Manusia hayawan itu hidupnya di An-Nas'ah Ad-Dunyawiyah Formasi Dunyawi Sementara insan kamil hidupnya di An-Nas'ah Al-Ukhrawiyah Ada insan kamil, ada insan hayawan, manusia sempurna, manusia hewan. Kenapa disebut manusia hewan? Manusia hewan itu manusia yang kehilangan kemanusiaannya. Posisinya persis kayak hewan, hanya beda jenis.
Beda diferensia kalau katanya Ibnu Arabi. Kan hewan itu macem-macem, ada kutub. ada ayam, ada kambing, dan ada manusia.
Makanya para filosof beberapa kan mendefinisikan manusia itu al-hayawan, al-natik. Ketika kehilangan natiknya, dia jadi hewan. Cuma kalau di sufi seperti Ibnuu Arabi, parameternya bukan mikir atau tidak mikir, tapi bebas dari nafsu, bebas dari kegelapan atau tidak.
Kalau dia tidak bebas dari nafsunya, dari ambisi duniawinya, maka dia insan hayawan. Kalau dia masih terikat oleh dunia, kalau dunia sangat mempengaruhi hidupnya, dunia adalah variable yang tidak terpisahkan dari hidupnya, maka dia manusia hayawan. Jadi, manusia hayawan itu hidupnya di an-nash'ah ad-dunyawiyah.
Formasi duniawi Sementara insan kamil hidupnya di An-Nas'ah al-Ukhrawiyah Jadi formasi hidupmu itu Coba kamu cermati sendiri Kamu ada di formasi duniawi Atau formasi ukhrawi Kamu sendiri yang bisa ngukur Yang kamu lakukan tiap hari, bangun jam berapa Ngapain aja jam segini, ngapain dalam seminggu ini sudah melakukan apa saja, sebulan ini yang kamu lakukan apa, setahun ini kamu lakukan apa, akan kelihatan formasinya. Oh, spiritualitasnya bagus, itu formasinya ukrawi. Tapi, ah ini setahun ini cuma mikir yang tidak penting-penting semua.
Cuma mikir kos-kosan, mikir angkringan, mikir... Berarti itu formasinya, formasi duniawi. Hai tinggal kamu kamu lihat informasi itu kan menentukan sukses tidaknya kayak sepak bola itu kan 43 43 442 apa 10-1 apa akan kayak gimana loy kan ada kan yang 10-1 kalau balan-balan merasa kalahkan terus 10 pemain dijadiin back dikasih satu dokter di depan kan kayaknya 10-1 kan itu ya orang nyebutnya parkir base itu kan strategi 10 CG kadang-kadang 11 kosong jadi ini buri kuafi karena khawatir kalah Nah itu formasi duniawi formasi ukrawi yang panjang dari Ibnuu Arabi tentang insan kamil jadi insan kamil adalah manusia yang sempurna baik jasmaninya atau rohaninya sempurna jasmaninya berarti dia sempurna mengembang tugas memelihara alam semesta sebagai khalifah dan sempurna ruhaninya berarti dia memanifestasikan diri sebagai cerminnya Allah secara utuh kalau dia ngomong, yang ngomong Allah kalau dia jalan, yang jalan Allah takhol lakbi ahlakilah dan yang sejenis itu dialah insan kamil jadi ruhaninya adalah Allah Dan jasmaninya adalah alam semesta Karena manusia adalah mikrokosmos Itulah insan kami Yang bisa kayak gini katanya Ibnu Arabi Para nabi, para rasul, para wali, para sufi Atau orang-orang tertentu yang diberi anugerah oleh Allah Ya memang agak panjang kita untuk jadi insan kami Nanti konsepnya Ibnuu Arabi akan disempurnakan oleh Al-Jili Dan Al-Jili nanti menginspirasi Iqbal Semoga kita nanti ada sesi untuk ketemu Iqbal Ketika ngomong filzahat Islam yang era modern Karena Iqbal termasuk pengagumnya Ibnuu Arabi Beberapa...
Filosof Muslim modern Iqbal Abdo itu termasuk yang pengagumnya Ibnu Arabi Nah, cirinya apa sih insan kamil itu? Kalau Ibnu Arabi menyebut yang jelas orang yang jadi insan kamil Dia ngerti apa enggak, diakui apa enggak, maka dia adalah seorang wali sufi Ciri pertama adalah orang yang menjadikan Allah sebagai pelindung Berarti insan kamil tidak pernah minta-minta Tidak pernah minta tolong pada siapapun atau apapun selain Allah Kalau masih minta-minta pada yang lain, dia masih belum Insan kamil Yang dia yakin yang hanya melindungi Allah, maka perlindungan yang dia cari hanya perlindungan dari Allah. Kebutuhan yang dia minta adalah kebutuhan dari Allah. Itu ciri pertama.
Ya, kayak kita kan masih jauh berarti kan, kita masih sering minta orang tua, minta tolong teman, minta kebijaksanaan dosen. Itu berarti bukan insan kamil. Kan biasa kan, Pak minta kebijaksanaannya Pak Saya semester ini jarang masuk Pak Itu minta kebijaksanaan atau minta ketidakbijaksanaan Kalau kebijaksanaan malah kamu tidak lulus Tapi kalau kamu minta saya tidak bijaksana baru kamu lulus Oke, yang kedua Insan kamil pasti dia mencintai Allah Kemudian ingin memanifestasikan sifat-sifat Allah Sabar, penyayang, pemaaf Insan kamil pasti Tapi yang kemerungsung, ngamuan Dikit-dikit matanya melotot Nah itu berarti belum, masih jauh Harus latihan lagi Nggak gampang sabar itu Nggak suka itu wajar Gak apa-apa kamu gak suka, tapi jangan gak sabar.
Saya gak suka BBM naik, tapi bukan berarti terus kamu ngamuk-ngamuk. Ketika kamu ngamuk-ngamuk, mungkin yang lain gak terlalu rugi. Kamu sendiri yang dapat rugi banyak, khususnya secara spiritual. Karena apa ketika begitu kamu ngamuk-ngamuk, perilakumu gak terkontrol. Ucapanmu juga tidak terkontrol Nafsunya yang dominan kalau menurut Gozali namanya nafsu amarah Orang yang kena nafsu amarah itu akalnya mati, hatinya mati Boleh demo tapi jangan sambil marah Isorayo Nggak, nggak tau saya tapi usahakan jangan sambil marah Kritik kan nggak apa-apa Teriak nggak apa-apa Susah ya teriak tapi nggak marah itu ya Tapi ya usahakan pokok ibadahmu jangan marah deh Dan jangan benci pada siapapun Bencilah kebijakannya, keputusannya, perilakunya Tapi jangan orangnya Itu yang latihannya berat Saya mungkin juga gak bisa Tapi harus latihan Kenapa harus latihan?
Karena kita ilahi hirojiun Hidup kita itu harus selangkah demi selangkah Dikit-dikit semakin deket pada Allah Jangan serta-merta, oh gak bisa pak berat terus ditinggal Enggak, harus latihan dikit-dikit Yang gak bisa dicapai semuanya, ya jangan ditinggal semuanya Latihan dikit-dikit aja, pelan-pelan Pas lagi marah inget, enggak apa-apa, astofil pak aku kok marah Tetep gak setuju tapi jangan marah deh Oke, yang ketiga Orang yang Kalau ada apa-apa Selalu ingin kembali pada Allah Ya, manifestasinya adalah taubat Istighfar Pokoknya Ada masalah apapun, ada keliru Atau melakukan apapun selalu Dikembalikan pada Allah Itu wali sufi, mentalnya Ada apa-apa Allah Ada apa-apa Allah Dan itu nanti yang disebut oleh Ghazali, maka Lama-lama aliran darahmu akan Wikir sendiri Allah Dan kalau di Ibnuu Arabi Kalau kamu baca tentang wali-wali Orang yang aliran Kandarannya pikir, pikirnya adalah Allah-Allah dia akan nyampe karoma level 19 Karoma itu ada levelnya, karoma level 19 adalah orang yang nampek level kun Level kun itu apapun keinginanmu akan wujud Kalau aku bilang teh ini harus jadi susu, akan jadi susu Cuma yuk gak mungkin wali kayak gitu Ya, karena gak sembarangan orang yang nyampe level spiritualitas tertentu yang bisa kayak gitu. Dan orang yang nyampe level ini gak mungkin iseng kayak kita. Ya, makanya kita gak nyampe karena mental kita masih mental iseng. Tak bayangkan kamu bisa kayak gitu, sebalik-balik kamu kankun-kankun aja. Ya kan?
ada apa-apa ya kan, wih dompet kosong gun, gak perlu lagi oke, iya musik, karokmu lah ngonong makanya Allah itu ngerti lah, kamu makanya gak dikasih itu oke, yang selanjutnya orang yang selalu tazkiatun nafas jadi ada kotoran apapun di batin cepet-cepet dibersihkan Biar Allah selalu tampak dalam cermin batin kita, karena kalau dia kotor nggak tampak. Yang selanjutnya, orang yang selalu bersyukur, wali sufi. Yo, itu lanjutannya tadi, dia nggak pernah komplain. Bahkan musibah segalipun, bagi dia, yo ini dari Allah kan musibah itu, ismonggo, nggak apa-apa, ikhlas, nggak pernah mengeluh.
Tidak mengeluh bukan berarti tidak mengatasi musibah lo ya. Tapi tidak mengeluh. Kamu sakit?
Ya cari obat, tapi tidak mengeluh. Aku kok dikasih sakit sih, salahku apa sih yang aku, ah enggak, itu mengeluh namanya. Cari obat, cari sembuh, tapi tidak mengeluh.
Kemudian, orang yang muhsin. Muhsin itu tidak sekedar berbuat baik, tapi juga memperbaiki. Banyak perbuatan baik yang tidak memperbaiki.
Jadi usahakan kamu berbuat baik tapi juga hasilnya perbaikan Ya banyak berbuat baik yang tidak memperbaiki itu kan ada beberapa Mungkin berlebihan, mungkin tidak pada tempatnya Itu kan tidak memperbaiki Mau nolong orang itu berbuat baik Tapi kalau cara nolongnya keliru tidak memperbaiki Hasilnya mungkin manggel orang yang ditolong Nah itu kan bisa Saya tik Berbuatlah baik tapi yang memperbaiki Ngaji kayak gini itu kan berbuat baik Tapi usahakan dia memperbaiki Jangan gara-gara ngaji pak Karena saya ngaji maka saya Tidak usah sholat isya ya pak Itu tidak memperbaiki Kan ngaji penting pak Iya tapi tetap harus sholat isya Berbuat baik hasilnya malah defisit itu namanya Tidak boleh Karena saya sudah ngerti filsafat pak, karena ngaji filsafat, maka saya sekarang ngerti filsafat boleh ngeyal berarti pak, diskusi pak, boleh anun, enggak, itu berarti tidak memperbaiki. Kuliah itu baik, tapi hasilnya juga harus baik, itu yang dimaksud memperbaiki. Kok dengan kuliah kamu malah kemelindi, malah sombong, malah itu berarti tidak memperbaiki.
Kuliahmu tetap perbuatan baik, tapi tidak memperbaiki, itu muhsin. Terus, Dan yang terakhir, cirinya seorang wali sufi adalah orang yang Allah selalu hadir dalam hatinya. Ini yang berat. Menghadirkan Allah di dalam hati itu, kadang sholat aja kan Allah nggak hadir. Ya kan?
Kamu sholat itu loh, Allah nggak hadir dalam hatimu. Itu kan sudah berat itu kan obatnya. Jadi padahal harusnya tidak sholat pun Allah hadir Padahal kita sholat saja Allah tidak hadir Nah itu panjang perjuangan kita berarti kan Jadi jarak kita sama Allah masih agak jauh Jadi step demi stepnya harus berusaha beneran Ibnuu Arabi umur 20 tahun Sudah jadi sufi besar Nah kita sudah umur 25 tahun Masih bingung dengan Diri kita sendiri Harus diperbaiki, harus muhsin terus Perbuatan kita yang baik banyak Tapi yang muhsin bisa dihitung dengan jari Coba dilihat Mungkin kamu ngaji juga, tapi ngaji itu muhsin gak? Jadi faktor perbaikan gak bagi hidupmu? Mungkin ada yang rajin senang kemis Tapi senang kemis itu muhsin gak?
Memperbaiki hidupmu gak? Atau sekedar itu lah Sekedar perbuatan baik selesai Nah itu yang wali sufi tidak boleh ada perbuatan baik yang sekedar selesai perbuatan baik Maka dalam Quran kan selalu ibadah fisik itu disambungkan dengan ibadah perbaikan Solat itu ada tanha anil faksa wal munkar Puasa ada imsad Lahirnya kemampuanmu untuk menahan diri Zakat lahirnya penyucian harta, kerelaanmu untuk berbagi Haji melahirkan mentalitas kebersamaan Itu kan selalu ada Ada visi perbaikannya Selama ini kita sering berhenti di berbuat baik Tidak nyampe ke level perbaikan Dan di antara cara untuk biar jadi perbaikan itu Hadirkan terus Allah Biar kita selalu bareng dengan cahaya Kayak di Surawardi kemarin kan Ada apa-apa Ukurannya tinggal ini cahaya apa kegelapan Kalau cahaya ayo jalan Kalau gelap ya jangan Dan apa sih ukurannya gelap apa cahaya Kamu sendiri yang tahu Tanyakan hatimu Tapi hati saya gak jelas mungkin hatiku gelap pak sekarang Berarti kamu harus riaduh Terskiatu nafas dulu