Transcript for:
Proses dan Manajemen Perkebunan Sawit

Nah, baik. Ini saya kasih nama bisnis proses perkebunan kelapa sawit. Kalau di itu mengenai manajemen perkebunan kelapa sawit. Nah, bisnis proses ini yaitu proses dari buka lahan sampai ke panen. Nah, ini yang mestinya pada saat perkulian ini diberikan semuanya dari persiapan lahan sampai panen. Nah nanti kalian yang dari mekanisasi ini menerapkan teknologi untuk mensupport semua pekerjaan yang ada di lapangan ini. Nah targetnya besok magang kalian pulang itu bisa membuat laporan penerapan teknologi mekanisasi di semua bisnis proses ini. Nah di perkebunan nanti kalau kalian mendengar pimpinan, asisten, atau manajer yang menyampaikan bahwa prinsip perkebunan lestari itu ada triple P. Jadi perusahaan pertama kali itu selalu mengharapkan profitnya, pasti untungnya. Maka efisiensi, efektivitas di kebun itu menjadi kunci. Sekarang tenaga kerja mahal, kalian paham mekanisasi, paham IT, teknologi, itu nanti bisa diterapkan di kebun supaya nanti profitnya naik. Itu peran mekanisasi. Kedepan pasti semua perusahaan akan menerapkan mekanisasi ini. Dan kedua, dengan aplikasi teknologi ini, planetnya tidak boleh terganggu, planetnya harus lestari. Nah profitnya tinggi, planetnya lestari, lingkungannya lestari, masyarakat sekitarnya juga sejahtera. Ini harapan dari triple P ini, sehingga terjadi harmonisasi hubungan antara kebun, masyarakat, dan lingkungannya juga lestari seperti ini. Ini ya, jadi triple P ini nanti ya kalau ada yang... Nyampaikan seperti ini, oh itu maksudnya triple P ini. Nah ini. Nah terus lanjut. Itu proses di perkebunan kelapa sawit itu sebetulnya apa? Jadi nanti kalau kalian nanti ditanya oleh pimpinan, asisten, manajer. yang menganggap bahwa mahasiswa instiper itu paham sekali tentang sawit, terus kamu ditanya, Sedara Adrian Shah, kamu dari mana instiper? Oh instiper yang terkenal mengenai kors sawit itu ya? Oh iya Pak, siap. Tahu enggak kamu mengenai membangun kebun sawit? Oh tahu Pak. Coba jelaskan prosesnya dari mana? Apa saja komponen-komponen atau proses membangun kebun itu bagaimana? Nah, Drianca, Tambunan, Iva harus bisa menjawab kalau ditanya itu. Oh iya Pak, pertama kali kalau sudah ada lahannya, kami siap untuk menyiapkan lahan ini, buka kebun, persiapan lahan. Persiapan lahan kami dari mekanisasi, nanti kami akan menerapkan teknologi menggunakan alat-alat berat ini, supaya efisien. Terus mengenai SDM-nya bagaimana? Ya nanti kami rekrut, Pak. Tapi yang kompeten, minimal yang pertama kali bisa mengoperasionalkan alat berat ini, Pak. Ini pekerjaan yang harus kami selesaikan pertama kali adalah persiapan lahan. Setelah lahannya siap, kami membuat bibit. Kedua membuat bibit. Bibit sawit kami nanti akan siapkan dengan dua tahap. Tahap pertama, pre-nursery. Yang masih kecil-kecil ini sampai umur 3 bulan. Polybag-nya kecil-kecil, disusun rapat, diamati setiap hari, kuncinya adalah di air. Ini yang namanya pre-nursery. Selama 3 bulan, kita seleksi yang bagus, kita pindah ke pre-nursery seperti ini. Yang jelek, kita buang. Itu tahap yang akan kami lakukan nanti seperti itu, Pak. Nah, kalau menerserih, polybag-nya polybag besar. ukuran 40 x 60. Otomatis tanahnya lebih banyak, karena ini nanti akan digunakan untuk pertumbuhan selama 9 bulan ke depan. Jadi, di minerseri umurnya berapa, Adrianca? 9 bulan, Pak. Di pembibitan prinerseri, 3 bulan. Berarti berapa waktu yang dibutuhkan untuk pembibitan kelapa sawit? 12 bulan. Paham ya? Jangan sampai nanti pembibitan kelapa sawit 3 bulan, Pak. Jangan sampai itu. Ini kita harus paham dulu. Nah, di minerseri seperti ini disusun dengan segi 3 sama sisi, atau mata 5. Ini ada nomernya, 1 dan seterusnya. Ini artinya baris 1, 2, dan seterusnya. Tujuannya untuk apa? Untuk mengetahui keberhasilan. Bibit yang jadi berapa, yang mati berapa. Bibit yang sudah siap umur 12 bulan, terus kami tanam, Pak. Siapan lahan, pembibitan, terus ditanam. Kalau menanam ini dengan panjang mata 5, jaraknya 9 x 9 meter. cara antartanaman, membentuk segi atau mata lima. Setelah ditanam, kita rawat TBM. Umurnya 3 tahun. Ciri TBM yang bagus, LCC-nya kelihatan hijau sekali. Leguminose, cover crop, kelihatan hijau sekali. Kalau kebun jangkuran bagus, LCC-nya, penutup tanah kacangan, ini tidak ada. Nah, kebunnya bagus ya, seperti ini. Sampai umur 3 bulan. Terus setelah itu kita rawat untuk TM. Jadi perawatan itu ada TBM, ada TM. Si Tambunan, di recording ya Tambunan ya, saya lupa. Iya Pak, sudah. Terus pemeliharaan itu kalau di perusahaan itu ada istilahnya UPKIP. U-P-K-E-E-P. UPKIP. Itu nanti kalau ada istilah di perusahaan, UPKIP itu berarti pemeliharaan. Nah setelah dipelihara seperti ini, TBM sama TM baru dipanen. Nah dipanen ini. Nanti ada taksasi panen, ada taksasi harian. Tujuannya apa? Taksasi harian untuk mengetahui jumlah produksi hari ini berapa. Membutuhkan truk berapa untuk angkut, membutuhkan tenaga panen berapa. Supaya tidak ada yang tertinggal di lapangan. Supaya sampai ke pabrik sini tidak melebih 24 jam. Tambunan nanti kerjanya di sini, setikan. Kalau yang setik nanti di sini, tukang mengolah ini, penjahitnya nanti di sini. Yang di lapangan itu menyiapkan kainnya, menyiapkan benangnya, menyiapkan macam-macamnya, kemudian dikirim ke tukang penjahit di sini. Itu diperas CPO-nya. mekanisasi, semuanya di sini. Supporting untuk semua kegiatan yang ada di kebun. Itu yang mekanisasi. Nah, untuk yang mekanisasi, maka harus paham mengenai pekerjaan, pekerjaan di lapangan itu apa saja. Sehingga nanti supaya alatnya yang digunakan pas. Misalnya di sini membuat pet atau pasar pikul, maka menggunakan apa? Ada menggunakan cangkul, tapi ada juga menggunakan eskavator. Eskavator yang ini atau yang mana? Kalau yang pakai eskavator yang ini, ini rusak semua. Karena terlalu besar. Maka harus menggunakan eskavator yang ini. Paham ya, Dik? Ini flow process di sawit itu seperti ini. Jadi anak mekanisasi nanti harus tahu betul penerapan teknologi. Yang paling mudah kita kasih contoh. Peso alat untuk memotong, gunting juga alat untuk memotong, kater juga alat untuk memotong, cinsu juga alat untuk memotong, gergaji juga alat untuk memotong. Kalau mau menebang pohon jati, menggunakan pisau dapur. Kira-kira bisa enggak? Enggak bisa kan? Enggak Pak. Padahal sama-sama alat potong, maka kalau untuk memotong. Kayu jati harus menggunakan cinsu. Enggak, Pak. Iya kan? Kalau akan memotong apa itu sayuran kangkung, menggunakan apa? Ya pisau. Jangan menggunakan gergaji. Loh ini kan sama-sama alat potong, Pak. Oh iya, tapi tidak pas. Nah kan nanti kalian di lapangan bisa menerapkan atau mengkaji alat mekanisasi di lapangan yang cocok itu apa. Kalau anak SPKS harus menguasai ini semua sampai detail. Tapi kalau kalian sebagai mahasiswa SMPKS tidak perlu menguasai semua ini sampai detail. Tapi mekanisasi apa yang diterapkan untuk semua kompetensi pekerjaan ini. Nah kalau logic thinking-nya di estate management itu seperti ini tadi sudah saya sebutkan tadi. Dari persiapan. Perawatan, panen, hanya tiga ini. Pekerjaan persiapan, perawatan, panen. Persiapan melalui putih. Persiapan lahan, bibit, tanam. Itu persiapan, kelompok persiapan. Setelah itu dirawat di TBM sama TM. Setelah dirawat baru dipanen. Panennya ada komplimen panen, angkut, olah. Nah pekerjaannya apa yang mengelilingi ini? yang mengelilingi ini, yang mengelilingi ini. Nah besok kamu di lapangan, pasti akan menemui pekerjaan-pekerjaan yang ada di sini, di lingkaran nomor satu ini. Maka di sini ada GPS, konservasi tanah air, persiapalahan, pembiprogeni, kualitas, sensus, LCC, kastrasi, pemupukan, dan seterusnya. Nah ini yang nanti kalian pahami, mestinya kalian mendapatkan buku yang mendukung pekerjaan yang saya puteri ini. Sehingga nanti kalau di lapangan apa Mbak yang kamu ketahui dengan LCC? LCC itu Leguminosae Clover Propa, berfungsi untuk konservasi tanah air. Bibitnya ini Mukuna, Perera, dan sebagainya ini. Nah ini. Nah nanti yang berikutnya, kalau nanti kalian berkomunikasi dengan asisten, dengan manajer, keluarkan ilmu kamu sebagai seorang sarjana. Contoh di sini kalau dalam manage produksi, potensial yield, critical point, CP itu critical point, identifikasi faktor-faktor yang menentukan produktivitas. itu sebetulnya ada tiga fungsi ini yang menentukan produktivitas di lapangan, itu iklim, tanah, sama bahan tanaman. Jadi kalau kamu sudah tahu iklimnya, tahu tanahnya, kemudian baru bisa menentukan bahan tanaman. Di Jogja itu tanahnya subur nggak? Subur. Kamu tahu di Fakultas Pertanian? Depannya ada tanaman apa itu? Sawit. Sawitnya subur enggak? Subur. Enggak ada buahnya, Pak. Enggak ada buahnya. Subur kan? Enggak ada buahnya. Pernah dipupuk enggak? Enggak, Pak. Jarang. Jarang. Tanahnya subur, pertumbuhannya bagus, tidak pernah memupuk, itu sudah besar, bagus seperti itu. Tapi hasilnya apa? Menghasilkan apa? Buah jantan, Pak. Daun. Buahnya semuanya jantan. Karena apa, Jailani? Keluarkan wajahmu, Jailani. Bukan Jailani. Bukan Jailani ini. Kurangan air, Pak. Karena ini nomor satu, Jailani. Oh, iya, Pak. Karena curah hujannya kurang. Iklim curah hujannya, Pak. Karena perbedaan antara musim hujan dan musim kemarau tegas. Bisa berbuah baik nggak di situ sawitnya itu? Enggak, Pak. Bisa berbuah baik seperti di Kalimantan, Sumatera, enggak? Enggak. Supaya bisa diapakan? Supaya bisa, ya penyiraman lah, Pak. Penyiraman? Karena? kalau dia masalah iklim gitu kan, kalau iklim kayaknya susah untuk dirubah gitu. Walaupun bisa juga dirubah sih. Kayak dengan cara pembuatan hujan buatan gitu kan. Iya. Kalau itu saya siram terus pada saat musim kemarau Adrianca. Dua itu. Kemudian kita sprinkle di atasnya. Bisa produksi. Bagus. Tapi hanya dua tanaman. Mungkin ongkos produksinya jauh lebih tinggi dibanding hasilnya. Nah, kalau lahannya 100 hektare, mau pakai apa, Adrian? Mau disiram? Kan nggak mungkin. Iya, Pak. Kan nggak mungkin, kan? Mungkin nggak? Kalau 100 hektare. Kalau ini, Pak. Kayak buat irigasi gitu. Nah iya, kalau 100 hektare, 100 ribu hektare. Enggak, enggak. Enggak kena loh Pak. Nah maka keunggulan di Indonesia ini, anugerah Tuhan ini, karena dilewati garis kartu listiwa. Surah hujannya tinggi dan sepanjang tahun. Ya di mana? Ya di Sumatera Utara. Riau, Palembang, Jambi, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi, Jawa ya enggak? Enggak Pak. Iya Pak, cuma sedikit. Cuma sedikit, hanya Jawa Barat itu. Enggak Pak. Akhirnya di Jawa Tengah, di D.I.E. tidak cocok untuk... sawit, karena surah hujannya tidak rendah. Nah inilah yang saya sampaikan kaitannya dengan iklim. Maka kalau tanah masih bisa diperbaiki dengan perbaikan-perbaikan pengelah tanah, tapi kalau iklim, biayanya tinggi. Ini yang perlu kami sampaikan ke kalian semuanya, nanti kalau ada diskusi dengan para asisten atau manajer. Itu seperti ini alasannya. Sebaliknya tebu cocok di Jawa, Jawa Timur, Jawa Tengah. Mengapa? Karena tebu membutuhkan bulan kering. Bulan yang kering betul menjelang musim panen. Untuk apa? Pembentukan gula. Kalau di Kalimantan, tanami tebu tetap subur, tumbuh, tapi tidak manis, tidak ada gulanya. Karena curah hujannya tinggi. Paham ya? Nah, itu yang kalian pahami dulu kaitannya dengan proses ini. Oke. Nah, sekarang ini. Ini saya punya buat gambar-gambar seperti ini nanti. Kamu masukkan di HP untuk diskusi mudah sekali. Pabrik perkebunan kelapa sawit itu sebetulnya yang diharapkan itu ini, yang satu untuk ini, apa ini? Produksi CPO. CPO produksi, Pak. Produksi CPO. Jadi sebetulnya sawit itu akan panen CPO, bukan panen ini, Dik. Oh ya, paham ya? Ininya bagus, berat-berat, tapi kalau rendemenya rendah, ini besar-besar 25 kilo, 30 kilo, tapi dura semua. Oke? Maka juga tidak akan mendapatkan ini. Nah, orang mekanisasi, Itu bekerjanya dari sini ke sini. Apa ini? Luas. Terus? Luas area. Terus? Pokok produktif. Pokok produktif. Atau jumlah pokok per hektare. Terus? Janjang berpokok. Janjang berpokok. Terus? BGR. Nah ini orang mekanisasi, orang kebun, orang SPKS. Orang mekanis SMBKS kerjanya di sini. Serahkan ke orang pabrik. Dari ini, 4, 5 ini, dikali, ketemulah produksi. Oke, paham? Jadi, kalau punya lahan 1 hektare, kalau punya lahan 10 hektare, SP hanya 1, 3, 6, maka nanti juga harus punya lahan 1.360. 136 x 10 hektar. Iya kan? 1.360. 1.360. Jangan sampai nanti di sini hanya punya 1.000. Berarti di sini banyak yang tidak digaram. Tanam. Tanam. Atau tanamannya banyak yang mati. Oke. Kalau 1.360. Harapannya jumlah jajang per pokoknya satu tahun ya bisa 12. Nanti satu bulan satu. Tapi kalau satu tahun hanya ada tiga, empat, tekor nanti. Paham ya? Jadi luasnya sudah diketahui, pokoknya bagus, hidup semua, jajangnya minimal ya 12. Setiap bulan harus ada satu. itu yang dipanen. Yang kedua, yang berikutnya apa ini? BGR. Berat jancang rata-rata. Ya buahnya berat, tidak boleh banyak buah yang kempet-kempet. Terus dikalikan OER, Oil Extraction Ratio. Rendemennya 25, 23. Maka nanti tinggi sekali CPO-nya. Kalau rendemennya hanya 19, nanti produksinya rendah. Nah, ONR ini bisa tinggi, bisa rendah, itu kunci utamanya itu di sini, di kebun. Kebun itu pengaruhnya 75% terhadap produksi CPO. Fabrik itu pengaruhnya hanya 30%. Jadi produksi itu tinggi atau tidak, itu tergantung dari kebun, bukan dari pabrik. Pabrik itu hanya menerima bahan. Kalau bahannya pakai tetron ya tipis, kalau bahannya pakai jin ya tebal. Oke. Apa yang dilakukan supaya pokok produksinya tinggi, apa yang dilakukan supaya janjangnya tinggi, ini di bawah ini, yang ada di sini. Maka saya istilahkan di kebun itu tukang membuat minyak. Pabrik itu tukang ambil minyak. Tukang ambil minyak siapa? Pabrik. Tukang menjahit baju siapa? Tailor, penjahit. Yang menyiapkan bahan siapa? Ya di lapangan ini. Maka minyaknya tinggi atau rendah ya tergantung dari pemupukan, dari curah hujan, dari tanah. Dari bruning, dari pipitnya. Oke, paham ya? Paham, Pak. Paham ya? Nanti rekamannya diulang-ulang itu dibaca, eh didengarkan lagi. Nah, ini komponennya utama sebetulnya ini. Ini dulu waktu saya pelatihan di BGA. Nah, maka kalau CPO-nya supaya tinggi, tidak. Pada saat mengambil minyak supaya optimum, ya minimum losses harus dijaga. Total productive maintenance, kemudian infrastruktur dan utilitas dari alat, itu harus diperhatikan. Oke. Faktor-faktor yang mengaruhi produktivitas kelapa sawit, kalau kita buat fishbone analysis seperti ini. Ini target... Nasional, 1 hektare itu 36 ton. Rendemennya 25 persen. Saya buat ini, besok kalian masuk kebun, pada saat magang bisa melihat performa pabrik. Performa kebun itu termasuk bagus atau rendah. Kalau di sini nanti hanya 12 ton, berarti kebun itu jelek. Kalau di sini hanya 20 ton, masih jelek. Minimal di sini jilnya itu 25 ton. Kalau perkebunan rakyat rata-ratanya 12, 13, 14. Oh itu berarti kurang bagus. Rendemennya yang bagus yaitu mendekati 23, 25. Siapa itu yang resin itu mau tanya Pak? Silahkan kalau mau tanya. Ada yang mau tanya? Silahkan. Ada enggak? Lanjut Pak. Oke lanjut ya. Jadi, nanti kalau ditanya visi-visi mengenai produktivitas kelapa sawit, ya target produksinya 36 ton. Itu terlalu tinggi. Ya, standar utamanya 25 ton. Kalau 25 ton berarti satu bulan kira-kira periktar hasilnya berapa ton. 2 ton lebih, Pak. 2 ton. 2 ton. Kalau harga sawit, kalau harga TBS sekarang Rp1.500, berarti setiap bulan per hektare dapat berapa uang? Rp1.500.000. Eh, berapa? Rp3.000.000 berarti. Rp3.000.000. Kalau punya 10 hektare? Rp30.000.000, Pak. Rp30.000.000. Kalau besok kamu ke lapangan melihat petani atau kamu sekarang sudah tahu ini, tanya orang tuamu yang punya kebun sawit, Pak, sebulan panen berapa Pak? Satu kapling kan dua hektare. Oh ya, enggak mesti. Satu bulan kadang-kadang dapat dua ton. Kadang-kadang dapat tiga ton. Kalau dapat dua ton, berarti satu tahun hanya dua hektare. Kan satu kapling kan? Satu kapling kan dua hektare. Kalau satu bulan hanya jual 2 ton, berarti satu tahun hanya 24 ton untuk per 2 hektare. Berarti per hektare hanya 12 ton. Nah itu sangat rendah sekali. Nah besok kalian di lapangan bisa mengevaluasi kebun berdasarkan produksi ini. Si tambunan nanti kalau di pabrik bisa mengevaluasi kinerja pabriknya, produktivitas apa itu, rendemennya berapa. Ini kita tahu ini. Nanti bisa tahu losses-nya di mana. Apakah karena bahannya, atau karena mesin-mesinnya banyak yang rusak. Atau banyak losses di setiap stasiun. Maka sering terjadi. di Kambing Hitam perselisian antara orang kebun dengan orang pabrik. Direkturnya selalu bertanya pada orang pabrik, berapa rendemen hari ini? 20 Pak. Kenapa 20? Kami kan sudah membuat target 23. Orang pabrik bicara, bahannya jelek-jelek Pak. Buahnya banyak yang busuk, buah mentah-mentah dikirim ke sini, sehingga rendemennya rendah. Akhirnya direkturnya marah-marah ke orang kebun. Kenapa buah mentah, buah lewat masak, restanya tinggi tetap dikirim ke pabrik, sehingga rendemennya jadi rendah. Orang pabrik, orang kebun marah juga. Siapa bilang Pak? itu orang pabrik itu tidak bisa bekerja itu. Mesinnya rusak, nggak diperbaiki. Losesnya di lapangan tinggi, tidak tahu. Wah, sering terjadi perselisian seperti itu. Sehingga camping hitamnya banyak. Akhirnya direktur mutuskan, oke sekarang kita review bersama-sama di dalam pabrik. Kita lihat TBS-nya seperti apa, kita lihat mesinnya seperti apa. Nah itu di dalam mengelola SDM kaitannya nanti supaya produktinya tinggi ini. Maka di sini komponennya tadi ada iklim, pemupukan, water management, manajemen tajo itu pruning, water management itu pengairan, kemudian pengelolaan nama penyakit, mekanisasi ini selalu mengikuti semuanya di sini. Nah sebetulnya kalian di SMPKS itu sama di PKS itu mempunyai potensi yang besar di era milenial juga seperti ini. Pada era pandemi itu potensinya luar biasa. Sekarang tidak bisa padat karya, karena harus berjauh-jauhan. Iya kan? Kelas saja yang biasanya kamu tempati 30, besok hanya 15. Korsinya di kelas yang biasanya 30, besok hanya 15. Kalau di masjid harus dulu mepet-mepet, shopnya dirapatkan. Sekarang shopnya direnggangkan. Ya enggak? Di kebun juga demikian. Nanti pasti tenaga kerjanya sedikit. Pekerjaannya tetap banyak. Tenaga kerjanya sedikit. Ini muncul. Ya enggak, Tom? Iya, Pak. Mekanisasi ini nanti yang muncul. Mekanisasi ICT. Untuk apa ya ini untuk semua ini? Semua sekarang sudah IT. Besok kalau kamu ke lapangan, untuk laporan itu sudah paperless semuanya. Tidak pakai kertas, semuanya pakai gadget-gadget ini. Nah ini nanti teknisnya, pekerjaan-pekerjaan pekerjaannya ini, pastinya kamu mendapatkan buku-buku ini. Kalau enggak ya nanti... Cari di, atau besok carikan. Misalnya di sini manajemen land preparasi. CP itu tadi apa? Critical point. Critical point. Jadi kalau di persiapan lahan, itu critical point-nya rumpukan tidak kena titik tanam. Dan pet atau pasar pikul. Sehingga mudah penanaman. kelerengan lahan kurang dari 40 persen, jalan tidak lebih dari 6 derajat. Ini pekerjaannya siapa ini? Mekanisasi. Orang mekanisasi. Kamu tahu enggak nanti lahan itu kelerengannya berapa? 50, 40, atau 30? Ya pakai GPS, pakai klinometer. Buat jalan tidak boleh lebih dari 6 derajat. Kalau lebih dari 6 derajat, tanamannya bisa tumbuh bagus, ditanam di rolling-rolling di pegunungan-pegunungan yang bergelombang ini. Tapi pada saat panen, truknya kepatar, bisa naik, tidak bisa turun. Maka ini harus diperhatikan. Maka di sini di manajemen Plan preparasi dimulai dari kesesuaian lahan, pola dan jarak tanam, konservasi tanah air, pekerjaan blocking, rumpukan, jalannya bagus, lahan berbukit maksimal 40%, terasnya kontur, jalan tidak boleh lebih dari 6 derajat, penanaman bebas dari ama penyakit. Sudah ini mekanisasi semua ini di sini. Nah rincian pula tanam, konservasi apa itu nanti ada rincian yang tersendiri. Ini garis besarnya seperti ini. Ya kalau kita gambarkan seperti ini, mapping, blocking, kemudian filing, pakai bulldozer, stacking, membuat drain, membuat jalan, menanam RCC, mekanisasi semua. Pekerjaanmu semua ini besok. Bibit, critical pori-nya, bibitnya harus ragam, bebas sama penyakit jamur. Kuncinya di sini kita harus tahu supaya nanti bibitnya bagus dan cukup pada saat dibutuhkan, kita harus tahu kebutuhan bibitnya tadi berapa, kebutuhan kecambahnya berapa, butuh tanahnya berapa, lokasinya di mana, pemeliharaan dan seleksi bibitnya harus bagus. Kita harus tahu kebutuhan kecambahannya berapa. Kebutuhan medianya berapa? Ini nanti bisa dibaca sendiri. Ini saya berikan critical point-nya. Kalau di SPKS, anak agronomi, ya ini harus detail sekali sampai bisa mengetahui ciri-ciri kecambah yang bagus dan tidak. Secara garis besar, bibit yang siap tanam, itu umurnya tadi berapa, Adrian Shah? 10 tahun, Pak. 1 tahun. 12 bulan, Pak. 12 bulan. Sekarang pertanyaan kedua Tingginya berapa? Tingginya 1 meter 1,5 meter Berapa? Berapa? 1,5 Tingginya normalnya Itu 125 cm cm Di lapangan, di petani itu, ada yang menjual bibit umur 12 bulan, yang menawarkan ini bibitnya bagus, tumbuhnya serempak, tingginya seragam. Setelah kamu cek, tingginya seragamnya 60 cm. Informasi penjual bibitnya 12 bulan. Tanamannya bagus, hijau semuanya. Tapi tingginya rata-rata 60 cm. Maka kamu harus bisa menyimpulkan bibit ini, bibit bagus atau jelek. Jelek. Seragam loh tingginya. Tapi kan nggak memenuhi standar ya Pak. Biasanya kan tadi Pak bilang, dia kalau umur 1 tahun minimal tingginya 125 ya. Jadi kalau cuma 60 cm berarti yang dia setengahnya. bisa jadi bibitnya kuntetan ya. Nah, betul itu. Yaitu strategi penjual seperti itu, Adrian. Jadi bibit yang bagus-bagus dipisahkan, ditanam sendiri, atau dijual dengan harga tinggi. Jadi dikelompokkan antara yang tinggi 125 cm, sama yang 60 cm. Sehingga petani itu tidak tahu bahwa itu bibit kuntet semuanya. Bagus seragam, tapi seragam jelek. Padahal yang bagus 125 cm, itu kalau tidak tahu cirinya, ya tanamannya bagus, hijau semua. Seragam bagus pengelolaan, tapi seragam kuntet. Betul Adrian Shah itu, seragam tapi seragam jelek. Oke, paham ya? Itu kita harus tahu standar. Temanmu satu kelas sehat semua enggak? Alhamdulillah sehat, Pak. Sehat, Pak. Kau tahu sehat? Berkabar, Pak. Di grup kami, Pak. Di grup kami. Setelah kamu cek tensinya satu-satu, ada yang 200, tensinya 200, sehat enggak? Dari tinggi. Kalau ada yang 80 sehat nggak? Nggak, Pak. Kenapa kamu yang 80 dianggap tidak sehat? Darahnya rendah. Kenapa kamu bisa mengatakan darah rendah? Standarnya dia 100, Pak. 100 berapa gitu? Nah, Driancah betul. Karena kita sudah tahu standarnya 120. Gitu ya? Iya, Pak. Karena sudah tahu standarnya adalah 120. Maka sama bibit tadi. 60 bagus atau jelek? Jelek, Pak. Oh, ini umurnya 12 bulan, loh. Sudah siap tanam. Polybag-nya besar. Sudah siap tanam. 12 bulan. Ini bagus semua. Ya, bagus menurut penjualnya. Tapi standarnya itu 125 cm. Oh, saya sehat, loh. Saya makannya saatnya masih berani. Oh, tapi tensinya 120. 140, nanti nekat itu. Jadi kita harus tahu standarnya dulu. Jadi kita bisa mengatakan bagus tidak kalau kita tahu standarnya ini. Oke, ini contohnya bibit yang bagus, lihat seperti ini kecambahnya. Nah ini adalah bibit tenera. Kalau tenera itu seperti ini, kalau dura ini pucangkangnya besar sekali. Kalau PCP, rakyat, cangkangnya kecil sekali, bahkan tidak ada cangkangnya. Yang bagus, yang tenera. Kalau petani, senang mana? Durah Durah, karena apa? Karena berarti Itu petani yang Salah kaprah memang seperti itu Jadi yang penting berat Tonase Iya kan? Kalau perlu sebelum masuk Ke pabrik Terus di Terus di apa kan? Disiram Disiram air Disiram air itu sering terjadi kan, supirnya ditanya, kenapa saatnya disiram Pak? Biar bersih, biar nggak kepanasan, dingin. Ada tujuannya supaya berat. Setelah sampai pabrik, ditimbang supaya dapat berat. Nah itu yang nggak benar. Itu yang filosofinya hanya, itu tidak minyak, tidak CPO, tapi hanya berat. Nah ini pembibitannya tadi seperti ini, menumbuhkan ketampah hingga pengecil bibit berkualitas tinggi dan memeliharnya sampai bibit siap ditanam ke lapangan. Yang besok kamu bisa ngecek ini bibit yang bagus atau tidak. Ya dilihat dari jauh itu gulmanya banyak enggak, terus tanamannya tuh punya seragam atau tidak. Ini yang namanya printer sering seperti ini. Ini yang namanya miner sering. Terus ini yang briner serai dari sini, sedikit tambahnya, ini briner serai dari misi polybag ini, ini yang briner serainya kalau pakai polybag besar ini. Umurnya totalnya 12 bulan. Ini single stake, double stake, kalau hanya punya lahan 1 hektare, itu tidak perlu double stake. Sudahlah langsung dari kecambah masukkan ke polybag besar, dipelihara, sampai nanti siap tanam. Sehingga tidak perlu transplanting lagi. Tapi kalau perusahaan membuka kebun 100 ribu hektare, kalau single stake, nanti boros polybag besar. Kalau kecambahnya mati, nanti penyulamanya sulit. Maka yang paling cocok kalau untuk pembitan di perkembangan besar itu dengan double stake ini. Nah ini baru penanaman kelapa sawit di Mulia Geri Pancang, ini-ini. Pembuatan lubang tanam, kemudian penanaman kacangan, sampai penanam bibit. Kebun yang bagus mestinya tidak seperti ini. Pak, boleh tanya Pak? Boleh, silakan. Nah kenapa dia, kalau dia single stake kan lebih hemat biaya Pak? Satu, pengerjaannya enggak. terlalu ribet kalau dia dari minerseri ke penerseri, kan kita ngisi polybag kecil setelah 3 bulan baru dipindah ke posisinya, kenapa nggak langsung ke polybag besar aja walaupun dia nanti mati kan penyulamannya biasanya di polybag besar itu kan dikasih sel untuk jalan penyiraman itu memang ada yang seperti itu, tapi kita ketahui bahwa kalau yang minerseri ini Itu polybagnya, polybag besar seperti ini. Ini jaraknya itu 90 cm. Maksud kamu tadi kan dari kecabar langsung masuk sini. Iya Pak. Kalau masuk sini jaraknya 90 cm, ini luas sekali, ini berarti langsung kena sinar matahari. Maka risiko kematian itu akan lebih banyak. Kalau minat seri... Menurut saya seperti ini, ini di atasnya ada naungannya. Sehingga karena masih bayi, kecil sekali, jangan sampai langsung kena citar matahari. Dan ciramanya intensif. Kalau nanti banyak yang mati, langsung dibuang. Karena dari urut perintahnya, dari beli kecambah seperti ini, ini yang mati yang diupgrade 2,5 persen. Hasil risetnya gitu. Ditanam di sini sampai seperti ini, dari penanaman kecambah sampai di tata pre-nursery ini, kira-kira matinya 12,5 persen. Terus dipindah ke main nursery ini, ini kira-kira matinya 10 persen. Jadi kalau kalian nanti beli kecambah langsung ditanam di main nursery. yang ukuran polybagnya besar, nanti resiko kematiannya tinggi, yang disebabkan oleh lingkungan. Maka nanti boros kecambah. Pengamatannya juga sulit karena jaraknya jauh-jauh ini. Itu alasannya kenapa di perusahaan pakai double stake. Lupa kalau saya hanya membuat 1 hektare gimana Pak? Kalau 1 hektare ada 136. Tidak perlu double stake, langsung saja ditanam di polipe besar. Hanya 1, 3, 6, pengamatannya juga. Itu ya, terima kasih ya. Ada lagi? Ada lagi enggak? Kita lanjut, sekarang penanam kelapa sawit. Yang bagus sebelum ditanam kelapa sawit, itu sudah penanaman kacangan terlebih dahulu. Tujuannya supaya untuk menjaga kesuburan lahan. Tidak terjadi erosi karena ditutup oleh kacangan. Yang kedua, kacangan menghasilkan pupuk organik dan menghasilkan bintil akar yang berfungsi untuk pertumbuhan. tanaman sawit ini. Ini adalah contoh tanaman sawit yang kurang bagus bibitnya, karena ini sudah umurnya lewat 12 bulan. Tandanya apa ini? Sudah banyak dipotong. Ini pemancangan dengan mata lima, tujuannya satu, sebetulnya hanya untuk Satu, efisiensi lahan. Yang kedua, pemanfaatan sinar matahari supaya bisa ditangkap langsung oleh daun-daun kelapa sawit. Nah, kacangan itu yang bagus seperti ini, Dik. Jadi, ini tanaman baru umur 12 bulan di lapangan. Tapi kacangannya sudah menutup seperti ini. Tanaman yang 12 bulan ini pertumbuhannya bagus, sudah mengeluarkan bunga. Kalau di kebun istilahnya bunga dompet. Nah bunga-bunga dompet yang baru muncul ini harus dikastrasi, harus dibuang. Sampai nanti umur 24 bulan, baru nanti 30 bulan bisa panen. Jenis dari LCC ini ada ini antara lain, perura, kalopogonium, centrosoma, mukuna, hasilnya ya mukuna bracteata itu seperti ini. Inilah contoh kebut yang bagus, cover crop-nya bagus, tanaman pokoknya juga bagus. Zoom diperjelas seperti ini. Nah ini seperti, yang ini mukona ini seperti permadani. Ini kalau kita bungkar, di bawahnya itu banyak komposnya, humusnya, dan lembab. Artinya di sini banyak mengandung air. Akarnya sawit berada di sini, sehingga nanti di akar perakaran sawit ini sudah tersedia. air dari sekeliling atau di bawah mukona ini. Di akar mukona itu banyak bintil akar yang berfungsi untuk fiksasi nitrogen. Artinya di sekeliling perakaran tanaman sawit ini sudah tersedia air, sudah tersedia pupuk, khususnya N. Nah jaraknya dibuat piringan 1,5 meter. Karena kalau ini terlalu mepet, ini nanti mukona ini bisa melilit semua batang sawit. Tanaman sawit yang terlilit oleh mukona pasti mati. Mengapa? Kira-kira apa? Titin, ikaris, tanti ada nggak ini? Oke Gidayat, Jelani. Silahkan, kira-kira apa? Tanaman saat ini kalau dililit oleh mukona pasti mati. Karena tanaman saat ini terhambat Pak pertumbuhannya Pak, soalnya kan mukona jadi mempertahan, jadi pertumbuhannya tertahan gitu loh Pak. Kira-kira apa kok bisa terganggu pertumbuhannya, tertahan. Padahal hanya dililiti. Logikanya gimana? Kalau dililit dia Pak, mungkin penyebaran nutrisi ke seluruh bagiannya itu terhalang. Kayak ternyata kita kikit karit gitu, tiba-tiba biru. Mungkin kayak gitu Pak. Kalau ini mukuna braktyata itu setiap hari tambahnya berapa senti? 25 cm satu hari. LCC ini. Kalau melilit ini, khusus mukona ini, daunnya lebar-lebar. Kalau melilit batang ini, kalau tidak segera ditarik koloran, kalau di kebun itu, pekerjaan koloran itu narik mukona-mukona ini. Ini kalau satu bulan tidak dia, sudah tertutup mukona. Sehingga nanti akan mati. Karena daun-daun sawitnya ditutupi oleh daun mukona, maka daun sawit tidak bisa mendapatkan sinar matahari, maka tidak bisa terjadi proses fotosintesis. Maka lama-kelamaan mati. Maka menanam. mukona ini harus betul-betul diperhitungkan kalau sudah yakin punya tenaga kerja untuk perawatan mukona. Kalau dulu menggunakan purera, javanica, sentrosoma, karena pertumbuhannya tidak secepat mukona ini. Mukona itu keuntungannya banyak sekali, bisa cepat menutup tanah, bisa menghasilkan bubuk organik dalam jumlah tinggi, bisa memberikan bintil akar yang banyak. Nah ini cara untuk pembuatan lubang tanam-penanam. Ukurannya harus diperhatikan seperti ini. Maka kalian bisa kalau membuat alat diger, itu juga harus diperhatikan ukurannya 60 cm. Kalau ukuran lubangnya 30 cm x 30 cm, atau 40 cm, polybag-nya asal bisa masuk, ya sama saja sumpah nanti. Seperti kalau kamu punya kos kamarnya ukuran 2x2 meter, cukup enggak? Punya kos kamarnya ukuran 2x2 meter. Cukup Pak, cuma enggak bisa gerak banyak. Nah iya. Kalau ini sawit 40x40 cukup enggak? Cukup. Tapi nanti akarnya? Enggak bisa. Bisa berkembang. Nah, samalah sama kamar kos-kosan kamu. 2x2 meter cukup, tapi kamu tidak bisa bergerak. Seperti di penjara. Maka ini harus diperhatikan lubang tanam seperti ini. Kalau nanti buat alat diger, ya harus sesuai ini, supaya nanti ada rongga untuk perkembangan akar. Seperti ini, ini ada rongganya. Sehingga nanti, sebegitu dibuka polybag-nya, akarnya keluar. langsung dapat makanan dari sekitarnya. Tapi kalau ini hanya dibuat 40, maka akar keluar langsung kena tembok tanah yang keras. Nah itulah mengapa pembuatan lubang tanam harus 60x60 tadi. Sekarang dirawat TBM umur 1, 2, 3 ini. Perawatan TBM itu semuanya untuk memastikan populasi tanamannya ini hobogen dan populasinya tinggi sesuai dengan panjangnya atau jarak tanam. Kalau populasinya 1,36 ya ditanam 1,36, hidupnya juga harus 1,36. Pekerjaan yang paling perlu diperhatikan pada saat TBM Satu pemupukan, yang kedua kastrasi, sanitasi. Pupuk untuk pertumbuhan, kastrasi menghilangkan bunga, bunga jantan atau bunga betina. Kalau bunga jantan dan bunga betina tidak dihilangkan, maka nanti pertumbuhan tanaman akan terganggu. Masih kecil, sudah berbuah, maka nanti pertumbuhannya akan terganggu. Ini kunci dari perawatan TBM. Meskipun nanti jumlah pekerjaannya seperti ini, macam pekerjaannya. Kalau pada saat harga turun, harga sawit turun, yang tidak boleh ditinggalkan yaitu pupuk ini. Karena nanti kalau pupuknya sudah dihentikan, ya sama saja tanaman pasti akan berhenti total semuanya. Ini upkeep atau perawatan. Nah, ini beberapa pekerjaan di perawatan. Pupuk selalu menjadi dominan, pengelolaan gulma ini supaya pupuknya tidak diserap oleh gulma ini. Penyakit ini pruning, tujuannya untuk mengurangi daun yang tua atau daun-daun yang tidak produktif. Ini adalah tanaman-tanaman yang bermanfaat untuk ini. Jadi untuk predator, untuk pertumbuhan inang, untuk serangga-serangga yang bermanfaat dan membantu untuk mengendalikan ini, apa itu ulat api. UPTKS selalu di kebun sawit, ulat, penggerek, daun, kelapa sawit. Gulma itu ada yang manual, ada yang kemis. Ini adalah tim semprot yang akan mengelola atau mengendalikan gulma di lapangan. Ini adalah pemupukan, ini pemupukan tadi yang saya sampaikan, menggerupakan pekerjaan yang utama yang tidak boleh ditinggalkan di kebun. Nah perawatan TM itu juga selalu ada pemupukan, pengelolaan air, pruning. Ini kata kuncinya pupuk, air, sama pangkas. Supaya daunnya tidak terlalu banyak, terlalu tinggi jumlahnya, sehingga nanti akan menyerap hasil fotosintesis, dan tidak produktif kalau prur apa itu daunnya sudah. tua-tua. Nah ini pekerjaan di perawatan TM. Nah panen itu pekerjaan yang terakhir, target terakhir yaitu panen, itu dimulai dari sensus produksi, kemudian manajemen panen, rotasi panen, kualitas panen, di monitoring buah, kemudian dievakuasi, ditransfer. transport atau dikirim ke pabrik. Ini merupakan satu rantai, tidak boleh dilepas. Kenapa harus sensus produksi? Untuk mengetahui sebetulnya besok pagi panennya berapa ton, butuh berapa tenaga kerja, butuh berapa truk, harus dilaporkan ke pabrik supaya pabrik tahu masa olahnya berapa jam. Masa olah di pabrik itu tergantung dari jumlah buah dari lapangan itu ada berapa. Nah rotasi ini untuk mengatur tenaga kerja. Jadi rotasinya 6 per 7 atau 9 per 10 itu tergantung dengan kondisi di lapangan. Pada saat yang paling bagus ya 6 per 7 rutin. Jadi satu tahun itu 48 kali panen, karena setiap tujuh hari sudah siap dipanen. Nah nanti kualitas buahnya akan bagus kalau rotasinya teratur. Nah rotasi panen itu kadang-kadang terganggu karena jumlah tenaga kerjanya yang tidak tercukupi. Nah ini pekerjaan terakhir yang nantinya akan dikirim ke pabrik untuk pekerjaan. panen atau harvesting ini. Nah ini panen, ini pruning ya, pruning tadi ini mestinya di setat. Pruning itu pangkas, pangkas daun-daun yang tidak bermanfaat. Maka di kebun itu ada istilah songgo 1, songgo 2, songgo 3. Songgo 3 itu kalau masih muda, jadi penyangga buahnya itu banyak. Kalau masih muda, maka itu pangkas. TM1, songgonya 1, berarti daunnya banyak yang hilang, banyak yang dipotong, maka nanti proses fotosintesinya terganggu. Nah, songgo 2 itu untuk tanaman termaja. Songgo 1 untuk tanaman-tanaman tua. Jadi yang menyangka buah sawit itu hanya 1 pelepah. Ini standar jumlah pelepah seperti ini. Umur 3-4 tahun, lingkaran pelepah 7, jumlah pelepah 56, rotasi per tahunnya 2 kali. Dan seterusnya ini standar jumlah pelepah yang ditetapkan. Ini adalah hasil riset supaya produksinya tetap optimum. Nah ini buah siapannya itu seperti ini. Nah itu tambunan senang sekali kalau nanti magang di kebun seperti ini ya Adrian Shah. Banyak juga sini Pak. Oh iya. Nanti kalau punya buah seperti ini ya mantap nanti. Nanti keraninya seperti ini ya Adrian Shah. Kamu semangat ke kebun nanti. Oke, gitu ya. Nanti di lapangan ada nomor-nomor ini, berarti nomor pemanen, ini alat-alat panennya, saya kira sudah paham. Nah yang lebih penting kalian, ini alat panen agreg, ini alat dodos. Kamu punya inovasi. Apa yang kita lakukan supaya panennya mudah. Dengan alat dodos atau alat egreg. Nah seperti alat ini kira-kira dimodifikasi seperti apa supaya enak kerjanya. Oke, ini ciri-ciri apa, Nen? Kalian sudah punya bukunya belum ya? Belum ada, Pak. Coba nanti carikan e-booknya, nanti kita kirim ke Iva nanti. Pak, mau tanya Pak? Ya, silakan. Pak, kalau untuk persiapan lahan yang tadi, lahan kelapa sawit agar dapat tunggu suku, itu sekitar berapa derajat dari lintang utara dan selatan? Ya, kuncinya kan satu, itu tidak 6 derajat atau berapa ya, 6 derajat LSU, 6 derajat LSU itu intinya Nah, Kalau dikaitan dengan iklim, itu ada tiga. Satu curah hujan, tiga lama penyinaran. Satu curah hujan, dua lama penyinaran, tiga suhu. Kelembapan. Kalau kelembapan itu nanti kaitannya dengan curah hujan. Jadi sepanjang garis katul istiwa itu curah hujannya tinggi dan merata sepanjang tahun. Lama penyinarannya juga panjang. Yang bagus itu kalau hujannya sore hari atau malam hari. Siang harinya panas. Kalau sirang hari panas, fotosintesisnya tinggi. Airnya, hujannya di sore hari atau malam hari. Sebab kalau hujannya di siang hari mendung, maka sinar mataharinya tidak bisa langsung ke tanaman. Jadi Pak, berarti kalau di bawah 6 derajat lintang utara atau lintang selatan itu produksi TBS-nya juga berpengaruh juga nggak Pak? Mestinya bagus. Di bawah dari 6 derajat? Kalau lebih jauh, ya jelek. Kalau lebih jauh dari lintang itu, dari skater itu, ya jelek. Karena iklimnya sudah akan berbeda tadi. Bid'ah