Terapi Tazkia
Pendahuluan
- Acara dimulai dengan sambutan dari pembicara yang menyambut peserta dan memberikan gambaran singkat tentang topik-topik yang akan dibahas
- Pembicara: Dr. Bagus Riyono, ahli dalam psikologi Islam
- Tujuannya adalah mempelajari tentang terapi Tazkia, terapi yang berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam
Sambutan Pembukaan
- Undangan meliputi pemimpin universitas, anggota fakultas, pembicara tamu, dan mahasiswa
- Presentasi mencakup doa pembukaan dan pembacaan Quran
- Tujuan pertemuan: berbagi pengetahuan tentang terapi Tazkia dan aplikasinya
Konsep Inti Terapi Tazkia
Definisi
- Tazkia dari bahasa Arab: memurnikan, tumbuh, berkembang
- Bertujuan tidak hanya untuk 'kedamaian batin' tetapi mencapai harmoni dengan Allah dan akhirat
Kerangka Teoretis
-
Teori Motivasi dan Perilaku Manusia: Berdasarkan fujur (kedurhakaan) dan taqwa (kesalehan)
- Manusia memiliki kedua kecenderungan tetapi harus berusaha untuk taqwa
- Konsep realisasi diri harus selaras dengan tujuan ilahi
-
Diagnostik Al-Qur'an (Maqasid Tashriya): Memahami perilaku dan kondisi manusia melalui tujuan Al-Qur'an
- Mendiagnosis kondisi kehidupan berdasarkan kebijakan ilahi
- Mencari keseimbangan, pertumbuhan pribadi, dan kedekatan dengan Allah
Tujuan Terapi Tazkia
- Memurnikan jiwa dari dosa dan gangguan psikologis
- Mendorong pertumbuhan pribadi yang terus-menerus dan pemulihan diri
- Menginspirasi pasien untuk mencari makna dan pemenuhan:
- Selaras dengan tujuan ilahi
- Mencari kedekatan dengan Allah
- Mempersiapkan diri untuk akhirat (akhirat)
Metodologi
- Campuran dari intervensi perilaku, kognitif, emosional, dan spiritual
- Pendekatan yang disesuaikan: teknik terapi yang selaras dengan kebutuhan individu klien
Aplikasi
- Berbasis Pengetahuan: Terapis harus memahami psikologi manusia dari sudut pandang Islam
- Empati dan Pemahaman: Terapis harus menggunakan empati untuk membimbing klien
- Memperkuat Kebebasan Berkehendak Klien: Memberdayakan klien untuk membuat pilihan
- Selaras dengan Makna yang Lebih Tinggi: Membimbing klien menuju tujuan hidup yang lebih besar
- Menanamkan Harapan: Menggunakan harapan sebagai dorongan motivasi
- Memperbaiki Titik Referensi (Jangkar): Memastikan nilai dan keyakinan klien selaras dengan tujuan ilahi
Poin Utama dalam Sesi Terapi Tazkia
- Penilaian yang Disesuaikan: Keadaan unik setiap klien menjadi panduan dalam proses terapi
- Komunikasi Empatik: Menggunakan empati untuk memahami perjuangan klien
- Integrasi dan Aplikabilitas: Menggabungkan prinsip dengan relevansi praktis sehari-hari
- Pendekatan Non-Otoriter: Membantu klien dalam penemuan diri dan pertumbuhan, bukan memaksakan metode
- Serbaguna dengan Klien Non-Muslim: Fokus pada nilai-nilai universal dan tujuan, bukan doktrin agama tertentu
Pengalaman Praktis
- Kisah pribadi tentang sesi terapi yang berhasil
- Tantangan dalam mempersiapkan hati dan pikiran klien untuk intervensi terapi
- Pemenuhan emosional dan spiritual sebagai inti dari kesejahteraan psikologis
Tanggapan dari Sesi Tanya Jawab
- Pelatihan dalam Terapi Tazkia: Tidak ada standar universal, berlaku untuk siapa saja dengan pengetahuan psikologi Islam
- Aplikasi untuk Klien Non-Muslim: Menggunakan nilai-nilai universal (misalnya, harapan, empati) untuk membimbing tanpa paksaan agama
- Memahami Cinta Diri: Menyelidiki asal-usul sekuler dan implikasinya sebelum mengintegrasikan ke dalam konsep Islam
Kesimpulan
- Reflektif: Terapi adalah perjalanan penemuan diri yang terus-menerus dan penyelarasan dengan tujuan ilahi
- Memberdayakan mahasiswa dan praktisi dengan pengetahuan dan pendekatan untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip Tazkia
- Menekankan pentingnya pembelajaran yang berkelanjutan dan aplikasi dalam kehidupan pribadi dan profesional
Ucapan Penutup dan Penutupan
- Terima kasih kepada pembicara dan peserta
- Dorongan untuk mengintegrasikan pembelajaran ke dalam praktik
- Doa penutup dan ucapan selamat
Catatan: Referensi khusus untuk wawasan akademis dan pengalaman yang disediakan oleh Dr. Bagus Riyono adalah elemen pendidikan utama sepanjang kuliah.