Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menyatakan mosi tidak percaya kepada rektornya Ova Emilia. Mosi tidak percaya itu dinyatakan BEM UGM karena pemerintah saat ini dianggap tidak berpihak pada rakyat. MOSI tidak percaya dinyatakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa UGM Yogyakarta kepada rektornya sendiri, Ova Emilia. BM UGM mengaku kecewa kepada rektor karena dinilai tidak berani menyuarakan kritikan kepada pemerintah. Ketua BM UGM Tio Ardianto menyebut pemerintahan saat ini banyak mengeluarkan kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat. Sementara mahasiswa yang mengkritik kerap mendapatkan intimidasi dari aparat. Di sisi lain, Rektor UGM yang diharapkan mau membantu perjuangan mahasiswa dalam mengkritik pemerintah justru tidak berani bersuara. Mencintai Indonesia dan mencintai Universitas Gajah Mada. Mesti tidak percaya kepada rektor, kami layangkan untuk mengembalikan marwah UGM sebagai kampus kerakyatan yang artinya harus berpihak semata-mata pada kepentingan rakyat dan bukan kepentingan penguasa. Dan atas itu inilah ekspresi kekecewaan kami. Mosi tidak percaya kepada rektor UGM yang tidak akan kami cabut rasa ketidakpercayaan kami sebelum rektor melayangkan mosi tidak percaya kepada rezim Prabowo Gibran atau yang setara dengannya sebagai penegasan keberpihakan dan keinginan UGM untuk menyelamatkan rakyat. Untuk informasi terkini kita tanyakan langsung pada Jurnal Kompas TV Michael Aryawan di Yogyakarta. Mika, untuk saat ini BEM UGM telah mengekspresikan pernyataannya terkait dengan mosi tidak percaya kepada rektor UGM. Lalu seperti apa poin dari mosi tidak percaya ini yang diajukan oleh ee BEM UGM terhadap Rektor ee Oma Emilia? Ya, selamat siang Juno dan Saudara. Benar sekali. Mosi tidak percaya dilayangkan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Gajah Mada kepada rektornya sendiri, Ova Emilia. Dan ee hal ini berawal dari unjuk rasa mahasiswa yang melakukan pendudukan gedung Balai Rung pada pekan kemarin. Di tempat ini kami melaporkan Juno pada pekan kemarin selama 6 hari ee mahasiswa UGM melakukan ee unjuk rasa. mereka menginap di sini, mendirikan tenda di lokasi ini, hingga pada ee hari terakhir mereka kemudian berdialog dengan pihak rektorat. Nah, di saat dialog itulah mahasiswa meminta pihak UGM melayangkan mosi tidak percaya kepada pemerintah Prabowo Gibran karena dianggap banyak ee melakukan ee kebijakan-kebijakan yang tidak ee pro rakyat atau tidak di mendukung rakyat. di antaranya misalnya efisiensi yang berlebihan, kemudian ee adanya makan bergizi gratis yang tidak tepatasaran dan malah menjadi ajang pemborosan menurut mahasiswa. Kemudian banyak kebijakan-kebijakan lain yang ee diambil oleh pemerintah saat ini yang memang ee betul-betul dianggap tidak pro rakyat. Nah, karena diminta untuk melayangkan mosi tidak percaya kepada pemerintah Indonesia, tentu saja UGM sebagai institusi pendidikan menolak hal itu. Nah, ee selisih paham antara mahasiswa dan rektor UGM ee terletak di e di tempat ini atau di di ee titik itu. Mahasiswa meminta rektor mengajukan atau melayangkan MOI tidak percaya kepada pemerintah Indonesia. Sementara ee pihak rektorat menolak, maka terbitlah ee Mosi tidak percaya dari Badan Eksekutif Mahasiswa UGM kepada rektornya sendiri yang dianggap tidak pro dengan rakyat. Nah, ee sejatinya persoalan ini adalah persoalan ee idealisme mahasiswa terhadap ee pemerintah saat ini yang mereka anggap tidak pro rakyat. Namun, namun Juno ee kasus ini mosi tidak percaya oleh BEM UGM. kemudian digoreng, dinarasikan di media sosial bahwa yang terjadi adalah Badan Eksekutif Mahasiswa ee mendukung salah satu pihak yang bertikai dalam ee kasus atau dalam perkara keaslian jasa Joko Widodo. Nah, ee kali ini kami tegaskan kepada ee Anda Juno dan juga Saudara bahwa tidak ada hubungan antara kasus ijazah Jokowi dengan mosi tidak percaya yang dilayangkan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa UGM kepada rektornya sendiri. Juno. Baik, terima kasih atas laporan Anda. Jun Kompas TV Michael Aryawan dari Yogyakarta. Yeah.