Transcript for:
Besaran dan Sistem Satuan dalam Fisika

Piramida Agung Giza adalah salah satu keajaiban kuno yang masih ada sampai sekarang. Dibangun selama 20 tahun dengan 2 juta blok batu, sampai tingginya mencapai sekitar 146 meter. Tapi kalian tau gak sih, bangsa Mesir dulu pas lagi bikin piramid, belum kenal sama satuan meter.

Terus, mereka ngukur piramidanya pakai apa ya? Nah, ini nih yang menarik. Coba kalian bentangin tangan kalian kayak gini.

Jarak dari siku ke ujung jari terjauh kalian dikenal sebagai isilah satu kubit. Tulisannya sih cubit, tapi bukan cubit-cubitan ya. Bacanya kubit. Dan sekitar 4.000 tahun yang lalu, bangsa Mesir jadiin satu kubit ini sebagai satuan panjang mereka.

Wah, bisa ya piramid itu berjalan. padahal satu qubit masing-masing orang kan beda-beda. Nah, karena susah buat nyamain panjang suatu benda kalau pakai satuan kayak qubit, lahirlah satuan sistem internasional yang disepakati oleh seluruh negara di dunia.

Apa aja ya kira-kira satuannya? Yuk kita pelajari! Sebenarnya nggak cuma Mesir yang punya satuan sendiri.

Dulu, di Indonesia juga ada. Qubit itu kalau dibahasa Indonesia-in artinya hastal. Terus ada yang namanya satuan jengkal.

Panjang dari ujung jempol sampai kelingking kaki. Ada juga yang namanya depa, ukuran panjang dari ujung tangan kanan sampai tangan kiri kamu. Lain lagi di Inggris pada abad 12, ada satuan panjang yang namanya yard, yaitu jarak dari ujung hidung ke... ke ujung ibu jari pas tangan dibentangin. Lagi-lagi ukurannya dari bagian tubuh manusia ya, yang pasti beda-beda kan setiap orangnya.

Seiring dengan peradaban dan budaya manusia yang mulai berkembang, mulai ada hubungan antar negara untuk saling bertukar informasi, teknologi, jasa, dan perdagangan. Kita jadi butuh banget keseragaman satuan yang gak bisa ditawar-tawar lagi. Akhirnya, muncul gagasan buat bikin satu jenis satuan untuk besaran-besaran dalam ilmu pengetahuan alam dan teknologi.

Sekarang kita kenal sebagai Satuan Sistem Internasional atau SI yang diambil dari sistem satuan di Perancis setelah Revolusi Perancis pada tahun 1789. Besaran fisika adalah sesuatu yang bisa diukur dan dinyatakan dengan angka. Besaran yang paling dulu ditetapin dalam satuan SI adalah besaran-besaran dasar yang disebut sebagai besaran pokok. Totalnya ada tujuh. Ada panjang yang satuannya meter, masa satuannya kilogram, waktu satuannya detik, kuat arus listrik dengan satuan amper, suhu satuannya kelvin, jumlah zat satuannya mol, dan intensitas cahaya dengan satuan kandela. Tapi sebenarnya ada besaran-besaran lain yang biasa kalian ukur sehari-hari.

Kayak luas kamar kalian misalnya. Atau volume air yang kamu minum dari gelas. Nah, besaran-besaran selain dari 7 besaran pokok tadi disebut sebagai besaran turunan. Karena besaran ini didapat dari beberapa satuan besaran pokok yang digabungin.

Contohnya, luas adalah turunan dari besaran panjang. Karena rumus umum luas adalah panjang. panjang kali lebar berarti satuannya jadi meter di kali meter sama dengan meter kuadrat selain itu volume juga turunan dari besaran panjang karena rumusnya kan panjang kali lebar kali tinggi berarti satuannya jadi meter kali meter kali meter atau sama dengan meter pangkat tiga Nah sekarang gimana sama besaran kecepatan Coba kalian pause dulu video ini terus tentuin sendiri turunan sama satuannya hasil dari turunan dan satuannya akan jadi kayak gini.

Sama nggak kayak jawaban kamu? Oke lanjut. Besara fisika juga bisa dinyatakan dengan dimensi.

Yang dilambangkan oleh huruf-huruf tertentu di dalam sebuah kurung persegi kayak gini. Tapi dimensi itu buat apa sih? Di fisika, Fisika ada dua manfaat dari penggunaan dimensi.

Satu, kamu bisa pakai dimensi buat buktiin dua besaran fisika itu setara atau enggak. Misalnya kayak usaha sama energi kinetik. Mereka sama-sama punya satuan yang sama.

yang sama kan, yaitu Joule. Artinya, kedua besaran ini setara. Dan yang kedua, kamu bisa pakai dimensi buat nentuin satuan dari besaran turunan. Nah, pada tabel ini, ada dimensi untuk setiap besaran pokok yang ada di satuan SI. Buat besaran turunan, kamu tinggal turunin aja dari besaran pokok, terus diganti deh sama dimensi.

Misalnya, luas sama dengan panjang kali lebar. Dimensi untuk besaran panjang adalah L. Jadi dimensi untuk luas adalah L dikali L, atau L kuadrat.

Contoh lainnya ada kecepatan, rumusnya jarak per waktu. Dimensi untuk jarak adalah L, dan dimensi untuk waktu adalah T. Karena T-nya kita tarik ke atas, T-nya jadi pangkat minus 1. Jadi, dimensi untuk kecepatannya adalah LT pangkat minus 1. Setiap besaran pokok itu punya alat ukur buat ngukur nilainya. Keineraca buat ngukur besaran masa, dan stopwatch buat ngukur besaran waktu. Nah, di sini aku punya mistar.

Jangka sorong, sama mikrometer skrup. Ketiga alat ukur ini sebenarnya sama-sama buat ngukur besaran panjang. Tapi yang bikin beda adalah ketelitiannya. Semakin kecil ketelitiannya, maka semakin presisi hasil pengukurannya.

Yuk kita buktiin pake tiga alat ukur ini. Misalnya kamu mau ngukur tebel HP ini. Pertama-tama kita coba ukur pake mistar. Mister punya skala terkecil 0,1 cm atau 1 mm.

Cara mengukurnya tinggal tempelin aja sih Mister ke HP-nya. Hasilnya adalah 0,8 cm. Terus kita coba ukur pakai jaringan. jangka sorong. Jangka sorong punya dua skala, yaitu skala utama yang ada di atas sini dengan ketelitian 1 mm atau 0,1 cm dan skala nonius yang ada di bawah sini dengan ketelitian 0,1 cm.

1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil jangka sorong adalah 0,01 cm. Kalau pakai jangka sorong, kamu harus perhatiin kedua skalanya, pas lagi nentuin panjang suatu benda. Pertama-tama, perhatiin angka di skala utama yang berhimpitan dengan angka 0 pada skala nonius.

Kita anggap A. Terus kamu perhatiin garis keberapa di skala nonius yang berhimpitan sama garis di skala utama. Cari yang benar-benar sejajar ya Nah, garis itu yang bakal dikali sama skala terkecil jangka sorong, terus ditambahin sama hasil pengukuran dari skala utama.

Sekarang kita coba ukur HP-nya ya. Di skala utama, angka yang berdekatan sama angka 0 pada skala nonius adalah 0,8 cm. Terus garis di skala nonius yang berhimpitan sama garis pada skala utama adalah garis kelima.

Berarti hasil pengukuran HP ini adalah 0,8 cm ditambah 5 cm. dikali 0,01 cm, yaitu sama dengan 0,85 cm. Udah kelihatan kan bedanya antara mistar sama jangka sorong? Nah, sekarang kita coba bandingin sama hasil pengukuran pakai mikrometer skrup. Mikrometer skrup ini juga punya dua skala kayak jangka sorong.

Skala utama yang ini nih, skala terkecilnya adalah 0,5 mm. Dan skala nonius yang ada di selubung luar dengan skala terkecil 0,01 mm. paling kecil di antara dua alat ukur tadi. Cara nentuin hasil pengukurannya juga sama kayak jangka sorong.

Harus perhatiin kedua skalanya. Pertama-tama, perhatiin garis skala utama yang paling deket sama selubung luar. Terus, perhatiin garis mendatar di skala nonius yang berhimpitan sama garis mendatar di skala utama.

Sama kayak jangka sorong, angka yang berhimpitan di skala nonius itu dikali skala terkecil mikrometer sekrup. Abis itu, ditambah sama hasil pengukuran dari skala utama. Kalau kita coba ukur HP ini, bisa kalian lihat garis skala utama yang paling dekat ke selubung luar adalah 8,5 mm. Dan garis mendatar di skala nonius yang berhimpitan sama garis mendatar pada skala utama adalah 34. Berarti, hasil pengukuran HP pakai mikrometer skrup adalah 8,5 mm ditambah 34 x 0,01 mm, sama dengan 8,84 mm atau 0,884 cm. Kebuktikan, kalau semakin kecil ketelitian alat ukur, maka semakin presisi hasilnya.

Tapi sebagai makhluk yang tidak sempurna, kita pun nggak bisa bikin sesuatu yang sempurna, termasuk bikin alat ukur. Mau sehati-hati apapun, pasti ada aja kesalahan, baik dari kitanya atau alatnya. Artinya, kita nggak mungkin memperoleh hasil pengukuran yang benar-benar presisi. Makanya... Ada format yang berlaku untuk melaporin hasil pengukuran, yaitu hasil pengukuran atau X0 plus minus ketidakpastian alat ukur atau delta X.

Ketidakpastian yang biasa dipakai adalah ketidakpastian mutlak, yaitu setengah dari skala terkecil alat ukur. Misalnya di MISTAR, ketidakpastian mutlaknya adalah setengah dari 0,1 cm atau 0,05 cm. Ketidakpastian mutlak untuk jangka sorong adalah 0,005 cm. Dan untuk mikrometer sekrup, 0,0005 cm. Makin kecil ketidakpastian mutlaknya, makin akurat pengukurannya.

Oke teman-teman, di video kali ini kita udah bahas tentang besaran dalam fisika, mulai dari sejarah terbentuknya Satuan Sistem Internasional atau SI. Di dalam satuan SI tersebut, ada yang namanya besaran pokok, yang dilambangkan oleh dimensinya masih... masing-masing misalnya L untuk panjang dan M untuk masa dari besaran-besaran pokok tadi kita bisa dapat besaran turunan contohnya luas dengan dimensi L pangkat 2 dan kecepatan yang dimensinya L per T atau LT pangkat minus 1. Terakhir, kita juga belajar tentang 3 jenis alat ukur untuk besaran panjang, yaitu mistar, jangka sorong, dan mikrometer skrup. Kita juga belajar cara nentuin hasil pengukurannya.

Oke deh teman-teman, udah pada ngerti belum? Kalau masih rada-rada bingung, kalian bisa ngulang lagi materi video ini dengan cara klik timestamp di bawah video ini ya. Selamat belajar!

Bye-bye!