Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan mosi tidak percaya kepada Rektor Ova Emilia.
Mosi ini disebabkan oleh pandangan bahwa pemerintah saat ini tidak berpihak pada rakyat.
Alasan Mosi Tidak Percaya
BEM UGM merasa kecewa karena Rektor tidak berani menyuarakan kritik terhadap pemerintah.
Banyak kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro rakyat, seperti:
Kebijakan efisiensi yang berlebihan.
Program makan bergizi gratis yang tidak tepat sasaran.
Mahasiswa yang mengkritik seringkali mendapatkan intimidasi dari aparat.
Ekspresi Kekecewaan
BEM UGM menyatakan bahwa mosi tidak percaya ini merupakan bentuk kekecewaan dan upaya untuk mengembalikan marwah UGM sebagai kampus kerakyatan.
Mereka menegaskan bahwa UGM harus berpihak pada kepentingan rakyat, bukan penguasa.
Tuntutan kepada Rektor
BEM UGM tidak akan mencabut mosi tidak percaya sebelum Rektor melayangkan mosi tidak percaya kepada rezim Prabowo Gibran atau yang setara.
Ini dinilai penting sebagai penegasan keberpihakan UGM untuk menyelamatkan rakyat.
Aksi Mahasiswa
Aksi mahasiswa termasuk pendudukan gedung Balai Rung selama 6 hari.
Mahasiswa menginap dan mendirikan tenda, serta berdialog dengan pihak rektorat.
Penjelasan Media
Terkait mosi tidak percaya, ada narasi di media sosial yang mengaitkan dengan kasus ijazah Jokowi, namun BEM UGM menegaskan tidak ada hubungan antara keduanya.
Kesimpulan
Persoalan ini mencerminkan idealisme mahasiswa terhadap pemerintah yang dianggap tidak pro rakyat.