Coconote
AI notes
AI voice & video notes
Export note
Try for free
Perjuangan Suyatin Kartowiono dan Gender
Sep 27, 2024
Catatan Kuliah: Perjuangan Suyatin Kartowiono dan Isu Kekerasan Terhadap Perempuan
Pusat Krisis Perempuan
Berkomitmen pada penghapusan kekerasan terhadap perempuan.
Perempuan dalam budaya patriarki sering berada dalam posisi rentan.
Rifkanisa memberikan layanan pendampingan kepada perempuan dan anak korban kekerasan.
Tujuan: Membantu perempuan berdaya, mencegah kekerasan di masa depan.
Data Kasus Kekerasan
Selama 14 tahun, Rifkanisa menangani lebih dari 300 kasus.
200 kasus (2/3) adalah kekerasan terhadap istri.
Kasus terkait poligami dan perselingkuhan banyak mengorbankan perempuan dan anak-anak.
Sosok Suyatin Kartowiono
Lahir: 9 Mei 1907, Kalimenur, Yogyakarta.
Latar belakang keluarga: Ayah kepala stasiun kereta api, ibu cucu Bupati.
Diskriminasi yang dialami Suyatin sebagai perempuan memicu perjuangannya.
Pendidikan dan Aktivisme
Bersekolah di Mulo, aktif berorganisasi, bergabung di Yongyava.
Menulis di majalah Yongyava dengan nama samaran Garbera.
Mengkritik diskriminasi terhadap perempuan dalam tulisan-tulisannya.
Perjuangan untuk Kesetaraan Perempuan
Mengambil inspirasi dari Kartini, Suyatin ingin mengubah nasib perempuan.
Menghilangkan budaya patriarki dan feudalisme.
Mementaskan lakon Kartini pada 1923, mendapat penghargaan Sultan Hamengkubwono VIII.
Kongres Perempuan Indonesia
Kongres pertama: 22-25 Desember 1928, di Yogyakarta.
Menghasilkan Federasi Perempuan Indonesia (PPI) untuk menyatukan gerakan perempuan.
Kongres kedua di Jakarta (1935) dan ketiga di Bandung (1938) membahas isu-isu penting.
Pernikahan dan Keluarga
Menikah dengan Pudiarso Kartowiono pada 14 September 1932.
Meskipun menikah, semangat perjuangan Suyatin tidak pudar.
Isu dan Tantangan
Peraturan pemerintah 1952 mengizinkan poligami, Suyatin memimpin demonstrasi menuntut UU Perkawinan Modern.
Menghadapi ancaman dan penolakan dari pemerintah.
Penghargaan dan Pemberdayaan Perempuan
Dikenal sebagai sosok kritis dan pemberani.
Diterima penghargaan untuk perjuangannya di bidang pendidikan wanita.
Menekankan pentingnya pendidikan dan kemandirian ekonomi bagi perempuan.
Warisan dan Penerus Perjuangan
Suyatin meninggal pada 1 Desember 1983.
Cucunya, Irma Wisnandar, meneruskan perjuangan sebagai ketua umum Perwari.
Fokus Perwari saat ini: Pendidikan anak usia dini dan pemberdayaan ekonomi perempuan.
Kesimpulan
Suyatin Kartowiono telah meninggalkan jejak penting dalam sejarah perjuangan perempuan Indonesia.
Diusulkan untuk dinyatakan sebagai pahlawan nasional agar lebih banyak orang mengenal perjuangannya.
📄
Full transcript