Saudara-saudara, perkenalkan teman unyil yang bisa tumbuh di mana saja, singkong. Singkong terkenal juga sebagai ketela pohon yang bisa tumbuh di mana saja, karena cara tanamnya yang gampang. Tinggal stek saja terus tumbuh deh.
Nah singkong itu biarpun seringnya dibilang makanan Wong Deso. Aslinya punya kandungan karbohidrat yang besar loh untuk menggantikan nasi. Otomatis cocok banget nih buat diet. Jadi tahan laparnya lebih lama.
Kalau buat orang tua singkong cocok nih bisa mencegah osteoporosis atau keropos tulang. Soalnya singkong kayak vitamin K. Vitamin ini bisa menjadi perisai perang untuk menahan pengkeroposan tulang dan menjaga titik saraf pusat. Itu baru satu manfaat singkong loh.
Masih ada banyak lagi sisanya. Jadi jangan anggap lagi singkong makanan orang miskin ya. Ya udah simak aja yuk info-info lain soal...
Asing Wong, check it out! Omisau Jepang! Udah bisa dicabut belum ya nih singkongnya?
Hah, udah gak sabar pengen panen. Sepertinya gede-gede nih hasilnya. Wah, Auge butuh bantuan ya.
sini Pak punya bantu cabut singkongnya ah nggak usah nggak usah deng kau nggak bisa kok aduh aduh aduh hehehe kau malah aku Robat sih pak, unyil bantu gak mau sih. Sini pak, unyil bantu berdiri. Selesai dikupas bersih, selanjutnya masukkan singkong satu persatu ke dalam tabung. Untuk dicuci sampai bersih.
Serat-serat nilon yang berada di dalam tabung kemudian akan membersihkan permukaan singkong sampai benar-benar kling. Oh iya, air yang keluar bersama singkong ini mengandung patil. Bahkan di... Di pabrik ini limbah air ditampung hingga menghasilkan lima lapisan endapan.
Endapan terbawah digunakan masyarakat sekitar untuk membuat makanan khas daerah bernama serondol. Hihihi unik juga ya. Oke sekarang masuk proses slicing alias pengerisan singkong menggunakan mesin.
Dengan empat mata pisau di dalamnya singkong akan mudah teriris tipis setebal 1 mm. Bater, hebatnya lagi. Dalam waktu 4 jam mesin ini mampu mengiris singkong sampai seberat 4 ton.
Oke, sudah banyak tuh ripik yang siap untuk digoreng. Come on, kita lanjut. Masukkan irisan singkong ke dalam tabung penggorengan berkapasitas 6,5 kg dengan suhu 175-185 derajat celcius.
Dalam 1 jam, sebanyak 80 kg singkong sudah selesai digoreng. Eh faktanya jumlah keripik singkong menyusut dari jumlah awal saat digoreng. Penyusutan bisa mencapai 3 kg. Dari 6,5 kg menjadi 3,5 kg saja. Ini dikarenakan kadar air.
Pada singkong berkurang 80 detik menggoreng Selanjutnya secara otomatis mesin terangkat Dan menuang keripik singkong ke mesin spinner Fungsinya untuk mengurangi dan menyerap minyak pada keripik singkong Agar lebih renyah Selanjutnya adalah proses sortir Disinilah keripik singkong dengan kualitas baik Akan masuk keranjang dan disatukan Sedangkan yang saling menempel tidak utuh atau gosong akan dipisahkan Kripik singkong siap dibumbui Eh sebelumnya cek suhu sampai 40 derajat celcius Sip deh waktunya menyiapkan bumbu nih Di dalam tabung flavoring bumbu akan diaduk Nah ini dia bubuk pestu yang memiliki fungsi menyerap kandungan karbohidrat pada singkong Bahkan pestu Mampu menghambat hampir 70% karbohidrat yang kita konsumsi. Sekarang mulai campur deh keripik singkong dengan bumbunya. Aduk-aduk terus. Tes itu sebenarnya merupakan bubuk yang berasal dari jenis kacang-kacangan putih atau white kidney bean.
Di dalamnya mengandung zat yang bernama paseolamin. yang berfungsi membantu mengurangi penyerapan karbohidrat berlebih dalam sistem pencernaan kita. Bahkan bisa diubah menjadi serat. Varian rasa seperti barbecue, keju, lombok hijau, balado dan original.
Bisa dinikmati cukup dengan harga 15.000 rupiah. Cara membelinya bisa dilakukan secara online. Ayo, yang doyan ngemil tapi gak mau gendut, cobain deh. Om, hehehe, benar kata Unyil nih, keribut singkongnya enak, anti gendut juga nih, hehe. Ayo, ngapain Mbul disini?
Eh, Unyil. Mbul cuma nyobain keripik singkongnya, Nyil. Mau nggak?
Nih, sisa sedikit lagi nih, Nyil. Unyil nggak mau ah, sisa Mbul. Unyil punya yang lebih banyak.
Tepung kapioka inilah bahan untuk membuat gula singkong. Yuk, kita ke pabriknya. Wah serba putih seperti sagu ya. Kita mulai dari tahap pencampuran. Masukkan tepung tapioca dan air ke dalam mesin pengaduk.
Aduk-aduk sampai tercampur rata. Yuk lanjut ke tahap pemasakan. Fungsinya untuk menguraikan rantai susunan tepung. Semua dilakukan dalam tabung agar steril dan tidak terkontaminasi.
Ada tahap fermentasi dengan tambahan enzim. Enzim tertentu juga nih. Hasilnya berupa fruktosa atau zat gula alami pada singkong.
Berdasarkan hasil laboratorium, gula singkong ini mengandung 55% fruktosa dan 45% glukosa. Oh iya, gula singkong ini punya rasa manis hampir 2 kali lipat dari gula tebu loh. Selain menjadi pengganti gula tebu untuk minuman, kita bisa olah gula singkong ini jadi cemilan arah barat bernama marshmallow.
Marshmallow terbuat dari gelatin dan gula. Gunakan juga buah naga sebagai pewarna alami marshmallow. Buah naga kaya vitamin B1 loh. Bagus untuk mempercepat pembentukan karbohidrat.
Mantap! Masukkan campuran gelatin dan buah naga ke dalam adonan gula. Harus dalam keadaan panas ya, karena kalau dingin gelatin tidak bisa mengental. Gede, kalau sudah kental tinggal masukkan ke loyang. Lalu simpan di suhu ruangan sampai menghasilkan tekstur marshmallow yang sempurna.
Hmm, kenyal-kenyal seperti ini. Wih, ada yang sudah jadi nih. Ayo kita potong. Gunakan tepung maizena agar marshmallow-nya tidak lengket. Yuk kita kemas.
Harga satu kemasan marshmallow gula singkong ini Rp15.000 saja. Hmm terjangkau banget kan? Karena gula singkong ini termasuk fruktosa, jadi ketika dikonsumsi langsung cepat menghasilkan energi untuk tubuh.
Wah pas banget deh, dijadikan cemilan di sela-sela menjalankan aktivitas sehari-hari. Masa sih tepung bisa jadi gula? Aduk, aduk Ih kok rasanya begini ya Pauga sudah jadi belum gulanya? Denunyil yang bener dong Niat gak sih ngajarin bikin gula singkong?
Kok rasanya begini ya? Rasanya nggak manis sih. Ah, ya ampun, Pak Oga.
Tadi nggak dengerin unyel sih. Bikin dari ulang aja deh, Pak. Biar ketahuan takarannya. Den unyel aja deh yang buat. Pak Oga nanti tial makan, ya.
Ya ampun, Pak Oga. Gimana sih? Sama aja bohong deh nih.