Salam dan bahagia Ibu dan Bapak Guru. Dalam pembelajaran, Ibu dan Bapak Guru tentu menggunakan berbagai metode untuk menyampaikan materi dan untuk mengembangkan kompetensi para murid. Tapi, pernahkah Ibu dan Bapak menghadapi situasi di mana para murid menguasai materi ajar dengan baik, namun masih mengalami kendala dalam menggunakannya secara kontekstual dalam memecahkan masalah sehari-hari?
Mari! Kita ikuti percakapan para ibu dan bapak guru berikut ini. Tahun ajaran baru sudah diambang pintu. Pak Arief dan Butri sudah mempersiapkan program pembelajaran seperti apa? Saya penasaran.
Biasanya Pak Arief dan Butri sering punya inovasi baru yang menarik dan efektif mengembangkan kemampuan para... Sebenarnya saya sedang punya pertanyaan besar. Apakah yang saya ajarkan sekarang akan bermanfaat bagi para murid kelak?
Mengingat begitu cepat dan pesatnya perubahan di dunia saat ini. Betul Pak, murid-murid perlu... menumbuhkan kompetensi dan karakter yang dibutuhkan di abad 21 ini.
Keterampilan-keterampilan ini akan mendukung mereka dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Ah ya, ya. Saya pernah baca tentang keterampilan abad 21. Cakupannya luas juga.
Tidak hanya keterampilan berpikir kritis dan literasi, tapi juga keterampilan sosial. Keterampilan kognitif bukanlah yang utama, tapi jadi komponen. betul pak bahkan menariknya dulu Ki Hajar Dewantara merangkumnya sebagai keseimbangan pendidikan ada olah pikir, olah rasa, olah karsah, dan olah raga keempatnya sama penting dan erat berkaitan perlu ditumbuhkan bersamaan agar murid bisa berkembang dengan utuh Ki Hajar Dewantara juga menekankan bahwa mempelajari pengetahuan saja tidak cukup pelajar perlu menggunakan pengetahuan tersebut dalam kehidupannya di mana mereka dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Sebagai guru, apa yang bisa kita lakukan agar program pembelajaran kelas kita bisa membangun kompetensi dan karakter tersebut ya, Bu? Saya sedang belajar tentang proyek penguatan profil pelajar Pancasila nih, Pak. Program apa itu, Bu? Saya rasa program ini menarik. Kita dapat mengajak murid untuk belajar melalui proyek dengan tema dan isu yang beragam, sehingga murid-murid dapat mengembangkan keterampilan.
dan kompetensi abad 21 seperti yang kita bicarakan tadi. Karena sebenarnya sudah lama saya juga ada pertanyaan, kompetensi murid seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia? Berarti program projek ini membantu murid-murid kita untuk menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai mileniali Pancasila ya?
Betul Pak, sesuai dengan tujuan profil pelajar Indonesia yang ingin dibentuk. Profil Pelajar Indonesia Pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila ini akan mencakup 6 kompetensi dasar yang dirumuskan sebagai dimensi kunci.
Masing-masing dimensi berkaitan erat dan saling menguatkan. Dalam pelaksanaannya, ke-6 dimensi ini dikembangkan bersamaan tidak pasial. Apa saja dimensi yang ada dalam profil pelajar Pancasila? 1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berahlak mulia. 2. Berpengalaman.
Berkebinekaan global, 3. Bergotong royong, 4. Mandiri, 5. Bernalar kritis, 6. Kreatif. Wah, kelihatan ya. Keenam dimensi di atas menunjukkan bahwa profil pelajar Pancasila ini tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif, tapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri bangsa Indonesia sekaligus warga dunia. Para murid pun akan membangun kemampuan berpikir dan bertindak konstek. untuk memecahkan masalah.
Lalu, bagaimana bentuk pelaksanaan program ini? Bentuk kegiatan pembelajaran adalah projek atau disebutnya projek penguatan profil pelajar Pancasila. Dalam praktiknya, projek ini merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya.
Kalau begitu, projek ini disen agar murid dapat melakukan investigasi, memecahkan masalah. Dan mengambil keputusan ya Bu? Berarti murid juga bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan untuk menghasilkan produk dan atau aksi ya? Betul Pak, sudah lebih kebayang ya Pak?
adalah serangkaian kegiatan dengan cara menelaah suatu tema yang menantang konteksnya. Wah, menarik banget Bu. Projek ini menjadi bagian intrakurikuler atau ekstrakurikuler Bu?
Tidak kedua-duanya Pak. Kegiatan projek merupakan program terpisah dari intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Nantinya, projek penguatan profil pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek atau project-based learning yang berbeda dengan projek-based learning. dengan pembelajaran berbasis projek dalam program intrakurikuler di dalam kelas. Projek penguatan profil pelajar Pancasila memberikan kesempatan bagi para pendidik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar.
Benar tadi kata Butri mengenai karakteristik projek penguatan profil pelajar Pancasila. Struktur belajarnya fleksibel berarti, murid dapat belajar di mana saja. sesuai kebutuhan dan kondisi di sekitarnya.
Seperti di perkebunan atau di pasar, bersama narasumber yang berkompeten. Murid berinteraksi langsung dan melihat secara nyata keadaan lingkungan yang ada, mengobrol dengan orang-orang yang terkait di dalamnya, dan mendapatkan gambaran utuh situasi yang terjadi. Wah, murid-murid saya akan senang dengan pendekatan pembelajaran berbasis proyek ini.
Mereka akan mendapatkan banyak pengalaman. kontekstual yang mendorong mereka untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara mandiri dan utuh. Tidak sekedar menghafal konsep dan teori. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam merancang proyek-proyek ini, Bu?
Ada beberapa prinsip yang perlu kita sebagai guru perhatikan dalam merancang proyek, yaitu pertama holistik, kedua kontekstual, ketiga berpusat pada peserta didik, keempat ekspresi. Apa yang dimaksudkan dalam setiap prinsip itu, Bu? Holistik artinya memandang segala sesuatu secara utuh dan menyeluruh.
Kalau konteksual, berarti kegiatan pembelajaran didasarkan pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip berpusat pada peserta didik berarti skema pembelajaran dirancang agar peserta didik terdorong untuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri. Kita para guru berperan sebagai fasilitas.
fasilitator pembelajaran. Yang terakhir, eksploratif. Hal ini berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi proses inquiry dan pengembangan diri. Acun jempol, ringkas dan jelas, Butri. Nah, ini pertanyaan penting, Bu.
Bagaimana kita mengaturkan waktu untuk projek-projek ini? Untuk waktu projek, ada panduan sesuai fase tahapan perkembangan yang akan sangat membantu kita dalam merancang dan melaksanakan projek. Projek penguatan profil pelajar Pancasila adalah kolaborasi antar guru lintas disiplin ilmu.
Kita bisa memikirkan bersama alur projek berdasarkan tema dan menentukan capaian pembelajaran tiap fase perkembangan. Kita tidak usah pusing-singin memikirkannya ya. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing ya. Setuju.
Dan kita bisa belajar bersama-sama. Makin seru kalau kolaborasinya seperti ini. Terima kasih. Penguatan profil Pancasila merupakan pendekatan pembelajaran yang secara khusus dirancang untuk memberikan pengalaman yang membangun kemampuan para murid.
Untuk menggunakan berbagai pengetahuan dan wawasan secara konteksual. Setelah menyimak pembicaraan para guru tadi, hal apa saja yang ingin ibu dan bapak guru dalami lagi. Sehingga dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan profil pelajar Pancasila. Kita akan belajar.
dan terdalam semua hal yang berkaitan dengan proyek penguatan profil pelajar Pancasila pada materi-materi selanjutnya ya. Salam dan bahagia.