Transcript for:
Perjuangan Suyatin Kartowiono dan Gender

193 Pusat krisis perempuan ini berkomitmen pada isu penghabusan kekerasan terhadap perempuan Kita melihat perempuan di konstruksi budaya yang ada sekarang Apalagi budaya patriarki itu seringkali berada di posisi yang tidak beruntung ya Jadi mereka kemudian rentan menjadi korban kekerasan dengan berbagai bentuk Nah Rifkanisa ini hadir untuk memberikan layanan pendampingan bagi perempuan dan anak korban kekerasan untuk membawa mereka ke kondisi yang berdaya sehingga mereka bisa membantu dirinya sendiri dan kemudian bisa mencegah peristiwa serupa terjadi di masa yang akan datang dan kemudian juga bergerak untuk melakukan upaya-upaya pencegahan di lingkungannya. Selama 14 tahun mengabdi di Women Crisis Center pertama di Indonesia ini, telah banyak kasus yang ia tangani. Dari 300an kasus itu, 200 kasus atau 2 per 3 diantaranya itu kasus kekerasan terhadap istri.

Kalau yang masuk krif ke Anissa itu terjadi ada unsur poligami atau perselingkuhan. Di kasus-kasus seperti ini banyak yang dikorbankan, bukan hanya perempuan yang mengalami poligami, tetapi kemudian anak-anak. Sosok suyatin Kartowiono menjadi spirit perjuangan India dalam menyuarakan keadilan. untuk perempuan yang saya kagumi adalah konsistensinya di dalam memperjuangkan nilai yang dia yakini dan bahkan mengorbankan kehidupan pribadinya lahir dengan nama suyatin pada tanggal 9 Mei 1907 di desa Kalimenur Kabupaten Watesi Yogyakarta ayahnya Mahmud Joyo Dirono cucu Bupati Mojokerto Sementara ibunya Raden Ajang Kiswari, cucu Bupati Ngawi.

Suyatin anak keempat dari lima bersaudara. Saat berusia enam tahun, sang ayah pindah tugas menjadi kepala stasiun kereta api di Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah. Hana Ramli dalam buku Suyatin Kartowiono Mencari Makna Hidupku menuliskan Suyatin kecil sempat mengalami diskriminasi dari Aisyah.

Ayahnya sendiri tahun-tahun mengharapkan anak laki-laki. Ayah Suyatin kecewa, Suyatin terlahir sebagai perempuan. Inilah yang dikemudian hari jadi pemantik bagi Suyatin kecil untuk memperjuangkan kesetaraan bagi perempuan.

Pada tahun 1922, Suyatin bersekolah di Mulo. Dia aktif berorganisasi, salah satunya bergabung di Yongyava, bagian perempuan. Irma Wisnander, cucu Suyatin Kartowiono bercerita, pemikiran kritis Suyatin dicurahkan dalam tulisannya.

Dia lantas diangkat menjadi penulis dan redaktor majalah Yongyava. Suyatin muda kerap menuangkan gagasannya ke dalam tulisan. Dengan nama Samaran Garbera, Suyatin menulis karangan di majalah Yongyava berjudul Wa Iqmar En Yongen atau Andaikan Aku Seorang Laki-Laki.

Karangan tersebut bercerita tentang percakapan hayal antara dua orang pemuda bernama Garbera dengan Fervena yang mengkritik kebiasaan hidup kaum Ningrat yang kerap melakukan diskriminasi terhadap manusia khususnya perempuan. Nama Garbera sendiri diberikan. diambil dari jenis bunga yang tahan di segala cuaca.

Sementara Fervena juga nama jenis bunga, adalah nama samaran salah satu kakak Suyatin yang ikut menulis bersama Suyatin. Saya kira mungkin dasar dari perjuangannya adalah melihat penindasan terhadap perempuan. Penindasan hak ya, bukan tidak selalu fisik, tapi penindasan hak terhadap perempuan.

Beliau misalnya merasa prihatin. Suyatin sekali terhadap sistem selir di lingkungan istana. Ana Mariana, sejarawan ruang arsip dan sejarah perempuan Indonesia ruas menuturkan, sejak kecil Suyatin berambisi melanjutkan perjuangan Kartini.

Menyetarakan kaum perempuan dan mengubah nasib kaum perempuan menjadi lebih baik. Dia ingin menghilangkan budaya patriarki dan feudalisme. Hai pada tahun 1923 suyatin dan rekan-rekannya di Yongyava mementaskan lakon kartini dalam rangka perayaan penobatan Ratu Wilhelmina ke-25 menteri keputusan sukses bahkan mendapat penghargaan dari Sultan Hamengkubwono ke-8 bagaimana beliau menampilkan cerita tentang Kartini yang antifeodal gitu ya jadi itu di sebuah kota yang justru masih masih ada feudalismenya kan di Kraton beliau ini dapat kalau tidak salah penghargaan atas penampilan itu Nadir beliau ketemu Sultan belum Sultan ya terus saya senyumbang ngayanya nyumbang nggak ya maksudnya nyumbang itu kan dodok gitu ya maksudnya mungkin ya itu ternyata memang memilih untuk tidak misalnya gitu kan tahun 1926 suyatin bekerja sebagai guru sekolah dasar swasta belada ya bagi bumi putra di Holland Inland School, HIS.

Pada tahun yang sama, Suyatin memulai perjuangan bersama alumni Yung Yafa bagian perempuan dengan mendirikan organisasi Putri Indonesia. Perhimpunan kaum perempuan yang bekerja sebagai guru, dia terpilih menjadi ketuanya. Sebenarnya dia yang ngompor-ngompor, istilahnya menghubungi.

nyonya Sukonto gitu ya terus juga ada satu lagi nyonya apa kehadir hajar gitu ya ini kita bikin dong kayak kalau Kongres gitu dan seterusnya dan karena itu di Jogja dan beliau juga dididik oleh Aisyah Hilal Aisyah Hilal ini adalah satu tokoh Aisyah begitu ya jadi ke pekerjaan-pekerjaan yang pada saat itu mungkin dibayangkan agak susah dan seterusnya itu bisa dia lakukan dengan baik hai hai Saat itu Suyatin baru berusia 21 tahun Indonesia tengah berada pada fase radikal pergerakan nasional Masa dimana organisasi pemuda dan kepartaian bermunculan lebih radikal dan frontal Berasas non-kooperatif pada pemerintah Hindia Belanda Sumpah pemuda menggema sebagai ikrar kebangsaan para pemuda-pemudi Yang dirumuskan dalam Kongres Pemuda II di Jakarta pada 27 hingga 28 Oktober 1928. Api perjuangan Suyatin menyala, kian menggelora. Aktivis perempuan yang kala itu tinggal di Yogyakarta ini mulai menghimpun kekuatan dari berbagai pergerakan perempuan. Ibu Suyatin menerima surat dari Badan Pembela Nama Baik Bung Karma. Yang mengancam akan membunuh Bu Suyatin. Intro Kongres Perempuan Indonesia pertama berlangsung 22 hingga 25 Desember 1928 di Pendopo Joyo Dipura, Yogyakarta.

600-an perempuan dari 30 organisasi di Jawa dan Sumatera terlibat aktif. Kongres ini menjadi tonggak sejarah pergerakan perempuan Indonesia yang berhasil menyatukan cita-cita dan usaha memajukan perempuan Indonesia. salah satu tokoh yang menggawangi kesuksesan Kongres Perempuan Indonesia pertama itu. Kongres Perempuan Indonesia kemudian menghasilkan Federasi-Federasi Perempuan Indonesia dengan nama Perikatan Perempuan Indonesia, PPI.

Tujuannya menyatukan gerakan perempuan Indonesia serta membangkitkan nasionalisme. 14 September 1932, Bapak Baru Kehidupan Ketutupan Suyatin dimulai. Dia dipersunting Pudiarso Kartowiono. Nama Kartowiono pun tersemat.

Suaminya adalah seorang wira usaha, aktivis pergerakan, dan sempat menjadi murid Soekarno. Laki-laki biasa yang akhirnya mampu meyakinkan Suyatin untuk menikah setelah dua kali hubungannya kandas karena Suyatin sibuk memperjuangkan hak kaum perempuan. Kehidupan pernikahan tak memupuskan semangat Suyatin Kartobiono berorganisasi dan berjuang. Kongres Perempuan Indonesia II terselenggara di Jakarta 20-24 Juli 1935. Kongres ini menghasilkan Resolusi Pembentukan Badan Penyelidikan Perburuhan Perempuan Indonesia BPPPI.

Badan ini bertugas menyelidiki isu-isu perburuhan perempuan di Indonesia. Kongres Perempuan Indonesia ketiga berlangsung di Bandung, Jawa Barat 23 hingga 27 Juli 1938. Emma Pura Direja, pendiri Pasundan Istri, jadi pimpinan Kongres. Dalam Kongres ini dibahas kedudukan perempuan dalam parlemen dan politik. Disetujuinya RUU Perkawinan Modern yang digagas oleh Maria Ulfa sebagai penguatan kaum perempuan pada hubungan perkawinan.

Puncaknya dalam... Dalam Kongres ini juga ditetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu yang diambil dari tanggal pelaksanaan Kongres Perempuan Indonesia pertama. Harapannya agar spirit, kekuatan, dan pemikiran perempuan saat Kongres Perempuan Indonesia pertama terwarisi pada setiap perayaan Hari Ibu di setiap tahunnya.

Pada tahun 1942, perjanjian Kalijati di Sumbang, Jawa Barat menandai peralihnya penjajahan di bumi Nusantara dari Belanda kepada Jepang. Tak butuh waktu lama, Jepang dengan mudah menuduki kota Yogyakarta pada bulan... Dan tahun yang sama, Jepang mulai memobilisasi rakyat Indonesia untuk mendukung kekuatannya pada Perang Asia Timuraya.

Salah satunya dengan membentuk Fujinkai pada tahun 1943. Fujinkai adalah perhimpunan perempuan yang dilatih tentara Daini Bon. Suyatin Kartowiono dengan lantang menentang pembentukan Fujinkai. Sikap Suyatin membuat Jepang geram. Nama Suyatin masuk dalam daftar hitam kempetai. Saat Jepang kalah dalam Perang Dunia Kedua, Indonesia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Pemerintah Indonesia memubarkan Fujinkai dan membuat organisasi perempuan dengan nama Wanita Negara Indonesia Wani pada Oktober 1945 di Jakarta.

Termasuk misalnya Wani, wanita Indonesia itu juga dipimpin oleh Bu Suyatin ini. Bu Suyatin waktu itu masih tergabung dengan Wani itu untuk mengirimkan atau mensuplai bagaimana dapur rumah. ini berjalan dengan baik di Jakarta.

Nah, namun kan kemudian Republik pindah ke Jogja. Kongres Perempuan Indonesia kelima adalah kongres pertama kali yang dihelat pasca kemerdekaan Indonesia. Kongres ini diselenggarakan di Klaten, Jawa Tengah 15 hingga 17 Desember 1945. Hasil Kongres meleburkan Wani dan Perwani menjadi satu, yakni Perwari, Persatuan Wanita Republik Indonesia. Perwari memobilisasi perempuan di masa revolusi kemerdekaan. Suyatin Kartowiono menjadi ketuanya.

Tahun 1952 pemerintah mengeluarkan Peraturan Nomor 19 Tahun 1952. Pembelian Pension Pada Janda Dan Tunjangan Kepada Anak Yatim Piatu Pegawai Negeri Sipil Dalam pepet ini disebutkan memberikan hak pensiun secara sama kepada istri pegawai negeri sampai istri nomor 4. Peraturan pemerintah ini jadi pukulan telak bagi gerakan perempuan yang sedang memperjuangkan keadilan perempuan dalam hubungan perkawinan karena secara tersirat negara mengizinkan dan menjamin praktik poligam. Di bawah Komando Suyatin Kartowiono, Perwari melakukan demonstrasi. Perwari sempat meminta dukungan Soekarno atas gerakannya ini, tapi tak pernah digubris.

Hingga 17 Desember 1953, Perwari memerintahkan seluruh cabangnya menggelar aksi menuntut dibuatnya Undang-Undang Perkawinan Modern yang demokratis. Dan ada masalah krusial lainnya yang waktu itu muncul adalah masalah first lady. Kalau Bung Karno menikahi Ibu Hartini, apakah itu berarti Bufat Mawati kehilangan haknya sebagai ibu?

Nah itu yang diperjuangkan oleh organisasi perempuan Indonesia, bukan hanya perwari, seluruh Indonesia. Bahkan masuk di dalam majalah-majalah kayak di luar negeri. Perjuangan suyatim Kartowiono di tengah gempuran budaya, persekatan status dan kedudukan kaum perempuan bukan hal mudah. Berbagai hambatan kerap ia temui. Bahwa yang mami saya ini Ibu Suyatin merima surat dari badan pembela nama baik Bung Karno yang mengancam akan membunuh Ibu Suyatin dan bahkan perwari tahun 64 mau dibubarkan oleh Bung Karno.

Musik Perempuan harus berpendidikan, itu satu. Kedua, perempuan harus mandiri secara ekonomi. Itu, sebab kedua hal ini membantu perempuan untuk tidak terperusuk, yaitu ke dalam penindasan, dalam bentuk apapun. Pada tahun 1961, Menteri Pendidikan dan Kemudayaan menganugerahkan Satya Lancana Kebaktian Sosial kepada Suyatin Kartowiono atas perannya memperjuangkan hak-hak kaum perempuan. Suharto Wiono juga mendapat Satya Lancana Pembangunan 40 Tahun Dalam Pergerakan Wanita disematkan oleh Menteri Sosial tahun 1968. Selain itu Presiden Suharto memberikan medali emas.

perintis pendidikan wanita tahun 1978. Suyatin Kartowiono dikenal sebagai pribadi yang kritis dan pemberani. Perempuan yang rela mengorbankan seluruh waktu dan energinya untuk membela hak-hak dan memajukan kaumnya. Yang mungkin yang paling kuat yang di dalam perjalanan Bu Suyatin ini perjuangan untuk untuk perempuan adalah perempuan harus berpendidikan.

Itu satu. Kedua, perempuan harus mandiri secara ekonomi. Sebab kedua hal ini membantu perempuan untuk tidak terperusuk, itu ke dalam penindasan dalam bentuk apapun.

Kita memang masih banyak sekali orang yang sepuhnya sekarang. Saya kira mungkin 60 persennya... yang sepuh-sepuh kayak saya, yang mudanya kurang. Mudah-mudahan ke depan makin banyak orang muda masuk untuk meneruskan perjuangan perwari dan busuyatin. Mei 1982, kesehatan Suyatin Kartowiono berangsur-angsur menurun karena penyakit diabetes yang menggerogotinya.

1 Desember 1983, Suyatin Kartowiono pun menghemuskan nafas terakhir di rumah sakit Cipto Mangun Kusumo. Jenasahnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, berdampingan dengan makam sang suami tercinta. Begini perjuangan suyatin Kartowiono diteruskan oleh sang cucu Irma Wisnandar. Dia menjabat sebagai ketua umum perwari sejak tahun 2022. Saat ini perwari... memiliki 21 cabang yang tersebar di beberapa provinsi Indonesia.

Menghidupkan kembali semangat perjuangan suyatin menjadi tantangan besar bagi Irma. Kita punya program Lansia, program yang lain adalah Pendidikan anak usia dini, program utama kita juga adalah pemberdayaan perempuan dalam bidang ekonomi. Perwari sekarang sedang menjalankan kampanye sejuta sarjana perempuan dengan program online dengan harga murah.

Kita memang masih banyak sekali orang yang sepuhnya sekarang. Saya kira mungkin 60 persennya yang sepuh-sepuh kayak saya. Yang mudanya kurang, mudah-mudahan ke depan makin berkembang. banyak orang muda masuk untuk meneruskan perjuangan perwari dan bu Suyatin.

Walau belum ditetapkan sebagai pahlawan nasional, perjuangan Suyatin Kartowiono telah tercatat dalam sejarah pergerakan perempuan Indonesia. Saya setuju dia dijadikan pahlawan nasional ya. Ketika dia menjadi pahlawan nasional, saya berharap lebih banyak orang mengenal figurnya dan kemudian terinspirasi dari