Kebaikan, Akhlak, dan Kebahagiaan

Jul 11, 2024

Kebaikan, Akhlak, dan Kebahagiaan

Taklukkan Dirimu

  • Taklukkan nafsu-nafsu rendah seperti keserakahan.
  • Pelajari dari pengalaman orang lain, kisah orang Saleh dan tercela.
  • Membiasakan baik itu sulit tapi membawa jiwa terlatih dan kebahagiaan.

Manfaat Kebaikan

  • Efek kebaikan seringkali lebih besar pada diri sendiri daripada orang lain.
  • Kebaikan bisa berupa rasa, empiris, atau kebaikan makulat (rasional).

Sebab Perbedaan Akhlak

  • Ibnu Miskawaih: akhlak berbeda karena empat faktor:
    1. Alamiah atau watak – bisa diubah melalui pembiasaan.
    2. Tradisi atau kebiasaan daerah.
    3. Ilmu – pengetahuan menentukan perilaku.
    4. Kesungguhan – pentingnya serius dalam belajar dan hidup.

Lima Komponen Kebahagiaan

  1. Kesehatan fisik.
  2. Kepemilikan harta.
  3. Kehormatan di kalangan orang terhormat.
  4. Kesuksesan dalam berbagai bidang.
  5. Pikiran lurus dan keyakinan sehat.

Manusia Ideal Menurut Ibnu Miskawaih

  • Ciri-ciri:
    • Rindu pada ilmu pengetahuan.
    • Jiwanya haus penyempurnaan.
    • Tingkat pengetahuannya sampai pada level kuliat (umum dan general).
    • Melalui Tafakur (membaca mikrokosmos diri) dan Tadabur (membaca makrokosmos alam).
  • Akhirnya: Aliman Taman – manusia pintar yang sempurna.

Relasi Cinta Ilahi

  • Memulai dengan cinta manusiawi dapat membawa ke Cinta Ilahi.
  • Cinta Ilahi adalah mencintai semua di bawah naungan ketuhanan.

Teori Jalan Tengah (Moderasi)

  • Kebaikan di tengah-tengah, tidak ekstrem.
  • Ifah, syajaah, dan hikmah adalah contoh jalan tengah di antara ekstrem kelebihan dan kekurangan.
  • Keseimbangan, keadilan, dan moralitas ada di tengah.

Sumber Perilaku Buruk

  • Kemarahan: ujub, sombong, cekcok, muzah.
  • Takut Mati: salah paham tentang kematian.
  • Kesedihan: berpisah dari yang dicintai atau gagal meraih tujuan.

Pembiasaan Kebaikan

  • Taklukkan diri, biasakan kebaikan, dan belajar dari orang lain.
  • Mempelajari kisah orang baik dan orang tercela untuk contoh.

Pentingnya Kerinduan pada Ilmu

  • Ilmu untuk kebutuhan tubuh (misalnya salat, puasa).
  • Ilmu untuk kebutuhan jiwa (agama, akidah).
  • Ilmu untuk interaksi sosial (hubungan dengan sesama manusia).

Kualifikasi Jiwa

  • Lebih suka hak dan kebenaran.
  • Berusaha mengendalikan diri.
  • Berpegang teguh pada syariat dan kebenaran.
  • Latih menjaga stabilitas jiwa.

Menghadirkan Oposisi

  • Melawan sifat buruk dengan sifat baik sebagai strategi oposisi.

Pesan Akhir

  • Selalu bersikap optimis dan percaya sepenuhnya kepada Allah.
  • Menjaga konsistensi dalam menjalankan akhlak yang baik.
  • Nikmatilah hidup dengan kesadaran penuh.