Transcript for:
Pengenalan Riset Aksi dalam Keperawatan

Selamat pagi, Assalamualaikum Wr. Wb. Saya Desi Wanda, salah satu pengajar di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dan saat ini saya menjadi anggota tim mata kuliah riset kualitatif. Topik yang akan saya sampaikan adalah action research atau dalam bahasa Indonesia saya pernah menemukan ada yang menggunakan istilah riset aksi atau riset tindakan.

Action research ini digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam melakukan riset kualitatif. Topik yang akan saya bahas adalah yang pertama definisi dan tujuan dari action research, kemudian riwayat action research, bentuk-bentuk action research, posisi peneliti di dalam action research, karakteristik action research, dan siklus action research. Baiklah kita mulai dari Yang pertama yaitu definisi dan tujuan dari Action Research.

Saya berikan di sini definisi yang cukup luas yang mencakup semua hal-hal penting dalam Action Research berdasarkan Waterman et al. 2001. Berdasarkan Waterman et al. 2001, Action Research adalah suatu periode pencarian jawaban terhadap sesuatu yang nantinya akan mendeskripsikan menginterpretasikan dan menjelaskan situasi sosial dan di saat yang sama perubahan akan dilakukan dalam bentuk intervensi yang bertujuan untuk perbaikan atau pelibatan partisipan di dalam perubahan itu sendiri. Action research ini sifatnya problem focus, jadi memang betul-betul berfokus pada satu masalah yang muncul pada partisipan. Kemudian konteks spesifik yang maksudnya adalah berfokus pada situasi yang ditemukan pada lahan atau tempat penelitian.

Dan future orientated yang artinya bahwa orientasinya adalah ke depan atau masa depan karena perubahan atau perbaikan yang dilakukan dalam proses penelitian ini. Action research adalah... Suatu aktivitas berkelompok, jadi tidak mungkin dilakukan oleh satu orang, yang mementingkan hubungan antara peneliti dan partisipan. Jadi hubungan antara partisipan dan peneliti ini menjadi dasar dalam satu action research, di mana semua yang terlibat akan bertanggung jawab atau akan berkontribusi terhadap proses perubahan yang Proses pelibatan ini memberdayakan semua komponen yang terlibat di dalam penelitian termasuk peneliti dan partisipannya yang akan menggunakan pendekatan yang dinamis saat melakukan identifikasi masalah, perencanaan, kemudian tindakan yang akan dilakukan dan evaluasinya.

Keempat hal ini saling terhubung dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Kemudian pengetahuan yang didapat dari proses action research ini dicapai melalui refleksi dan proses penelitiannya sendiri. Melalui pengumpulan data menggunakan metode kualitatif dan bisa juga dengan metode atau pendekatan kuantitatif. Teori yang dihasilkan dari external research ini setelah dihasilkan bisa diperbaiki kembali kemudian diulang kembali, diuji coba lagi dan akhirnya akan menghasilkan suatu teori yang dihasilkan atau telah melalui siklus atau proses yang tadi akan berlangsung terus menerus mulai dari problem identification, planning, action, dan evaluasi.

Selanjutnya adalah tujuan dari action research. Ada empat hal yang dipercaya oleh action researcher, para peneliti action research, yang mendasari mengapa perlu dilakukannya action research. Yang pertama adalah action research bisa memfasilitasi kondisi di mana para praktisi bisa memahami dan mengembangkan strategi-strategi dalam prakteknya.

yang dilakukan dari dalam, from within the practice tradition. Jadi dari dalam praktek itu sendiri, yaitu orang-orang yang terlibat dalam praktek itu sendiri. Yang nantinya akan menginformasi kembali ke mereka apa yang sebenarnya terjadi, apa yang harus dilakukan, perubahan apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki situasi saat ini. Lalu yang kedua, action research dipercaya bisa memfasilitasi praktisi untuk berbicara dengan bahasa yang sama dengan penelitinya. Jadi peneliti dan para partisipan mempunyai bahasa yang sama, pemahaman yang sama terhadap masalah yang sedang dihadapi dan perbaikan apa yang harus dilakukan terkait dengan masalah tersebut.

Yang ketiga, external research dipercaya bisa memfasilitasi praktisi untuk berpartisipasi di dalam, in and develop the forms. Jadi berpartisipasi di dalam dan sekaligus mengembangkan bentuk-bentuk aksi atau tindakan dan sekaligus interaksi di dalam di mana praktik itu dikerjakan. Jadi antara peneliti dan partisipan itu memang semuanya harus berkontribusi terhadap. proses penelitian yang sedang terjadi yang tujuannya adalah untuk memperbaiki lingkungan sosial.

Selanjutnya, action research juga dipercaya bisa memfasilitasi praktisi untuk berpartisipasi dan mengembangkan komunitasnya melalui praktik yang sedang dikerjakan. Jadi tadi setelah berpartisipasi di dalam... kemudian selanjutnya adalah berpartisipasi untuk memperbaiki yang lebih luas yaitu komunitasnya.

Empat hal inilah yang dipercaya bisa menjadi landasan mengapa action research itu perlu dilakukan. Selanjutnya saya akan jelaskan mengenai riwayat dari action research secara singkat. Jadi dimulai dari Kurt Lewin yang waktu itu tahun 1940-an. Memulai action research ini dengan tujuan untuk membantu para pekerja mengidentifikasi situasi praktiknya saat itu, kemudian mengidentifikasi hambatan-hambatan dan beberapa alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan yang mereka temukan saat itu. Topik yang waktu itu hangat dibicarakan adalah terkait dengan minoritas di dalam pekerjaan.

Kurt Lewin waktu itu menginisiasi penelitian yang memang dimulai dari lingkungan kerjanya sendiri. Kemudian di tahun 1950-an, Stephen Corey mulai melakukan action research di area pendidikan. Jadi, Corey percaya bahwa seharusnya yang bertanggung jawab terhadap proses pendidikan itu adalah guru-gurunya sendiri.

yang harusnya guru-guru itu juga yang bisa menemukan atau memperbaiki situasi praktiknya. Sehingga tadi bahwa from within, external research itu harus dimulai from within dari orangnya sendiri yang bisa mengidentifikasi masalahnya. Selanjutnya, Gary Rolf di tahun 1990-an memulai external research di area keperawatan yang tujuannya untuk untuk memberikan dukungan terhadap perbaikan praktek yang dapat dilakukan secara terus menerus dan responsif oleh praktisi-praktisi yang ada. Jadi, tiga ahli ini yang dianggap berpengaruh atau memberikan pandangan-pandangan terhadap action research yang ada saat ini.

Selanjutnya, saya akan sampaikan mengenai bentuk-bentuk dari action research. Tabel ini saya buat berdasarkan tinjauan literatur yang sudah saya lakukan terkait dengan action research. Jadi, ada empat bentuk dari action research.

Yang pertama itu technical action research, practical action research, emancipatory action research, dan transformational action research. Untuk mahasiswa, ini hanya sebatas. tambahan pengetahuan saja bahwa action research itu ada berbagai teori bahkan ada juga yang menyebutkan yang namanya participatory action research atau ada istilah-istilah atau terminologi lain dari action research saya coba bahas satu yaitu terkait dengan technical action research jadi untuk tipe atau bentuk technical action research ini tujuan dari dilakukannya action research berkaitan dengan efek keefektifan dan efisiensi, efektivitas dan efisiensi dari suatu praktik. Tujuannya adalah untuk memperbaiki praktik yang ada melalui keahlian yang secara praktikal dari partisipan. Jadi makanya tadi technical, practical itu adalah terminologi yang sama, yang lebih teknis seperti itu.

Siapa yang melakukan action research-nya? Untuk technical action research, biasanya penelitian ini dilakukan oleh seorang peneliti yang dianggap sudah ahli di dalam area tersebut. Sehingga peneliti ini bisa bersama dengan partisipan memberikan masukan atau memperbaiki praktik saat itu yang lebih ke arah praktikalnya, lebih ke arah teknis.

Lalu siapa yang dianggap memiliki action research ini dianggap lebih berkontribusi atau lebih bertanggung jawab terhadap action research. Jadi pada technical action research, partisipan itu menjadi subjek dari penelitian. Berbeda nanti dengan beberapa bentuk action research yang lain, misalnya emancipatory action research, partisipan menjadi co-researcher dari penelitian tersebut.

Dan pada transformational extant research, peneliti dan partisipan saling tergantung dalam proses penelitiannya. Jadi ini adalah bentuk-bentuk extant research yang ada saat ini. Dan yang terakhir ini yang transformational extant research ini saya temukan ada beberapa artikel. yang memberikan informasi bahwa bentuk terbaru dari X-Research yang sudah berkembang saat ini adalah bentuk transformational X-Research.

Kita lanjut ke poin yang keempat yaitu posisi X-Research di dalam penelitian tersebut. Ada tiga peran peneliti X-Research di dalam satu penelitian X-Research, yaitu sebagai peneliti, sebagai change agent, agen pengubah, dan sebagai fasilitator. Jadi dalam satu penelitian itu, seorang peneliti action research akan berganti peran menyesuaikan dengan tahapan dari siklus action research yang sedang terjadi saat itu. Berdasarkan Leng et al. tahun 2010, seorang peneliti insider, Action researcher itu dianggap sebagai insider karena berdasarkan prinsip yang sudah kita bahas pertama tadi bahwa sebaiknya action research itu dimulai dari from within, jadi dimulai dari dalam sehingga biasanya yang melakukan action research itu adalah para praktisi itu sendiri dan kita sebutnya sebagai an insider researcher.

Jadi sebagai seorang insider researcher. ada beberapa manfaat yang bisa didapat. Yang pertama adalah kita akan mendapatkan kemudahan, lebih mudah mendapatkan data karena kita orang dalam, jadi kita lebih mudah mengakses datanya.

Kemudian lebih mudah memahami konteks karena kita memang sudah ada di dalam, jadi kita lebih paham apa yang terjadi saat itu. Dan pemahaman ini akan membuat kita lebih mudah untuk memulai engagement atau hubungan dengan partisipan yang ada saat itu di tempat penelitian kita. Dan yang terakhir adalah akan lebih mudah atau akan lebih meningkat pengaruh atau dampak yang bisa kita berikan kepada partisipan karena kita faham betul. Sebagai seorang peneliti action research, kita paham betul bahwa apa yang terjadi saat itu dan apa yang harus diubah untuk membuat situasi menjadi lebih baik. Jadi tiga posisi ini yang nanti harus bisa dilakukan oleh seorang peneliti action research tergantung dari siklus mana yang saat itu sedang terjadi.

Selanjutnya adalah mengenai karakteristik dari action research. Hal ini sudah dibahas beberapa dari mulai definisi tadi bahwa karakteristik-karakteristik penting itu yang terkait dengan action research ada di dalam definisi tadi. Jadi karakteristik penting yang pertama dalam action research adalah participatory character. Saya sudah sampaikan berulang kali bahwa dalam action research, Partisipan dan peneliti itu memiliki tanggung jawab yang sama untuk melakukan suatu perubahan.

Jadi harus ada keterlibatan dari partisipan dalam proses action research. Dan ini disebut dengan participatory character. Lalu yang kedua adalah democratic impulse. Jadi disampaikan di sini bahwa kedudukan antara...

Peneliti dan partisipan itu sama, jadi tidak ada seseorang yang lebih hebat atau lebih baik dari seseorang yang lain. Para partisipan bisa memberikan masukan kepada peneliti dan peneliti harus mendengarkan apa yang disampaikan oleh para partisipan. Dan hal ini disebut dengan democratic impulse.

Selanjutnya, action research. dianggap bisa menjembatani gap antara teori dan praktis. Dan ini disebut dengan simultaneous contribution to social science dari sisi knowledge dan social change dari sisi praktis. Selama ini seringkali disebut bahwa hasil penelitian itu hanya bersifat teori saja, tidak terlalu berpengaruh terhadap praktik.

Nah, pada Ex-Sense Research, karena... atau penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki praktik yang ada, maka dianggap bisa menjebatani antara teori yang dihasilkan dari suatu proses penelitian yang nantinya akan langsung diimplementasikan di dalam praktik partisipannya. Jadi tiga hal inilah yang menjadi karakteristik kunci dalam action research. Yang pertama tadi partisipatori, kemudian yang kedua demokratik, dan yang ketiga adalah Simultaneous contribution dari teori dan praktik. Yang terakhir yang akan saya bahas adalah mengenai siklus dari action research.

Saya senang menggunakan action research-nya Chemist and MacTaggert tahun 1988. Jadi beliau-beliau ini menyebutkan ada yang namanya action research spiral. yang terdiri dari empat tahapan dimulai dari plan, action, observe, dan reflect. Pada tahap plan, merencanakan biasanya peneliti akan mengidentifikasi masalah yang bisa diperbaiki dengan suatu aksi atau suatu tindakan. Kemudian pada tahap action, semua rencana yang sudah dipikirkan, yang sudah direncanakan itu harus diimplementasikan.

Lalu ada tahapan observe, jadi observasi akan dilakukan selama proses implementasi dari aksi yang sudah direncanakan sebelumnya dan bagaimana dampaknya atau efeknya pada partisipan dan pada praktik yang sedang terjadi. Dan tahapan yang keempat yaitu reflect, di mana partisipan dan peneliti akan bersama-sama melakukan refleksi secara kritik. terhadap proses penelitian yang sudah berlangsung mulai dari plan, action, observe. Nah, karena tadi disebutkan bahwa action research ini bentuknya adalah siklus, setelah tahapan refleks dilakukan, maka selanjutnya peneliti dan partisipan akan replan, akan merencanakan kembali apa saja yang harus dilakukan selanjutnya berdasarkan refleksi yang sudah. dikerjakan dan rencana-rencana itu akan kembali dilakukan pada tahap action kemudian ada tahap observe, reflect kemudian lanjut lagi replan action observe dan begitu seterusnya sehingga tujuan akhir dari action research ini adalah perbaikan dari situasi sosial atau situasi yang saat ini dapat tercapai.

Saya akan berikan satu contoh mengenai Satu penelitian action research yang saya kerjakan, yaitu the development of a clinical reflective practice model for pediatric nursing specialist students in Indonesia using an action research approach. Ini adalah judul dari disertasi saya. Dalam penelitian saya waktu itu, saya menggunakan dua siklus action research. Di siklus yang pertama, di tahapan plan, saya melakukan...

kegiatan untuk mulai melibatkan para pembimbing klinik untuk mengembangkan model yang berfokus pada reflective practice atau praktik reflektif. Lalu saya juga mulai melibatkan diri dengan mahasiswa-mahasiswa yang menjadi partisipan saya yang nantinya akan saya minta untuk mengimplementasikan atau terlibat dalam model yang sudah saya kembangkan. Model yang saya kembangkan itu namanya The CRP Model.

Jadi CRP itu Clinical Reflective Practice Model. Lalu di tahap action, beberapa persiapan saya lakukan dengan pembimbing klinik dan mahasiswa mulai dari penjelasan model, kemudian mulai dari apa-apa yang harus dilakukan selama praktik. Kemudian apa peran mahasiswa, apa peran pembimbing klinik, dan seterusnya. Lalu tahapan implementasi saya lakukan selama kurang lebih 4 bulan waktu itu.

Dan saya melakukan observasi pada interaksi mahasiswa dan pembimbing kliniknya selama mereka melakukan praktek klinik. Lalu di tahapan keempat, saya melakukan sesi refleksi melalui FGD dan in-depth interview pada mahasiswa dan pembimbing klinik. Dari hasil refleksi yang saya lakukan, saya merevisi model, jadi ada beberapa yang saya revisi, kemudian revisi itu saya sampaikan dan saya diskusikan kepada pembimbing klinik. Lalu kami sepakat bahwa revisinya sudah cukup, sehingga model yang terbaru itu, revised CRP model ini, Kembali diimplementasikan ke mahasiswa selama periode waktu 3 bulan, lalu saya observasi mahasiswa dan pembimbing klinik selama mereka melakukan praktek klinik, dan diakhiri dengan critical discussion dengan pembimbing klinik dan mahasiswa untuk mengevaluasi keseluruhan model yang sudah diimplementasikan. Jadi itu yang saya lakukan dalam penelitian saya, action research, dan memang terasa sekali bedanya bahwa pada penelitian ini ada kesetaraan posisi antara saya dan partisipan.

Jadi ini yang tadi disebut dengan demokratik tadi bahwa tidak ada, kadang-kadang di model-model penelitian lain peneliti itu berada pada... sisi yang lebih atas karena sifatnya memberikan instruksi kepada partisipan tapi pada action research tidak terjadi seperti itu saya tutup kuliah ini dengan memberikan satu kalimat action research is a new way to solve a problem through systematic process in real situation Memang action research ini harusnya berada pada situasi yang nyata karena identifikasi masalah itu berasal dari partisipannya sendiri. Demikian dari saya, kalau misalnya ada pertanyaan silahkan sampaikan di kolom diskusi di emas.

Terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.