Transcript for:
Pengelolaan Sampah dan Kesadaran Lingkungan

Bersama kita kenali sampah kita Sampah Stunty Selamat pagi adik-adik Hari ini kita akan mengunjungi tempat pengelolaan sampah terpadu Atau TPST Bantar Gebang Untuk melihat tempat akhir dari sampah-sampah yang kita buang Di sana kalian akan jauh lebih mengerti Kenapa kita harus memperhatikan Ih, kok bau sampah? Iya, iya. Aku juga nyium.

Ih, bau banget. Apa kalian tahu? Sebenarnya kita juga loh yang membuat bau ini.

Hah? Kok bisa? Kan kami belum pernah kesini.

Sebentar lagi kalian akan tahu, karena kita yang berkontribusi untuk menciptakannya. Sangat tidak sopan untuk berkata negatif pada orang-orang yang tinggal di sini. Benar, adik-adik. Jadi nanti kita harus bersikap sopan pada teman-teman kita di sana ya.

Wah, bunuhnya gede banget. Tapi kok gak ada pohonnya? Adik-adik, perkenalkan. Ini Reza Bonet, rekan pejuang sampah dan sahabat kita. Halo adik-adik semua, selamat datang di rumah kami.

Kingdom of Bantar Gebang Biji. Halo Mbak Resha. Wah, senang banget kalian bisa datang ke sini.

Pasti bingung ya kenapa gunungnya kelihatan berbeda dari gunung-gunung kebanyakan. Itu karena gunungnya merupakan tumpukan... dan dia semakin membesar. Wah! Aku akan menjelaskan dari mana semua sampah ini berasal dan bagaimana bisa sampai ke halaman kami.

Orang-orang suka banget belanja. Nah, setiap barang yang mereka beli tentunya akan menghasilkan sampah. Berupa tas plastik, pemukus plastik, dan lain-lain sebagainya.

Masih banyak yang belum tahu cara mendarulang sampah yang baik dan benar. Semuanya dibuat dengan kebijakan. dibuang begitu saja ke dalam satu tempat sampah. Pejuang sampah sekitar biasanya akan mengambil sampah dari rumahmu setiap pagi dan mengumpulkannya di tempat pengumpulan sekitar.

Lalu, truk sampah akan mengambilnya dari tempat pengumpulan. Akhirnya, semua truk sampah dari Jakarta mengantarkan sampah-sampah yang telah terkumpul tadi ke bantar-gebang dan menambah tinggi tumpukan pada gunung sampah. Raksasa ini.

Selanjutnya, para pejuang sampah akan memilah sampah-sampah tersebut. Mencari yang bisa didaur ulang dan dapat dijual kembali untuk memperkecil ukuran gunung sampah ini. Kalian tahu nggak, waktu aku masih seumur kalian, tempat ini dulunya sawah luas yang hijau.

Seiring berjalannya waktu, tempat ini berubah jadi tempat pembuangan sampah yang juga merupakan tempat tinggal sekitar 3.000 keluarga, termasuk para petani. Wah! Bayangin setiap hari ada 900 hingga 1.300 truk yang datang ke Bantar Gebang.

Mereka membuang hingga 8.500 ton sampah perharinya. Iya, 7 hari dalam seminggu, 24 jam sehari. Makanya gunung ini menjadi besar sekali.

Gunung monster ini tingginya 50 meter. Dan kalau terus kita beri makan, pasti akan bertambah besar lagi. Jenis apa-apa sih yang disukai monster ini?

Oh semuanya, dari sisa sampah plastik, sampai sisa makanan, kasur, sofa, mainan yang rusak. Pokoknya semua yang dibuang oleh orang-orang deh. Wah banyak banget.

Diresa, gimana cara kita menjinekan monster ini? Terus bagaimana mengurangi tumpukan sampah ini? Lepaskan mereka!

Ya, tunggu. Kita akan tolong kalian. Aktifkan Super Ultimate Transpicker.

Semua sampai. Plastik harus di daun bulan. Kamu semua akan dibawa ke tempat daun bulan sampah.

Huh, hampir aja. Eww. Eww. Terima kasih.

Sama-sama. Oke, kita balik lagi ke pertanyaan sebelumnya. Kami ingin semua orang lebih memperhatikan sampah.

Banyak orang yang masih belum menyadari dampak... dari barang-barang yang mereka beli. Padahal, kalian dapat memulainya dari mengurangi sampah di rumah.

Bantu teman-teman kalian di bantar gebang dengan mengurangi pembelian barang-barang sekali pakai. Katakan tidak kepada penggunaan plastik yang berlebihan. Setiap orang harus membuang sampah sesuai dengan kategorinya agar bisa didaur ulang Terima kasih Resa dan teman-teman untuk pelajaran yang sangat penting kali ini Kami akan memberitahu orang-orang tentang monster gunung sampah Kita akan melawan monster itu bersama Terima kasih Ayo adik-adik, saatnya kita pulang Terima kasih, Resa dan teman-teman Sampah Sandi Sampah Sandi Ini sampahku, bukan sampahmu Ini sampahmu, bukan sampahku Bersama kita, gempa kita