Setiap bencana udara adalah duka, dan banyak skenario yang mungkin menyebabkan bencana tersebut. Salah satu skenario yang paling mengerikan adalah kecelakaan di mana seorang pilot dituduh sengaja menjatuhkan pesawat secara bebas seperti pada penerbangan Silk Air 185. Ini adalah kisah dari kebingungan dan konflik antara tim penyelidik, para ahli, dan kisah tentang tekanan yang diterima para penyelidik untuk menentukan penyebab kecelakaan Silk Air 185. Jauh sebelum orang-orang meyakini bahwa Silk Air jatuh karena sang pilot, ada dugaan lain yang sama-sama kuat. Lantas seperti apa kisahnya?
Kita take off ke kronologi. Tama Depp sebenarnya pernah membahas Silk Air 185 dari sudut pandang NTSB. Tapi ada kisah lain yang ternyata belum digali dan di video inilah aku akan membahas lebih lengkap mengenai apa yang terjadi pada Silk Air 185. Tanggal 19 Desember 1997, kru pesawat Silk Air 185 bersiap untuk naik menuju ke dalam pesawat Boeing 737. Mereka bersiap melakukan perjalanan singkat kembali ke Singapura. Sebenarnya, di hari yang sama, sebelumnya mereka telah menyelesaikan leg pertama yang lancar dari Singapura menuju ke Jakarta. Ini adalah hari yang sempurna untuk penerbangan.
Di langit Bandara Internasional Soekarno-Hatta, langit begitu biru dan cerah tersebar. 97 penumpang dan 7 kru ada di dalam penerbangan itu, yang akan terbang menuju ke Singapura selama kurang lebih 1 jam 40 menit. Mereka berasal dari 14 negara yang berbeda. Dan saat itu adalah musim liburan. Sebenarnya penerbangan 185 sama seperti penerbangan rutin pada umumnya.
CVR dari penerbangan Silk Air 185 mengungkap semuanya normal di ruang kokpit. Sementara itu diketahui kedua pilot memiliki pengalaman terbang yang tidak usah diragukan. Captain Su Wei Ming, 41 tahun, adalah seorang pilot jet tempur di Angkatan Udara Singapura sebelum akhirnya pindah ke maskapai Silk Air.
Sementara itu first officernya adalah Dan Ward. 23 tahun, warga New Zealand, dan memiliki lebih dari 2.000 total jam terbang. Sebelum keberangkatan ternyata, situasi di ruang kokpet nampak normal dan bahkan cenderung santai. Penerbangan terakhir masuk ke dalam pesawat Boeing 737 milik Silk Air 185 dan pintu pesawat ditutup.
Kapten serta First Officer melanjutkan percakapan normal di dalam pesawat itu. Dan pesawat sedang menuju ke landasan pacu utama. Mereka juga saat itu sedang menunggu izin untuk lepas landas.
Izin itu kemudian diberikan pada pukul 15 lewat 37 sore waktu setempat. Dan tidak lama setelah itu, Silk Air 185 mulai meninggalkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Petugas Menara Kontrol Jakarta menetapkan ketinggian jelajah Silk Air 185 adalah berada di ketinggian 35.000 kaki.
Dan saat pesawat melewati 19.000 kaki, Kapten Su memulai rutinitasnya. Salah satunya adalah memberi pengumuman kepada semua penumpang. Segala sesuatu tentang penerbangan itu sepertinya nampak normal dan sangat rutin. Jam 16 lewat 05 atau sekitar 28 menit setelah pesawat itu lepas landas, kapten bergerak dari kursinya. Ia meminta izin keluar sesaat dan akan kembali lagi.
Ia kemudian menyerahkan tugasnya kepada First Officer. Beberapa detik kemudian, suara sabuk dilepaskan terdengar di CVR. Lalu Captain seperti sedang mendorong kursinya ke belakang dan beranjak keluar kokpit.
Percakapan itu ternyata merupakan percakapan terakhir yang direkam CVR penerbangan 185. Namun meskipun itu adalah percakapan terakhir, tapi ada percakapan lain antara ATC dan First Officer yang terekam di Menara Kontrol Jakarta. Sekitar 5 menit setelah percakapan terakhir antara Captain dan First Officer. Tapi tidak diketahui saat itu di mana keberadaan Captain.
First Officer kemudian merespon panggilan dari ATC. Dan saat itu juga ia tidak memberikan indikasi adanya masalah di pesawat. Terlebih lagi, tidak ada laporan kondisi darurat dari sang First Officer. Sekitar 1 menit kemudian, radar Indonesia menunjukkan pesawat itu mulai turun dengan sangat cepat. 5 blok.
11.500 kaki hanya dalam waktu 30 detik sebelum akhirnya pesawat itu menghilang dari radar. Sebelum pesawat itu hilang dari radar, tidak ada panggilan darurat yang disampaikan kepada Atc Indonesia ataupun Atc Jakarta. Dan pada saat itulah diduga oleh banyak pihak pesawat sedang menukik tajam kemudian jatuh.
jatuh menghantam Sungai Musi. Sejumlah keterangan saksi datang. Mereka adalah orang-orang yang tinggal di dekat Sungai Musi, tempat Silk Air 185 jatuh. Salah satu saksi menceritakan ketika itu ia sedang bekerja.
Tiba-tiba saja ia mendengar bunyi mesin pesawat menderu. Kemudian ia melihat sebuah pesawat berputar, dan secara tiba-tiba saja pesawat itu jatuh menghantam air. Seketika terdengar suara dentuman yang sangat keras dan percikan air terlihat, ketika pesawat itu menghantam air. Panik, warga sekitar segera meluncurkan perahu.
Mereka berusaha mencari pesawat tersebut. Kemudian mereka hanya menemukan puing-puing kecil dan barang-barang pribadi milik penumpang Silk Air. Namun tidak ada jejak dari 104 orang di dalam pesawat.
Berita jatuhnya Silk Air segera tersebar. Segera penyelidik dan kerabat penumpang tiba di lokasi. Informasi yang beredar saat itu adalah tidak seorang pun yang selamat dari tragedi dahsyat tersebut. Bahkan, pesawatnya pun hancur total. Maka kemudian, investigasi dilakukan untuk menyelidiki mengenai tragedi Silk Air 185. Seperti kita ketahui, pesawat dirancang untuk tidak jatuh.
Maka tim investigasi ingin meningkatkan keselamatan penerbangan di kemudian hari agar peristiwa semacam Silk Air 185 tidak pernah terulang kembali. Ketika itu, NTSB bergabung dengan tim penyelidik asal Indonesia. NTSB memiliki banyak latar belakang.
dalam investigasi Boeing 737, terutama di masa lalu, karena berbagai kecelakaan yang terjadi melibatkan pesawat tersebut. Jelas, pesawat milik Silk Air 185 jatuh menghantam air dengan sangat keras, sehingga membuat pesawat itu hancur. Bahkan menurut salah seorang investigator, puing-puing yang ditemukan saat itu paling besar berukuran 40 cm saja. Dan memulihkan puing-puing pesawat itu merupakan hal yang sangat mustahil kala itu.
Ada penyelam, ada juga alat penyelam. pesawat berat yang terus dikerahkan untuk menemukan puing-puing pesawat Boeing 737 milik Silk Air. Nyatanya, ribuan puing-puing pesawat tertanam di dalam lumpur. Saat penyelam meraba-raba melalui air yang dipenuhi lumpur, ternyata saat itu FDR ditemukan.
Dengan ajaib, disusul dengan penemuan CVR oleh sebuah kapal keruk. 15 hari kemudian, kotak hitam atau black box dikirim ke Amerika Serikat untuk dianalisis. Sementara, tugas mengidentifikasi dan merakit pecahan pesawat terus berlanjut di Indonesia.
Para penyelidik kecelakaan berharap bahwa black box itu dapat berisi catatan penting. Namun ternyata, mereka harus menunggu cukup lama. 73 persen puing-puing pesawat ditemukan dan menghasilkan informasi penting bagi penyelidik. Saat itu tim investigasi berpendapat Silk Air 185 melakukan penerbangan normal awalnya. Hanya dalam waktu 4 detik kemudian, pesawat itu tiba-tiba terbuka.
tiba-tiba saja terbalik dan tidak dapat mempertahankan ketinggiannya, lalu mulai terjun turun dengan menuki ke arah air. Yakini pula, pada saat pesawat mendekati kecepatan suara, ekor pesawat pecah dan sayapnya mulai robek. Seluruh kejadian itu berakhir hanya dalam waktu sekitar 1 menit saja.
Kala itu tim investigasi juga tertarik pada penyelidikan di bagian belakang pesawat, salah satunya adalah pada radar pesawat. Mereka tertarik pada sistem radar 737, khususnya komponen di jantung rakitan radar. Nah, radar sendiri digerakkan oleh Power Kontrol Unit atau PCU.
Unit ini kemudian dikirim ke Amerika Serikat untuk diperiksa, tetapi pecahan reruntuhan lainnya memberikan beberapa informasi yang mengejutkan. Kemudian tim investigasi melakukan penyelidikan lainnya. Mereka mengungkap bahwa kedua mesin di pesawat itu distel ke full speed pada saat menghantam air. Dan flight control distel sedemikian rupa.
untuk mengarahkan hidung pesawat ke bawah. Sepertinya pilot telah mengerahkan tenaganya untuk langsung menjatuhkan pesawat itu ke tanah dan tidak berusaha untuk menarik pesawat dari penurunan yang sangat tajam. Sementara itu, berita terus menyebar dari negara-negara lain dan beberapa dugaan seperti masalah radar, kemudian PCU, dan katup servo terus terdengar.
Pada saat fokus dari tim investigasi melakukan penyelidikan pada dugaan-dugaan masalah kontrol pesawat, ada sesuatu hal yang lebih menarik menurut tim investigasi, yaitu temuan tentang perekam penerbangan pesawat yang tidak mengungkapkan data seperti yang seharusnya. Para ahli menemukan CVR berhenti merekam sekitar 8 menit sebelum kecelakaan, sementara FDR berhenti 6 menit kemudian. Perekam suara kokpit atau CVR berhenti merekam tapi belum tentu karena pemadaman listrik normal.
Bisa jadi adalah karena sirkuit breaker sebenarnya telah dicabut. dari kontaknya itu sendiri. Melihat keanehan yang terjadi dalam penerbangan ini, maka kemungkinan Ada upaya dari pilot untuk sengaja melakukan hal tersebut dalam upaya menghilangkan nyawanya. Para penyelidik tidak tertarik pada kesalahan pilot semacam itu.
Namun dalam penerbangan ini, kemungkinan mengerikan bahwa Kapten Penerbangan 185 sengaja melakukan hal tersebut. Terlebih lagi, beberapa uji coba menunjukkan bahwa pada pesawat Boeing 737 tidak pernah ada masalah di mana FDR ataupun Cvr tiba-tiba saja berhenti merekam atau gagal datang. dalam penerbangan. Maka adanya kesimpulan itu membuat banyak pihak semakin percaya bahwa jatuhnya penerbangan Silk Air 185 disebabkan karena upaya sang Kapten. Kapten Su diketahui pernah menjadi pilot pesawat tempur di Angkatan Udara Singapura selama 16 tahun.
Bertahun-tahun sebelum bergabung dengan Silk Air, ia dianggap sebagai salah satu yang terbaik di Angkatan Udara. Tim penyelidik kemudian memeriksa sejarah Kapten Su di Angkatan Udara dan menemukan bahwa ia beberapa kali hampir mengalahkan mengalami kematian. Saat mencapai pangkat mayor, akhirnya ia bergabung dengan penerbangan sipil yang menawarinya kesempatan untuk terus terbang dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarganya. Nah, diketahui beberapa pilot militer berorientasi pada tugas dan kadang-kadang mereka memiliki cara berbeda untuk pindah ke penerbangan sipil, di mana keselamatan jauh lebih penting. Kapten Su meninggalkan angkatan udara pada tahun 1992, kemudian bergabung dengan Silk Air, di mana ia dengan cepat berada di tempat yang terkenal.
berada di posisi Captain dan kemudian dipromosikan untuk menjadi instruktur pilot. Tetapi ia ternyata mengalami masalah hanya beberapa bulan sebelum kecelakaan itu terjadi. Silk Air sempat mempertanyakan tentang pendaratan yang tidak lazim yang dilakukan oleh Captain Su dan First Officer terdahulu.
Nah diketahui pada saat itu Captain Su sengaja mematikan CVR tapi menyalakannya lagi sebelum lepas landas. Iya dan First Officer kala itu ditegur oleh Silk Air dan kemudian Captain Su diturunkan dari posisi. posisi instrukturnya.
Para penyelidik mulai mempertimbangkan bahwa Captain melakukan upaya menghilangkan nyawanya dan menyimpulkan bahwa ia juga membunuh 103 orang yang tidak bersalah. Keluarga korban kembali datang ke Indonesia untuk upacara pemakaman. Peti mati hanya simbolik. Peti mati itu akan dikubur dalam keadaan kosong karena hampir tidak ada bagian tubuh yang dapat diambil dari dalam sungai. Beberapa keluarga korban tidak percaya bahwa jatuhnya Silk Air disebabkan karena upaya.
Captain yang ingin menghilangkan nyawanya sendiri. Menurut mereka, mengapa seorang Captain dengan sengaja melakukan sesuatu yang merugikan dirinya sendiri dan tentu saja merugikan penumpang di bagian belakang pesawat? Penyelidik profesional mulai mengungkap sosok dari Captain Su.
Disebutkan bahwa ia sedang dalam kondisi kesulitan keuangan. Ada laporan bahwa akun perdagangan pasar saham Su telah ditangguhkan dua kali sebelum kecelakaan. Melalui isu yang berkembang, nominalnya disebut-sebut mencapai senilai 100 ribu USD.
Juga beredar kabar bahwa Captain Su mengambil polis asuransi jiwa yang mulai berlaku pada hari terjadinya kecelakaan Silk Air. Angkanya bahkan mencapai 3 juta dolar yang dilaporkan. Namun hal itu tidak pernah diketahui apakah memang benar. Benar atau hanya isu belaka?
Dan secara tiba-tiba, investigator seolah mulai membangun gambaran bahwa hidup sang kapten ini berada dalam awan hitam. Segalanya mulai runtuh menimpa sang kapten. Bahkan penyakitnya juga menyebabkan penyakit yang terjadi.
penyelidik menggambarkan Captain Su sebagai seorang pria yang sedang putus asa yang mampu melakukan apapun. Ia sedang terbebani oleh tekanan keuangan yang disebabkan oleh gaya hidup yang terobsesi dengan uang. Dan seiring dengan semakin banyaknya bukti yang tidak langsung muncul, maka teori mengenai upaya menghilangkan nyawa semua orang di dalam pesawat itu juga semakin menyebar.
Informasi itu menyebar melalui media, memberikan tekanan yang lebih besar lagi kepada penyelidik utama. utama yaitu penyelidik dari Indonesia. Tuduhan tersebut sangat berat.
Publik, terutama dari keluarga korban terdekat tentu ingin mengetahuinya. Jika memang teori Captain yang dengan sengaja menjatuhkan pesawat itu benar, kemungkinan Captain meminta First Officer untuk meninggalkan kokpit dan melumpuhkan pesawat tersebut. Hal itu akan diperlukan karena dia akan membutuhkan seluruh kekuatannya untuk membuat Boeing 737 itu jatuh ke dalam penurunan yang sejauh ini.
sangat mematikan. Tiga tahun setelah kecelakaan itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi Indonesia akhirnya mengeluarkan laporannya. Tidak berisi apapun yang konkret dan laporan yang tidak meyakinkan ini merupakan kejutan bagi tim Amerika. Menurut Amerika, pertemuan terakhir NTSB dengan penyelidik asal Indonesia ini tampaknya menunjukkan adanya kesepakatan mengenai satu kesimpulan yang melaporkan pilot memang berupaya menghilangkan hilangkan nyawanya Investigator Amerika merasa kecewa karena mereka telah mencurahkan begitu banyak energi, waktu, dan juga mengembangkan semua informasi dengan susah payah. Mereka terus menemukan ribuan potongan kecil pesawat dan puing-puingnya, namun ternyata mereka hanya menerima laporan yang tidak konkret.
Dan isi laporan itu mengatakan, kami tidak tahu apa yang menyebabkan kecelakaan tersebut. Komentar balasan diterbitkan dan dimasukkan ke dalam laporan akhir. Alih-alih mengklarifikasi. Ketika mengetahui kesehatan tersebut, laporan ini hanya menambah kebingungan bagi keluarga para korban dan bagi investigator. Pada saat itu, para ahli juga tidak bisa menjawab mengenai apa yang menyebabkan jatuhnya pesawat itu ke dalam sungai.
Penyelidikan berakhir setelah 3 tahun, maka pintu jawaban tertutup bagi keluarga korban. Satu-satunya teori yang mereka miliki adalah pilot menghilangkan nyawanya sendiri. Seorang pengacara yang berpengalaman skeptis dengan pernyataan pilot yang terjadi.
yang berusaha menghilangkan nyawanya sendiri karena ia menganggap hal itu tidak masuk akal. Namun kembali pada fakta bahwa orang yang telah meninggal tidak bisa membela dirinya sendiri sehingga semuanya seperti menemui jalan buntu. Jika bukan kapten yang menjatuhkan pesawat itu, pasti pesawat mengalami kerusakan mekanik atau ada begitu banyak cara yang lebih mudah dan dapat dilakukan untuk melumpuhkan sebuah pesawat.
Penerbangan yang disewa oleh beberapa pihak keluarga ini menyatakan bahwa bisa saja kapten membuat membuang semua bahan bakarnya dan mereka akan jatuh dalam hitungan detik. Bahkan bisa melakukan banyak hal lainnya. Sepertinya upaya menjatuhkan pesawat secara tiba-tiba dianggap sebagai upaya yang tidak tepat.
32 keluarga korban menyewa pengacara untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi pada Silk Air 185. Diketahui bahwa Boeing 737 adalah pesawat paling populer di dunia dengan lebih dari 4.800 dibawa ke angkasa sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1850. tahun 1967. Tetapi bukannya tanpa masalah. Seperti dua kecelakaan yang dialami dengan masalah radar, mungkin Silk Air 185 juga jatuh karena masalah tersebut. Sepertinya, radar serupa menyebabkan pesawat Silk Air terguling dan menukik dari ketinggian jelajah 35 ribu kaki. Pilot 737 telah diberitahu mengenai masalah ini dan manual penerbangan mengindikasikan bagaimana mereka harus bertindak.
Bahkan diketahui bahwa Captain dan First Officer telah menerima 5 pelatihan tambahan mengenai masalah radar. Dan kedua orang ini jelas tahu apa yang harus mereka lakukan. Tidak ada peringatan, tidak ada indikasi di mana letak panel radar dan tidak ada lampu, juga tidak ada suara yang akan terdengar sebagai petunjuk kepada pilot bahwa ada yang tidak beres dengan masalah radar. Nah karena adanya riwayat mengenai masalah radar pada Boeing 737, maka kemudian salah satu perusahaan akhirnya harus bertanggung jawab. Parker Hennepin adalah perusahaan yang memproduksi bagian-bagian untuk radar.
Mereka bersiaga setelah kecelakaan Silk Air untuk membantu mengidentifikasi puing-puing yang ditemukan. Parker Hennepin kemudian menguji PCU. Lalu kemudian mereka mencoba untuk mengirim tim ke lokasi kecelakaan. Kemudian mereka menemukan PCU terkubur 20 kaki di bawah air di dalam lumpur.
Mereka membutuhkan waktu setidaknya 3 minggu untuk memulihkan dan mereka juga melihat sekilas dan mengatakan bahwa mereka tidak menemukan sesuatu yang salah pada katup servo. Maka kemudian pertanyaan-pertanyaan yang terdahulu seperti terjawab semuanya berfungsi dengan normal. Setelah melakukan penyelidikan, perusahaan tersebut mengirim kembali katup servo dan juga PCU ke penyelidik Indonesia.
Unit tersebut kembali dikirim ke Indonesia. Lima tahun kemudian, pihak perwakilan keluarga melakukan penyelidikan pada katup servo tersebut. Perwakilan pihak keluarga ini datang ke Indonesia meminta bantuan pihak Indonesia untuk mengungkap atau membuka kembali data-data mengenai Silk Air 185 awal. Soalnya mereka kesulitan tapi kemudian pihak Indonesia akhirnya membantu sehingga katup servo itu bisa kembali diselidiki.
Ketika dilakukan penyelidikan, mereka menemukan beberapa hal yang mencolok yang mungkin menjadi penyebab macatnya radar di dalam penerbangan. pada saat itu mereka menemukan adanya gumpalan yang tidak halus di dalam katup servo tersebut sehingga mungkin saja gumpalan itu membuat akhirnya penerbangan Silk Air 185 tiba-tiba terbalik kemudian jatuh menukik dan pada saat itu diduga kedua pilot sudah tidak bisa lagi memperbaiki sikap pesawatnya karena bagian radar yang macet saat itu Parker Hennepin yang merupakan salah satu produsen peralatan hidrolik terbesar di dunia akan membantu sebisa mungkin mengenai mengenai apa yang terjadi pada barang yang diproduksi oleh pabrikan tersebut. Mereka cukup yakin ada masalah di katup servo.
penyelidikan yang dilakukan, tapi mereka tetap menunjukkan bahwa tidak ada masalah yang sebenarnya berada di bagian tersebut. Meskipun sudah jelas bahwa ada bukti lain mengenai kenapa Silk Air 185 bisa jatuh, tapi teori mengenai upaya menghilangkan nyawa sang Captain sudah tersebar sangat luas. Nah pada saat itu pengacara yang mewakili pihak keluarga mengatakan jika memang ada upaya dari Captain untuk menjatuhkan pesawat itu secara sengaja pertanyaannya adalah kenapa Captain membuat membawa pesawat itu jatuh bukan pada saat pesawat itu hendak mendarat di Jakarta. Tapi kenapa Captain berupaya untuk menjatuhkan pesawat itu ketika pesawat akan kembali pulang ke Singapura?
Bahkan pengakuan dari istri sang Captain pada saat itu, ia mengatakan akan menjemput sang Captain sesuai dengan permintaan sang Captain. Captain Su meminta istrinya untuk menunggunya di luar bandara hari itu. Kemudian fakta lain adalah kenapa pembicaraan di ruang kokoh Sebelum kecelakaan itu terjadi sangat santai, tidak ada hal-hal yang menunjukkan bahwa Captain memang memiliki rencana dibalik penerbangan itu. Polisi kemudian melakukan penyelidikan terhadap latar belakang keuangan Captain Su. Dan pihak kepolisian mengungkap bahwa ia telah mengalami kerugian saham lebih dari 1,2 juta dolar.
Tapi sebelum kecelakaan itu terjadi, ia mampu membayar hutang setelah menjual dua properti dan memiliki kekayaan bersih hampir 350 ribu dolar. Polis asuransi jiwa yang dimilikinya ditanda tangani beberapa hari sebelum kecelakaan. Sebenarnya, polis tersebut diperuntukkan untuk menutupi hipotek 570 ribu dolar atas rumah barunya.
Salah satu alasan terkuat yang mendukung teori bahwa kapten sengaja membawa pesawat itu jatuh adalah fakta bahwa black box di dalam pesawat berhenti merekam sebelum kecelakaan terjadi. Diduga, kapten sengaja mematikannya untuk menutupi tindakan yang ada di dalam pesawat. Pesawat Boeing 737 737 yang digunakan dalam penerbangan itu berusia 10 bulan ketika dikirimkan pada maskapai Silk Air. Pesawat itu dilengkapi dengan alat perekam yang canggih.
Faktanya, tidak mungkin tiba-tiba alat perekam itu mati di dalam penerbangan. Namun beberapa analis penerbangan mengungkap bahwa sebenarnya ada saja kemungkinan jika FDR maupun CVR tiba-tiba saja berhenti merekam, kemudian menyala lagi hanya untuk beberapa detik saja. Namun ternyata teori itu seolah-olah seolah-olah dikesampingan oleh publik karena tujuan mereka fokus pada upaya dari sang kapten. Bahkan fakta mengenai masalah pada katup servo pun seolah-olah dikesampingan lagi. Nah padahal jika memang merujuk pada masalah katup servo, maka akan diketahui pilot dan kopilot diakini terlibat dalam upaya putus asa untuk menyelamatkan pesawat yang hampir jatuh tapi mereka tidak memiliki waktu.
Pilot dan kopilot Silk Air kemungkinan besar akan melakukan langkah-langkah yang telah dilatih. untuk mereka lakukan di dalam penerbangan 185. Mereka juga dipercaya akan melakukan tindakan koreksi di dalam penerbangan itu. Meskipun beberapa hal di luar teori upaya menghilangkan nyawa Captain ditolak, tapi pada kenyataannya Boeing mengeluarkan instruksi di flight manual untuk masalah radar.
Nah pada kasus Silk Air 185 sendiri, beberapa orang percaya bahwa pesawat itu terbalik dalam waktu kurang dari 5 detik dan tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Dan hal ini sudah cukup untuk dibawa ke pengadilan. pengadilan tinggi Los Angeles.
Selama enam minggu, juri di persidangan disajikan serangkaian bukti dari dua pihak, yaitu pihak pengacara keluarga korban dan pihak dari perusahaan Parker Hennepin. Meskipun tidak ada putusan siapa yang menang dalam kasus ini, tapi pihak dari Parker Hennepin berjanji akan melakukan yang terbaik. Dengan kata lain, mereka akan membuat...
Katup Servo ini lebih baik dari yang sebelumnya. Nah setelah tragedi yang dialami oleh Silk Air 185, keluarga korban masih sering mengunjungi wilayah Sungai Musi. Hanya untuk berterima kasih kepada warga sekitar, bahkan memberikan hadiah pada orang-orang di sekitar sana. Sebagai ucapan terima kasih kepada mereka mengenai laporan mereka kepada pihak yang berwenang.
Bahkan pihak keluarga korban juga mengatakan bahwa kenangan dari anggota keluarganya masih tertinggal di Palembang. Terima kasih. Namun satu hal yang pasti dalam tragedi Silk Air 185, penyebab pastinya sepertinya belum terungkap sampai saat ini.
Terima kasih untuk salah satu dari kalian yang udah request full mengenai Silk Air 185, sehingga pembahasan Tama Radelf yang sebelumnya ini akan dilengkapi dengan pembahasan yang hari ini tayang di video ini. Terima kasih kalian udah nonton video ini dan sampai ketemu lagi di video-video selanjutnya. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.