Saudara, ratusan jiwa mengalami gangguan terjadi merata hampir di seluruh Indonesia. Fenomena baru terjadi belakangan dan ternyata masif memunculkan korban dan bahaya. bagi sekelilingnya. Saudara saya Aiman Ucaksono, saya akan menuju sebuah rumah sakit di Bandung, Jawa Barat. Rumah sakit jiwa yang mendiagnosa ratusan anak yang terteksi mengalami gangguan jiwa akibat gawai.
Saudara ikuti saya dalam Tersulut Gawai Terganggu Jiwa. ke sini karena main game Beli ini, beli itu bisa dilakukan dengan cara berbohong atau bahkan sampai ada yang mencuri. Mirip dengan narkoba dong, Bu Dokter? Iya, betul.
Di Jawa Barat ada anak yang mengalami gangguan jiwa karena gawai, gejen. Ini fenomena global ya. Saya mendengar ada suara sirena bu, tampaknya ada aksen ya bu ya. Ini yang terkait juga dengan gim? Eee iya.
Ini mengalami gangguan jiwa? Iya. Sempat menganyainya ibu kandung?
Ya, kalau dilarang, kalau apa dia berusaha untuk mau melawan. Sudara apa yang sesungguhnya terjadi, saya mengumpulkan informasi di mana ada sejumlah daerah di hampir seluruh Indonesia yang mengalami kejadian sama. Anak mengalami gangguan jiwa karena gawai.
Intro Intro Hai ke sini karena main game Canggung, mati gaya istilah saat ini. Semua terjadi jika gadget alias gawai tidak ada dalam genggaman. Ya, seiring perkembangan zaman keberadaan gawai seolah tak bisa dipisahkan dari kehidupan seharian.
Hari-hari, dimanapun, kapanpun, gawai adalah kunci untuk bekerja hingga mencari hiburan. Efeknya memunculkan candu dan candunya menyebabkan gangguan jiwa. Awal bulan ini, tiba-tiba masyarakat dikejutkan.
Rumah sakit jiwa ternyata telah menangani ratusan anak pecandu gawai, silih berganti. Fenomena baru muncul sejak maraknya game online dan media sosial di perangkat telepon pintar smartphone. Biasanya individu yang kecenderungan di game sih sebenarnya, game atau yang mungkin cita-cita. Biasanya dia punya ini, namanya preoccupasi.
Jadi pikiran dia terus menerus ke hal tersebut gitu. Mungkin dia sedang belajar juga jadi ingatnya itu, game. Jadi nggak fokus belajar gitu.
Mengkhawatirkan karena jumlah pasien pecandu gawai faktanya makin bertambah hingga terus mendatangi rumah sakit jiwa. Rumah sakit jiwa Cisarua Bandung Barat, Jawa Barat dalam satu bulan menangani hingga 12 pasien, seluruhnya akibat candu gawai. Sebagian dari mereka harus dirawat inap karena membahayakan sekelilingnya.
Yang membuat miris usia mereka berkisar 7 hingga 15 tahun. Di Jawa Tengah, Candugawai juga mengintai. Sejak tahun ajaran baru 2019, Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta menangani rata-rata 2 pasien setiap hari. Seluruhnya dari kalangan anak dan remaja di Jawa Tengah.
mengalami candugawai. Begitupun rumah sakit Jiwa Menur, Surabaya, Jawa Timur. Dalam satu bulan, rata-rata menangani dua pasien pecandugawai berusia rata-rata belasan tahun.
Di Pulau Sumatera, sejumlah rumah sakit daerah juga menangani kasus yang sama. Di Palembang, Sumatera Selatan misalnya. Demikian pula di wilayah timur Indonesia. Meski sementara ini Pulau Jawa, Jawa Barat dan Jawa Tengah dilaporkan terdapat korban anak dan remaja terbanyak.
Wali Kota Bandung Jawa Barat, Odet Daniel, memunculkan cara unik. Memberikan anak ayam bagi siswa sekolah. Agar mereka juga tidak terlalu fokus kepada gejan, saya punya program nanti insya Allah, ini sudah di-goto untuk kita, nanti ada program, anak-anak, renggis di bere, renggis di bere, memelihara kayam, hara kayam. Mereka yang kecanduan gawai, biasanya memiliki kehidupan yang berbalik dengan orang pada umumnya.
Suasana hati mudah berubah, menjadi kasar, bahkan mengamuk. Tidak hanya itu, seringnya bermain gawai dapat berujung pada kurangnya berteman di dunia nyata. Anak-anak terpaku dengan gawai menghabiskan waktu bermain hingga di atas 8 jam satu hari. Tidak melakukan apapun. Stres dan sulit konsentrasi jadi kondisi sehari-hari.
Teknologi seperti pisau bermata dua, ada sisi positif dan negatif. Faktanya, setiap orang tidak bisa menghindari paparan teknologi. Namun, bagaimana jika berujung pada gangguan jiwa? Aiman mengutasnya Saudara saya berada di Bandung Jawa Barat dan saya berada persis di depan rumah sakit jiwa Provinsi Jawa Barat saya akan datang ke sini karena ada sebuah fenomena baru Saudara dimana ada ratusan anak yang dirawat di rumah sakit ini karena gangguan jiwa akibat gawai atau gadget yang setiap hari ia gunakan, ia mainkan dan kemudian dirinya mengalami kegoncangan. Saudara ikuti saya, saya akan melakukan pencarian informasi tuntas mengapa hal ini bisa terjadi yang merupakan fenomena baru yang bisa saja hanya sedikit yang terungkap tapi lebih banyak lagi di bawah yang belum terungkap alias fenomena Gunung Es.
Bagaimana gejalanya? Apa yang harus dilakukan? Bagaimana batasannya? Saya akan masuk ke dalam. Sekarang ikuti saya.
Langsung saja saya sudah berkeliling ke rumah sakit jiwa Provinsi Jawa Barat. Dan saya bertemu dengan Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa ini, Ibu Eli Marliani. Ibu dokter, terima kasih Ibu Dirut. Terima kasih menerima saya di rumah sakit ibu.
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat ya Ibu ya? Iya. Saya mendengar disini, saya akan konfirmasi ke Ibu, ada 200 lebih, 209 yang informasinya, yang mengalami gangguan jiwa karena gawai. Betul kan Ibu? Enggak, itu salah.
Jadi 209 itu jumlah tempat tidur yang ada di rumah sakit jiwa. Namun kita menerima menangani pasien ketergantungan dari Gawai itu berkisar 2-3 orang per minggu. Oke, jadi kalau dikalikan 52 minggu dalam setahun kurang lebih di atas 100 penderita. Ya, 100 itu. Satu pun rawat jalan.
Tidak semuanya dirawatinah. Tapi ada sebagian yang dirawatinah juga? Iya, ada sebagian dirawatinah.
Ini sekaligus konfirmasi. Jadi mereka betul bahwa mereka mengalami gangguan jiwa, goncangan jiwa karena geja tadi? Iya, jadi mereka yang datang ke sini itu mempunyai dua penyakit. Jadi artinya komorbit. Jadi penyerta.
Jadi apakah dia gangguan jiwa dulu kemudian dia ketergantungan? terhadap gawai ataukah dia ketergantungan gawai disertai dengan penyerta penyakit lainnya saya akan berbincang dengan ibu nanti apa saja kemudian dilakukan sehingga ia dikatakan mengalami goncangan gangguan jiwa tapi boleh saya minta diantarkan ibu untuk berkeliling sedikit di rumah sakit jiwa ini sudah saya lihat saudara untuk berkeliling sedikit rumah sakit jiwa Provinsi Jawa Barat ini yang terkait dengan pasien yang mengalami gangguan jiwa karena gawai. Dan mayoritas adalah anak-anak. Meskipun dewasa tidak menutup kemungkinan, Ibu.
Kita menuju ke sana. Ini kasur apa ini? Ini kasur di dalam, namun kasur di sini itu suka menjadi bahan agresifitasnya, jadi dirobek, habis.
Resletingnya dibuka dulu oleh dia? Iya. Terus dirobek? Iya.
Jadi kasur cuma bertahan satu hari di sini? Bisa. Usianya hanya sehari, Sudara, karena dibuka resletingnya dan kemudian dirobek seperti ini?
Iya. Bisa habis kalau dalam jangka waktu... Satu hari banget? Satu hari.
Iya. Oh, ini ya. Ya, ini ada ruang wajah wali. Ruang intensif di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat.
Kenapa harus masuk ruang intensif? Apakah dia mengamuk misalnya? Iya. Saya lihat mayoritas yang ada di sini.