Transcript for:
Konservasi dan Perjuangan Desa Sumberjo

Sa pejo pejone wong seng lali, ise pejo wong kang eling lan waspodo. Peribahasa Jawa tersebut sangat tepat untuk menggabarkan perjuangan masyarakat desa Sumberjo dalam menjaga kelestarian alam dan mata air di desanya. Nama Sumber Rejo sendiri berasal dari kata sumber dan rejo yang bermakna ramai.

Pemberian nama tersebut berdasar kondisi alam, di mana terdapat 13 sumber atau mata air di desa tersebut. Memasuki wilayah desa Sumber Rejo, suasana asrinan hijau menjadi pemandangan yang memanjakan mata. Beberapa obyek wisata air seperti telaga rowo semakin membuat kita betah berlama-lama di Sumber Rejo. Namun ternyata kekayaan dan keindahan alam di desa Sumberjo lebih dari sekadar bejo atau keberuntungan semata.

Mata air yang mengalir dan mencukupi kebutuhan seluruh warga dan daerah sekitarnya tidak begitu saja ada dan langsung memancarkan air dengan tiba-tiba. Apa yang dirasakan oleh warga Sumberjo saat ini adalah hasil penanaman yang dimulai setengah abad yang lalu dan terus dilakukan setiap tahunnya sampai sekarang. Sebelum penanaman dimulai pada tahun 1977, kondisi alam di desa Sumberjo sempat kritis, gundul, dan kekeringan.

Bahkan Telogorowo juga sempat mengalami kondisi kering sampai ke dasar telagar. Salah satu saksi dan pelaku sejarah tersebut adalah Bapak Sutanto. Di masa kecilnya, beliau membantu ayahnya melakukan penanaman bermacam jenis pepohonan dalam rangka penghijauan dan konservasi alam desa Sumberjo.

Untuk tahun 1975, ini ada gerakan Karangkitri dari Kepala Desa yang saat itu dikepalai oleh Bapak Sugito. Karangkitri apinya? Karang itu kemungkinan tempatnya kan berbatuan di desa Sumber Jawa ini berbatuan, kemudian kitri itu tanaman kayu-kayuan.

Sehingga karang kitri atau tanaman kayu-kayuan itu sangat cocok untuk berbatuan. pembangunan di lahan yang kritis di Desa Sumerjo ini. Pada saat itu, tahun 1975 itu sangat mengenaskan karena kelihatannya cuma batu dan semak-semak. Nah inilah pemerintah Desa Sumerjo berpikir untuk menggerakkan masyarakat di bidang pembangunan atau menghijaukan kembali lahan kritis. Kemudian ada impres penghijauan namanya.

Nah tadi... Jadi semua lahan kritis, semua lahan yang tandus ini harus ditanami tanaman kayu-kayuan. Pada saat itu yang cocok hanya tanaman kayu-kayuan di Kisah Kumpul Jawa ini.

Itulah keberhasilan dari beberapa program dari pemerintah saat itu. Dan ternyata dari tahun ke tahun berdampak juga dari segi ekologi, juga segi sosial ekonomi. Terima kasih.

Satu contoh, segi ekologi. Ini berdampak pada kelestarian sumber air yang ada. Yang saya tahu di beda sumber air ini ada 13 mata air, ini ternyata debitnya bertambah.

Yang dulunya kecil, setelah penyelidikan berhasil, ini debitnya bertambah. Ini segi ekologi yang saya tahu, karena saya sudah dari awal mengetahui bahwa dulu itu sebelum ada perhubungan itu ya, sumber airnya sangat kecil. Apa yang dahulu diperjuangkan dan diwariskan oleh para pendahulu, juga dijaga kelestariannya oleh pemerintah desa dan masyarakat dengan kesadaran individu yang tinggi. Warga rutin melakukan penanaman untuk tetap mempertahankan sumber air yang menjadi sumber penghidupan mereka. Salah satunya adalah memanfaatkan bibit gratis dari persemaian permanen BP Das HL Solo dan juga bibit tanaman produktif seperti buah-buahan untuk menambah komoditas bernilai ekonomis.

Bahkan sumber air yang ada di Desa Sumber Ejo juga dikelola dengan baik dan bijak melalui PAM Desa sehingga air bersih untuk masyarakat tetap tercukupi dan desa bisa memberikan bagi hasil keuntungan untuk kegiatan konservasi alam. Air yang ada bisa mencukupi kegiatan usaha masyarakat di bidang pertanian dan peternakan, bahkan menjadi tempat wisata air yang terkenal, yakni Telogorowo. Kebutuhan masyarakat bisa diperlukan Dengan adanya hutan bisa jalan, tetapi dari sisi keseimbangan lingkungan, dari lingkungannya bisa terjaga dengan adanya penanaman kembali.

Hutan bisa muncul secara kesadaran sendiri oleh masyarakat. Kedeta Sunda Jogja Yang mana dari hasil tersebut Pertama bisa menumbuhkan Mata air Yang dikelola oleh PDAM Kabupaten Wonogi Yang kedua adalah PAM Desa atau BP PAM yang dikelola oleh badan usaha milik desa di Desa Sumberjo. Keberadaan potensi di Desa Sumberjo dengan adanya keberadaan hutan rakyat dapat menimbulkan juga yang namanya Telogorowo ini. Telogorowo salah satu potensi ikon Desa Sumberjo yang saat ini akan dijadikan maskot Desa Sumberjo yaitu dengan adanya desa-desa pemerintah desa juga bekerjasama dengan BP Dasolo kami mengajukan beberapa usulan untuk pertama pada waktu lalu yaitu dengan adanya KPR yang kedua bantuan tanaman produktif yang kami bagikan pada masyarakat yang saat ini bisa dimanfaatkan atau bermanfaat dari sisi penambahan ekonomi dengan adanya tanaman produktif tersebut.

Masyarakat desa Sumberjo meyakini bahwa sumber air yang diwariskan oleh para pendahulu haruslah dijaga keberadaannya. Supaya kelak, anak cucu mereka tidak mendapatkan warisan berupa air mata, melainkan mendapatkan warisan mata air yang sama melimpahnya dengan yang sekarang dinikmati warga desa Sumberjo.