Apakah ibu bapak pernah dikunjungi dan diamati ketika sedang mengajar di kelas oleh atasan? Apa yang ibu bapak rasakan pada saat itu? Saat diamati atau diobservasi? Apakah ibu bapak merasa khawatir sedang dinilai oleh atasan?
Apakah ibu bapak merasa gugup dan tidak bisa konsentrasi mengajar? Salam dan bahagia Ibu Bapak Guru dan Kepala Sekolah. Selamat datang di topik tentang peningkatan praktik kinerja. Peningkatan praktik kinerja adalah upaya guru dan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja atau pembelajaran pada satu indikator kinerja pilihan.
Upaya ini dijalankan melalui siklus peningkatan kinerja yang menekankan pada pengalaman langsung. Mengapa peningkatan praktik kinerja diperlukan bagi guru? Untuk memahaminya, mari kita berkenalan dengan dua orang guru, Pak Budi dan Pak Andi. Keduanya adalah guru yang bersemangat dalam melaksanakan tugasnya.
Namun, mereka berada di lingkungan yang berbeda. Selama menjalankan profesi sebagai guru, Pak Budi tidak pernah mendapatkan umpan balik tentang caranya mengajar. Atasannya tidak pernah meminta Pak Budi melakukan refleksi tentang efektivitas pembelajaran yang dilakukannya.
Apa akibatnya? Pak Budi tidak pernah merasa ada kebutuhan untuk perbaikan pembelajaran. Alhasil, sebagai seorang pendidik, kompetensi Pak Budi cenderung tidak meningkat.
Hal yang berbeda di alami Pak Andi, atasan Pak Andi mendorongnya berefleksi untuk menyadari hal-hal yang sudah baik dalam kinerjanya dan memahami juga tantangan yang ia hadapi. Pak Andi mendapat umpan balik yang membangun melalui diskusi dengan atasannya. Ia juga mendapat dukungan untuk menindaklanjuti hasil refleksi dan diskusi mereka.
Hal tersebut membuat Pak Andi memiliki pemahaman yang komprehensif terhadap kinerja dirinya sendiri. Ia merasa berdaya mengembangkan diri dan meningkatkan kompetensinya sebagai seorang guru. Dari ilustrasi tadi, kita memahami bahwa refleksi dan umpan balik adalah dua hal yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja guru. Itulah mengapa Sekolah didorong untuk memastikan setiap guru mendapatkan umpan balik dan melakukan refleksi kinerja.
Lalu apa yang membuat banyak guru merasa khawatir terhadap peningkatan praktek kinerja? Banyak guru yang merasa harus menampilkan hasil yang sempurna meskipun tidak menggambarkan kenyataan kinerja sehari-harinya. Padahal peningkatan praktek kinerja bukanlah penilaian. dan penghakiman terhadap kekurangan guru.
Pengelolaan praktik kinerja tidak berorientasi pada hasil, melainkan pada kualitas refleksi, upaya belajar, dan perubahan praktik yang dilakukan guru setelahnya. Guru perlu jujur mengakui tantangan yang dihadapi di kelas, agar ia memiliki pijakan untuk melakukan perbaikan kinerjanya. Kita perlu memahami bahwa peningkatan praktik kinerja bukanlah tuntutan administratif semata, bukan tambahan pekerjaan baru, dan tidak boleh membuat guru mengabaikan murid. Pengelolaan praktek kinerja dilakukan sebagai bagian dari proses para pendidik untuk senantiasa mengembangkan dirinya setiap hari dengan didampingi dan didukung oleh atasan.
Dalam peningkatan praktek kinerja guru, peran atasan Yakni, kepala sekolah sangat penting. Untuk mencapai tujuan dari peningkatan kinerja, kepala sekolah harus menjadi pihak yang mendorong refleksi agar guru dapat mengenali tantangan yang dihadapi dalam pekerjaannya. Kepala sekolah juga merupakan pihak yang melakukan observasi terhadap praktik pembelajaran yang dilaksanakan di kelas, bukan untuk menilai atau menghakimi, tapi justru untuk memberikan pandangan objektif terhadap kinerja guru.
Dari refleksi yang dilakukan guru, ditambah dengan observasi yang dilakukan oleh kepala sekolah, maka tidak lanjut yang dihasilkan merupakan kesepakatan yang tepat sasaran dan berdampak pada peningkatan kualitas praktik pembelajaran. Agar proses ini berjalan baik, kepala sekolah perlu memiliki kemampuan coaching, observasi, analisis, serta komunikasi positif. Jika digambarkan dalam sebuah siklus, peningkatan praktek kinerja dapat digambarkan dalam bagian berikut ini.
Dimulai dengan diskusi persiapan, dilanjutkan dengan observasi kinerja, setelah observasi kinerja dilaksanakan, maka guru dan kepala sekolah kembali bertemu untuk melakukan diskusi tindak lanjut. Guru kemudian... kemudian melakukan upaya tidak lanjut dan diakhiri dengan tahap refleksi tidak lanjut.
Sebelum memulai siklus peningkatan praktek kinerja, ada baiknya kepala sekolah memberikan edukasi atau pemahaman kepada para guru terlebih dahulu. Guru-guru perlu memahami bahwa proses ini adalah kesempatan bagi mereka untuk berkembang dan berdaya. Dalam proses peningkatan praktek kinerja, guru memiliki kendali untuk menentukan tujuan belajarnya. Kepala sekolah hanya membantu dengan berperan sebagai coach dalam sesi diskusi tindak lanjut. Pada topik ini, kita akan membahas apa saja peran atasan dan bagaimana cara seorang atasan mendampingi guru di setiap tahapan siklusnya.
Ibu dan Bapak Guru, peningkatan praktek kinerja tidak berfokus pada hasil observasi. Jika berfokus pada hasil, maka kekurangan menjadi haib yang ingin ditutupi. Observasi hanyalah sebuah alat bantu untuk guru berefleksi dan mendapatkan umpan balik terhadap praktik pengajarannya. Semangat yang ingin dibangun dalam peningkatan praktik kinerja adalah proses belajar dari pendidik, dengan begitu kekurangan dianggap sebagai kesempatan belajar Bukan aib, pola pikir inilah yang perlu dimiliki oleh atasan dan juga guru sebelum memulai siklus peningkatan praktik kinerja.
Nah ibu bapak, selamat memulai belajar di topik ini ya.