Sebelum kepastian Presiden kelima RI Megawati Soekarno Putri absen pelantikan Prabowo Gibran esok, tarik ulur rencana pertemuan Megawati dan Prabowo terus mencuat beberapa waktu terakhir. Rabu lalu, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra yang dan juga adik Presiden terpilih Prabowo, Hasim Joyohadikusumo, menyampaikan keinginan kuat Prabowo yang sudah siap bertemu Mega. Kenapa pertemuan? Pak Prabowo sudah menunggu dua tahun.
Terserah ibu. Di tengah maju-mundur pertemuan dengan Prabowo, Megawati bersama sejumlah elit PDIP justru menghadiri Sidang Promosi Doktoral Sekjen PDIP Hasto Kristianto di Universitas Indonesia Jumat Siang. Sorotan juga tertuju pada kemunculan mantan Kepala Bin Budi Gunawan di acara pembangunan. pembekalan calon menteri di Hambalang. Sekjen PDIP Hasto Kristianto menyebut kehadiran Budi Gunawan di Hambalang tidak mewakili PDIP di Kabinet Prabowo.
Kalau kita lihat hubungan antara Pak Budi Gunawan dengan Pak Prabowo memang hubungan yang baik karena kerjasama antara BIN pertahanan itu sebagai satu kesatuan konsepsi dan tidak bisa dipungkiri bahwa Pak Budi Gunawan juga pernah menjadi ajudan dari Ibu Megawati Soekarno Putri, tetapi beliau bukan anggota PDI Perjuangan. Pengamat politik Burhanuddin Mutadi berbeda pandangan soal kehadiran BG dengan pengamat politik M. Kodari. Di mata Burhanuddin, kehadiran BG menandakan PDIP masih berpeluang bergabung ke pemerintahan Prabowo dan hubungan Prabowo-Mega kian dekat.
Sementara menurut Kodari, kehadiran BG lebih sebagai representasi informal dan bukan formal dari PDI. Nah, kalau Pak BG hadir langsung apalagi mendapatkan posisi di garisan depan, itu menurut saya sudah makin dekat hubungan antara PD Perjuangan dengan Pak Prabowo, terutama dalam pembentukan kabinet ke depan. Secara apapun, itu KTA nggak ada apa-apanya. Jadi menurut saya Pak BG merepresentasikan bukan sekedar PD Perjuangan, tetapi lebih-lebih sebagai orangnya Indonesia. Ketika BG dinafikan asosiasinya dengan PDI Perjuangan, menurut saya yang sedang dikatakan adalah PDI Perjuangan tidak akan masuk sebagai partai politik secara formal, tetapi ada representasi atau ada orang yang dekat dengan PDI Perjuangan sebagai representasi informal.
Meski Megawati disebut akan absen di acara pelantikan Prabowo-Gibran esok, terbuka kemungkinan Mega dan Prabowo akan tetap bertemu usai pelantikan. Lebih komunikasi intens terus berlangsung di antara elit PDIP dan Gerindra. Tim Liputan, KompasTV.
Di tengah tarik ulu rencana pertemuan Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri muncul kabar Mega tidak akan menghadiri pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih di parlemen besok. Bagaimana membaca absennya Megawati di pelantikan Prabowo Gibran? Lalu bagaimana pula peluang PDIP bergabung dengan pemerintahan Prabowo pasca pelantikan? Sudah ada pengamat politik Yonarto Wijaya sudah bergabung bersama kami di Kompas Petang. Mas Toto, selamat petang.
Selamat petang. Mas Soto, kalau kita membacanya nih, absennya Megawatt dan Soekarno Putri di pelantikan, ini karena kentalnya pesan keberlanjutan antara Pak Jokowi dan Pak Prabowo, atau ada poin lain yang ada cermati? Iya, kalau alasan resminya kan karena sakit disampaikan oleh Ketua MPR ya.
Walaupun memang jadi pertanyaan kemarin di sidang Dr. Olmasasto masih hadir. Saya nggak mau berspekulasi tentu saja tentang kesehatan, tapi kalau mau berspekulasi secara politik, saya lebih melihat. bahwa memang belum ada sebuah keputusan terkait dengan masuknya PDI Perjuangan ke dalam Koalisi Prabowo-Gijan.
Dan kalau mau berspekulasi lebih lanjut ya, memang tetap ada sebuah hambatan kecil secara psikologis, bukan dengan Pak Prabowo. Saya melihat tidak ada masalah sama sekali antara Ibu Menega dengan Pak Prabowo, baik dalam konteks sejarah yang memang hubungannya sangat baik, atau dalam konteks Pilpres 2024 kemarin. Permasalahan itu kan lebih muncul kepada Mas Gibran yang akan dilantik sebagai wapres besok dan juga kepada Pak Jokowi.
Jadi konteksnya adalah dianggap berkhianat dengan perjuangan ataupun dalam konteks pengkhianatan terhadap konstitusi. Itu bahasa yang sering kita dengar begitu. Jadi saya sih melihat ya memang bisa juga dikaitkan dengan ini sebagai sikap politik Ibu Meka.
Tapi apakah artinya ketidakhadiran Ibu Meka besok bisa dipastikan bahwa PDI Perjuangan tidak akan bergabung? Belum tentu juga, karena dengan masuknya Pak Ege yang kita tahu walaupun tidak KTA, tapi masih bisa direpresentasikan sebagai bagian dari keluarga besar PDI Perjuangan secara informal. Menurut saya paling tidak itu sebuah indikasi bahwa komunikasi tetap akan berjalan dan andai kata pun PDI Perjuangan tidak masuk ke dalam barisan koalisi pemerintahan tetapi sifatnya masih bisa dilihat dalam konteks politik yang sejuk. Bahkan Pak BG bisa diartikan sebagai jembatan yang memang dititipkan Ibu Mega dan diterima oleh Pak Prabowo untuk terus bisa menjadi jembatan komunikasi antara Ibu Mega dan Pak Prabowo ke depan. Tapi artinya ketidakhadiran Bu Mega ini bukan artinya PDIP sudah menutup pintu, tapi artinya memang belum ada keputusan soal sikapnya?
Kalau PDIP menutup pintu, apalagi sampai level masih menggunakan alasan belum mengakui sebuah hasil pemilu, ataupun tidak mengakui wakil presiden terpilih, saya pikir pertama Pak Budi Gunawan tidak akan mendapatkan persetua atau izin menjadi bagian dari Kabinet Prabowo-Gibran. Yang kedua, tidak ada penegasan juga bahwa 100... 10 anggota PD Perjuangan besok harus hadir. Paling tidak itu yang kita dengar dari penjelasan Ketua MPR. Jadi saya lebih melihat prosesnya belum selesai, belum tertutup, tetapi ada banyak diskusi yang masih harus berlanjut antara Pak Prabowo dengan Ibu Mega dan Pak Begila yang ditempatkan sebagai jembatan ketika ditempatkan masuk dalam Kabinet Pemerintahan Prabowo.
Tapi ini mencerminkan si KPDIP juga nggak terkait dengan rencana pertemuan Prabowo-Mega yang sampai saat ini belum ada kepastiannya? Ya, suara sikap PDI Perjuangan adalah sikap Ibu Mega ketika pertemuan ini belum terjadi, tapi kita harus melihat ini dari dua sisi juga. Pertama, mungkin Ibu Mega yang belum berkenan, atau yang kedua, dari pihak sekeliling Pak Prabowo yang juga belum tentu sepenuhnya berkenan.
Ini kalau kita mau berbicara dari si hambatan ya. Jadi ini kan tidak serta-merta kita hanya melihat dari sisi sosok Ibu Mega dengan Pak Prabownya saja yang kita tahu tidak ada masalah katakanlah. Dalam konteks Ibu Mega, spekulasi saya, hambatan psikologis masih ada dalam konteks melihat Mas Gibran.
Tapi kan ketika berbicara Pak Prabowo, kita harus lihat Pak Prabowo ada sekelilingnya yang belum tentu seluruh dari pendukung Pak Prabowo merasa nyaman dengan pertemuan dengan Ibu Mega. Kalau mau berspekulasi di situ, ketika Ibu Mega tidak nyaman dengan adanya Mas Gibran atau Pak Jokowi, mungkin juga jadi bentakan logika terbalik yang belum tentu nyaman kalau kita mau berspekulasi dengan pertemuan Ibu Mega dan Pak Prabowo. Dan Pak Prabowo adalah Pak Jokowi atau Mas Gibran. Ini lagi-lagi spekulasi. Tapi balik lagi, apakah pintu ini tertutup?
Dengan masuknya Pak BK, saya pikir komunikasi akan terus berlanjut. Tapi Mas Soto kan dari Green Rat sendiri membuka pintu kalau misalnya PDIP mau bergabung. Tapi sampai saat ini kepastiannya masih jadi tanda tanya. Yang masih dikalkulasi oleh PDIP itu apa sebenarnya? Iya, ketika berbicara mengenai alasan yang paling normatif, saya pikir ya, mungkin dari perjuangan atau ibu mereka lah.
Paling tidak katakanlah. Melihat bahwa akan ada sebuah keanehan dalam demokrasi kita ketika kemudian seluruh partai dalam parlemen itu masuk mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran. Artinya tidak akan ada oposisi dan kita tidak pernah mengalami situasi seperti ini.
Dan saya sih belum pernah menemukan dalam negara demokrasi lain kita memiliki konsep bahwa kemudian seluruh partai menjadi bagian dari kabinet dan koalisi pemerintahan. Tetapi apakah itu dalam arti bisa dilihat secara hitam-buti? Tidak juga mungkin.
Kalau mau berspekulasi bahwa Ibu Mega atau Pilih Perjuangan akan menempatkan diri, kami tetap di luar, tapi bukan dalam arti bermusuhan, tapi tetap ada simbol. Misalnya, Abu Digunawan, saya tidak tahu ya, sempat ada isu kan Mas Azwar Anas juga akan masuk sebagai mentor RBI, tapi artinya mungkin andai katapun ada orang yang dekat dengan Pilih Perjuangan masuk, tapi lebih dalam konteks representasi informal tadi. Dengan sudah adanya representasi PDIP di dalam kabinet, artinya pertemuan Prabowo-Mega masih akan berpotensi dilakukan kah setelah pelantikan? Menurut saya masih sangat ya.
Ini kan karena memang kita terlanjur berspekulasi tanggal 17 ulang tahun Pak Prabowo atau kalau tidak jadi 18-nya sebelumnya ada isu tanggal 16. Saya melihat bahwa ini persoalan teknis saja. Bahwa harus sepertinya akan ada kesadaran bahwa dari Ibu Meka ataupun Pak Prabowo, pertemuan ini alangkah Meka akan tetap berlangsung. Walaupun itu terjadi setelah pelantikan, karena terlepas pedi perjuangan masuk ke dalam koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran atau tidak, tapi pertemuan dua tokoh ini mengindikasikan...
atau menyimbolkan sebuah kesejukan politik bahwa ketika ada check and balances, ketika ada yang jadi oposisi dan kemudian memerintah, mereka tetap melakukan sebuah strategi politik yang penuh dengan kesejukan dan bukan dalam arti permusuhan. Artinya kalau nanti pertemuan setelah pelantikan sudah bukan bahas kemungkinan PDIP bergabung lagi ya, sudah menyimbolkan kesejukan itu aja? Atau ada lagi pesan politik yang mau disampaikan?
Bisa juga dong, kan sebenarnya yang namanya resahol bisa dilakukan kapanpun. prerogatif sepenuhnya. Jadi peluang itu tetap terbuka menurut saya. Walaupun kalau mau sedikit berspekulasi, saya menduga dengan bagaimana kita membaca arah pikiran Ibu Mega tentang demokrasi, saya melihat peluangnya lebih besar buat PDI Perjuangan tetap mengambil posisi di luar pemerintahan. Entah dengan istilah oposisi ataupun dalam istilah menjadi penimbang.
Mengingat... Ibu Mega sepertinya sangat menghormati prosjek and balances, konstitusi dan kita tahu posisi sebagai partai yang kalah dalam Pilpres seharusnya memang secara konstitusi secara logika demokrasi mengambil posisi tidak masuk ke dalam barisan kabinet oke, Mas Loto kita sama-sama lihat ya besok kepastian absennya Ibu Mega dan jadi atau enggak ini ketemu Pak Prabowo dan juga Ibu Mega, Mas Loto terima kasih sudah berbagi di Kompas Petang selalu sama-sama, selamat petang