Transcript for:
Klasifikasi dan Penamaan Senyawa Kimia

Pada video kali ini kita akan membahas materi tentang hakikat materi. Yang dibahas di hakikat materi ialah Pertama, klasifikasi materi. Sebagian ini mengulang bab sebelumnya, yaitu tentang pengantar ilmu kimia. Kedua, tata nama. Ketiga adalah penyetaraan reaksi. Sebelum masuk ke soal, secara singkat, di kimia dasar materi itu dibagi dua, yaitu campuran dan zat murni. Zat murni dibagi dua, yaitu unsur dan senyawa. Unsur hanya satu jenis atom, sedangkan senyawa lebih... dari satu atom. Senyawa bisa kita bagi menjadi dua, senyawa molekular dan senyawa ionik. Sangat penting untuk diketahui apa perbedaan senyawa dan unsur. Seperti yang dikatakan tadi, unsur hanya satu jenis. jenis atom, misalkan O2, AR, dan Na, sedangkan senyawa lebih dari satu jenis atom. Perbedaan ionik dan molekul akan dibahas pada bab ikatan kimia. Pada senyawa molekul ini, terdapat beberapa jenis atom diikat dengan ikatan kovalen. Sedangkan ionik diikat dengan ikatan ion, yaitu ion positif dan ion negatif, misalkan Na+, dan ion Cl-. Biasanya, senyawa ionik merupakan perpaduan logam positif dengan non-logam. Maka jika kita menemukan senyawa di depannya logam dan belakangnya non-logam, maka bisa diprediksikan itu senyawa ionik. Misalnya, NaCl. Na adalah logam. Cl adalah non-logam. Maka itu adalah ionik. Misalkan, PbL2. Pb adalah logam. L2 adalah non-logam. Maka, dia ionik. Kemudian NaO3. Na adalah logam, NO3 adalah non-logam. Maka, dia ionik. Pengecualian untuk NH4. Dia bersifat senyawa ionik. Misalkan, NH4Cl. Khusus NH4, meskipun bukan logam, ia ionik. Sedangkan Cl merupakan non-logam. Maka, gabungan senyawa ini adalah ionik. Maka ini logam plus amonium. Selanjutnya, senyawa molekular. Cirinya adalah gabungan non-logam dengan non-logam, atau metaloid dengan non-logam. Misalnya, SO2. S adalah non-logam, O adalah non-logam. Maka, senyawa ini adalah molekular. Atau, SiO2. Si adalah metaloid, O adalah non-logam. Maka, senyawa ini adalah molekular. Pada soal... Biasanya kita diminta untuk mengklasifikasikan. Misalnya, kita diberi senyawa PCl3, PbNO3 2x, SO3, HCl, KBr, NH4Cl. Kita diminta untuk membedakan mana senyawa ionik, mana senyawa molekular. Pertama, kita cek PCl3. P adalah non-logam, Cl adalah non-logam. Maka dia senyawa molekular. Lalu, PbNO3 dua kali. PbNitrat, PbLogam, NO3 Non-Logam. Maka dia senyawa ionik. Kemudian SO3. S adalah non-logam. O adalah non-logam. Maka dia senyawa molekular. Kemudian HCl sering diduga senyawa ionik karena dia asam. Padahal, H bukan logam. Dan Cl adalah non-logam. Maka HCl adalah senyawa molekular. Selanjutnya, KBr. Potassium bromida atau kalium bromida. K merupakan logam, Br merupakan non-logam. Maka dia senyawa ionik. Terakhir, NH4Cl. NH4 meskipun dia non-logam, tapi NH4 ionnya ada ionik. Maka senyawa NH4 itu senyawa ionik. NH4Cl, NO3, NH4Sulfat, semuanya ionik. Subtopik kedua di bab hakikat materi adalah tata nama. Tata nama yang dibahas adalah tata nama ion dan tata nama molekul. Senyawa ion bisa kita bagi menjadi dua, yaitu kationnya hanya satu jenis ion dan kationnya lebih dari satu jenis ion. Satu jenis ion misalnya, Na+, Ca2+, Ca, hanya punya satu jenis ion. yaitu Ca2+, yang lebih dari satu jenis ion, Misalkan Fe, ada Fe2+, ada Fe3+. Biasanya, yang satu jenis ion adalah dia golongan utama di tabel periodik, sedangkan yang lebih dari satu jenis adalah logam transisi. Ada pengecualian pada golongan utama, sudah dibahas di kimia dasar. Sedangkan logam transisi, pengecualiannya adalah, kecuali Zn, hanya Zn2+, kemudian Ni2+, dan Cu sering dalam 2+. Bagaimana penamaannya? Misalkan kita punya NaBr, kita tulis Natrium, ini Brom, jadi Bromida, diberi akhiran Ida. Kemudian misalkan CaCl2, Kalsium Klorida, berakhiran Ida. Untuk kasus yang kedua adalah jika unsur tersebut memiliki lebih dari satu jenis kation. Misalkan FeSO4, karena SO4 itu min 2, maka Fe adalah plus 2. Sehingga, kita beri nama besi 2 sulfat. 2 ini menunjukkan bilangan oksidasi Fe. Lalu misalkan kita memiliki CrOH3. Karena OH itu min 1, maka ini totalnya min 3 dan krom 3. Sehingga diberi nama krom 3 hidroksida. Maka jika kita memberikan tata nama senyawa ion, kenali terlebih dahulu. Apakah logamnya adalah golongan utama? Sehingga, kita tidak perlu menuliskan angka romawi. Atau, apakah dia golongan transisi, sehingga kita harus mencantumkan angka Romawi di depannya. Untuk senyawa molekul, misalnya kita memiliki SO2, kita tulis ini belerang. Nah, karena ada 2 di sini, maka dioksida, terdapat akhiran ida, dan awalan di. Jika 1, maka tambahannya mono. Jika 2, tambahannya di. Jika 3, tambahannya tri. Jika 4, tambahannya tetra. tambahannya pentak, dan seterusnya. Misalnya, kita memiliki Cl2O7, maka namanya diklorheptaoksida. Terdapat 6 senyawa, dan kita harus memberikannya nama. Tahap pertama, jangan langsung memberikan nama, tapi identifikasi terlebih dahulu apakah dia senyawa ionik atau kovalen, senyawa atau molekular. Karena jika kita salah menentukan dia senyawa ionik atau molekul, kita juga akan salah dalam memberikan nama. Yang pertama, KBr. K logam, Br non-logam, maka ini senyawa ionik. Berarti kita gunakan tata nama ionik, yaitu kalium. Kalium termasuk senyawa utama, maka tidak perlu angka romawi di depannya. Br-nya, bromida. Yang kedua, SO2. S non-logam, O non-logam, maka dia molekul. S-nya sulfur, O-nya di belakang oksida, ini ada angka 2, maka dioksida. Yang ketiga FeCl3. Fe logam, Cl non-logam, maka dia ionik. Molekul tambah ionik merupakan besi. Fe adalah golongan transisi, maka harus ada berapa oksidasinya. Cl-1x3 sama dengan min 3, dan ini plus 3. Jadi ini merupakan besi 3 klorida. Selanjutnya, HClO2. H non-logam, ClO2 non-logam, maka ini senyawa molekul. H-nya merupakan hidrogen, ClO2 merupakan klorid. Khusus untuk senyawa asam ClO2, dia dapat diberi nama asamnya, yaitu asam klorid. Jadi, misal kita memiliki H2S, kita cukup menamainya dihidrogen sulfida, atau kita tambahkan asam sulfida. Ini khusus untuk senyawa asam. Selanjutnya, N2O5, N-nonlogam, O-nonlogam, maka dia molekul. Terdapat 2 buah nitrogen, maka dinitrogen, dan 5 oksigen, maka pentauksida. Terakhir, CaCl2.6H2O. Titik ini menunjukkan bahwa dia adalah hidrat. Ca logam, Cl non-logam, maka dia senyawa ion. Lalu ada tambahan H2O dengan titik. Ini senyawa hidrat. Bagaimana tata nama senyawa hidrat? Kita beri nama terlebih dahulu senyawa ionnya. Ca logam utama, cukup kita tulis kalsium. Cl merupakan klorida. lalu 6H2O, 6Hexa, H2O-nya merupakan hidrat. Kita berlanjut pada subtopik terakhir, yaitu penyetaraan reaksi kimia. Contohnya, kita memiliki reaksi CH4 ditambah O2 menghasilkan CO2 ditambah H2O. Untuk penyetaraan reaksi kimia, jumlah atom pada ruas kiri dan ruas kanan harus sama. Pada ruas kiri, ada atom CH dan O. Untuk mempermudah, yang pertama kali disetarakan adalah atom yang hanya satu zat di ruas kiri dan satu zat di ruas kanan. Pada ruas kiri, CH hanya ada pada CH4, dan di ruas kanan, CH hanya ada pada CO2. Kita dapat mulai dari C. Lalu, H hanya ada pada CH4, dan H hanya ada pada H2O. maka kita juga dapat memulai dari H. Jadi jangan menyetarakan dari oksigen terlebih dahulu, karena jika seperti itu, penyetaraan akan menjadi berulang-ulang. Misalkan kita mulai dari C. C di kiri ada 1, juga di kanan hanya ada 1. Maka sudah setara. Selanjutnya, H di kiri ada 4, H di kanan ada 2. Maka yang kanan kita kali 2, menjadi 4. Sekarang sudah setara. Terakhir oksigen. Oksigen di kiri ada 2, di kanan ada 2 ditambah 2, yaitu 4. Maka agar setara, oksigen di kiri kita kali 2, menjadi 4. Sekarang sudah setara. Untuk contoh selanjutnya, kita memiliki MgO ditambah H3PO4, menghasilkan Mg3PO4 2 kali dan H2O. Kita cek, di sini ada unsur Mg, O, H, dan P. Mg muncul 1 kali di MgO dan muncul 1 kali di Mg3PO4 2 kali. Kemudian oksigen. Ada banyak. Maka oksigen disetarakan di akhir. Untuk hidrogen, hanya 1 kali di H3PO4 dan 1 kali di H2O. Boleh didahulukan. Dan kemudian P, 1 di H3PO4 dan 1 di Mg3PO4 2 kali. Jadi kita bisa mulai dari Mg, H, atau P. Mg di kiri 1, di kanan 3. Maka di sini kita kali 3, sehingga ini 3, ini juga 3. Jadi setara. Untuk H, di kiri 3, di kanan 2. Maka ini di kali 2, yang ini di kali 3. Totalnya sama-sama 6. Jadi setara. Selanjutnya P, di sini 2, di sini juga 2. Setara. Terakhir oksigen. Seharusnya oksigen juga sudah setara, karena kita sudah menyetarakan Mg, H, dan juga P. Mari kita cek. Di kiri 3 ditambah 8 sama dengan 11. Di kanan 8 ditambah 3 sama dengan 11. Jadi sudah setara. Sekian video pembahasan materi mengenai hakikat materi. Terima kasih dan selamat belajar.