Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh bertemu lagi di channel edukasi Harlinda Kuspradini tema kali ini saya akan menyampaikan mengenai metode ekstraksi minyak asiri zat mudah menguap atau yang disebut juga dengan volatile oil atau essential oil merupakan suatu produk yang dihasilkan dari proses metabolisme sekunder pada tumbuhan tempatnya berbeda-beda secara morfologis dan dapat diidentifikasi secara histologi. Tempat zat mudah menguap tersebut dapat berada di bagian tumbuhan yang berbeda seperti daun, buah, bunga, akar, biji, resin, rizong atau umbi-umbian, dan kulit serta kayu. Letak zat mudah menguap ini terletak pada sel khusus atau yang disebut juga dengan sel minyak. Minyak asiri dapat diproduksi pada berbagai struktur sekretori yang ada pada tumbuhan, seperti kelenja trikoma, rongga sekretori, saluran, dan sel minyak.
Dan tempatnya pun bervariasi dari masing-masing keluarga tumbuhan. Ada pun... Faktor yang mempengaruhi pemilihan metode ekstraksi diantaranya adalah kondisi bahan atau sampel tumbuhan, letak minyak pada tumbuhan, jumlah minyak dalam tumbuhan, dan kandungan senyawa dalam tumbuhan. Metode ekstraksi zat mudah menguap atau volatile oil dapat dilakukan dengan berbagai cara. Untuk metode konvensional yang sudah banyak dilakukan adalah adalah penyulingan, pengepresan, dan ekstraksi dengan pelarut.
Sedangkan untuk metode ekstraksi yang sudah melalui inovasi pengembangan, diantaranya adalah ekstraksi dengan microwave, ekstraksi dengan supercritical fluida, dan ultrasound. Dalam proses ekstraksi dengan teknik yang konvensional, Pada penyulingan terdapat tiga metode, yaitu penyulingan uap, penyulingan uap dan air, dan penyulingan dengan air. Sedangkan dalam pengepresan ada metode sponge, equilibriker, mesin abrasion. Sedangkan ekstraksi dengan pelarut dibagi menjadi ekstraksi dengan pelarut volatil dan ekstraksi dengan pelarut non-volatil.
Untuk pembahasan kali ini, saya akan menjelaskan mengenai teknik konvensional yaitu penyulingan, pengepresan, dan ekstraksi dengan pelarut. Penyulingan dapat didefinisikan sebagai pemisahan komponen suatu campuran dari dua jenis cairan atau lebih, berdasarkan perbedaan tekanan uap dan titik didih dari masing-masing zat tersebut. Pada proses penyulingan minyak asiri, Dikenal terdapat 3 metode penyulingan, yaitu penyulingan dengan air, penyulingan air dan uap, dan penyulingan uap langsung.
Masing-masing metode penyulingan ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Mari kita lihat pada slide berikutnya. Yang pertama adalah metode penyulingan.
Air atau yang sering disebut dengan hydro distillation. Selanjutnya ada penyulingan uap dan air atau steam and water distillation. Yang ketiga adalah penyulingan uap atau steam distillation.
Dari bentuk alat sulingnya, prinsipnya adalah sama, yaitu penguapan Minyak asiri yang akan kemudian melalui kondensor sehingga kemudian minyak dan airnya dipisahkan melalui separator atau alat pemisah minyak dan air. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat di sini mengenai teknik penyulingan uap. Penyulingan uap dilakukan dengan alat boiler sebagai alat bantu yang menghasilkan uap panas.
Selanjutnya, uap panas tersebut dialirkan melalui pipa dan dimasukkan kepada alat suling yang menyemburkan uap ke atas hingga mengenai bahan yang didistilasi. Dalam proses penyulingan uap, menggunakan unit pemangkit, steam atau boiler, sehingga investasinya menjadi lebih mahal. Efesiensi prosesnya menjadi tinggi akibat adanya suhu dan tekanan yang lebih tinggi. Proses penyulingan uap ini cocok untuk bahan yang mengandung pati, karena Gelatinisasi dapat diminimalisir, tetapi kurang cocok untuk punya asiri yang tidak tahan dengan panas.
Operasi penggunaan penyulingannya efisien, tidak memerlukan tenaga kerja yang banyak, tetapi skillnya harus memiliki skill yang lebih tinggi. Selanjutnya adalah penyulingan uap dan air atau kubu. Pada proses ini, di dalam alat suling terdapat penyangga bahan tanaman atau yang sering disebut dengan sarangan, sehingga luapan air mendidih dan luapan panas akan mengenai bahan yang disuling.
Bahan tanaman yang disuling diletakkan di atas rak-rak atau saringan berlubang atau yang disebut dengan sarangan tadi, kemudian alat penyulingan atau kettle penyulingan diisi dengan air sampai permukaannya tidak jauh dari bagian bawah saringan mirip dengan alat untuk mengukus atau memasak nasi. Ciri khas model ini yaitu uap selalu dalam keadaan basah jenuh dan tidak terlalu panas bahan tanaman yang akan disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panasnya. Dalam prinsipnya, proses penyulingan uap dan air adalah mengukus bahan tanaman yang mengandung minyak siri. Investasi peralatan alat suling atau alat penyulingan uap dan air tergolong murah karena hanya menyediakan tambahan penyangga saringan dalam alat sulingnya. Proses pembersihan bahan setelah Proses penyulingan akan berlangsung cepat karena bahan tidak tercelup langsung dalam air panas sehingga lebih cepat jika bahan berada dalam keranjang yang dapat diangkat melalui deret.
Selanjutnya adalah proses penyulingan air atau rebus. Pada proses ini, bahan tanaman yang mengandung minyak asiri direbus dan tercelup langsung dengan air mendidih. Bahan tanaman yang disuling mengalami kontak langsung dengan air mendidih.
Bahan dapat mengapung di atas air atau terendam secara sempurna, tergantung pada berat jenis dan jumlah bahan yang disuling. Ciri khas model ini yaitu adanya kontak langsung antara bahan dan air mendidih. Oleh karena itu, sering disebut penyulingan langsung. Penyulingan dengan cara langsung ini dapat menyebabkan banyaknya rendemen minyak yang hilang atau tidak tersuling dan terjadi penurunan mutu minyak yang diperoleh. Metode ini kurang cocok untuk bahan yang mengandung pati seperti jahe-jahean karena akan terbentuk gelatinisasi dan gelembung yang akan mengganggu proses penguapan menuju kondensor.
Proses pembersihan bahan setelah distilasi juga terbilang kurang cepat akibat adanya air panas yang langsung mencelup bahan yang digunakan sebagai sampel. Selanjutnya adalah metode ekstraksi dengan pelarut. Metode ekstraksi dengan pelarut merupakan prinsip ekstraksi minyak asiri yang menggunakan pelarut, baik pelarut volatil maupun non-volatil. Pada proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut volatil, biasanya menggunakan metode maserasi, di mana prinsip ekstraksi ini yaitu dengan merendam bahan yang mengandung minyak asiri ke dalam pelarut. Suhu yang diberikan memberikan dampak pelarutan yang lebih bagus.
Bahan hasil maserasi, yaitu ekstrak, selanjutnya dilakukan penyaringan untuk memisahkan antara bahan tanaman dengan pelarutnya. Proses pemisahannya dilakukan untuk mendapatkan minyak asiri murni. Dalam prosesnya, pelarut organik akan masuk ke dalam jaringan tumbuhan dan akan melarutkan minyak serta bahan non-volatil yang berupa resin, lilin, dan pigment.
Hasil ekstraksi merupakan campuran dari pelarut dan minyak asiri yang kemudian disebut dengan istilah kongkret. Jika konkret dilarutkan di dalam alkohol, maka minyak asiri akan larut sempurna, namun zat lilin akan terpisah. Jika dilihat dari minyak asiri yang dihasilkan, ekstraksi dengan pelarut memberikan minyak asiri yang memiliki mutu yang lebih baik dibandingkan dengan minyak asiri hasil proses penyulingan. Bisa kita lihat dalam slide ini, ada dua produk yang dapat dihasilkan.
dalam proses ekstraksi menggunakan pelarut organik yaitu konkret dan absolut. Selanjutnya adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut non-volatil atau biasanya menggunakan minyak padat. Ekstraksi minyak padat biasanya digunakan untuk mengekstrak minyak asiri dari bunga. Pada umumnya, bunga setelah dipetik akan tetap hidup secara fisiologis.
Daun bunga tersebut terus menjalankan proses hidup dan tetap memproduksi minyak asiri dan minyak yang terbentuk dalam bunga akan menguap dalam waktu yang singkat. Sehingga proses bunga menghasilkan minyak asiri tersebut akan terhenti jika kontak dengan panas atau kontak dengan pelarut organik. Untuk mendapatkan rendemen minyak yang lebih tinggi dan mutu yang lebih baik, maka selama proses ekstraksi berlangsung, perlu dijaga agar proses fisiologi dalam bunganya tetap dapat memproduksi minyak asiri yang baik. Selanjutnya adalah metode pengepresan.
Ekstraksi minyak asiri dengan cara pengepresan umumnya dilakukan terhadap bahan berupa biji, buah, atau kulit buah yang memiliki kandungan minyak asiri yang cukup tinggi. Akibat tekanan pengepresan, maka sel-sel yang mengandung minyak asiri pada tumbuhan akan pecah dan minyak asiri akan mengalir ke permukaan bahan. Contohnya, minyak asiri dari kulit jeruk dapat diperoleh dengan cara ini. Istilah cold press secara teoritis berarti bahwa minyak ini diperas pada suhu dan tekanan yang rendah.
Proses ini memastikan bahwa minyak yang dihasilkan adalah 100% murni dan mempertahankan semua sifat tanaman. Dalam proses pengepresan terdapat metode spons, di mana contoh dalam slide ini adalah lemon. Kulit lemon dikupas, kemudian kulitnya direndam di dalam air hingga terendam penuh dan menyebabkan kulit lemon tersebut menjadi lebih elastis. Dalam proses menjadi elastis, kulit jeruk kemudian dibalik dan dihadapkan dengan spons. Selanjutnya, kulit lemon tersebut diperas sehingga minyak yang ada dalam permukaan kulit tersebut berpindah kepada spons tersebut.
Demikian selanjutnya, hingga dikumpulkan dari beberapa kulit lemon yang telah direndam dan semua berpindah pada spons. Selanjutnya, spons diperas dan dikeluarkan minyaknya untuk mendapatkan minyak atsiri. Selanjutnya, ada metode scarification.
Di dalam proses pengerpresan atau istilah lainnya adalah menggunakan alat yang namanya Equilabiker di mana beberapa minyak asiri yang tidak dapat disuling tanpa terjadi diskoposisi jadi dilakukan cara yang lain yaitu misalnya minyak lemon dan minyak jeruk Di Amerika Serikat, metode umum untuk mendapatkan minyak citrus atau citrus oil yaitu dengan menggunakan atau menusuk kelenjar minyak dengan menggulingkan buah tersebut di atas sebuah bak yang dilapisi dengan duri-duri yang tajam, guna merembeskan kulit ari dan menembus hingga kelenjar minyak yang terdapat pada bagian luar kulit. Inilah yang disebut dengan metode EQUILI. Tahap proses penekanan pada buah menghilangkan minyak dari kelenjar dan dan Kemudian adanya semprotan air yang membasahi.
minyak yang masih melekat pada kulit itu akan tersaring melalui tabung yang terpusat sehingga terbuang di posisi tengah alat tersebut emulsi minyak air yang dihasilkan dipisahkan dengan proses sentrifugasi kemudian selanjutnya ada expression of rasping method, dimana proses ini adalah menggunakan cara memarut kulit luar dari buah lemon atau jeruk yang selanjutnya hasil parutan tersebut dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam kantong yang kemudian diperas secara kuat hingga mengeluarkan emosi minyak yang kemudian dialah menjadi minyak sirih dan yang terakhir dari metode pengepresan ada proses yang disebut dengan mesin proses dimana metodenya adalah sama dengan metode pengepresan yang lainnya, hanya saja dalam mesin proses ditambahkan mekanisasi untuk mempermudah proses pengepresan. Demikian tadi pembahasan mengenai metode ekstraksi minyak asiri secara konvensional. Terima kasih banyak. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sampai bertemu di pertemuan berikutnya.