📖

Pelajaran dari Kisah Maiz dan Ghamidiyah

Aug 17, 2024

Kisah Maiz dan Ghamidiyah

Pendahuluan

  • Cerita tentang Maiz Al-Aslami yang mengaku berzina dan meminta hukuman rajam.
  • Riwayat ini menggambarkan penerapan syariat Islam di masa Nabi Muhammad SAW.

Kisah Maiz Al-Aslami

  • Maiz adalah seorang anak yatim yang dirawat oleh Huzal bin Nuaim.
  • Maiz mengaku kepada Nabi Muhammad SAW bahwa ia telah berzina.
  • Dari pengakuannya, ia berharap Nabi akan memintakan ampun kepada Allah untuknya.
  • Nabi memberikan kesempatan kepada Maiz untuk bertaubat, tetapi Maiz tetap menegaskan pengakuannya.

Dialog antara Maiz dan Nabi

  • Maiz: "Ya Rasulullah, saya telah berzina."
  • Nabi: "Mungkin kamu hanya ciuman atau berciuman saja?"
  • Maiz menegaskan bahwa ia telah melakukan hubungan seksual yang sebenarnya.

Proses Hukum

  • Nabi memutuskan untuk merajam Maiz setelah ia mengulangi pengakuan.
  • Maiz menderita saat dihukum dan meminta untuk dibawa kembali kepada Nabi.
  • Nabi marah karena Maiz diperlakukan dengan kasar meskipun ia sudah bertaubat.

Pelajaran dari Kisah Maiz

  • Nabi menyatakan bahwa taubat Maiz sangat berat, bahkan dapat mengampuni banyak umat.
  • Maiz dianggap telah mendapatkan keampunan dari Allah setelah bertaubat.

Kisah Ghamidiyah

  • Seorang perempuan bernama Ghamidiyah juga mengaku berzina dan meminta hukuman rajam.
  • Ghamidiyah dihukum setelah melahirkan anaknya.
  • Proses hukum juga dilakukan dengan menggali lubang untuk merajamnya.

Dialog antara Ghamidiyah dan Nabi

  • Ghamidiyah: "Ya Rasulullah, saya telah melahirkan anak hasil zina."
  • Nabi menyuruhnya untuk menyusui anaknya hingga cukup umur sebelum dihukum.

Penegakan Hukum

  • Ghamidiyah dirajam setelah menyusui anaknya.
  • Khalid bin Walid merasa marah dan mengutuk Ghamidiyah saat ia dirajam, tetapi Nabi memperingatkan Khalid untuk tidak menghakimi.

Kesimpulan

  • Kisah Maiz dan Ghamidiyah menekankan pentingnya bertaubat dalam Islam.
  • Hukum rajam adalah bagian dari syariat yang ditegakkan untuk menjaga masyarakat.
  • Nabi Muhammad SAW menunjukkan sikap adil dan penuh kasih saat memberlakukan hukum.
  • Taubat yang tulus dapat menghapus dosa-dosa besar.
  • Pentingnya menjaga kehormatan diri dan konsistensi dalam menjalani ajaran Islam.