sejarah kerajaan Mataram Islam dari awal berdiri hingga runtuh sebagai salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa kerajaan Mataram berperan besar dalam penyebaran Islam tidak hanya itu kerajaan ini pernah aktif memerangi Belanda terutama pada masa pemerintahan Sultan Agung pada tahun 1613 sampai 1645 Masehi namun pada akhirnya kerajaan Mataram Islam runtuh dan terpecah akibat pengaruh Belanda yang tidak terbendung dalam urusan kerajaan berikut ini sejarah kerajaan Mataram Islam dari awal berdiri hingga runtuh pada tahun 1755 Masehi awal berdirinya Mataram Islam sejarah berdirinya kerajaan Mataram Islam bermula ketika Panembahan Senopati atau Udang Sutawijaya dan ayahnya Ki Ageng Pemanahan membantu Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir memenangkan perang saudara di kerajaan Demak melawan Arya Penangsang sultan Hadijaya adalah menantu Sultan Trenggana Sultan Demak ketiga setelah memenangkan perang di Demak dan mendirikan kerajaan Pajang Sultan Hadiwijaya membalas bantuan Ki Ageng Pemanahan dengan memberinya tanah hutan ki Ageng Pemanahan diberi hutan mentau sekarang Kota Gede Yogyakarta yang kemudian ia bangun menjadi sebuah kadipaten di bawah kerajaan Pajang sepeninggal Ki Ageng Pemanahan Danang Sutawijaya menggantikan posisi ayahnya sebagai Adipati Mataram pada tahun 1582 Masehi Sultan Hadiwijaya wafat yang disusul dengan kemunduran kerajaan Pajang akibat perebutan kekuasaan antara putra dan menantu Sultan Hadiwijaya pada 1586 Danang Sutawijaya mendirikan kerajaan Mataram Islam dan mengangkat dirinya sebagai raja dengan gelar Panembahan Senopati In Alaga Sayidin Panatagama setelah itu keadaan berbalik karena wilayah Pajang menjadi kadipaten di bawah kekuasaan Mataram Islam yang berpusat di Kota Gede kejayaan Mataram Islam sebagai ibu kota kerajaan Mataram Islam Kota Gede menjadi pusat kegiatan politik sosial budaya keagamaan maupun pusat ekonomi masyarakat saat ini sebagian wilayah Kota Gede secara administrasi termasuk dalam wilayah kota Yogyakarta Prenggan dan Purbayan dan sebagian lagi termasuk dalam wilayah Kabupaten Bantul Jagalan dan Singaren pada masa pemerintahan Sultan Agung pada tahun 1613 sampai 1645 Masehi ibu kota kerajaan Mataram Islam dipindah ke Kerto yang berjarak sekitar 4,5 km di sebelah selatan Kota Gede keraton Kerto berdiri di Dukuh Kerto Desa Pleren Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul pada masa inilah kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaannya karena posisi pusat pemerintahannya berada di pedalaman kerajaan ini menggantungkan perekonomiannya pada hasil pertanian dengan komoditas utama berupa beras penarikan pupeti dari wilayah-wilayah kekuasaan penghasil beras juga membuat perekonomian kerajaan berkembang dengan cepat di bawah kekuasaan Sultan Agung pulang Mataram dua kali melakukan penyerangan ke Batavia untuk memerangi VOC Belanda upaya-upaya Sultan Agung memajukan agama Islam juga sangat baik salah satu contohnya dapat dilihat dari usahanya memakmurkan masjid sultan Agung memerintahkan pendirian masjid raya di setiap kabupaten sebagai induk dari seluruh masjid yang ada di kabupaten tersebut dalam membangun kebudayaan yang berdasarkan tradisi Indonesia atau Jawa asli Sultan Agung juga memasukkan ajaran-ajaran Islam runtuhnya kerajaan Mataram Islam kerajaan Mataram Islam mengalami kemunduran setelah wafatnya Sultan Agung pada tahun 1645 Masehi pengganti Sultan Agung adalah putranya yang bergelar Amangkurat 1 amangkurat 1 dikenal sebagai raja yang lebih dekat dengan VOC sangat kontras dari ayahnya kedekatannya dengan VOC pula yang mengakibatkan kerajaan Mataram Islam terus mengalami kemunduran dan gejolak akibat perang saudara di antara keluarga kerajaan pada masa Amangkurat kedua pada tahun 167 sampai 1703 Masehi dibangun keraton baru di Kartasura yang saat ini masuk wilayah administratif Kabupaten Sukoharjo abad ke-18 menandai terjadinya gejolah terbesar dalam sejarah kerajaan Mataram Islam yang memuncak pada peristiwa perang takhta Jawa 3 pada tahun 1747 sampai 1757 Masehi perang Tahta Jawa 3 melibatkan Pakubuwono 2 Raja Mataram Islam saat itu Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said atau Pangeran Sambbernyawa pangeran Pangku Bumi adalah adik Pakubuwono 2 sedangkan Raden Masid adalah keponakan Pakubuwono 2 saat itu ibu kota kerajaan Mataram Islam berada di kota Surakarta di tengah perlawanan Pangeran Mangkubumi dan Raden Masai Pakuwono 2 meninggal pada tanggal 20 Desember tahun 1749 Masehi sebelum meninggal Pakwono 2 sempat menandatangani perjanjian dengan VOC yang oleh para sejarawan disebut sebagai titik awal hilangnya kerajaan Mataram Islam putra Pakubuwono 2 Raden Masyadi kemudian dinobatkan sebagai raja bergelar Pakubuwono 3 pakubuwono 3 meneruskan perang takahta Jawa 3 melawan Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said di Bantung Veng pada tahun 1752 Masehi terjadi perpecahan antara Pangeran Mangku Bumi dan Raden Masai hal itu segera dimanfaatkan oleh VOC yang mengirimkan Nicholas Hartim untuk menawarkan perdamaian kepada Pangeran Mangkubumi voc berhasil menarik Pangeran Mangkubumi untuk menyepakati perjanjian Gianti pada tanggal 13 Februari tahun 1755 salah satu dampak perjanjian Gianti adalah kerajaan Mataram Islam dibagi menjadi dua kekuasaan yakni Kesultanan Surakarta di bawah kekuasaan Sunan Pakubuwono ketiga dan Kesultanan Ngayokiakarta untuk Pangeran Mangkubumi yang diangkat menjadi Sultan Ham Kubuwono 1 peristiwa itu menandai akhir riwayat kerajaan Mataram Islam itulah kisah sejarah singkat kerajaan Mataram Islam semoga bermanfaat