Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Halo everyone, ketemu lagi kita di kelas kajian kurikulum. Pada kali ini kita akan membahas tentang materi lanjutan dari materi sebelumnya, yaitu hakikat pengembangan kurikulum. Kalau sebelumnya kalian sudah belajar tentang landasan-landasan kurikulum, landasan-landasan yang digunakan dalam perumusan kurikulum, maka kali ini kita akan naik. tingkat membahas tentang pengembangan kurikulum.
Sebelumnya kita bahas landasan filosofis, psikologi belajar, psikologi anak, lalu juga ada teknologi dan sosial budaya, itu adalah salah satu landasan-landasan yang melatar belakangi dirumuskan di suatu kurikulum. Maka tahapan atau bahasan selanjutnya adalah pengembangan kurikulum. Kenapa diksinya berupa pengembangan? Di sini ingin saya awali dulu dari hasil kutipan saya dari salah satu buku yang membahas tentang pengembangan kurikulum.
Yang menyebutkan bahwa ada dua kata antara pengembangan dan perubahan. Walaupun mungkin secara tersirat memiliki makna yang sama antara pengembangan dan perubahan, namun ternyata kurikulum lebih cocok atau lebih pas ketika dipasangkan dan digandingkan dengan pengembangan. Karena ketika kita bicara perubahan kurikulum, Diksi perubahan itu bermakna positif atau misalnya perubahan bermakna bisa berubah menjadi positif atau bisa berubah menjadi negatif.
Sementara kalau bicara tentang pengembangan adalah menambahkan suatu nilai. Menambahkan suatu nilai yang sihat tersirat berarti mengandung hal yang positif. Maka pengembangan kurikulum bermakna bagaimana bisa meningkatkan suatu nilai dari kurikulum tersebut.
Nah ketika juga kita bicara Antara perubahan dan pengembangan Dimaknai bahwa Pengembangan itu di dalamnya pasti terjadi perubahan Tapi kalau bicara perubahan Belum tentu di dalamnya terjadi suatu pengembangan Jadi lebih Lebih terpenuhi Atau lebih Bermakna ketika kita Menggunakan diksi pengembangan kurikulum Karena makna yang ingin disampaikan Dan dipelajari pada video kali ini adalah Bahwa kurikulum itu sangat mungkin terjadi sebuah penambahan nilai, sebuah sesuatu yang dikembangkan dari sebelumnya karena terjadinya perkembangan zaman dan teknologi yang nanti akan disampaikan di slide-slide selanjutnya. Oke, semoga nggak bingung. Kalaupun bingung ya dinikmatin aja, karena kita akan ngalir aja gitu penjelasannya. Semoga semakin...
bertambah slide, semakin bertambah keuasan dan pengetahuannya. Sudah siap? Harus ya? Pastikan menyimaknya dalam kondisi duduk, jangan sambil rebahan, oke? Mari kita mulai.
Diawali dengan satu diagram yang mungkin kalian kalau ngeh, ini juga sudah disampaikan di PDF pada materi sebelumnya, bahwa ketika kita bicara kurikulum, maka jangan sampai lupa di dalamnya itu, secara garis besar atau secara umum, terdapat bahasan tentang tujuan pendidikan, isi pendidikan, proses pendidikan, dan evaluasi. Di mana masing-masing unsur ini memiliki juga unsur-unsur yang lain, yang lebih kompleks. Maka ketika yang berkira kurikulum, terbayang ya sebetapa kompleksnya.
Nah, terus juga mengingatkan yang berkaitan dengan landasan yang beberapa waktu lalu juga sudah dipelajari, misal landasan filosofis. Ketika digunakan dalam promosi kurikulum, dia berkaitan pada tujuan pendidikan. Kalau bicara tentang sosial budaya dan teknologi misalnya, maka berkaitan dengan proses isi juga. Jadi, bicara tentang kurikulum itu tidak satu elemen atau satu topik saja, isinya jauh lebih besar lagi.
Nah, oleh karena itu ketika kita bicara tentang pengembangan kurikulum, ketika kita membicarakan tentang menambahkan suatu nilai dari satu kurikulum, maka yang dikembangkan itu... ya, ke semua ini, ke semua elemen ini yang kita bahas. Jadi, akan sangat kompleks, akan sangat melibatkan banyak unsur. Oleh karena itu, pada pembahasan video ini tidak akan seluas bahasannya.
Akan ada beberapa poin. Yang pertama, pengertian pengembangan kurikulum secara sederhana tadi sudah disampaikan. Lalu, fungsi dan peranan pengembangan kurikulum.
bahwa ternyata memang pengembangan agroekonomi itu memiliki fungsi dan peranannya, lalu juga ada tingkat asas-asas, maaf-maaf ada terjadi kesalahan penulisan, tingkat asas-asas pengembangan kurikulum, dan prinsip pengembangan kurikulum. Oke, pengembangan kurikulum dapat terjadi kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Salah satu kebutuhan yang harus diperhatikan adalah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Semua itu hendaknya tercermin dalam kurikulum. dalam setiap jenjang pendidikan yang ada. Bahwa dari kalimat ini menunjukkan memang pengembangan kurikulum itu adalah suatu hal yang wajar ketika yang dilihat adalah terjadinya perkembangan teknologi dan zaman. Kenapa?
Karena ya kondisi kenyataannya seperti itu akan sangat sulit ketika kita masih menggunakan kurikulum yang juga digunakan saat masa penjajahan misal, di mana teknologinya di zaman itu bambu rinci. tapi kalau di zaman sekarang sudah berbentuk smartphone dan kawan-kawannya. Tapi yang perlu digarisbawahi dari perkembangan zaman dan perkembangan kurikulum yang terjadi hari ini tetap ada satu nafas dan satu benang merah yaitu di pembukaan Undang-Undang Dasar tentang menjelaskan kehidupan bangsa. Inilah tujuan yang hendak kita capai. Maka dengan kalimat menjelaskan kehidupan bangsa ini secara umum akan sangat...
bisa didefinitifkan di daerah di mana dia dipijak, dalam kutip. Oleh karena itu, di sini yang dibuat tidak hanya perkembangan zamannya, tidak hanya ilmu pengetahuan dan teknologinya saja, tapi juga ada perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bermasyarakat berarti kan ini meliputi elemen lingkungan. Ketika tadi tujuan besarnya adalah mencerahkan kehidupan bangsa, kita bawa ke dataran tinggi, maka bentuk...
aplikasinya dari menjelaskan kehidupan manusia itu adalah dengan memberikan materi-materi atau pelajaran-pelajaran yang sesuai kearifan lokal. Datangan tinggi berarti misal tujuannya nanti, tujuan dari kurikulumnya bagaimana menghasilkan manusia yang dapat mengembangkan perkebunan, ilmu perkebunan, pertanian, dan seterusnya. Kalau misalnya di wilayah pesisir pantai, bagaimana bisa meningkatkan atau mengaplikasikan ilmu perikanan, perlautan, dan seterusnya.
tetap sesuai dengan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum secara pendidikan nasional tetap butuh. Tapi, sangat mungkin ada yang terjadi pengembangan kurikulum sesuai dengan pengembangan ilmu pengetahuan yang diterapkan, di mana diterapkannya nanti, dan kehidupan masyarakatnya. Jadi, dari sini juga bisa diambil contoh bahwa akan sangat sulit ketika kita mau menerapkan kurikulum Indonesia di...
Eropa misal, atau sebaliknya. Karena secara kehidupan masyarakat, kehidupan kebangsaannya beda. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga beda.
Jadi kebayang ya, maksudnya pengembangan kurikulum itu dilatar belakanginya oleh yang saya bold ini. Kurang lebihnya seperti itu. Selanjutnya adalah peran pengembangan kurikulum. Bahwa memang pengembangan kurikulum itu memiliki peran. Apa saja?
Ada peran konservatif. sebagai salah satu instrumen untuk mengkonversikan kebudayaan suatu bangsa. Berkaitan dengan slide sebelumnya yang menyebutkan bahwa salah satu latar belakangnya itu adalah perilaku kehidupan masyarakat.
Kenapa ya? Karena pengembangan kurikulum memiliki peran ini untuk mengkonversikan kebudayaan. Maka kurikulum itu sangat memiliki kekhasan masing-masing negara atau masing-masing wilayah.
yang membuatnya. Karena dia memiliki fungsi atau memiliki peran mengkonversikan kebudayaan dalam kurikulum tersebut. Lalu peran kreatif, menciptakan kreasi-kreasi baru dalam kaitannya misalnya dengan kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat sehingga kebudayaan tersebut lebih sesuai dengan perkembangan zaman dan ketentutan masyarakat.
Saya ambil contoh dari hadirnya dua kebijakan baru yang yang baru-baru ini, gak baru-baru ini sih tapi setidaknya setelah jelantik nggak lama muncul dari Menteri Pendidikan Kebudayaan kita tentang Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka. Kalau menurut saya, dua kebijakan ini adalah salah satu bentuk menjawab tantangan zaman hari ini yang era perkembangan teknologi zamannya sangat pesat. Dan ini juga menurut saya adalah salah satu bentuk pengembangan kurikulum.
Terasa terlihat terjadinya kreativitas di sana, bagaimana bisa...... merespon perkembangan teknologi dengan suatu kebijakan. Makanya ini juga salah satu bentuk peran kreatif yang ditunjukkan. dari pengembangan kurikulum. Dan ketiga adalah peran kritis dan evaluatif.
Kurikulum dapat dengan kritis menilai dan mengevaluasi keberadaan kebudayaan nenek moyangnya untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaan tersebut. Jadi intinya adalah ketika melakukan pengembangan kurikulum, maka yang dilakukan itu adalah salah satu bentuk kritik dan juga evaluasi dari kurikulum sebelumnya. Mungkin di kurikulum sebelumnya ada sesuatu yang belum menjawab.
persoalan-persoalan, ada yang belum mampu menyelesaikan persoalan-persoalan, maka dikembangkanlah kurikulum sebagai bentuk kritik dan evaluasi dari kurikulum sebelumnya. Seperti itu tentang peran pengembangan kurikulum. Selanjutnya tingkat pengembangan kurikulum, yang pertama ada substitusi, tingkat ini yang paling rendah ya substitusi, salah satu contoh implementasinya adalah sejadinya penggantian suatu buku pelajaran dengan buku pelajaran didilai lebih baik.
Salah satu dampak dari pengembangan kurikulum ya Ini tingkatan yang paling rendahnya adalah Terjadinya penggantian buku pelajaran Yang tadinya misalnya terbitansi A menjadi terbitansi B Dengan urutan materi yang sudah disesuaikan Lalu ada alterasi Bentuk perubahan kurikulum dengan Misalnya menambah atau mengulangi jam pelajaran Untuk bidang studi tertentu Ini tingkatannya jauh lebih kompleks dibanding substitusi tadi ya Substitusi kan hanya mengganti buku saja Tapi kalau alterasi, menambah atau mengurangi jam pelajaran. Yang bermakna bahwa pastinya akan berkaitan dengan mata pelajaran lain, akan berkaitan dengan siklus kegiatan belajar-mengajar lain. Sampai di sini perlu diketahui bahwa bicara tentang kurikulum, pada slide yang kedua tadi, maka bicara tentang tujuan, isi, proses, evaluasi.
Nah, bicara tentang proses pendidikan, di dalamnya ada kegiatan belajar-mengajar. Pengajaran-pengajaran mengajar berarti kan tentang kegiatan yang di kelas, ada murid, ada guru, ada metode pembelajaran, media, ada bahan ajar, segala sesuatunya itu juga berkaitan dengan kurikulum. Maka di sini saya tuliskan contoh-contohnya dengan contoh-contoh teknis. Dan ini pun masih masuk dalam bagian kurikulum. Lalu tingkat pengembangan kurikulum yang ketiga adalah variasi.
menerima dan menerapkan suatu metode yang berhasil di sekolah lain untuk dijalankan di sekolah sendiri dengan meniadakan metode yang lama. Ini juga jadi salah satu contoh dari bentuk tingkat pengembangan kurikulum dalam catatan variasi. Terlihat ya semakin kompleks, soalnya di sini hanya buku pelajarannya saja, kalau pada alterasi itu terjadi penambahan pengurangan jam, kalau variasi itu metode pembelajaran.
Misalnya metodenya hari ini kerama, tapi di sekolah lain, Metode diskusi itu lebih efektif, maka metode diskusi itu bisa ditambahkan agar menjadi variasi lain dari gaya mengajar guru. Ini pun juga salah satu bentuk pengembangan kurikulum. Yang keempat, restrukturisasi. Pemberian peran baru kepada guru dengan dukungan tenaga dan fasilitas baru seperti pengembangan team teaching.
Kalau misalnya pada umumnya guru hanya bertindak sebagai pendidik pengajar di kelas. Tapi dengan adanya pengembangan kurikulum di tingkat restrukturisasi, maka peran guru bertambah. Misalnya menjadi administrator juga.
Misalnya menjadi wali kelas juga. Juga menjadi tim teaching kalau di sini, pengembangan tim teaching. Jadi banyak tugas tambahannya.
Ini terjadi restrukturisasi, harusnya jadi guru saja, tapi ternyata bertambah tanggung jawabnya. semakin kompleks lagi. Yang kelima ada orientasi baru tingkatannya. Perubahan yang berkaitan dengan penerapan nilai-nilai baru.
Ini berarti berkaitan dengan tujuan pembelajaran atau berkaitan dengan tujuan visi-visi sekolah misalnya atau yang terjadi perubahan baru lah, nilai-nilai baru. Nah itu kan ketika sudah semakin kompleks tingkatannya maka ketika terjadi pengembangan kultur di tataran orientasi baru akan berdampak ke bawah. akan berdampak keseluruhan.
Ini adalah tingkat-tingkat pengembangan kurikulum. Nah, ini ada catatan terkait memperbaiki kurikulum sekolah. Ada beberapa pertimbangan yang harus dipertimbangkan. Ada tujuh. Yang pertama, mengetahui tujuan perbaikan.
Jadi, ketika mengembangkan kurikulum, dalihnya kan ingin melakukan perbaikan. Tapi jangan seserta mata kita hanya mengembangkan tanpa ada tujuan. Yang pertama dan paling utama adalah kita harus tetapkan tujuan kita mengembangkan ini itu untuk apa. Lalu yang kedua adalah mengenalkan keadaan sekolah.
Jangan sampai kita mau mengadakan perbaikan dengan mengembangkan kurikulum, tapi kita nggak tahu kurikulum sekolah itu apa. Seperti apa? Sekolahnya itu seperti apa?
Lingkungannya di mana? Struktur organisasinya seperti apa? Jadi kita harus mengenal juga. Dan yang ketiga, mempelajari kebutuhan murid dan guru. Menjadi rumus yang paling efektif ketika kita ingin meluncurkan suatu program atau menerapkan suatu program, diawali dengan analisis kebutuhan.
Kenapa? Karena dari kebutuhan ini bisa menjawab masalah. Dari kebutuhan ini kita bisa mengetahui kebutuhan mana yang belum terpenuhi. yang kemudian jadi masalah, baru kita bisa mencari solusi-solusinya.
Maka ketika kita mau mengembangkan kurikulum sebagai dali ingin memperbaiki sekolah misalnya, kurikulum sekolah, maka kita harus mengetahui kebutuhan murid dan guru itu apa. Apakah sudah sesuai dengan kurikulum yang ada? Kalau belum, baru kita bisa kembangkan. Yang keempat, mengenal masalah yang dihadapi sekolah.
Ini berkaitan dengan poin dua ya. Ketika kita mengenal keadaan sekolah, maka juga salah satunya kita harus tahu masalah apa yang sering terjadi atau beberapa kali terjadi di sekolah tersebut. Juga mengenal kompetensi guru, ini juga berkaitan dengan poin dua ya. Ketika kita mengenal keadaan sekolah, kita juga harus tahu guru-gurunya bagaimana kompetensinya seperti apa.
Apakah mereka sudah memiliki literasi teknologi yang tinggi, yang baik, dan seterusnya. Yang keenam, mengenal gejala sosial. Ini berkaitan juga dengan poin nomor dua.
Kita juga harus mengetahui ketika kita... mau mengembangkan kurikulum suatu sekolah, kita juga harus tahu lulusannya itu biasanya bekerja di mana. Atau lulusannya itu biasanya lanjut ke sekolah atau ke perugulan tinggi seperti apa. Itu bicara lulusan.
Atau biasanya yang masuk sebagai siswa baru di sekolah tersebut, dari kalangan menengah atau menengah ke atas atau menengah ke bawah dari segi ekonominya. Biasanya dari sekolah unggulan atau tidak. Seperti itu, gejala-gejala sosialnya.
Dan yang ketujuh, Kita harus mengetahui aliran dalam pengembangan kurikulum. Nah, ini juga masih penting nih. Aliran filosofis, aliran psikologi, aliran sosial budaya, dan seterusnya yang sudah dipelajari di awal, juga harus kita ketahui untuk melandasi tadi, melandasi tujuan pengembangan kurikulum, melandasi pengembangan kurikulum yang akan kita lakukan.
Maka, poin-poin ini menjadi penting untuk dipertimbangkan ketika ingin mengembangkan kurikulum. Kita masuk ke prinsip-prinsip pengembangan, ada prinsip efisiensi. Efisiensi proses belajar mengajar akan tercipta apabila usaha, biaya, waktu, dan tenaga yang digunakan dapat membuahkan proses dan hasil belajar yang optimal.
Ketika kita akan melakukan pengembangan kurikulum atau dalam proses pengembangan kurikulum, efisiensi atau prinsip efisiensi itu harus dilibatkan. Jangan sampai kita... Kita bertekad ingin mengembangkan kurikulum, tapi kita boros jadinya.
Boros waktu, boros biaya, dan seterusnya, hingga akhirnya tercapai belum tentu, tapi kita sudah kehabisan tenaga, kehabisan biaya, dan seterusnya. Maka prinsip efisiensi menjadi hal yang harus diperhatikan. Juga berorientasi tujuan. Berorientasi tujuan ini juga implikasinya pada efisiensi. Ketika kita sudah tahu tujuannya, maka kita akan mencoba menggunakan strategi yang bisa mencapai tujuan tersebut.
Jadi kalau misalnya dalam pengembangan kurikulum mengalami stuck atau mengalami kerancuan, kita bisa lihat lagi tujuan kita itu apa sih? Tujuan yang ingin dicapai apa? Misalnya kita bicara tentang kurtilas ya, kurikulum 2013. Salah satu kata kunci dalam kurtilas itu adalah terintegrasi. Jadi mata pelajarannya terintegrasi, diharapkan setelah didik itu dapat menguasai suatu ilmu, tidak hanya secara kognisinya saja, tapi psikomotornya juga dapat, afektifnya juga dapat.
Nah, pengamangan kurikulum kurtilasi ini orientasinya ke sana, salah satunya ya. Maka dalam proses pembelajarannya, kalau mungkin kalian pernah mengalami di pendidikan menengah, pasti proses pembelajarannya itu dari segi penilaiannya juga kompleks, dari segi mata pelajarannya juga saling berkaitan satu sama lain, gitu. Selalu berorientasi pada tujuan yang ingin dicapai. Nah, itu akan efektif dan efisien berkaitan dengan prinsip efisiensi.
Prinsip pengembangan yang selanjutnya adalah kesinambungan atau kontinuitas. Kesinambungan ini bisa dilihat dari bahan pelajaran yang saling terkait dan atau hubungan antara bidang studi yang satu dengan yang lainnya. Jadi jangan sampai kita ketika mengembangkan kurikulum, tadi saya katakan ya bahwa kurikulum itu salah satunya, salah satu komponennya adalah proses pendidikan. Proses pendidikan itu juga salah satunya.
berbahas tentang kegiatan belajar-mengajar, di mana kegiatan belajar-mengajar itu berkaitan dengan proses pembelajaran. Ada bahan pelajaran di sana. Ada bidang studi di sana.
Nah, contohnya di sini, ketika bicara prinsip kesinambungan, ketika kita mengembangkan kurikulum, jangan sampai bahan ajar di SD yang kita kembangkan kurikulumnya itu, eh ternyata ketika di SMP nggak nyambung, nggak berlanjut. Jadi, nggak match. Atau misalnya kita mengembangkan kurikulum SMP, ternyata mata pelajaran yang kita rancang tidak nyambung dengan mata...
pelajaran yang akan mereka temui di SMA. Itu kan jadi tidak efisien lagi jatuhnya, tidak efektif lagi. Maka selain keterkaitan di sini adalah ya harus berkait antara SDSM-PSMA antara bahan pelajaran satu dengan yang lainnya gitu. Agar terintegrasi pengetahuan peserta didik.
Selain itu, kesinambungan juga bisa dilihat dari hubungan antar bidang studi yang satu dengan yang lainnya. Selanjutnya, prinsip fleksibilitas atau kelusan. Harus memiliki ruang gerak yang memberikan kebebasan dalam bertindak.
Fleksibel dalam memilih program pendidikan, fleksibel dalam pengembangan program pembelajaran. Bicara tentang prinsip fleksibilitas dalam pengembangan kurikulum, ini memungkinkan peserta didik ataupun guru berkreasi dalam pembelajarannya. Misal kalau dalam memilih program pendidikan, sangat memungkinkan peserta didik untuk memilih misalnya di pendidikan perangkat atas, apakah dia mau masuk jurusan sains, ataukah linguistik, ataukah sosial, itu dibebaskan sesuai dengan minat dan kemampuan.
Atau kalau dalam segi pengembangan program pelajaran, guru sangat dibebaskan, entah dia mau menggunakan metode ceramah kah, metode diskusi kah, menggunakan media. PowerPoint, media video, sangat dibebaskan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Ini sangat fleksibel.
Apalagi misalnya kalau kalian ingat salah satu implikasi dari program Merdeka tadi, program Merdeka Belajar yang dicetus oleh kementerian kita, terhadirlah RPP Merdeka Belajar yang secara teknis atau secara format hanya 2-3 lembar. Dan konten intinya itu hanya ada yang penting ada tujuan, ada proses, ada hasil dan evaluasi, instrument evaluasi. Di sana sangat memungkinkan guru untuk berkreasi dalam segi metode pembelajarannya, media yang digunakan. Jadi sangat fleksibel sekali. Prinsip yang selanjutnya efektivitas.
Ada efisien, pasti ada efektifnya. Sejauh mana perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan. Efektivitas di sini ada efektivitas mengajar pendidik yang berkaitan dengan tingkat keterlaksanaan kegiatan belajar-mengajar yang direncanakan, atau efektivitas belajar anak tidik yang berhubungan dengan tingkat ketercapaian tujuan pengajaran melalui kegiatan belajar-mengajar yang dilaksanakan. Jadi intinya gini, efektivitas ini dilihat dari pendidik ya, dilihat dari bagaimana dia menyusun RPP-nya, bagaimana si guru menyusun RPP, merancang media metode tadi, yang mungkin kalian sudah pernah belajar strategi belajar mengajar, maka prinsip efektivitas dalam pengembangan ini, pengembangan kurikulum ini, dilihat dari bagaimana si pendidik itu menggunakan metode media model dan strategi pembelajaran itu yang efektif, tepat sasaran, sesuai dengan karakteristik peserta didik. memudahkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang tidak dicapai.
Jadi efektif. Jadi bukan yang tidak harus ceramah terus, tidak harus diskusi terus. Kita lihat kebutuhannya bagaimana. Yang penting prosesnya adalah efektif. Yang kedua adalah efektivitas belajaran anak didik.
Bagaimana prinsip efektif ini juga harus melihat kebutuhan peserta didik kita. Jadi kita harus juga mengetahui karakteristiknya kurang lebih Untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran Saya rasa sekait prinsip efektivitas ini Intinya adalah bagaimana dalam proses kegiatan belajar-mengajar Itu esensinya bagaimana bisa mencapai tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran kan intinya peserta didik bisa menguasai materi yang kita ajar Nah, gimana tuh bisa mencapai tujuan itu Maka guru harus menanjang strategi yang sedemikian rupa, murid juga harus aktif dengan... merespon apapun yang diberikan oleh guru untuk terjadi proses atau prinsip efektivitas tersebut.
Selanjutnya, prinsip relevansi. Harus memiliki keterkaitan yang erat. Ini sama dengan kontinuitas.
Diperoleh akan berguna bagi kehidupan masyarakat. Nah, relevansi ini dilihat dengan lingkungan anak didik. dengan kehidupan yang akan datang, dengan dunia kerja, dengan ilmu pengetahuan.
Prinsip pengembangan kurikulum ini harus melihat ini. Jadi, jangan sampai ketika mengembangkan kurikulum, tapi tidak cocok dengan kehidupan yang akan datang. Makanya harus visioner juga kurikulum yang dikembangkan.
Nah, ini juga jangan sampai tidak cocok dengan dunia kerja. Bahwa hari ini pendidikan itu harus match dengan dunia kerja. Karena kan salah satu outputnya adalah bagaimana lulusan kita ini nantinya bisa berdaya guna dalam kehidupan sesungguhnya.
Berdaya guna di sini bukan kemudian harus jadi pekerja, tapi juga bagaimana bisa menciptakan pekerjaan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Maka dalam pengembangan konektif juga harus tahu dunia kerja itu bagaimana sih, ilmu pengetahuan apa yang dibutuhkan, dan relevansi pendidikan dengan ilmu pengetahuan. Nah ini berkaitan juga ya, tadi penjelasannya.
Jadi jangan sampai... Yang penting membangun kurikulum saja sesuai dengan karakteristik peserta didik. Tapi juga kita harus melibatkan dunia luar. Maka kalau dilihat dari sini, dari prinsip yang sudah saya bahas sampai di slide ini, menunjukkan bahwa ternyata dalam pengembangan kurikulum itu banyak sekali aspek yang harus dilibatkan.
Seperti itu. Nah ini ada salah satu slide yang saya kutip dari Hansi Suwani Kamarga. tentang prinsip khusus.
Kalau tadi prinsip secara umum, ini khusus. Pengumuman kurikulum. Ada prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar-mengelajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.
Ini rasanya jadi pengetahuan. Silahkan kalian baca. Nah, itu tadi tentang hakikat pengembangan kurikulum, tentang prinsipnya, tentang singkatannya.
Selanjutnya, ketika kita bicara tentang pengembangan kurikulum, ada modelnya. Ada model-model yang membantu kita dalam pengembangan kurikulum. Di sini ada delapan model.
The administrative model, the grassroots model, becomes system. The administration model, tabas inverted model. Producers interpersonal relations model, the systematic action research model, dan emerging technical models.
Delapan model ini adalah model-model yang digunakan dalam pengembangan kurikulum. Nah, kita butuh tahu. dari kedelapan ini, bagaimana sih caranya sebenarnya mengembangkan kurikulum itu, kalau tadi kan yang diselidik sebelumnya adalah batasan-batasannya, prinsipnya lah, latar belakangnya lah, tingkatannya lah. Nah, ternyata juga ada cara-caranya. Oleh karena itu, ini akan menjadi tugas kelompok untuk kalian.
Silahkan membuat satu video presentasi untuk satu model pengembangan kurikulum. Yang dipresentasikan adalah tentang definisi model, karakteristik model, dan langkah-langkah pengembangan. Saya rasa ini sangat sederhana dan sangat mudah untuk dibuat. Lebih lanjutnya nanti saya sampaikan di Edmodo. Yang jelas, nanti kalian akan dibagi kelompok, dan masing-masing kelompok silakan memilih satu di antara delapan ini.
Kita akan sama-sama belajar tentang model-model pengembangan kurikulum melalui penjelasan dari kalian. untuk video kali ini sampai di sini. Semoga bisa dipahami. Sekalipun misalnya ada yang ingin tanyakan, saya buka forum diskusi di grup WhatsApp.
Sangat dipersilakan untuk bertanya dan diskusi di sana. Mohon maaf jika banyak kesalahan dalam penyampaian atau beberapa kesalahan dalam penulisan. Semoga mudah dimengerti dan bisa dipahami dengan baik.
Sekian untuk materi kali ini. Setelah ini silakan cek. atmodo untuk informasi tugas kelompok lebih lanjut.
Sekian dari saya, kurang lebihnya mohon maaf. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.