Halo mahasiswa, selamat datang di kelas Bisnis Internasional Pertemuan ke-9. Materi kita minggu ini yaitu mengenai desain organisasi internasional. Beberapa pokok bahasan kita antara lain yaitu pengertian desain organisasi, bentuk-bentuk desain organisasi global, dan fungsi pengendalian dalam bisnis internasional. Desain organisasi pada dasarnya memiliki peran yang penting dalam beberapa aspek manajemen perusahaan.
Yang pertama yaitu manfaat alokasi sumber daya perusahaan. Desain organisasi membantu dalam mengatur dan mengelola alokasi sumber daya perusahaan secara efektif. Dengan memiliki struktur organisasi yang jelas, tanggung jawab dan wewenang dapat ditetapkan dengan jelas kepada setiap unit atau individu dalam organisasi. Hal ini membantu dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang ada, termasuk tenaga kerja, anggaran, peralatan, dan juga bahan baku.
Yang kedua yaitu pengumpulan dan pengiriman informasi. Desain organisasi yang baik memfasilitasi aliran informasi yang efektif dalam perusahaan. Struktur organisasi yang terorganisir dengan baik memastikan bahwa informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan kontrol organisasi dapat dikumpulkan dengan mudah dari berbagai tingkatan organisasi dan disampaikan kepada pihak yang membutuhkan.
Ini membantu dalam meningkatkan koordinasi antar bagian, mengurangi hambatan komunikasi, dan juga mempercepat respons terhadap masalah dan peluang yang muncul. Yang ketiga yaitu pemberian tugas kepada karyawan. Desain organisasi juga digunakan untuk memberikan tugas kepada karyawannya.
Dalam desain organisasi yang tersruktur dengan baik, tugas dan tanggung jawab yang jelas diberikan kepada individu atau kelompok kerja tertentu. Hal ini membantu dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja, menghindari tumpang tindi tanggung jawab, dan memastikan bahwa setiap anggota organisasi memahami perannya dalam mencapai tujuan perusahaan. Selain itu, informasi tentang aturan dan prosedur serta harapan kinerja juga tersampaikan.
Melalui desain organisasi, perusahaan sebenarnya dapat menginformasikan karyawan tentang aturan, prosedur, dan juga harapan terkait kinerja pekerjaan mereka. Struktur organisasi yang terdefinisi dengan baik dapat mencakup hirarki otoritas, saluran komunikasi, dan pedoman operasional yang jelas. Dengan memiliki pemahaman yang jelas tentang aturan dan harapan ini, maka karyawan dapat bekerja sesuai dengan standar yang ditetapkan dan memahami apa yang diharapkan dari mereka dalam mencapai tujuan perusahaan.
Sebelum kita bahas lebih jauh, apa sih yang dimaksud dengan desain organisasi? Jadi, desain organisasi, atau yang sering disebut sebagai struktur organisasi, merupakan pola keseluruhan dari komponen struktural dan konfigurasi yang digunakan untuk mengelola organisasi atau perusahaan. Desain organisasi ini mencakup berbagai pembagian tugas dan tanggung jawab, pengaturan hirarki, alur komunikasi, koordinasi antar unit, dan juga pengambilan keputusan. Desain organisasi yang sesuai untuk setiap perusahaan dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti ukuran perusahaan, strategi yang diadopsi, teknologi yang digunakan, lingkungan di mana perusahaan beroperasi, dan budaya negara tempat perusahaan tersebut berada.
Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi desain organisasi. Perusahaan yang kecil mungkin memiliki struktur organisasi yang sederhana dengan hirarki yang tidak terlalu mencolok atau dangkal. Sedangkan perusahaan yang besar mungkin membutuhkan struktur yang lebih kompleks dengan tingkat hirarki yang lebih mencolok dan dalam. Kemudian strategi perusahaan juga sangat mempengaruhi desain organisasi. Misalnya, jika perusahaan menerapkan strategi diferensiasi di mana inovasi dan fleksibilitas sangat penting, maka desain organisasi yang diperlukan mungkin lebih terdesentralisasi dan organik dengan hirarki yang lebih dangkal dan garis wawenang yang lebih longgar.
Di sisi lain, jika perusahaan menerapkan strategi biaya rendah, maka desain organisasi yang lebih terpusat dan efisien mungkin lebih cocok. Kemudian dari segi teknologi juga sama. Jenis teknologi yang digunakan dalam perusahaan juga dapat mempengaruhi desain organisasi.
Teknologi yang kompleks atau berkembang pesat mungkin memerlukan desain organisasi yang lebih fleksibel dan berorientasi pada tim untuk memungkinkan kolaborasi dan inovasi yang lebih baik. Dari sisi lingkungan, jika perusahaan beroperasi di lingkungan yang sangat dinamis dan berubah dengan cepat, maka desain organisasi yang fleksibel dan adaptif mungkin lebih efektif dalam menanggapi perubahan tersebut. Selain itu, budaya negara tempat perusahaan beroperasi juga berpengaruh. Budaya yang lebih individualistik mungkin mendukung desain organisasi yang berfokus pada kinerja individu, Sementara budaya yang lebih kolektifis mungkin mendorong desain organisasi yang lebih kolaboratif dan tim.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, perusahaan dapat mengembangkan desain organisasi yang sesuai dengan kebutuhan. dan karakteristik perusahaan sendiri, serta selaras dengan tujuan dan strategi organisasi. Selanjutnya kita bahas mengenai desain organisasi global. Desain organisasi global ini mengacu pada pendekatan dalam merancang struktur dan sistem organisasi untuk perusahaan yang beroperasi pada skala global atau memiliki aktivitas komersial di beberapa negara.
Desain organisasi global mencerminkan kompleksitas yang berkaitan dengan operasional di lingkungan yang melintasi batas-batas negara, koordinasi kegiatan di berbagai lokasi, dan pengelolaan keragaman budaya dan peraturan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam memilih desain organisasi, maka perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa hal. Yang pertama yaitu area knowledge.
Desain organisasi global harus mempertimbangkan pengetahuan dan keahlian yang terkait dengan wilayah geografis di mana perusahaan tersebut beroperasi. Setiap wilayah memiliki peraturan, budaya, ekonomi, dan praktik bisnis yang unik. Oleh karena itu, Desain organisasi harus mempertimbangkan keberadaan unit bisnis regional atau lokal yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang wilayah tersebut.
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi dengan kebutuhan pasar lokal, menjalankan strategi pemasaran yang lebih efektif, dan memastikan perusahaan patuh terhadap peraturan atau hukum setempat. Yang kedua, product knowledge. Desain organisasi global juga harus mempertimbangkan pengetahuan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan produk atau layanan yang ditawarkan oleh perusahaan, seperti teknologi, kebutuhan pelanggan, dan kondisi persaingan. Setiap produk mungkin memerlukan tingkat keahlian, teknologi, dan pemahaman yang berbeda.
Dalam desain organisasi global, perusahaan dapat mempertimbangkan pembentukan tim yang terfokus pada produk tertentu. Tim ini akan memiliki pengetahuan yang dalam tentang produk tersebut. termasuk teknologi dan inovasi pengembangan, strategi pemasaran, distribusi, dan juga layanan pelanggan yang maksimal. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk lebih efisien dalam mengelola siklus hidup produk, memastikan pengembangan dan penyebaran yang sukses di seluruh wilayah global, serta memberikan dukungan pelanggan yang konsisten.
Yang ketiga, functional knowledge. Desain organisasi global juga harus mempertimbangkan pengetahuan fungsional yang spesifik, seperti keuangan, sumber daya manusia, produksi. logistik, pemasaran, dan lainnya. Perusahaan dapat mempertimbangkan pendekatan yang menggabungkan fungsi yang serupa di seluruh negara atau wilayah seperti pembentukan pusat kompetensi global. Pusat-pusat ini akan bertanggung jawab untuk mengembangkan dan membagikan pengetahuan fungsional yang terkait dengan operasional global, mengidentifikasi praktik terbaik, dan memastikan konsistensi dan efisiensi di seluruh organisasi global.
Dengan mempertimbangkan area knowledge, product knowledge, dan functional knowledge dalam desain organisasi global, perusahaan dapat meningkatkan kolaborasi, inovasi, dan efisiensi di seluruh entitas global mereka. Terdapat beberapa pilihan bentuk organisasi global untuk perusahaan, antara lain yaitu global product design, global area design, global functional design, global customer design, dan global matrix design. Yang pertama kita bahas global product design terlebih dahulu. Global Product Design atau Design Product Global mengorganisir perusahaan berdasarkan produk atau lini produk yang beroperasi di seluruh dunia. Desain ini paling cocok dipakai jika perusahaan memiliki lini produk yang beragam atau ketika lini produknya dijual di pasar yang beragam.
Sehingga kebutuhan akan koordinasi antar lini produk relatif tidak terlalu penting. Artinya, setiap divisi atau unit bisnis bertanggung jawab atas pengembangan, produksi, dan pemasaran produk tertentu secara global. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan pengembangan produk, keahlian teknis, dan memenuhi kebutuhan pasar yang berbeda di seluruh dunia.
Contoh perusahaan yang menggunakan desain produk global adalah Samsung. Pada gambar struktur ini dapat kita lihat bahwa Samsung memiliki berbagai lini bisnis seperti peralatan elektronik, produk bahan kimia, jasa keuangan, dan berbagai perusahaan afiliasi seperti catering, hotel dan resort, rumah sakit, dan lain-lain. Masing-masing lini produk dikepalai oleh pemimpin tertentu dalam grup atau divisi bisnis tersebut.
Beberapa kelebihan global product design ialah, yang pertama, keahlian mendalam dalam produk. Dengan divisi yang berfokus pada satu produk saja, manajer divisi memiliki kesempatan untuk mengembangkan keahlian yang mendalam dalam semua aspek produk tersebut. Mereka dapat memahami dengan baik kebutuhan pasar, fitur produk, dan juga keunggulan kompetitifnya. Hal ini memungkinkan mereka untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dan relevan dengan permintaan pasar global.
Kemudian yang kedua yaitu kemampuan bersaing secara global. Dengan fokus pada produk global, divisi ini dapat menghadapi persaingan di pasar global dengan lebih baik. Manager memiliki pemahaman yang mendalam tentang pasar global. preferensi pelanggan, dan kebutuhan regional yang berbeda. Dengan demikian, mereka dapat mengadaptasi strategi pemasaran dan penjualan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan di berbagai wilayah.
Kemudian yang selanjutnya yaitu efisiensi dalam produksi. Dalam pendekatan global product design, manajer bebas untuk memproduksi produk di manapun biaya produksi paling rendah. Ini memungkinkan perusahaan untuk mencapai efisiensi dalam produksi dengan memilih fasilitas produksi yang paling ekonomis di berbagai lokasi global. Dengan demikian, mereka dapat mengoptimalkan biaya produksi dan meningkatkan daya saing produk. Yang berikutnya, respons yang cepat terhadap perubahan teknologi.
Manager divisi dengan pengetahuan produk yang luas tentu lebih mampu memasukkan teknologi baru ke dalam produk mereka dan merespons dengan cepat perubahan teknologi yang mempengaruhi pasar. Mereka dapat mengikuti tren industri, mengadopsi inovasi baru, dan memperbaharui produk mereka sesuai dengan perkembangan teknologi terkini. Ini membantu perusahaan tetap relevan dan bersaing di pasar global yang terus berubah. Selanjutnya yaitu fleksibilitas dalam pemasaran dan distribusi.
Dalam global product design, perusahaan lebih fleksibel dalam memperkenalkan, mempromosikan, dan mendistribusikan setiap produknya. Manager divisi memiliki otonomi untuk merancang dan melaksanakan rencana pemasaran mereka sendiri. Ini memungkinkan mereka untuk menyesuaikan strategi pemasaran dan distribusi dengan kebutuhan pasar lokal dan mencapai segmentasi yang lebih tepat dalam pasar global. Kemudian dalam pendekatan ini, manajer lini produk individu dapat mengejar rencana pemasaran mereka sendiri. Mereka memiliki fleksibilitas untuk mengadaptasi strategi pemasaran mereka sesuai dengan kebutuhan produk dan pasar yang mereka tangani.
Ini memungkinkan respons yang lebih cepat terhadap perubahan pasar. dan juga memaksimalkan peluang penjualan. Selain memiliki kelebihan, tentu desain produk global juga memiliki kekurangan. Salah satunya ialah biaya yang mahal.
Global Product Design memerlukan setiap divisi produk untuk memiliki keahlian fungsional tersendiri. Ini berarti perusahaan harus menginvestasikan sumber daya yang signifikan untuk membangun dan mempertahankan tim yang kompeten dalam setiap aspek fungsional seperti penjualan, pemasaran, R&D, dan lain-lain. Hal ini dapat mengakibatkan biaya operasional yang tinggi untuk perusahaan. Selain itu, global product design juga menimbulkan pengembangan pengetahuan yang tersebar di setiap divisi. Artinya, setiap divisi produk atau lini bisnis dalam global product design harus mengembangkan pengetahuan sendiri mengenai budaya, hukum, dan politik negara tempat mereka beroperasi.
Ini melibatkan riset, pelatihan, dan adaptasi ke lingkungan bisnis yang berbeda di berbagai negara, mengelola pengetahuan dan kepatuan terhadap peraturan yang berbeda-beda di setiap negara, juga bisa menjadi tugas yang rumit serta memakan waktu. Kelemahan lainnya yaitu kompleksitas manajemen karena terdapat banyak divisi produk yang berfokus pada aspek yang berbeda. Selain itu, karena setiap divisi produk mengembangkan rencana pemasaran mereka sendiri, hal ini dapat menyebabkan kurangnya koordinasi dan keselarasan antar produk-produk yang ada. Terkadang, perusahaan kesulitan dalam mengintegrasikan pesan merek mereka secara keseluruhan dan mencapai efek sinergi antara produk dan strategi pemasaran. Karena setiap divisi produk beroperasi secara terpisah, maka ada resiko kesalahan dan inefisiensi yang dapat terjadi.
Misalnya, duplikasi upaya dan sumber daya dalam pengembangan produk yang serupa di beberapa divisi, atau ketidakmampuan untuk mengambil manfaat dari sinergi yang mungkin ada kalau saja terjadi kerjasama antar divisi. Bentuk desain organisasi global yang kedua yaitu global area design. Desain area global mengorganisir kegiatan perusahaan berdasarkan wilayah geografis tertentu di mana mereka beroperasi. Setiap wilayah memiliki struktur organisasi sendiri yang terdiri dari fungsi-fungsi bisnis yang relevan seperti penjualan, pemasaran, dan juga operasi. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk beradaptasi dengan perbedaan budaya, regulasi, dan preferensi pelanggan di setiap wilayah.
Desain area global lebih cocok digunakan oleh perusahaan yang produknya tidak mudah ditransfer ke seluruh wilayah. Dengan pendekatan ini, perusahaan juga dapat memperluas pangsa pasar global mereka dan membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan lokal di berbagai wilayah. Contoh perusahaan yang menggunakan desain ini ialah ADECO. ADECO memiliki kepala atau pimpinan cabang di setiap negara yang menjadi wilayah operasionalnya, seperti kepala cabang di Australia, Perancis, dan seterusnya.
Setiap cabang di setiap negara dipimpin oleh kepala yang berbeda yang mengepalai berbagai fungsi bisnis untuk berbagai produk yang mereka miliki. Sementara itu, model desain organisasi seperti ini memiliki berbagai kelebihan. Yang pertama yaitu mengembangkan keahlian tentang pasar lokal dengan menerapkan Global Area Design sebenarnya perusahaan dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang keunikan dan preferensi pasar lokal di berbagai wilayah. Ini memungkinkan perusahaan untuk memahami kebutuhan pelanggan secara lebih mendalam dan menyesuaikan strategi pemasaran serta produk mereka dengan cara yang lebih relevan dan efektif. Yang kedua yaitu bebas menyesuaikan produk perusahaan untuk memenuhi kebutuhan lokal.
Melalui Global Area Design, Perusahaan dapat dengan mudah menyesuaikan produk dan layanan mereka agar sesuai dengan kebutuhan dan preferensi lokal. Mereka dapat mengubah fitur produk, merancang kemasan yang sesuai dengan budaya lokal, atau bahkan menyediakan variasi produk yang lebih relevan untuk pasar tertentu. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan daya tarik produk mereka di pasar lokal dan membangun loyalitas pelanggan yang lebih kuat. Yang ketiga yaitu cepat merespons terhadap perubahan di pasar lokal. Dalam lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat, perusahaan harus dapat menyesuaikan strategi mereka dengan cepat untuk tetap relevan dan dapat bersaing.
Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat mengumpulkan informasi pasar secara real-time, menganalisis tren dan preferensi baru, dan meresponnya dengan penyesuaian yang tepat dalam strategi pemasaran dan produk mereka. Selain itu, Global Area Design juga memungkinkan perusahaan untuk menyusun bauran produk yang lebih efektif. Dalam konteks wilayah tertentu, mereka dapat menyesuaikan harga, promosi, saluran distribusi, dan elemen lain dalam bawaan produk agar sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pasar lokal.
Dengan demikian, perusahaan dapat menciptakan nilai tambah yang lebih besar dan meningkatkan daya saing mereka di pasar tertentu. Bentuk desain organisasi yang ketiga yaitu desain fungsional global atau global fungsional design. Desain ini mengorganisir perusahaan berdasarkan fungsi-fungsi bisnis yang terpisah secara global.
Global Functional Design lebih cocok digunakan oleh perusahaan dengan bisnis tunggal atau produk serupa di berbagai wilayah global. Dalam pendekatan ini, perusahaan menetapkan fungsi-fungsi bisnis yang kritis dan mengkoordinasikan aktivitas mereka secara global. Misalnya, perusahaan dapat memiliki Departemen Pemasaran Global, Departemen Sumber Daya Manusia Global, Departemen Keuangan Global, R&D global, dan sebagainya. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk mencapai efisiensi dan keunggulan kompetitif dengan memusatkan usaha dan sumber daya mereka dalam inti operasi fungsionalnya di seluruh organisasi global. Kemudian dalam global functional design, perusahaan juga dapat mentransfer skill dan knowledge secara efektif di antara berbagai divisi dan wilayah mereka.
Ini berarti bahwa perusahaan dapat memanfaatkan keahlian dan pengalaman dari satu wilayah dan menerapkannya di wilayah lain. Misalnya, perusahaan dapat mentransfer pengetahuan tentang teknologi produksi yang efisien dari pabrik di satu negara ke pabrik di negara lain. Selain itu, kontrol dan pengambilan keputusan pun lebih tersentral.
Perusahaan memiliki kekuatan dan otoritas yang lebih besar dalam menentukan strategi dan kebijakan di tingkat global. Keputusan yang penting dapat diambil oleh manajemen pusat untuk memastikan operasional global berjalan dengan koheren dan konsisten. Namun demikian, model desain organisasi ini dapat menyebabkan kurangnya komunikasi dan koordinasi yang efektif antar divisi yang beroperasi di berbagai wilayah.
Hal ini kemudian dapat menyebabkan setiap divisi mengejar tujuan masing-masing tanpa mempertimbangkan kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Kurangnya koordinasi ini dapat menyebabkan konflik, duplikasi upaya, dan kehilangan sinergi yang justru dapat merugikan perusahaan. Oleh sebab itu, dalam rangka mengoptimalkan global functional design, penting bagi perusahaan untuk mengembangkan mekanisme komunikasi dan koordinasi yang efektif antar divisi dan wilayah.
Komunikasi yang terbuka, pertukaran pengetahuan, dan penggunaan teknologi kolaborasi dapat membantu memastikan bahwa setiap divisi berkontribusi pada tujuan keseluruhan perusahaan dan mencapai keunggulan kompetitif secara global. Bentuk desain organisasi keempat yaitu desain pelanggan global atau global customer design. Global customer design adalah pendekatan strategis yang digunakan oleh perusahaan untuk melayani beberapa kelompok atau segmen konsumen dengan kebutuhan yang berbeda-beda di berbagai wilayah global.
Perusahaan menyadari bahwa setiap kelompok konsumen memiliki preferensi, kebutuhan, dan karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu, mereka mengadopsi strategi yang disesuaikan untuk melayani masing-masing kelompok konsumen dengan cara yang paling efektif. Perusahaan mungkin memiliki tim atau unit bisnis yang fokus pada pelanggan tertentu atau segmen pasar tertentu di seluruh dunia. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan yang berbeda di berbagai pasar global. Masing-masing kelompok konsumen memiliki kebutuhan spesifik yang membutuhkan keahlian, pengetahuan dan perhatian khusus dari perusahaan.
Perusahaan berusaha memahami kebutuhan dan preferensi masing-masing kelompok konsumen tersebut dengan mendapatkan pemahaman mendalam tentang budaya, kebiasaan, preferensi, dan faktor lokal lainnya yang mempengaruhi perilaku konsumen. Namun demikian, model desain organisasi ini hanya cocok digunakan bila setiap pasar atau kelompok konsumen memiliki perbedaan yang sangat besar. Misalnya ketika perusahaan menjual image printing paper, kepada konsumen individu, maka mereka dapat menggunakan pendekatan dan strategi pemasaran yang berfokus pada aspek kreatif dan personalisasi produk, seperti memberikan opsi desain dan kualitas cetakan yang tinggi. Namun ketika menjual medical imaging supplies kepada rumah sakit, maka perusahaan perlu mengedepankan aspek kualitas medis, keamanan, dan standar yang ketat. Kemudian poin penting yang dapat dipertimbangkan dalam penggunaan model desain ini ialah Bahwa dalam Global Customer Design, perusahaan dapat lebih mudah mengevaluasi kinerja di masing-masing segmen pasar yang mereka layani.
Dengan memahami kebutuhan dan preferensi masing-masing kelompok konsumen, maka perusahaan dapat mengukur keberhasilan dan dampak strategi mereka secara lebih spesifik dan terfokus. Namun demikian, perlu juga diingat bahwa implementasi Global Customer Design ini membutuhkan lebih banyak sumber daya karena perusahaan harus menyediakan tim dan tenaga ahli yang khusus untuk melayani setiap segmen pasar dengan baik. Perusahaan perlu mengalokasikan sumber daya yang membadai untuk memenuhi kebutuhan masing-masing kelompok konsumen dan memastikan kepuasan konsumen dapat tercapai. Ini adalah contoh struktur organisasi kodak berdasarkan kelompok atau segmen konsumennya.
Di bawah CEO terdapat presiden untuk masing-masing produk yang dibuat sesuai kelompok segmen yang dilayani. Yang pertama yaitu kelompok komersial bisnis. Kelompok konsumen ini terdiri dari bisnis dan industri yang menggunakan produk dan layanan Kodak untuk keperluan komersial seperti perusahaan percetakan, studio fotografi, agen periklanan, industri penerbitan, dan juga lembaga pendidikan.
Kodak menyediakan produk seperti printer, perangkat lunak pengolahan gambar, dan kertas cetak khusus untuk memenuhi kebutuhan komersial konsumen dalam industri ini. Kemudian yang kedua yaitu kelompok new business. Kelompok konsumen ini terdiri dari pasar yang relatif baru atau segmen bisnis baru yang dijelajahi oleh Kodak. Kelompok konsumen dalam kategori ini mencakup perusahaan baru dan segmen pasar yang sedang berkembang, di mana Kodak berupaya memasuki pasar baru tersebut untuk memperluas bisnisnya.
Misalnya dengan mengembangkan produk dan layanan baru yang relevan dengan industri seperti digital imaging, pemrosesan gambar medis, dan juga pemrosesan gambar industri dan solusi keamanan. Kemudian yang selanjutnya yaitu consumer business. Kelompok konsumen ini terdiri dari individu atau konsumen akhir yang menggunakan produk dan layanan Kodak untuk kebutuhan pribadi mereka.
Dalam konteks ini, Kodak menyediakan produk-produk seperti kamera, printer foto, film fotografi, dan juga aksesoris terkait. Desain organisasi yang kelima yaitu design matrix global. Design matrix global menggabungkan elemen-elemen dari desain fungsional dan desain area global.
Dalam struktur Matrix, ada dua dimensi utama yang mempengaruhi struktur organisasi, yaitu fungsi fungsional dan wilayah geografis. Ini berarti bahwa setiap karyawan memiliki dua jalur tanggung jawab, satu berdasarkan fungsi dan satu berdasarkan wilayah geografis. Dalam pendekatan ini, perusahaan menciptakan kelompok produk yang terdiri dari anggota dari departemen fungsional yang sudah ada. Dalam Global Matrix Design, Kelompok produk memiliki tanggung jawab untuk merencanakan, merancang, mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan produk baru. Kelompok ini terdiri dari anggota yang berasal dari berbagai departemen fungsional seperti penjualan, pemasaran, riset dan pengembangan, produksi, dan lain-lain.
Setiap anggota kelompok produk membawa keahlian fungsional mereka ke dalam proses pengembangan produk. Keuntungan utama dari Global Matrix Design adalah bahwa perusahaan dapat memanfaatkan keahlian fungsional dan pengetahuan yang dimiliki oleh anggota dari departemen yang berbeda-beda. Dalam gerangka ini, anggota kelompok produk dapat berkontribusi dengan keahlian dan pengalaman mereka dari perspektif fungsional mereka masing-masing sehingga menghasilkan produk yang lebih baik dan lebih komprehensif.
Selain itu, dengan menggunakan pendekatan matriks, perusahaan juga dapat membentuk kelompok produk sesuai dengan kebutuhan pengembangan produk tertentu. Begitu tugas pengembangan produk selesai, Kelompok produk dapat dibubarkan dan anggotanya dapat diahirkan ke tugas baru atau ke kelompok produk lain yang sedang dibentuk untuk pengembangan produk selanjutnya. Oleh sebab itu, maka sebenarnya bentuk desain organisasi matriks ini juga memiliki banyak kelebihan ya. Yang pertama, karena dalam Global Matrix Design anggota tim pengembangan produk berasal dari berbagai departemen fungsional, area, dan keahlian produk yang berbeda, maka desain ini memungkinkan perusahaan untuk menggabungkan pengetahuan dan keahlian yang beragam dalam satu tim untuk mengembangkan produk baru atau menanggapi tantangan baru di pasar global.
Dengan demikian, Global Product Design memfasilitasi kolaborasi lintas fungsi dan lintas area untuk mencapai tujuan pengembangan produk. Yang kedua, Global Matrix Design memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan desain organisasi fungsional, area, pelanggan, dan produk sesuai kebutuhan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk lebih fleksibel dan beradaptasi dengan perubahan pasar dan juga tuntutan yang berbeda-beda. Dengan menggunakan pendekatan ini, perusahaan dapat mengoptimalkan kelebihan masing-masing desain organisasi dan meminimalkan kelemahan yang terkait, sehingga mempromosikan fleksibilitas organisasi yang lebih besar. Yang ketiga, kemampuan untuk menambah atau mengeluarkan anggota tim.
Dalam Global Matrix Design, anggota tim pengembangan produk dapat ditambahkan atau dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang berubah. Jika ada perubahan kebutuhan atau prioritas, maka perusahaan dapat menyesuaikan komposisi tim dengan menambahkan atau mengganti anggota tim. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memastikan bahwa tim memiliki keahlian yang sesuai untuk menangani tugas dan tantangan yang baru. Selain itu, Desain Matrix Global juga memungkinkan kolaborasi dan komunikasi yang lebih baik antara manajer dari divisi yang berbeda.
Dalam struktur ini, anggota tim pengembangan produk harus berkoordinasi dan berkomunikasi secara teratur dengan rekan-rekan mereka dari departemen fungsional yang berbeda. Ini mempromosikan pertukaran informasi, pemahaman bersama, dan koordinasi yang lebih baik antara tim dan departemen yang terlibat. Terlepas dari kelebihan tersebut, Desain Matrix Global juga memiliki beberapa kekurangan. Yang pertama, desain ini tidak sesuai untuk perusahaan dengan produk yang sedikit dan beroperasi di pasar yang relatif stabil. Artinya Global Matrix Design ini cenderung memang lebih kompleks dan sesuai dengan perusahaan yang memiliki portfolio produk yang beragam dan beroperasi di pasar yang dinamis.
Jika perusahaan memiliki sedikit produk dan beroperasi di pasar yang relatif stabil, maka struktur Matrix Global mungkin terlalu rumit dan tidak efisien. Desain ini lebih cocok untuk perusahaan dengan kebutuhan yang lebih kompleks dan dinamis. Kemudian, selain itu, posisi karyawan yang lebih sulit.
Dalam global matrix design, karyawan harus bertanggung jawab kepada lebih dari satu manajer. Hal ini dapat menyebabkan kompleksitas dalam pelaporan dan membagi waktu serta energi mereka antara tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Karyawan mungkin menghadapi tantangan dalam mengelola harapan dan permintaan dari manajer yang berbeda-beda. yang dapat mempengaruhi efisiensi kerja dan tingkat stres mereka.
Selain itu, karena salah satu tujuan desain Matrix Global adalah memberikan otoritas pengambilan keputusan yang cepat kepada para manajer, maka sebenarnya, karena hubungan pelaporan dan tanggung jawab yang kompleks, maka mendapatkan persetujuan untuk keputusan tertentu bisa memakan waktu yang lebih lama. Terdapat resiko terjadinya konflik dan kebingungan dalam hal pembagian wewenang dan otoritas pengambilan keputusan, yang justru dapat menghambat kinerja dan efisiensi organisasi. Oleh karena itu, kita harus benar-benar memahami bahwa global matrix design bukanlah pendekatan yang cocok untuk setiap perusahaan. Keputusan tentang penggunaan desain organisasi harus dipertimbangkan dengan cermat berdasarkan karakteristik dan kebutuhan spesifik perusahaan tersebut.
Ada situasi di mana struktur matrix global mungkin tidak efektif atau tidak efisien, terutama itu jika perusahaan memiliki produk yang terbatas. dan beroperasi di pasar yang stabil seperti yang sudah saya jelaskan tadi. Nah, kita sudah selesai ya membahas tentang desain organisasi, sekarang kita bahas mengenai fungsi pengendalian dalam bisnis internasional. Dalam bisnis internasional, fungsi pengendalian melibatkan proses memantau kinerja yang sedang berlangsung dan membuat perubahan yang diperlukan untuk memastikan perusahaan bergerak menuju tujuan kinerjanya.
Tiga tingkatan kontrol yang umum dalam konteks bisnis internasional yaitu strategic control, Organizational Control dan Operational Control Strategic Control atau pengendalian strategis berkaitan dengan pemantauan dan penilaian kinerja organisasi dalam mencapai tujuan jangka panjang dan strategi bisnisnya. Tujuan dari pengendalian strategis adalah untuk memastikan bahwa organisasi tetap pada jalur yang benar dan sesuai dengan visi, misi, serta tujuan strategis yang telah ditetapkan. Pengendalian ini melibatkan pemantauan lingkungan bisnis global, analisis kompetitif, evaluasi kinerja secara keseluruhan, serta pengambilan keputusan strategis untuk mengarahkan perusahaan ke arah yang diharapkan. Kemudian Organizational Control. merupakan pengendalian yang fokus pada pengawasan dan pengelolaan struktur, sistem, dan proses organisasi dalam mencapai tujuan bisnisnya.
Pengendalian ini melibatkan pengendalian terhadap struktur organisasi, alur komunikasi, kebijakan dan prosedur, serta alokasi sumber daya. Pengendalian organisasi ini juga melibatkan pengelolaan resiko, pengawasan keuangan, serta pengelolaan hubungan antar unit bisnis dalam konteks bisnis internasional. Yang ketiga yaitu Operasional Control. Pengendalian operasional berkaitan dengan pemantauan dan pengawasan kegiatan operasional sehari-hari perusahaan di berbagai pasar internasional. Ini mencakup pengendalian terhadap proses produksi, manajemen rantai pasok, penjualan dan pemasaran, serta operasi lainnya yang terkait dengan kegiatan inti perusahaan.
Pengendalian operasional berfokus pada efisiensi, efektivitas, dan kualitas pelaksanaan kegiatan operasional untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam praktiknya, ketiga tingkatan kontrol ini saling terkait dan saling mendukung. Pengendalian strategis menginformasikan pengendalian organisasi yang pada gilirannya mengarah pada pengendalian operasional yang efektif.
Dengan menggunakan sistem kontrol yang tepat, perusahaan dapat mengelola kinerja bisnis internasionalnya secara efektif, mengidentifikasi masalah atau peluang, dan membuat perubahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategisnya. Pengembangan fungsi kontrol dalam bisnis internasional melibatkan serangkaian langkah-langkah untuk memantau, mengukur, membandingkan, dan merespons kinerja organisasi. Yang pertama yaitu menetapkan kontrol, standar, dan kinerja. Langkah ini melibatkan penentuan parameter yang relevan untuk mengukur kinerja seperti target penjualan, laba, langsap pasar, atau indikator kinerja kunci.
Standar juga ditetapkan sebagai acuan untuk mengevaluasi kinerja yang diharapkan. Langkah kedua yaitu mengukur kinerja aktual. Langkah ini melibatkan pengumpulan data dan informasi terkait dengan parameter yang ditetapkan sebelumnya.
Metode pengukuran dapat berupa penggunaan sistem informasi manajemen, laporan keuangan, survei pasar, atau indikator kinerja lainnya. Yang ketiga yaitu membandingkan kinerja aktual dengan standar. Kinerja aktual yang diukur kemudian dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Langkah ini memungkinkan identifikasi apakah kinerja perusahaan memenuhi, melebihi, atau tidak mencapai standar yang telah ditetapkan. Analisis perbedaan antara kinerja aktual dan standar dapat mengungkapkan deviasi atau ketidaksesuaian yang perlu ditangani.
Yang keempat, yaitu menanggapi deviasi. Jika terdapat deviasi antara kinerja aktual dan standar, maka langkah selanjutnya adalah menanggapi deviasi tersebut. Respon terhadap deviasi dapat melibatkan tiga tindakan. Yang pertama, merubah standar, yaitu jika deviasi dianggap disebabkan oleh faktor eksternal yang signifikan atau perubahan dalam lingkungan bisnis internasional, maka perusahaan dapat mempertimbangkan untuk mengubah standar kinerja yang ditetapkan.
Yang kedua, yaitu mengkoreksi deviasi. Jika deviasi disebabkan oleh masalah internal atau kesalahan yang dapat diperbaiki, maka perusahaan perlu mengambil tindakan korektif untuk mengatasi deviasi tersebut. Ini bisa melibatkan perbaikan proses pelatihan karyawan, penyusahian strategi, atau tindakan lain yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja. Yang ketiga yaitu menjaga status quo.
Jika deviasi kecil dan tidak signifikan, serta tidak mempengaruhi tujuan jangka panjang perusahaan, maka perusahaan mungkin memutuskan untuk mempertahankan status quo dan terus melanjutkan operasional seperti biasa. Langkah-langkah di atas merupakan siklus kontrol yang berkelanjutan. Pengembangan fungsi kontrol melibatkan penilaian terus-menerus terhadap kinerja, melakukan perbaikan jika diperlukan, dan menyesuaikan standar jika kondisi bisnis internasional berubah.
Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memastikan bahwa operasional mereka tetap efektif dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Baiklah, demikian penjelasan materi kita minggu ini ya. Semoga dapat dipahami dan bermanfaat.
Sampai ketemu di video aja selanjutnya. Dadah!