokter Nasir untuk profesi seorang dokter gadungan dengan tanggung jawab? Jawab besar menghadapi manusia di nyawa. Betul, penipuan ya. Ini penipuan yang luar biasa.
Dan juga ini 263, 263 pemasuhan surat dan mungkin juga penempatan keterangan palsu pada akte otentik. 266 bisa masuk juga. Oke, kita lihat lagi berikutnya perjalanan di tahun 2011. Dokter Susanto atau dokter gadungan ini juga menjadi dokter di Rumah Sakit Sangata Occupational Health Center. Oke.
Dan juga rumah sakit prima sangat di Kalimantan Timur. Berikutnya kita akan lihat lagi perjalanan dari Susanto. Di 2011 ini Susanto mengaku sebagai dokter Eko Adi Pangarsa.
Ia mendapatkan gaji 28 juta rupiah per bulannya dan menangani pasien sebanyak 148 orang dokter Nasir. Dan sementara di rumah sakit prima Susanto ini memperoleh 58 juta menangani pasien sebanyak 158 orang dokter Nasir. 500 orang. Dan untuk aksinya kali ini, Susanto diganjar 4 tahun penjara. Setelah tadi 2008 terungkap, difonis 20 bulan penjara, maksud kami.
Kemudian di 2011 terungkap, pasiennya dokter artinya mencapai angka 700 sekian pasien. Gaji yang didapatkan juga tidak main-main. Jadi gimana dokter Nas? Jadi yang menarik menurut saya, ada dua hal. Yang pertama, ini residivis.
Berulang, untuk perbuatan atau kejahatan yang sama. Itu satu. Yang kedua, kita juga melihat bahwa ini enam atau tujuh institusi pelayanan kesehatan rumah sakit termasuk Palang Merah administratif. Semua itu dia bisa lolos. Berarti ada sesuatu yang dia gunakan, ada kemampuan.
kemampuannya yang luar biasa yang bisa meyakinkan kalau hanya satu kali saja digabung sana gabung segera bukan saya dapat memahami tapi hingga tiga sekali ini bukan tiga kali ini sudah enam kali tiga kali dihukum ya nama setuju institusi termasuk Palang Merah artinya dia memiliki sebuah kemampuan yang luar biasa untuk meyakinkan orang-orang merekrut dia dan yang kedua Ada sistem yang begitu mudah ditembus, begitu mudah untuk diakalin, diapusi, ini memberikan kesan kuat bahwa di Indonesia kita ini atau paling tidak. terwakili dari 6 atau 7 institusi ini dengan mudah semuanya bisa tembus persoalan-persoalan terkait dengan kredensial ini dokter Nasir berbicara mengenai kemampuan kita juga akan hadirkan informasi soal bagaimana seorang dokter dokter ini menempuh pendidikannya. Di preklinik 3,5 hingga 4 tahun ya dokter untuk mendapatkan gelar sarjana kedokterannya.
Iya betul. 8 semester. 8 semester. Ini perjalanan awal untuk menjadi seorang dokter.
Hanya baru mendapatkan gelar sarjana. Iya dia dapat dasar-dasar teori. Semuanya teori.
Dia dapat teori. Sedikit sosiologis. Sedikit sosiologi.
Sosiologi keruteran. Tapi semuanya teori. Sosiologi.
Oke, semuanya teori. Dilanjutkan di tahap klinik, 1,5 hingga 2 tahun mengikuti UKMPPD. Apa yang kemudian diperoleh di sini?
1,5 sampai 2 tahun dia kepanitraan klinik. Dia belajar menangani, dia praktek lah. Jadi dia belajar praktek, ini yang disebut dengan COAS, Dr. Muda. Dia praktek di sana, dia melihat dosen-dosennya, senior-seniornya, bagaimana memeriksa pasien, bagaimana dengan temuan. temuan yang diporong oleh pasien Memiliki asosiasi yang kuat untuk memilih pengobatan, memilih tindakan apa, dan kemudian kalau ini tidak bisa kita kerjakan, harus dirujuk kemana, kepada siapa dirujuk, ke...
fasilitas apa, dan nanti rujukan baliknya bagaimana, itu dia pelajari. Ini artinya masuk ke tahap ini, dokter? Internship, satu tahun lanjut bekerja?
Setelah itu, dia tadi ada ujian UKMPPD. Setelah lulus, dia harus ikuti ini. ini intensif selama satu tahun satu tahun dia belajar menjadi dokter yang bertanggung jawab langsung pada pasien tetapi juga dia bertanggung jawab pada seniornya atau pada ya setelah itu setelah itu tahap selanjutnya ini dokter dia bekerja dulu dia bekerja dulu setelah dia bekerja dua tahun minimal atau satu tahun dia bekerja dia masuk gelar memperoleh diperoleh spesialis itu minimal 7-8 semester minimal oke ya 4-6 tahun untuk galar spesialis lanjut Oke dan ini menjadi tahapan terakhir dokter ya ya kita menjadi seorang dokter artinya ini adalah tahapan-tahapan cukup panjang dan sangat bisa dipertanggungjawabkan ketika seorang dokter benar-benar menempuh pendidikan untuk menjadi seorang dokter begitu ya dokter nasir betul-betul baik dokter terima kasih atas penjelasannya dari perjalanan kasus Susanto itu tentu ini menjadi perhatian bagi kita semua untuk sama-sama lebih membangun kesadaran ya dokter ya, sama-sama menjaga baik dari profesi maupun juga kita sebagai pasien untuk ikut mengawasi juga.
Kata terakhir dari saya adalah pengawasan pemerintah daerah kalau pemerintah pusat tentu susah, tidak mungkin pemerintah daerah itu harus ketat dinas kesehatan ketat dalam pengawasan terhadap penerimaan dokter-dokter gigi dan tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan yang ada di daerah Oke, itu menjadi peringatan penting. Terima kasih Dr. Nasir atas penjelasannya malam ini.