Teori dalam Pitagoras, siku-siku, Tan Alfa itu desa, Sin Alfa demi, Sikos Alfa itu Sami, jadi desa demi Sami. Halo adek-adek, selamat datang di channel Biagikos Kali ini, Koben akan membahas fisika ya, mengenai vektor Apa yang dimaksud vektor dalam fisika itu ya, jadi vektor itu adalah besaran yang memiliki nilai dan arah, jadi yang diutamakan disini vektor itu arah jadi besaran memiliki arah itu seperti mungkin gaya, percepatan, kecepatan, perpindahan intinya yang memiliki arah, gitu aja Itu yang baru disebut vektor. Kalau tidak memiliki arah, dia bukan vektor. Itu disebut besaran skalar. Jadi besaran vektor itu harus punya arah.
Nah sekarang, kita untuk arah, adik-adik harus tahu dulu arah dalam islanya arah utara. Timur, selatan, barat Di antara utara dan timur Ada timur laut Timur dan selatan ada tenggara Selatan dan barat ada barat daya Barat dan utara itu ada barat laut Jadi arah ini untuk faktor penting Jadi misalnya adik-adik mungkin ada Suatu benda bergerak ke arah timur Jadi harus tahu, oh timur itu ke kanan Bergerak ke arah barat Oh ke kiri Bergerak ke utara, berarti ke atas Nah itu harus ada arah Jadi ini ada adik arah mata angin ya harus dihafal. Nah untuk memudahkan mungkin ada adik lihat aja kata laut.
Laut itu berarti ada di sebelah atas. Yang tanpa kata laut berarti ada di sebelah bawah. Jadi kalau ada timur laut, oh ke atas.
Barat laut, ya juga di atas. Tapi antara barat dan utara. Kalau timur laut, antara utara dan timur. Nanti bawahnya ada tenggara dan barat daya. Nah ini adik-adik nanti sebelum masuk ke materi vektor, hitungan vektor, adik-adik harus paham matematika trigonometri ya.
Karena di dalam fisika vektor adik-adik harus hafal ya istilahnya nilai-nilai daripada sudut-sudut di trigonometri yang istimewa ya. Jadi yang pertama kita ini ada trigonometri kita sin, ada sinus ya, kosinus sama tangan ya. Jadi adik-adik... Yang diutamakan dalam fisika ini 3 ya, 3 trigonometri dasar ini, sinus, kosinus, dan tangan.
Nah untuk sudut yang perlu adik-adik hafal itu yang istimewa itu ada 0 derajat, 30 derajat, 45 derajat, 60 derajat, 90 derajat, nanti ada ketambahan yang 37 dan 53 ya. Ini adik-adik untuk hafalan ya, sinus 0 derajat itu 0, sinus 30 derajat itu setengah, Sinus 45, setengah akar 2. Sinus 60, setengah akar 3. Sinus 91, ya. Nah, untuk cosinus, ini tinggal dibalik aja urutannya.
1, setengah akar 3, setengah akar 2, ya. Setengah, lalu 0. Jadi dibalik. Jadi kan ini 0, setengah, setengah akar 2, setengah akar 3, 1. Nah, cosinusnya dibalik.
1, setengah akar 3, setengah akar 2, setengah, 0. Jadi... Sin 45 dan cos 45 itu sama nilainya ya. Sama.
Tengah-tengahnya dia tengah-tengah. Nah, untuk tangan ini sebenarnya sin dibagi cos. Jadi berarti 0 bagi 1 itu 0. Setengah dibagi setengah akar 3 itu 1 per 3 akar 3 ya. Atau 1 dibagi akar 3. Terus dirasionalkan. Jadi dia 1 per 3 akar 3. Setengah akar 2 dibagi setengah akar 2 itu 1. Setengah akar 3 dibagi setengah itu akar 3. 1 dibagi 0 itu...
tidak terdefinisi atau tak hingga jadi kenapa 3, 7 dan 5, 3 ini kok lain kan karena untuk sinus dan cosinus untuk yang urutan ini enak hafalnya, jadi yang 0, 30, 45 60, 90 tinggal dibalik karena dia misalnya ini nyambung jadi 0 ini sebenarnya setengah akar 0, setengah akar 1 setengah akar 2, setengah akar 3 ini setengah akar 4 akar 4 kan 2 ya, 2 kali setengah 1 jadi ini sebenarnya ada akarnya Setengah akar 0, setengah akar 1, setengah akar 2, setengah akar 3, setengah akar 4. Gitu hafalannya. Untuk yang 0, 30, 45, 60, dan 90. Nah, 37 dan 53. Ini adik-adik hafalkan sendiri. Ini nilainya 3 per 5 yang sinusnya.
Yang 53 ini 4 per 5 ya. Nah, cosinusnya sama tinggal dibalik. 4 per 5, 3 per 5. Atau ini 0,6, 0,8 boleh ya. Ini 0,8, 0,6.
Nah, untuk tangan, ini dibagi. Jadi, 3 per 4 sama 4 per 3. Nah, ini ya. Jadi, ini sudut-sudut faktor trigonometri, matematika yang perlu ada dihafalkan. Ini yang penting. Loh kok, kalau misal, bukan istimewa kok.
Tapi, kita gini. Diketahui, di soal ada tan alfa atau teta. Ini alfa atau teta.
Ada di terserah ya, istilah sudut. Bisa alfa, bisa teta. Teta itu bunderan dikasih coret gitu ya Itu teta Jadi mau tan alfa atau tan teta boleh Misalkan gini Diketanya soal tan alfa adalah 5 per 12 Tan kan yang nilainya 5 per 12 udah ada Lain cerita lagi nih Diketahui soal tan alfa adalah 1 Nah 1 Nah 1 ini ada Berarti alfanya berapa?
45 derajat Misalkan gitu Jadi kalau ada adik Misalkan diketahui soal tan alfa 1 Ditanya berapa sin alfa Ya adik-adik cari yang Kan alfanya 45 derajat Cari yang sin 45 Oh setengah akar 2 Nah gini, ya, cos 45, ya setengah akar 2, gitu ya maksudnya. Loh kok kalau ini alfanya berapa derajat? Kan nggak ada, nggak ada hafalannya, nggak istimewa. Nah adik-adik ingat dalam matematika ada prinsip Pitagoras siku-siku ya.
untuk prinsip gini kau gambar siku-siku tan ini kasihlah alfa di bawah sini ya jadi tan itu istilahnya depan dibagi samping jadi tangan itu istilahnya depan persamping Maksudnya apa kok? Desa ini depan persamping Jadi depan sudut Jadi kalau sudut disini depannya ini 5 Sampingnya ini dibawah 12 Nah dalam hukum Pitagoras Kalau kita mau nyari Miringnya berapa? Misalkan ini adalah R gitu ya.
R gitu. Jadi R kuadrat adalah 5 kuadrat tambah 12 kuadrat. Berarti R kuadrat 25 tambah 144. Berarti R kuadrat 169. Berarti R nya akar 169 itu 13 ya.
13 berarti. Nah, terus berapa kok sin alfanya? Nah, dalam matematika nanti ada pelajaran. Sin alfa itu adalah depan dibagi miring.
Demi atau depan dibagi miring ya. Depannya 5. Miringnya ini 13. Nah, gitu. Kalau cos alfa, itu samping dibagi miring.
Samping 12, miringnya 13. Jadi, koko ajarin. ini, kadang-kadang kita dikasih soal vektor itu sudutnya nggak bagus. Maksudnya, jadi diketahui tan alfa, padahal ada yang butuh sin alfa dan kos alfa. Nah, caranya pakai Pitagoras.
Kalau sudah bagus, pakai ini langsung. Jadi, aku ulangi lagi ya, teori dalam Pitagoras, siku-siku, tan alfa itu desa, sin alfa demi, si kos alfa itu sami. Jadi, desa demi sami.
Nah ini ada adik untuk pengenalan trigonometri sampai sini dulu ya. Jadi ada adik kalau mau lebih lanjut, lebih jelasnya, lihat di video materi trigonometri dasar ya. Di situ ada di deskripsi, sudah disertakan linknya. Lihat di situ aja. Jadi ini pengenalan sekilas aja.
Karena ini penting untuk menghitungnya nanti. Ini ada adik, kita masuk ke materinya ya. Sekarang jadi kita mulai masuk ke bagian pertama. Jadi bagian pertama dalam faktor kita akan menggambar vektor cara menggambar vektor ini kok ada siapkan ini ada tiga vektor ya ABC yang Aini ke arah timur B ke utara jenya ke timur laut ya ini arahnya Oke Nah untuk nanti kalau ada di disuruh menggambar dengan skala yang tepat ya Jadi kalian pakai penggaris ini sentinya dihitung yang bener ya Jadi jangan sampai salah karena nanti dihitung juga penilaian daripada berapa apa aja panjangnya lah itu Jadi skalanya dibagusin Nah ini koko hanya mengajar Supaya lebih jelas gitu aja ya Jadi skala mungkin nanti kalau ada yang tidak tepat Ya sudah ya diterima aja Tapi kalau ada adik menggambar Harus dengan skala yang tepat Karena ini dipapan Ini ada adik koko akan ada menggambar Menggambar vektor daripada misalkan kok ada perintah.
Yang pertama, gambar dari vektor A plus B. Lalu, ini kok ada garis atas? Ini menunjukkan arah ya, maksudnya sebuah besaran yang memiliki arah. Jadi istilahnya kenapa ada garis di atasnya ini?
Ini sebenarnya adalah sebuah besaran yang memiliki arah. Makanya dikasih seperti ada garis di atasnya. Nah, cara menggambar vektor, aku ajarin yang dua aja ya, dua cara. Yaitu yang pertama, kita menggambar dengan cara, ini gambarlah vektor A plus B, dengan cara poligon. Apa kok yang dimaksud cara poligon?
Jadi cara poligon itu menggambarnya itu berlanjut. Jadi gini, misalkan ada A lalu B ya. Jadi kita gambar A lalu B.
Gue gambar dulu ya. Ini vektor A. Lalu adik-adik gambar vektor B.
Nah karena dia tambah, tambah, nah nanti vektor B nya berarti ikutin R sesuai bentuknya berarti. Vektor B nya. terus nanti yang dimasukkan daripada arah daripada vektor A tambah B itu mana jadi ini kita mulai dari titik awal sampai ke titik akhir ini dengan cara poligon ini yang disebut A plus B nya Atau yang kita sebut ini nama lainnya resultant ya.
Jadi resultant itu apa? Resultant itu adalah hasil akhir daripada arah vektor. Jadi misalnya mintanya A plus B.
Ya ini disebutnya A plus B atau disebut resultantnya. Gini ya. Jadi disebut resultant.
R ini resultant ya. Hasil jadi resultant. Hasil vektor.
Nah, gitu. Jadi, ini cara poligon. Jadi, cara poligon itu cara berlanjut. Lanjut.
Jadi, A tambah B. Terus nanti dari T awal ke akhir, ya itu. Nah, yang kedua, ini ada namanya cara jajaran genjang.
Bedanya apa antara cara poligon dan cara jajaran genjang? Kalau jajaran genjang, itu ada di, buatlah sumbu X, sumbu Y. Oke, aku gambar dulu ya.
Terus ada adik buat dari titik pusat koordinat. Jadi ini misalkan sumbu X, ini sumbu Y. Ada adik dari pusat koordinat, kita sebut titik O.
Kita gambar misalkan A tambah B. Kita gambar A-nya dulu. Ini, ini ya. Ini vektor A.
Loh kok apa bedanya kan sama? Nah, cuma bedanya kalau poligon itu berlanjut. Jadi di titik akhir si A ini misalkan ini kota ya, kota A ke kota B. Nah yang vektor B-nya lanjut dari kota B ke kota C.
Nah jadi resultannya... nya AC yang misalkan dikasih titik a besar B besar C besar itu maksudnya ya jadi dia berlanjut Nah kalau jajan ngenjang dia mulai lagi dari titik pusat koordinatnya jadi B nya kita gambar lagi ke atas ini B nya ya Nah yang dimaksud metode jajan genjang apa? Jajan genjang itu terdiri dari dua sisi sejajar Jadi dua sisi yang saling sejajar Jadi kita buat vektor A nya lagi Buat sejajar di arah atasnya Nah, yang B juga sama ya, kita buat sejajar juga.
Jadi, metode jahing-jenjang, ya, dua sisi sejajar. Ya, saling sejajar, jadi seperti bentuk kotak, gitu lah. Nah, nanti, ya, berarti mana yang disebut resultant? Nah, resultant itu tetap dari titik pusat koordinat, ya, dia ambil seperti kita sebut diagonalnya, ya, jadi gini. Ini jadi nih.
Nah ini resultannya ini. Ini A plus B. Gitu ya. Itu metode jajan-genjang.
Kalau poligon lebih, kalau gambar itu memang lebih enak yang poligon. Karena dia langsung lanjut-lanjut gitu ya. Gambar.
Nah kalau jajan-genjang kan dari pusat lagi kita gambar. Terus bikin kotak. Nah itu resultannya ya. Loh kok, kalau sekarang kita gambar minus gimana? Misalkan A min B.
Nah, bedanya apa kok A min B? Nah, kalau A min B, kita gambar yang poligon dulu ya. Kita gambar A.
Nah, B, min B. Nah perhatikan, jadi vektor ini kan memperhatikan arah, jadi apa arti kata minus B? Nah jika B ini tadi arahnya ke utara, ini positifnya ke utara, berarti negatifnya itu ke arah selatan, jadi lawan arah.
Jadi apa bedanya plus sama minus itu lawan arah, melawan arahnya. Jadi kalau dia anggap ke kanan, lawan arah ke kiri, ke atas, lawan arah ke bawah. Timur laut, lawan arahnya barat daya.
Jadi arahnya dilawan. Jadi arah B-nya ke bawah. Nah, gini. Ini B-nya sekarang ke bawah. Kita sebut ini min B.
Nah, resultannya ini. Nah, ini yang kita sebut vektor daripada A-B-nya. Ya, ini. Nah, dari titik awal tadi.
Oke, ya. Nah, kalau misalkan jajan ginjang, ya sama. Cuma nanti B-nya arah ke bawah.
Nanti ada adik buat kotak lagi. Resultannya gini. Nah, ini mungkin kuku nggak buat sumbu X, sumbu Y ya.
Untuk mempercepat. Jadi, langsung aja. Anggaplah ini ada titik pusat O, koordinat. Ayo ya kita gambar ini ke kanan si a lalu b-nya min b-nya kebawah Oke ini min ini a ini min b Oh ya kita buat sejajar langsung aja ya Nah terus nanti ini buat Resultannya Udah jadi Ini A min B Ya gitu Jadi maksudnya kalau dia minus Itu apa aku kalau digambar Arahnya dibalik atau dilawan ya Dilawan arah Nah sekarang ini kok ada contoh tiga Mungkin ada adik disuruh menggambar yang A Tambah C A tambah C Kita ini kok hapus dulu ya Jadi kita buat ini A, terus lalu C.
Ini A, ini tambah C ya. Nah ini adik-adik perhatikan ya kalau gini, ini kan miring ya. Nah biasanya miring itu gurunya memberi sudut, biasanya mungkin ada gurunya memberi sudut 45 derajat. Nah nanti adik-adik pakai busur, disini 45 derajat.
Terus panjangnya berapa? Berapa senti? Skalanya harus pas. Kenapa?
Biasanya kalau kita tanpa hitungan, cara mencari berapa panjang resultant itu lewat gambar ini bisa. Jadi kalau ada adik skala tepat, nanti panjang resultantnya bisa didapat dari gambar ini. Jadi resultant ini berapa jauh panjangnya? Nah, ini. Jadi resultant itu lewat gambar itu adalah panjang daripada garis resultant ini.
Jadi ini A plus C. Jadi harus pas ini pakai busur nanti berapa cm itu dipaskan ya skalanya harus bagus. Jadi kalau ada adik hitung, kok ini aku dapat 15 cm?
Oh ya berarti resultannya nilainya 15. Mungkin ini 10 cm, 7 cm, resultannya dapat ini panjangnya 15, berarti nilai resultannya 15. Itu kalau mau dihitung lewat gambar Tapi nanti ada cara Menghitung panjang resultan Lewat hitungan Lewat hitungan Ini lewat gambar dulu Kalau gambar jajaran genjangnya Yang sama adik-adik siapkan sumbu-sumbu Y Koko seperti tadi udah koko jelaskan Langsung istilahnya kita pusat koordinat U Ini kita gambar A A lalu C nya begini 45 ya terus kita buat janggang genjangnya ini sisi sejajar dengan si A ya terus ini sisi sejajar dengan C Lalu resultannya, resultannya mana? Dari titik O ini ke ini, ujung yang sini. Nah ini, untuk diagonalnya.
Nah ini resultannya. Nah, kalau ada di lihat, gambar dari poligon dan jajan genjang, hasil nilai resultannya, aranya pun sama. Nih, aranya ke sini sama. Loh, ya kan? Panjangnya sama.
Jadi, nggak ada bedanya. Cuma, metode menggambar ada dua. poligon dan jajaran genjang ini jadi terserah ada adik mau pakai yang mana atau tergantung perintah dari guru kalian disuruh pakai cara yang mana ini kalau ada soal yang keempat ini ada kita minta misalkan 3 vektor kita cari resultan A tambah B tambah C yang kita cara poligon dulu ini A nanti ya agak bawa aja ya lalu B ya lalu C karena C nya ini positif ya arahnya tetap ke atas gini, nah gini 7 cm Gini ya, ini C. Nah, yang dimaksud resultannya mana, Ko? Ini resultannya, adik-adik.
Nah, dari sini sampai sini. Ya, dari titik awal ini. Ko, kenapa harus ada panah-panah gini, Ko? Karena nunjukkan arah ya, jadi kasih panah. Ya, titik akhir.
Nah, jadi di sini ini berarti A plus B plus C. Ya, lo Ko, misal... Aku pintanya A min B tambah C Ya berarti A Min B Tambah C berarti C nya gini Seret berarti resultannya ini Nah gitu ya misalkan Misalkan A min B plus C Ya jajan genjangnya gimana sama dia ada begini ini TTO ya kita buat 10 cm nih kok ambil tadi 10 cm ini dipanjang hanya sebenarnya ini hai hai A, lalu B, kita gambar dari titik asal lagi ya, karena kita menggunakan metode jajaran ginjang. Nah, sekarang ini B. Nah, kalau jahit genjang itu, kita kalau dibuat gambar 3 vektor, penjumlahan 3 vektor, kita harus menjumlah 2 vektor dulu, cari resultannya dulu, kita gambar resultan yang A plus B dulu ya.
Nah ini resultan A plus B nya. Logo yang diminta bukan A plus B, yang diminta A plus B plus C ya kan. Nah ini baru A plus B. Nah lalu yang adik-adik lakukan apa? Gambar si C nya ini ya C nya digambar dulu Berarti tapi dari titik asal lagi Untuk vektor C nya koko pakai warna lain ya Karena kalau gini nanti takutnya numpuk jadi bingung sendiri Ya jadi kasih warna merah ini si C Nah, oke.
Terus kita mau gambar A plus B plus C. Jadi nanti adik-adik udah dapat resultan A plus B, lalu di plus sama yang C. Jadi yang kita buat jajaran genjangnya yang mana? Yang kita buat jajaran genjangnya itu yang sudah A plus B sama C-nya.
Kita buat jajaran genjangnya, sisi sejajarnya itu. Kita buat sisi sejajar A plus B dulu. Oke, terus kita buat sisi sejajarnya yang C. Nah, yang dimaksud resultannya yang mana?
Gue kasih warna merah aja ya. Nah, ini resultannya ini. Jadi titik asal, jadi kembali ke titik asal lagi ya. Disini, udah. Ini resultan dari...
A plus B plus C. Sama ya. Sama arahnya. Udah.
Jadi gitu ya. Kalau ada adik menggambar resultan dari, menggambar resultan dari 3 vektor, ada adik cari dulu resultan 2 vektor, baru nanti di jajaran ginjang lagi dengan yang resultan terakhir. Maksudnya vektor terakhir.
dengan vektor terakhirnya buat jajaran genjangnya lalu kalau misalkan A min B plus C A min B ke bawah buat jajaran genjangnya dulu nanti dapat resultan A min B Terus ada D buat C. C-nya kan ke sini nih, plus C. Nanti yang plus C sama yang A min B ini dibuat jajaran genjang. Sejajar.
Nanti resultannya gini. Itu ilustrasi. Ilustrasinya gitu.
Jadi intinya gitu ya, intinya menggambar. Kalau menggambar dengan jajaran genjang, dari titik awal kembali ke titik awal terus, kita buat jajaran genjang. Kalau poligon berlanjut. Jadi O-A-nya kembali. kemana, B-nya kemana, C-nya kemana resultannya langsung dari titik awal ke titik akhir, nah itu cara poligon, nah itu tadi cara mencari resultan vektor ya, ini namanya kalau sudah jadi, ini namanya resultan vektor dengan cara menggambar hasil nilai hitungan pun bisa lewat panjang resultannya ini berapa ya sudah itu hasil resultannya nah sekarang nanti yang bagian kedua koko akan mengajari mencari resultan dengan cara hitungan kita mulai yang bagian kedua Bagian kedua ya, bagian kedua ini Menghitung vektor ya, jadi menghitung nilai vektornya.
Kalau tadi kan menggambar vektor, tapi dalam menggambar vektor, kita juga bisa menghitung nilai vektor resultannya, ya, dengan cara skala senti tadi, skalanya, ya. Ini kalau menghitung vektor, maksudnya, Koko, dengan rumus, ya, maksudnya. Nah, sekarang gini.
Yang pertama, menghitung vektor nanti Koko ambil tiga bagian, ya. Jadi yang pertama, ya, yang A ini, kita akan... Menghitung untuk satu vektor saja.
Jadi cara menghitung resultan dari satu vektor. Vektor itu ada gaya, kecepatan, percepatan. Koko ambil vektor gaya saja ya, yang lebih umum sering keluar ya. Gaya itu lambangnya F. Jadi F itu gaya.
Satuannya Newton ya. Jadi ada gaya tarik, ada gaya dorong. Jadi misalkan ada sebuah gaya, ini contoh pertama. Ada sebuah gaya aranya ke timur dengan nilai 10 nilai. Kalau ada gaya Arah 10 N ke timur Berapa resultannya?
Ya 10 N ini Sudah selesai gitu saja Tapi kalau misalkan Ada sebuah gaya ya ini nanti hasilnya berapa kok ya 10 Newton arah ke timur atau ke kanan kalau ada sebuah gaya nilainya 10 Newton ya tapi dia membentuk sudut sudut arah terhadap arah timur ini mungkin aku kasih 30 derajat ya aku kasih 30 derajat nah kalau aku tanya dalam hal satu vektor nilai resultannya ya 10 Newton ini tapi kalau ada Jadi dalam hal menghitung satu vektor itu ada pertanyaan biasanya vektor komponen namanya. Jadi ada namanya vektor komponen. Jadi menghitung satu vektor itu ada istilah vektor komponen sumbu X. Dan vektor komponen sumbu Y.
Namanya vektor komponen. Kalau dalam kemiringan gini, kita buat seperti metode jajaran genjang. Jadi ini seperti titik pusat asal O itu. Ini metode jajaran genjang.
Kita buat yang arah sumbu X, kita buat arah, ini disebut FX, yang ke sini kita sebut FY. Jadi, ganti. Gaya arah sumbu X, gaya arah sumbu Y.
Nah, ini sebenarnya kan seperti metode jang-jang-jang, ini kan resultannya. Penjumlahan dari Fx dan Fy. Ini F. Nah, dalam menghitung satu vektor, vektor itu sendirilah resultannya.
Nah, nanti cuma ada yang mengenal istilah namanya vektor komponen sumbu X dan vektor komponen sumbu Y. Nah, vektor komponen sumbu X di sini, ya si Fx ini. Sumbu Y berarti si Fy Nilainya berapa? Nah ini koko mengenalkan dalam istilah Jauh dan dekat gitu ya Jadi gini Jika sudut yang diketahui di sebelah sini Ya ini Berarti efek ini Ya efek ini adalah dekat dengan sudut Ya dekat dengan sudut Berarti nilai daripada Efek komponen X adalah gaya dikali cos 30 atau cos theta nya sudutnya berapa, jadi dekat sudut yang jauh dari sudut atau yang garis tidak dikenai sudut itu dikali sin, jadi Fy itu adalah F kali sin 30, jadi apa artinya jika dekat ini kasih keterangan disini ya Dekat itu gaya kali cos theta atau alpha, kalau jauh itu gaya kali sin alpha.
Itu teori dari sebuah vektor dalam fisika ya, jadi dekat jauh gitu aja. Dekat sudut, dikali cos. Jauh dari sudut, dikali sin.
Logo kalau sudut 30-nya di sini. Oh, berarti yang Fy yang gaya kali cos. Efeknya yang gaya kali sin. Jadi kalau sudutnya di sini.
Yang dekat sama sumbu Y-nya. Yang diketahui. Berarti nilainya berapa?
Nilainya, gayanya 10. ya cos 30 kita cari di trigonometri itu setengah akar 3 berarti jawabannya 5 akar 3 ya jadi 10 kali setengah 5 akar 3 nah yang ini 10 kali sin 30 itu setengah berarti 10 kali setengah 5 nah satuannya ya Newton Begini, ya, vektor komponen sumbu X dan sumbu Y. Loh kok, kalau yang nomor 1 gimana kalau ditanya vektor komponen X dan Y-nya? Nah, untuk yang nomor 1, contoh 1 ini tadi, Fx-nya nilainya 10, sama dengan resultannya, karena dia arah ke arah sumbu X. Ya, nah, sumbu Y-nya itu nilainya 0. Nah, ya. Kenapa?
Nol. Karena arahnya pada sumbu X. Jadi sumbu Y-nya nggak punya arah istilahnya.
Dia nggak bisa dibuat jajaran genjang ke arah sumbu Y, ya. Atau kalau kita lihat, kalau dia lurus gini, berarti terhadap sudut terhadap sumbu X-nya, ini kan 30 derajat nih, yang F ini tadi. Nah, ini artinya 0 derajat.
Kalau lurus ke arah kanan ini 0 derajat. Jadi, kalau... kita hitung ini F kali cos 0, cos 0 kan 1, jadi ya 10 kali 1 10, kalau FY berarti F kali sin 0, sin 0 itu 0 makanya 0 kali 10 ya 0 jadi Kalau lurus ke arah timur Berarti ini alfanya 0 derajat Ya penjelasannya gitu Kalau ada adik mau pakai Kali cos kali sin ya boleh Nah seperti ini Jadi satu vektor itu mengenal istilah vektor komponen Karena gayanya itu sendirilah Si resultannya Ini ada adik ada contoh yang ketiga Jadi gayanya ini Ke arah Barat laut Tapi sudutnya 30 derajat juga Ya Oke, nah yang terhadap sumbu X.
Nah, ini sumbu X. Nah, nanti kita buat jajaran genjang. Ini gayanya sama ya, 10 Newton. Apa bedanya kok nanti kita lihat.
Kita buat jajaran genjang. Nah, yang ke atas ini namanya FY. Yang ke kiri ini namanya FX.
Kalau kita lihat berapa nilai fx, berapa nilai fy, berarti fx itu kan dekat sudut, berarti f dikali cos 30, yang jauh dari sudut berarti f kali sin 30, ada tapi nya. Loh kok, kan sama nilainya kalau gitu jadinya, ada tapi nya. Nah ini arah sumbu x yang fx, arahnya ke kiri, itu kasih minus. Jadi yang ke atas yang Fy, tidak perlu, dia ke atas positif. Jadi dalam arti sederhananya, ke atas itu positif, ke kanan itu positif, ke kiri itu negatif, kalau ke bawah negatif.
Jadi misalkan Fy nya ada di atas. Dapat ke arah bawah, ya kasih negatif gitu. Loh kok, sebenarnya dapat dari mana sih kok ini bisa minus? Nah nanti abis ini kok jelaskan sebentar, masuk ke matematika trigonometri ya. Nah sementara kita adik-adik langsung buat jajan genjang, karena prinsip di faktor fisika gitu.
Kalau ke kiri minus, ke atas plus gitu aja ya. Ngikutin nih. Jadi ini nilainya adalah min 10 kos 30 kan tadi sudah ada di atas ya.
Jadi hasilnya min 5 akar 3. Yang ini berarti 10 dikali setengah. Berarti hasilnya 5. Nah, gini. Jadi, arah itu mempengaruhi plus minusnya. Jadi, dalam artifektor ini, adik-adik perhatikan arah. Dan nilai.
Nilai itu ya nilainya angka-angka ini. Jadi, arah itu menunjukkan apa? Plus minus daripada nilai tersebut. Itu juga menunjukkan plus minusnya. Arah.
Jadi, ke atas plus, ke bawah min. Ke kanan plus, ke kiri min. Ini teori.
dalam metode jajan genjang ya abis ini koko jelasin, kok kenapa ya kok ke kiri itu bisa minus nah kita ambil di teori matematika trigonometri nah ini ada adik koko jelasin ya kenapa efeknya ini kenapa bisa minus ya sebenarnya ini teorinya menggunakan teori kwadran ya kwadran di matematika trigonometri ya jadi ini kan 30 derajat ya gambar kita ini nah ya Nah kita mengenal sumbu X sumbu Y Ini sumbu X Ini sumbu Y ya Jadi ini X positif Y positif X negatif Dan Y negatif Ya Maksudnya kok Jadi ini 0 derajat kita Ini 90 Ya Ini 180 Ini 270 Lalu kembali ke 360 lagi ya Jadi ini koko jelasin sedikit ke arah trigonometri Mungkin adik-adik tadi sudah koko pesan untuk lihat di video Tidak materi video trigonometri dasar nah disini dari sudut 0 derajat kita tarik menuju gaya ini kita lihat berapa derajat ya ini kan 180 pelurus, kalau dikurangi 30 berarti dari 0 ini dia 150 logikanya berarti gaya ini membentuk sudut 150 derajat terhadap sumbu X positif 150 derajat nah Sebenarnya teori menghitung tanpa jajaran genjang, kita menghitungnya itu menggunakan teorinya yang trigonometri itu. Jadi menggunakan sistem kuadran. Jadi dihitungnya mulai dari sub-x positif.
Jadi kalau gue tanya berapa nilai dari Fx, itu sebenarnya ya F kali cos 150. Tapi di sini ada-ada yang nggak perlu kasih minus. Tapi kalau menggunakan jajaran genjang, kita sudah tahu arah kemana atas, bawah, kiri, kanan. Itu baru langsung kasih min plus.
Bedanya itu. Tapi kalau Anda menghitung sudutnya, teta ini atau alfa ini selalu dari sumber X positif, langsung aja F kos berapa. Jadi Fx itu adalah kos.
Itu kalau hitungan menurut trigonometri dasar yang langsung menggunakan X positif. Jadi dia nggak mengenal istilah jauh dekat. Jadi pokoknya dari X positif berapa derajat?
Langsung. Fx itu adalah... F dikali cos theta.
Jadi kalau menghitung dari alfa terhadap sumbu X positif, berarti efek itu selalu rumusnya F cos alfa, kalau Fy itu rumusnya F sin alfa. Ini kalau ada adik menghitung alfanya dari sumbu X positif. Tapi kalau menghitung dengan metode jajaran genjang, ada adik hanya lihat.
Buat jajaran genjang, O ke atas 2+, ke kiri min. Jadi nanti Fy-nya ini adalah F x sin 150. Cara menghitung cos 150 dan sin 150 ini berada di kuadran 2. Dalam matematika, ini koko jelas sebentar aja di sini. Ini ada kuadran 1, kuadran 2, kuadran 3, kuadran 4. Kuadran 1 semua positif. Yang di sini yang positif sin ya.
Sebenarnya sama kosekan, tapi dalam faktor fisika yang sering kita pakai yang sin. Di penjelasan video trigonometri itu ada. Kalau kuadran 3 itu tangan, kuadran 4 itu kos.
Untuk kuadran 1, ya ini. Kuadran 1 ya sudut ini semua istimewanya. Jadi kita tidak ada rumus. Sebenarnya kalau. Kalau ada rumus yang 90 min alpha tapi kita tidak pakai.
Kita pakai yang rumus tetap. Kalau ada di video trigonometri itu ada rumus tetap dan rumus berubah. Yang kita pakai yang tetap. Jadi ini alpha.
Ini 180 min alpha 180 plus alpha 360 min alpha Jadi kalau ada adik Mau menghitung berapa nilai cos 150 Ini aku hitungkan disini ya Berarti cos 150 Adalah cosinus 180 Ya, dikurangi berapa? 30. Ya, jadi ini 0 derajat. Tadi seperti ini kan ada gambarnya sudah ya.
0, 90, 180, 270. Jadi 150 ini ada di kuadran 2. Antara 90 dan 180 Berarti 180 kurangi 30 Kan 150 Nah nanti adik-adik langsung Hasilnya ini cos 30 Ya tapi Minus kenapa Karena yang positif sinus Nah ini kan cos sinus jadi min Berarti hasilnya cos sinus 150 adalah Min Cos 30 setengah akar 3 Ya, min setengah akar 3. Jadi, kalau kita hitung, ini nilainya adalah efek ini 10 kali min setengah akar 3. Atau jawabannya, min 5 akar 3. Nah, sama ya. Nah, dasarnya dari situ. Jadi diambil dari sistem kuadran. Tapi kalau ada adik gak mau lihat pakai sistem kuadran, ada adik bisa lewat metode jajaran genjang.
Cara menghitungnya langsung dibuat atas, bawah, kiri, kanan lah gitu ya. Nah untuk yang sin 150, sin 150 aku hitungkan di bawah sini. Berarti dia sin 180 kurangi 30. Yang kita ambil ini alpha yang baru ini loh ya.
Jadi dia jadi alpha baru. Bukan 150 lagi. Jadi 30 ini.
Nggak usah lihat minnya. Min ini karena rumus ya. Min plus.
Tapi hasil min atau plus ini didapat dari sifatnya ya. Jadi kuadran 2 itu miliknya siapa gitu. Punyanya sin sama kuos sekan.
Kuadran 3 tangan kuos tangan. Kuadran 4 kuos dan sekan. Jadi ini tetap positif.
Sip. Sin 30. Jadi bukan kasih min. Bukan. Min bukan karena ini min.
Ya. Min cos ini karena yang kuadran 2 yang positif sin. Ya.
Nah sinnya ini ya tetap plus. Karena dia positif. Ya. Bukan karena rumus minnya ini ya.
Ini hanya rumus min plus min plus ini. Ya. Tapi untuk tahu kapan nilainya min atau plus.
Itu dilihat dari kedudukannya ya. Nah. Di gunung eti dasarnya. Nah sin 30 ini berapa? Sin 30 kan setengah Berarti hasil Fy nya 10 kali setengah positif Jadi 5 Sama ya Hasilnya, dasarnya dari situ.
Jadi, lo kok aku pakai yang mana enaknya? Pakai yang dihitung dari sumbes positif? Atau langsung aja menurut jajaran genjang? Kita lihat sudutnya aja.
Berapa derajat posisinya ada di mana? Itu terserah kalian. Tapi juga tergantung guru kalian juga di sekolah ya. Tapi kalau aku diketahui sudutnya ya, ada soal cerita. Misalkan kalian adik-adik ya, ini berupa soal cerita.
Nah, ada sebuah... gaya 10 Newton membentuk sudut 150 derajat terhadap sumbois positif. Nah, adik-adik boleh langsung aja pakai yang teorinya ini.
Tapi jangan lupa kuadran diafal. Atau dalam soal cerita itu, adik-adik coba buat gambar sumbois positif di sini. 150, kita kasih gaya. Berarti 30 derajat di sini kan.
Nah, buat seperti ini lah loh. Buat jajaran genjangnya. Jadi bisa seperti itu. Jadi nanti disini Fy. Nah disini Fx.
Berarti boleh dua cara, kok. Ya, terserah. Menurut koko boleh karena hasilnya sama. Nggak ada bedanya. Cuma kalau koko suruh milih, koko lebih suka menurut gambar, lalu pakai yang jajan-jenjang.
Pakai teori jauh dekat. Kenapa? Karena nanti teori jauh dekat ini kita pakai di dinamika. Dinamika gerak hukum Newton. Itu kita pakai di situ.
Jadi ini harus dihafal ini. Ini penting. Ya, itu intinya. Ya. Jadi kenapa minus, kenapa plus?
Karena dari sistem kuadran sebenarnya ya. Tapi kalau ada yang mau langsung, ya ini aja. Teori atas, bawah, kiri, kanan ini.
Kita masuk yang berikutnya ya. Yang B kita menghitung, cara menghitung 2 vektor. Jadi kalau 1 vektor itu mengenal vektor komponen X, komponen Y ya. Kalau menghitung 2 vektor, nanti kita ada rumus-rumusnya ya.
Untuk rumus resultannya atau apa ya. Kita langsung masuk ke contoh. soal ya, yang pertama, ini ada 2 vektor jadi, vektor pertama arah ke kanan atau ke timur nilainya 10 N ya, vektor kedua Aranya ke arah kiri. Ya.
Dengan nilai 7 Newton. Misalkan. Ya. Nah misalkan gini ya. Sini aja.
Ya. Jadi ini titik pusatnya tadi disini. Jadi yang satu ke kanan atau ke timur 10 Newton, yang vektor satunya itu ke arah kiri, ke arah barat 7 Newton. Anggap lainnya F1, ini F2.
Berapakah hasil resultant dua vektor ini? Nah kita bicara kata resultant. Nah resultantnya kalau ini berlawanan arah, ada adik lihat yang lebih besar yang mana?
Misalkan yang lebih besar ini kan F1-nya ya, 10 N, F2-nya 7 N, berarti F1-F2. Berarti nilai resultannya adalah 10 dikurangi 7, jadi resultannya 3 N. Jangan lupa kasih keterangan, arah ke timur atau ke kanan.
Jadi mengikuti arah yang lebih besar. Kalau yang lebih besar yang kiri gimana? F2-nya 10, F1-nya 7. Berarti resultanya F2-F1. Sama nilainya 3 Newton.
Cuma nanti... Arah ke barat Atau mungkin ada adik mau tetap Misalkan pokoknya aku yang kanan Positif, yang kiri negatif Gak apa-apa Nanti kalau yang kiri misalkan Ini contoh ya Ini ada yang kiri F2 nya yang 10 Newton Yang F1 nya Yang 7 Newton Misalkan Nah, terus nanti adik-adik hitung resultannya berapa. Terus nggak usah pakai yang besar kurangi kecil, kan?
F1 min F2. Nah, ya, nilainya kan 7 kurangi 10. Berarti resultannya minus 3. Nah, ini minus menunjukkan apa? Minus ini menunjukkan arah resultan.
Berarti arah ke barat. Nah. Jadi gitu.
Loh kok kalau aku mau langsung besar ke orang yang kecil boleh? Boleh, tapi arahnya tetap mengikuti arah yang lebih besar. Kemana arah yang lebih besar? Itu maksudnya gitu ya.
Jadi, kalau ada adik mau langsung... langsung tanpa lihat besar kecil ya pokoknya kan yang kanan positif yang kiri negatif ya sudah langsung F1 min F2 kalau ketemu minus O minus tuh berarti arah ke barat ini kan timur barat ketemu positif ke utara kalau ketemu negatif berarti arah ke selatan ini kok ada contoh yang kedua ya menghitung dua vektor misalkan ada vektor pertama ke arah timur nilainya 5 Newton terus ada vektor lagi ke arah timur juga dia nah ini misalkan F1 ini F2 nya 3 Newton Nah ini sama arahnya ya, jadi sama-sama ke arah timur. Berarti resultannya adalah F1 ditambah F2.
Berarti nilainya 5 tambah 3, berarti hasilnya 8 Newton. Karena positif, berarti arah ke timur. Nah, gini ya. Mungkin gue kasih contoh yang ketiga nih. Aranya ke arah selatan ya.
Dua vektor ini ke selatan semua. Jadi ini 5 Newton. Terus ke selatan lagi yang sini F2 nya 3 Newton.
Berarti nanti berapa resultannya Karena ini arahnya sama-sama ke bawah Ada di menggunakan prinsip plus minus Ya langsung gini Min F2 Min F1 Istilahnya kan minus Jadi hasilnya Min 3 Min 5 Jadi min 8 Min 8 ini Arah ke selatan Ya Loh kok, kalau aku mau nganggepnya pokoknya, oh ini kan satu arah kok, tak tambah langsung, 3 tambah 5, hasilnya 8, positif. Nah, tetap ada adik perhatikan, positif 8 itu kan ada adik menganggap dia arah ke selatan ini kan positif. Ya berarti hasilnya ya tetap arah ke selatan Ikuti arah ininya Jadi bukan lihat plus minus ini lagi Karena ada adik menganggap Oh satu arah ditambahkan Ya sudah 8 Nah tapi 8 ini total arahnya kan ke selatan semua Nah gitu ya Lebih baik sih menurut koko Ya bisa ada adik menggunakan teori yang ini aja Plus, min, plus ini Jadi anggaplah ke kanan positif Ya ke kiri negatif Kalau ke atas positif Kalau ke bawah negatif Jadi kalau ada keterangan Oh ke selatan semua Ya langsung kasih minus Nah gitu ya Jadi F nya itu minus Atau mungkin disini langsung ada adik kasih minus gak apa-apa. Nah.
Jadi nanti adik-adik mau pakai F1 tambah F2. Ya gak apa-apa. Nanti isinya ya min 3 tambah min 5. Kalau tanpa minus Ini kalau ada minusnya jangan dikasih minus lagi Jadi positif nanti Ya pokoknya 3, 5 Nanti karena diarah ke bawah Min, min Jadi adek-adek ini kok ingetin lagi ya Kalau misalkan di soal ya Udah diberitahu F2 nya minus 3 F1 nya minus 5 Ya, begitu adik-adik menghitung resultannya, ya, kan memang arah ke bawah kan minus. Nanti adik-adik menulisnya kan min F2, min F1. Nah, ini adik-adik langsung aja, jangan dikasih minus lagi ya.
Jadi maksudnya ya langsung, apa? Langsung diisi min 3 kurangi 5 langsung aja. Jadi minus ini dari soal ini sudah menunjukkan oh dia arah ke bawah gitu loh.
Ya arah ke mungkin kalau dia ngomong ke selatan ya maksudnya ya ke arah selatan sudah itu ada minusnya. Kalau mau ada adik, ilangkan aja. Nanti gambar arah selatan.
Nanti begitu masuk, ya sudah sesuai gini. Maksudnya begitu tadi. Takutnya nanti ini min dikasih min lagi.
Jadi min dalam kurung min 3, min dalam kurung min 5. Jadi positif 8 nanti. Jadi nanti dipikir ke arah utara. Padahal enggak, dia tetap ke arah selatan.
Maksudnya gitu. Nah, di sini ada adik. Koko akan menjelaskan misilanya pertanyaan soal.
Pertanyaan soal. Misalnya. Misalkan ada adik ditanya, berapa resultannya?
Juga kadang soalnya tanya, berapa besar resultannya? Nah, seperti contoh tadi. Tadi kan dapat resultannya itu kan minus 8. Ya, minus ini menunjukkan arah resultan sebenarnya.
Tapi kalau ada adik ditanya, berapa besar resultan? Ya, berapa besar nilai resultannya? Ini seperti dimutlak, jadi nilainya 8. Jadi, besar itu adalah skalar, dia tidak peduli arah.
Jadi, besar resultan, berarti ya 8. 8 ini, hasilnya ya tidak usah pakai minus. Tapi kalau tanya resultannya, itu ada minusnya. Minus ini menunjukkan arah. Nah, kalau ada di pilihan ganda ya, pilihan ganda terus ada pertanyaan, hitung resultannya. Nah, hitung resultannya, kalau tidak ada kata besar, ya hasilnya min 8. Tapi kalau tanya besar, pilihan gandanya pilih angka 8. Misalkan ada pilihan min 8 dan 8. Nah, lebih bagus kalau pilihan ganda itu gurunya harus membuat dengan keterangan.
Misalkan ada di, ada pilihan ganda, jangan hanya menunjukkan min 8 dan 8, tapi harus ada keterangan. Nilai resultannya 8 Newton arah ke selatan. Harus ada keterangan gitu, tidak boleh min 8 sama 8, nanti terjadi miss. Jadi harus ada, kalau di bidang ganda harus ada keterangan.
8 Newton arah ke mana? Tunjukkan arah min plusnya. Tapi kalau ditanya besarnya, sudah pasti besarnya, jadi, Gak usah dikasih keterangan arah kemana Ada adik langsung jawabannya pasti positif Tapi kalau dia tanya resultannya harus ada keterangan Jadi gak usah pakai minus gak apa-apa Kalau tanya resultan tapi harus ada keterangan Gak pakai minus minus ya jadi dipilih ganda 8 newton ke selatan jadi nggak usah kasih minus lagi nggak usah lagi cukup langsung 8 newton nah ke selatan ini sudah nunjukkan minusnya gitu ya maksudnya atau kalau ke barat ke barat sudah nunjukkan minusnya jadi begitu juga kalau nanti ada di jabdi urean ureannya ya ada di harus jab gini 8 newton ke selatan jangan dibiarkan min 8 disalahkan nanti jadi Hai 8 newton ke mana ada arahnya Ini contoh berikutnya ya, adik-adik ya. Jadi ini ada dua vektor, tapi dia bentuk sudut. Jadi ada yang ke utara, ini anggaplah ini F1 6 Newton.
Ada yang ke timur, ini bentuk tegak lurus ya, dua vektor tegak lurus. Nah, ini yang F2-nya, 8 Newton. Ini kalau ada adik ditanya, berapa nilai resultannya?
Nah, kita bisa pakai teori jajan genjang sebenarnya ya. Dengan skala tadi. Nah, ini resultannya. Resultannya itu disebut F1 tambah F2. Jadi, resultan itu ada dua sebenarnya.
Resultan penjumlahan vektor sama resultan selisih vektor. Tapi kalau ada adik ditanya, Berapa hitung resultannya. Itu maksudnya.
Yang ditanya itu penjumlahan faktornya ya. Kalau tanya besar selisih faktor tuh gimana. Harus ada penjelasan. Jadi dia tanya. Resultan selisih faktornya berapa.
Nah gitu. Nah ini koko kasih rumusnya ya. Untuk result.
yang penjumlahan vektor kalau bentuk sudut ini akar F1 kuadrat ditambah F2 kuadrat ditambah 2 kali F1 F2 cos alpha atau cos theta alpha itu apa? alpha ini sudut yang diapit ini kalau membentuk sudut Jadi misalkan ini vektor 1, vektor 2, membentuk sudut berapa derajat, nah itu alfanya. Jadi kalau lo ko hitung, berapa ya nilai resultan ini?
Berarti akar 6 kuadrat ditambah 8 kuadrat ditambah 2 kali 6 kali 8, kos 90. Berarti akar 6 kuadrat 36, 8 kuadrat itu 64, 2 kali 6. 12 x 8 ini 96. Ya, cost 90. Ini 0. Nah, dikali 0. Ini adik-adik hati-hati ya. Kalau penjumlahan ada perkalian. Ini harus dikali dulu. 96 x 0 ini 0. Jadi jawabannya ini 36 tambah 64 ini boleh di jumlah langsung. 100 ditambah 0. Jadi bukan...
196 terus kali 0 bukan ya? Jadi ini adik-adik harus dihitung dulu. Berapa hasilnya? Baru tambahkan depannya.
Berarti akar 100 ya ini. Nah nilainya 10 Newton. Nah gitu ya. Jadi.
Ini rumus resultant untuk penjumlahan vektor. Jadi ini rumusnya. F1 kuadrat tambah F2 kuadrat tambah. Kok aku kapan pakai rumus ini? Kalau dia membentuk sudut.
Jadi dua vektornya membentuk sudut. Kalau yang contoh tadi, yang sebelum-sebelumnya, itu kan tidak bentuk sudut. Misalnya cuma kanan, kiri, atas, bawah.
Itu tidak perlu. Tapi kalau bentuk sudut, pakai yang ini. Kalau yang tadi itu cukup plus, min, plus, min.
Jadi... ini adik-adik ya, rumusnya resultant 2 vektor sebenarnya ya, kalau ini vektornya bentuk tegak lurus ya, sebenarnya resultant ini seperti sisi miring, sisi miringnya segitiga siku-siku, jadi sebenarnya ini boleh adik-adik pakai pitagoras kan ini 0 hasilnya, gak guna jadi kan seperti alas kuadrat tambah tinggi kuadrat, dan ini miringnya ya, di akar ini 0 Itu kalau tegak lurus, tapi kalau nggak tegak lurus ya nggak bisa pakai Pitagoras, harus pakai ini. Ini kalau misalnya kalian adik-adik ditanya berapa besar selisih vektornya, jadi misalkan F1 min F2-nya berapa, lalu ini boleh disebut resultan?
Boleh, tapi resultan selisih vektor. Resultan sesungguhnya yang penjumlahan ya. Jadi kalau ada keterangan selisih atau apa. Cuma gurunya tanya tentukan resultan vektor.
Yaudah ini yang F1 tambah F2 ini. Rumusnya yang selisih itu adalah. F1 kuadrat tambah F2 kuadrat. Min 2 kali F1 F2. F2 cos alfa ya.
Ini kalau kita isi berarti akar. S1 kuadratnya 6 kuadrat tambah 8 kuadrat. Min 2 kali 6 kali 8 kos 90. Karena tegak lurus itu 90 derajat.
Alfanya ya. Nah ini bentuk tegak lurus. Dua buah. faktor membentuk sudut 90 derajat saling tegak lurus berarti ini akar 36 tambah 64 nah tadi kan udah tau ya ini 0 hasilnya min 0 berarti akar 100 hasilnya 10 Nah, gini.
Jadi bedanya apa kok yang rumus resultant yang plus sama yang min. Kalau yang plus ini plus. Kalau yang min di sini minus.
Yang tengah ini loh. Yang ini selalu positif. Ya.
Jadi bisa koko tulis di sini ya. Jadi rumus F1 tambah F2. Ini adalah akar.
F1 kuadrat tambah F2 kuadrat. Tambah 2 F1 F2. Cos alpha ya. Nah kalau yang selisih Ini rumusnya akar F1 kuadrat tambah F2 kuadrat min 2 kali F1 F2 cos alpha ya. Jadi kalau tambah ini minus ya.
Jadi ininya plus tetap. Ini yang kita sebut sebenarnya kalau resultant 2 vector itu disebutnya ini aturan cos. Ya, jadi gitu. Nah, nanti ada yang aturan scene.
Aturan scene kapan dipakai? Nah, ini habis ini aku ajarin ya. Hasil resultant tadi, ini nilainya 10 ya. Ini aku tulis.
nilainya 10 ya, nah misalnya adik-adik ditanya, berapakah sudut apit antara resultant dengan F2 atau resultant dengan F1 nah ini koko misalkan aja ini alpha, ini apa? ini beta ya, dan ini gamma nah ini beta gamma jadi beta ini sudut apit kalau alpha itu sudut apit 2 vektor kalau beta ini sudut Apit F2 dengan resultant. Karena F2-nya di sini. Kok kalau ini F1? Berarti beta itu F1 dengan resultant.
Gamanya F2 sama resultant. Tinggal lihat saja posisi tulisan F1 dan F2. Gamanya ini sudut apit.
F1 dengan resultant. Nah, gini. Gimana kok mencari sudut apit yang dengan resultant?
Bukan dua vektor. Kalau dua vektor kan si alpha tadi. Udah tahu 90 derajat ya.
Nah, kita pakai namanya aturan sin. Nah, aturan sinus. Aturan sinus tuh gini.
Resultantnya. Dibagi sin alpha sudut api 2 vektor itu. Ini rumusnya ya di hafal.
Lalu F2 nya dibagi sin gamma. Jadi yang jauh. Karena sin itu kan teorinya jauh tadi ya. Jadi.
yang jauh, bukan yang beta jadi F2 dibagi sin gamma lalu yang F1 dibagi sin beta yang lebih jauh jadi misalnya ini bagi ini, ini bagi yang sin beta ya R nya dibagi sama alpha sin alpha, jadi aturan sin itu pembagian, perbandingan gini nah sekarang misalkan koko mau ngitung gamma ya gamma nya, jadi kita pakai rumusnya ini hanya 2-2 saja ya Jadi bukan 3-3 nya langsung Misalkan mau nyari gamma Ya karena pakai R sama sin alpha Sama dengan F2 per sin gamma Ya Loh kok kenapa? Kenapa pakai yang R per sin alpha? Karena R nya kan sudah tahu Alpha nya sudah tahu Kan tinggal gamma nya Jadi kalau mau nyari beta ya Nanti ada-ada ini sama yang ini Jadi nanti R nya diisi 10 Sin 90 alpha nya Ya F2 nya 8 per sin gamma. Nah sin 90 kan 1 ya.
Sin 90 1. Jadi hasilnya ini 10 dibagi 1. 8 per sin gamma. Jadi kali silang. 10 sin gamma.
1 kali 8, 8. Berarti sin gamma 8 bagi 10. Atau kalau kita kecilin 4 per 5. Nah, adik-adik lihat. Sin yang nilainya 4 per 5, itu 5 3 derajat. Jadi nanti alpha sudut, gamma ini adalah 5 3 derajat.
Nah, ini jawabannya. jadi kalau jadi kalau ada adik ditanya berapa sudut apit antara resultant dengan F1 nya dapat jawabannya 53 derajat nah sekarang koko mau nyari betanya ya ada adik ya jadi mencari beta kita ganti ini F1 lalu ini sin nya sin beta jadi nanti F1 nya 6 nah ini sin beta nah ini sama sin 91 ini 6 ini sin beta berarti 10 kali sin beta ini sama dengannya 1 kali 6 ya toh ini aku hapus sin beta berarti 6 per 10 ya kan atau kalau kita kecilin 3 per 5 berarti betanya berapa nah ini betanya adalah sin yang nilainya 3 per 5 Nah ini ya, 37 derajat. Nah ini, yang disebut arah... arah daripada resultant itu yang mengapit terhadap arah mendatarnya ya, yang horizontalnya ini.
Jadi kalau ditanya, dimanakah arah resultant untuk yang dua vektor? Nah, arah resultantnya ini yang terhadap F2, yaitu si beta ini. Ini arah resultant ini. Jadi mengikuti yang terhadap arah horizontalnya ya, yang arah ke arah sumbois positif yang mana?
Nah itu arah resultant beta ini. Bukan alfa kok, bukan. Alfa ini kan sudut apit antara vektor 1 dan vektor 2. Nah yang disebut arah resultant itu yang antara yang gaya yang horizontal dengan yang resultantnya. Yang horizontal ini kan istilahnya sumbois positif. Ya gitu, jadi ada arah resultan untuk dua faktor yang bentuk sudut itu bukan utara, timur, selatan, barat, bukan ya.
Kalau yang tadi kan cuma sama-sama arah timur, selatan, apa, timur, barat, selatan, utara, kan searah lah. Sultannya cuma bolak-balik kanan-kiri atas bawah ya. Nah kalau bentuk sudut. Radius sultannya itu pakai aturan sin.
Ya. Ketemunya ya sudut berapa derajat. Terhadap sumbu X positif.
Jadi 37 derajat terhadap sumbu X positif. Atau. Atau kalau ada adik mau ya, aranya 37 derajat dari gaya F2. Itu juga boleh. Ini ada contoh berikutnya ya.
Misalkan di soal cerita ada gini. Dua buah faktor yaitu 6 Newton dan 8 Newton membentuk sudut 60 derajat. Tentukan resultannya.
Itu kata cerita soalnya tadi ya. Nah kita gambar. Gambar aja yang ini F1-nya lah. Anggap yang ini F1 sekarang ya.
8 Newton. Nah ini. Ini F2 6 Newton membentuk sudut 60 derajat.
Jadi dua faktor ini membentuk sudut 60 derajat. Cerita soalnya gitu. Nah kalau ditanya berapa resultannya?
Adik-adik pakai yang ini ya, yang penjumlahan vektor ini. Berarti akar, langsung ya sudah ada rumusnya. 8 kuadrat tambah 6 kuadrat tambah 2 kali 8 kali 6 kali cos 60 ya.
Cos 60, karena sudut apitnya 60 antara dua vektor F1 dan F2. Berarti akar 64 ditambah 36, ini kan tadi kan 96 ya. Cos 60. itu setengah berarti hasilnya ini akar ini 100 ditambah setengah kali 96 48 ya ini berarti akar 148 Nah ini kalau mau disederhanakan adik-adik kita buat 148 itu berapa kali berapa tapi salah satu angkanya bisa diakar.
Misalkan, oh koko buat 4 kali 37. Nah kan 148 kan 4 kali 37. Nah akar 4 itu 2, akar 37 biarin karena nggak bisa diakar. Nah ini jawabannya ini. Ya gitu. Jadi kalau untuk sudut ya tinggal adik-adik hitung dah masukkan sudutnya berapa derajat kos berapa. Ya adik.
Lihat kos 60 berapa Nah gitu setengah Nah kalau ada adik misalkan ditanya Hitunglah besar selisih faktor ini Yang membentuk sudut 60 derajat Ya ada adik ini ganti minus aja Ini minus, ini minus Berarti 100 kurang 48 akar 52 akar 52 itu 4 kali 13 2 akar 13 ya misalkan gitu kalau tanya yang selisih selisih vektor berapa besarnya nah ini kok ada contoh berikutnya ya Ini ada dua buah vektor. Dia membentuk sudut 120 derajat. Dua buah vektor tadi sama ya, 6 Newton dan 8 Newton saja.
Jadi begini. Membentuk sudut 120 derajat. Anggaplah ini F1, 8 Newton.
Nah ini F2-nya ya. Bentuk 120 derajat. 120 derajat itu dihitung dari sumber positif ini. Jadi dia gini, 120 derajat. Sesuai teori kwadran, ini 0 derajatnya.
120 di sini. Ini kalau digambar gitu. Kalau ada adik misalkan suruh gambarkan, ya gambarnya gini, terus ada adik pakai teori jajaran genjang saja.
Buat gini. Nah, yang disebut resultannya ini. Nah ini resultannya, kalau ditanya itunglah berapa besar resultan? Sama nanti ada di hitung akar, langsung ya 8 kuadrat tambah 6 kuadrat tambah 2 x 8 x 6 x cos 120. Berarti akar 64 tambah 36, tambah, ini tadi 96 ya.
Ini 96 x, nah cos 120, kita ambil di kuadran 2. Nah kita hitung dulu aja untuk memperjelas. Cos 120 berarti cos 180 kurangi 60 ya. Ya kan? 120 kan 180 kurangi 60. Berarti dia cos 60. Tapi karena aku ada 2 yang positif sin. Kan ini cos.
Berarti ada minusnya. Nah gitu. Tapi kalau dia sinus.
Ya positif. Kalau tangan kok. Kalau tangan ya negatif.
Sama seperti cos. Karena yang positif sin. Nah cos 60 setengah. Berarti. Berarti ini hasilnya min setengah.
Jadi ini min setengah. Berarti hasilnya akar. Ini 100. Kurangi 48. Berarti akar 52. Nah kalau dikecilin.
Ini 4 kali 13. 2 akar 13. Nah ini jawabannya. Gitu ya. Jadi kalau ada adik.
Jangan lupa, rumus kuadran matematika, makanya penting ya belajar yang trigonometri dasar untuk memahami cara menghitung vektornya ini, terutama yang ada sudut-sudut gini, yang dua vektor. Nah, gimana kok kalau sekarang aku mencari yang selisih, selisih vektor. Jadi kalau ditanya, berapa besar selisih vektornya?
Berarti kita pakai yang rumus selisih. Jadi 8 kuadrat tambah 6 kuadrat, min 2 kali 8 kali 6 kali kos 120. Bedanya gitu saja. Lalu ini 64 tambah 36, min, ini kan 96 ya tadi. dikali, nah cos 120 tadi kan min setengah udah dihitung di atas berarti hasilnya ini 100 kurang, nah ini min ya min kali min jadi plus dia Berarti akar 148. Berarti ini tadi 4 kali 37 ya. Berarti ini 2 akar 37 Newton.
Nah gitu. Jadi jangan lupa sistem kuadran dihafal. Untuk menghitung.
Terutama yang kuadrannya bukan kuadran 1 ya. Kuadran 2, kuadran 3, kuadran 4. Jadi ini misalkan ada soal selanjutnya. Ini ada perintah hitung sudut. Antara F1 dengan resultant.
Dengan resultantnya ya. Jadi anggaplah seperti tadi ini beta gitu ya. Beta ini kan alpha tadi.
Nah untuk sebelum koko jawab. Ini adik-adik nilai resultant kita tadi. Kalau adik-adik tadi tonton itu ada.
Nilai resultantnya ini adalah 2. Akar 13 ya, yang gambar ini. Ya, 2 akar 13. Jadi, resultant itu adalah yang penjumlahan ya, bukan yang pengurangan. Jadi, gue ingetin lagi.
Kalau ditanya resultant, itu adalah yang penjumlahan. Ya, bukan yang pengurangan. Kalau pengurangan, ya resultant.
Tapi, resultant selisih. Kalau hanya resultant saja, itu maksudnya yang penjumlahan. Ya, penjumlahan. Nah, sekarang mau ngitung beta, ya kita ambil yang ini.
F2 per sin beta Bukan yang F1 ya Kalau yang F1 malah yang gamma Kan mintanya yang F1 dengan R yang beta ini Jadi kalau kita lihat Yang aturan sin tadi Jadi disini kita pakai rumus R dibagi sin alpha Intinya kalau ada adik mau mencari Sudut apit antara R dengan F1 atau R dengan F2 Pakai yang aturan sin Ya, tadi udah aku jelaskan. Nah, nanti yang untuk persin betanya, nanti ada adik lihat, jangan yang deket. Karena sin itu yang jauh. Jadi yang lebih jauh dari beta, itu adalah F2.
Nah, teori sederhananya gitu aja. Kan kamu mintanya F1 dengan R. Kalau kamu minta antara F2 dengan R, gamma, berarti itu F1 persin gamma. Ya gitu teorinya Jadi gak harus ini F2 Ini F1 atau ini F2 ini F1 Yang penting ada adik pahami bahwa Oh kalau ini mau nyari beta disini Berarti yang lebih jauh yang Angka ini yang nilai F2 ini Nah jadi F2 persin beta Loh kok kalau yang ini F1, yang ini F2, ya berarti ini F1 per sin beta, intinya yang jauh.
Nah sekarang, jadi kok mau mencari betanya ya, sudut apit antara F1 dan R. Nah kita isi, tadi R-nya 2 akar 13, sin alfanya berarti sin 120 ya. 2 nya 6 per sin beta nah ini kita kali silang langsung aja ya 2 akar 13 sin beta sama dengan 6 kali sin 120 nah sin 120 ini aku hitungkan seperti yang atas ya jadi sin 120 adalah sin 180 kurangi 60 karena dia berada di kuadran 2 sin nya positif ya langsung aja sin 60 nah sin 60 itu setengah akar 3 Jadi kenapa positif?
Karena sin. Kenapa negatif? Karena cos.
Karena kuadran 2 yang positif sin. Kalau kuadran 3 yang positif tan. Berarti sin dan cos-nya minus.
Kalau kuadran 4 yang positif cos. Berarti sin sama tan-nya negatif. Kalau kuadran 4. Sekarang kita isi 2 akar 13, sin beta 6, ini setengah akar 3 ya.
Berarti 2 akar 13 sin beta ini 3 akar 3 ya. Berarti sin beta itu 3 akar 3 dibagi 2 akar 13. Ya jelek hasilnya nggak apa-apa ya. Nanti ini dikalis kawan atau dirasionalkan. Kali akar 13 per akar 13. Berarti yang atas ini akar 3 kali akar 13. itu akar 39 berarti 3 akar 39 dibagi akar 13, akar 13 13 kali 2, 26 nah, lo kok kan yang ditanya betanya berapa, ini kan nilai sin beta ini gue tulis disini ya, untuk memperjelas ini gue hapus ya yang nilai daripada ini aja biar pas di tengah-tengah jadi nilai sin beta adalah 3 akar 39 per 26 nah ini kan angka jelek kan ini jelek ya maksudnya gak ada sin yang nilainya ini nilainya ya kalau ini sudutnya Jadi kita mencari betanya, istilahnya sudutnya.
Jadi alfa, beta, gamma, samalah artinya itu sudut. Yang nilainya sekian ini enggak ada. Adanya kan 0, setengah, segitulah ya. Kalau enggak ada dalam alfalan, jadi adik-adik enggak bisa ngitung. Betanya sekian derajat.
Kecuali pakai kalkulator ya. Itu bisa. Namanya anti-sin. Ya. Nah.
Kalau seperti ini muncul dalam hitungan seperti ini kan kita nggak boleh pakai kalkulator. Jadi kita langsung gini. Namanya kasih arkes ARC. Arkes sin.
Langsung 3 akar 39 per 26. Nah, jadi langsung dikasih. Beta adalah arkes sin. Kalau ini cos, ya beta adalah arkes cos.
Kalau hasilnya jelek. Tapi kalau hasilnya bagus, sin beta adalah nilainya ini setengah. Ya betanya berarti cari adik-adik 30 derajat. Jangan arkes sin setengah.
Jangan, gurunya nggak mau. Jadi kalau angkanya ada, bagus nilainya. Jawab sudutnya berapa derajat. Tapi kalau jelek ya jawab arkesin Kasih langsung arkesin Jangan kalau ini setengah Terus arkesin setengah gak mau ya Karena setengah itu ada nilai sudutnya 30 derajat maksudnya gitu Jadi kalau jelek Arkes gitu ada ini arkes ARC Ya Gitu ya adik-adik, ini untuk hitungan tadi kuku ajarin menggambar, menghitung satu vektor, dan menghitung dua vektor. Nah vektor itu ada yang menghitung lebih dari dua vektor.
Nah nanti masuk bagian berikutnya ya. Nah itu akan kuku bahas di video selanjutnya. Nah untuk adik-adik supaya lebih lengkap, semua materi didapat dari vektor ini ya, nanti part selanjutnya untuk yang video selanjutnya tolong ditonton juga ya, supaya biar lebih mantap. Terima kasih ya adik-adik sudah nonton video kali ini, semoga bermanfaat. dan berguna buat kalian semua di sekolah tolong dukung koko dengan cara like, subscribe dan share ke teman-teman kalian semua terima kasih