Transcript for:
Sejarah Kerajaan Samudera Pasai

Sejarah Kerajaan Samudera Pasai Kerajaan Samudera Pasai merupakan salah satu kerajaan Islam paling awal yang berdiri di Indonesia. Kerajaan ini berkuasa selama kurang lebih 3 abad, dari abad ke-13 hingga ke-16 Masehi. Samudera Pasai berada di Sumatera, tepatnya di wilayah Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara Karena lokasinya yang strategis di pinggir Selat Malaka, kerajaan ini kerap disinggahi kapal kapal-kapal dari kerajaan luar.

Seiring waktu, Samudera Pasai berkembang menjadi pusat perniagaan dan pusat perkembangan agama Islam yang penting di zamannya. Para saudagar dari India, Tiongkok, Siam, Arab, dan Persia mengunjungi Samudera Pasai untuk membeli lada, kapur barus, dan lainnya. Kerajaan ini pun tercatat menjalin hubungan diplomatik dengan India dan Tiongkok. Keberadaan Samudera Pasai direkam melalui catatan kunjungan pengembara seperti Ibnu Batutah dan Marco Polo, serta peninggalan makam Raja-Raja. Kejatuhan Kerajaan Sriwijaya membuka jalan bagi perkembangan Kerajaan Samudera Pasai.

Kerajaan Samudera Pasai didirikan dari gabungan dua kerajaan, yaitu Kerajaan Samudera dan Kerajaan Pasai. Menurut hikayat Raja-Raja Pasai, Kerajaan Samudera diperintah oleh Maura Silu yang bergelar Sultan Malik As-Saleh Sedangkan Kerajaan Pasai didirikan oleh Nazimuddin Al-Kamil, seorang utusan dari Mesir Secara resmi, Kerajaan Samudera Pasai berdiri pada tahun 1267 Masehi Pada masa kekuasaan Sultan Malik As-Saleh sebagai Raja pertama, Kerajaan Samudera Pasai berkembang menjadi pusat pendidikan dan penyebaran agama Islam. Pada masa ini, seorang penjelajah dari Venezia, Italia, bernama Marco Polo, datang bersama rombongan Ratu Tiongkok. Sepeninggal Sultan Malik As-Saleh, kekuasaan diteruskan oleh Sultan Muhammad yang bergelar Sultan Malik Az-Zahir. Pengganti dari Sultan Muhammad adalah Sultan Ahmad yang bergelar Sultan Mahmud Malik Az-Zahir.

Di bawah kekuasaannya, Samudera Pasai berkembang pesat dan mencapai puncak kejayaan. Samudera Pasai menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan Islam di India maupun Arab. Dalam hal ekonomi, Samudera Pasai berhasil mengambil alih pengaruh Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka sebagai pusat perdagangan internasional. Komoditas yang diekspor saat itu adalah lada, kapur barus, dan sutra.

Kerajaan ini juga mengeluarkan mata uang emas bernama dirham sebagai alat pembayaran. Di masa ini, sekitar tahun 1345 Masehi, Samudera Pasai didatangi oleh Ibnu Batuta, seorang penjelajah muslim asal Maroko. Dalam catatannya, penguasa Samudera Pasai pada waktu itu digambarkan sebagai raja yang alim dalam ilmu agama dan murah hati.

Sepeninggal Sultan Mahmud Malik Az-Zahir, pemerintahan diteruskan oleh Sultan Zain al-Abidin Malik Az-Zahir atau Zain al-Abidin. Di masa itu, Laksamana Cheng Ho dari Tiongkok mendarat di Samudera Pasai. Ia menghancurkan agar kerajaan mengakui perlindungan dari Kaisar Tiongkok.

Sepeninggal Sultan Zainal Abidin, Kerajaan Samudera Pasai pernah diperintah oleh seorang wanita bergelar sultanah, yaitu Sultanah Nahrasiyah. Ia berhasil mengembalikan kejayaan Samudera Pasai sebagai putra. pusat syiar Islam terbesar setelah kerajaan sempat mengalami kemuduran akibat serangan dari Majapahit dibawah kepemimpinannya perekonomian Samudera Pasai sangat berpengaruh di kawasan Asia Tenggara sepeninggal Sultanah tidak banyak catatan mengenai gambaran pemerintahan Sultan berikutnya Pada akhirnya, Samudera Pasai mulai mengalami kemunduran dan runtuh akibat beberapa faktor Di antaranya, konflik keluarga, kemunculan Kesultanan Malaka yang mengambil alih dominasi perdagangan, hingga serangan dari Portugis Wilayah kekuasaan Samudera Pasai kemudian diambil alih oleh Kesultanan Aceh Kerajaan Samudera Pasai memiliki peninggalan bersejarah, yaitu makam Sultan Sultanah Pasai bercorak Islam, khas Gujarat, uang koin emas dan perak, pecahan keramik Cina, hingga lonceng cakradonya pemberian kekaisaran Tiongkok.

Selain peninggalan dalam bentuk fisik, Kerajaan Samudera Pasai juga memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan Islam dan budaya Melayu di Nusantara. Banyak ulama-ulama besar yang berasal dari atau belajar di Pasai, seperti Hamzah Vansuri, Syamsuddin Al-Sumatrani, dan Nuruddin Al-Raniri. Selain itu, bahasa Melayu Pasai juga menjadi salah satu bahasa sastra tertua di Nusantara.

Bahasa ini kemudian berkembang menjadi bahasa yang digunakan para pedagang di area yang kini menjadi Indonesia dan Malaysia. Wah menarik sekali sejarahnya ya teman kece Sekarang kita coba jawab pertanyaan berikut yuk Pertanyaan pertama Saat kunjungannya ke Samudera Pasai Ibnu Batuta mengambil kesimpulan mengenai perkembangan pendidikan di kerajaan tersebut Yaitu Pertanyaan kedua Nasimuddin Al-Kamil mendirikan sebuah kerajaan Islam bernama Kerajaan Pasai Adapun tujuan utama didirikannya kerajaan tersebut adalah? Pertanyaan ketiga Kondisi masyarakat Samudera Pasai dapat diketahui melalui catatan perjalanan dari?

Oke, kalau kamu menyimak dengan baik, pasti bisa jawab ketiga pertanyaannya Tulis jawabannya di kolom komentar ya Buat yang mau tahu jawaban dan pembahasan lengkapnya, bisa cek latihan soal sejarah topik kedatangan Islam di Indonesia, tentunya di kejarcita.id. Ayo, download aplikasi Kejar Cita di Play Store sekarang juga. Kejar Cita, Kejar Ilmu, Raih Cita.