Transcript for:
Mengembangkan Fitrah dalam Pendidikan Anak

Alhamdulillah Alhamdulillah Ya Tadi saya sudah dengar percakapan para bunda-bunda gitu ya. Dan insya Allah hari ini saya akan sesuai dengan amanah yang diberikan saya. Kalau saya jelaskan tentang konsep fitrah. Fitrah ini kan kalau kita dengar kata fitrah biasanya ayah bunda ingatnya apa nih? Kalau enggak zakat fitrah, idul fitri ya. Saya juga dulu begitu. Begitu saya mendalami konsep fitrah ternyata subhanallah gitu ya. Di balik konsep fitrah dalam Islam ini ternyata. Ternyata ada begitu banyak makna gitu ya dan saya merasa bodoh gitu ya ternyata ada gunung besar di hadapan kita itu yang harusnya kita gali gitu ya dalam pendidikan anak-anak kita ternyata kita lengah gitu ya tidak menggali. Sebenarnya para ulama dulu sudah begitu dalam menggali konsep fitrah ini. Dari tahun berapa ya dari sejak saya sebelum menikah itu ya saya selalu mencari konsep pendidikan yang sejati yang benar gitu ya. Saya mendalami mukhaldun gitu ya dan seterusnya sampai kemudian saya temukan konsep fitrah ini tahun sekitar tahun 2000. sekitar tahun 2010 gitu ya, sebenarnya saya mencari konsep pendidikan sejati yang terkait dengan peradaban. Nah ternyata belakangan saya temukan bahwa tidak mungkin orang membuat sebuah sistem pendidikan ya, kalau itu tidak berangkat dari konsep manusia. Kita kan, konsep human nature. Nah konsep human nature dalam Islam disebut dengan fitrah gitu ya, dan kita seringkali salah kaprah nih, gitu ya. Banyak orang mengatakan fitrah itu suci, suci itu bersih, bersih itu kosong, kosong itu anak itu bisa dicorok-corok. Corot jadi apapun gitu kan ya. Ini cara berpikir yang sebenarnya bukan dari Islam. Dan cara berpikir nanti menentukan cara bertindak gitu kan. Kalau kita menganggap anak kita kertas kosong. Maka apa yang kita lakukan. Kita akhirnya ngisi anak banyak-banyak gitu kan ya. Jadi tergesa. Jadi gak relax. Gitu kan. Jadi apa ya. Lebay. Biasanya kalau yang lebay ibu-ibu ya. Kalau ayahnya alai. Biasanya ayahnya abai gitu ya. Kalau ibunya lebay. Ayahnya abai. Anaknya alai nanti gitu katanya. Nah jadi kalau ayah ini cuek kan ya. Cuek gitu ya. Ngurusin kerjaan aja gitu ya. Di jok parenting gak mau gitu. Ayah begitu ya umumnya ya. Mudah-mudahan di sekolah ini gak ada. Nah kalau ibunya tuh biasanya cemasan gitu ya. Panikan gitu ya. Banding-bandingin anak gitu ya. Dengan tetangga dan seterusnya. Nah ini kemudian jadi toxic namanya ya. Kalau sekarang disebut dengan toxic parent. Ya orang tua beracun gitu ya. Karena memang fitrah anak ini sebenarnya lurus ya. Bersih dia. Yang nanti yang ngacak-ngacak fitrah ini sebenarnya fitrah ayah bundanya gitu ya. Fitrah ayah bundanya yang sudah menyimpang. Akhirnya jadi menurunkan penyimpangan pada fitrah anak-anak. anaknya gitu ya kalau fitrah kan lurus adanya gitu ya maka nanti kita akan bahas para ulama mengatakan fitrah itu adalah innately predisposed to know God and to do good and to accept the true knowledge bahasa Inggrisnya begitu jadi fitrah itu adalah sesuatu sudah Allah install berupa kebaikan dalam jiwa manusia pertama untuk marifatullah mengenal Allah ya jadi untuk urusan mengenal Allah tuh Allah sudah apa sudah install itu di alam ruh itu ya marifatullah ini kita akan bahas yang kedua adalah To do good, untuk berahlak mulia Nah jadi fitrah itu sebenarnya internal guidance Dalam jiwa manusia untuk berahlak mulia Jadi kalau sekarang orang bicara pendidikan karakter Pendidikan ahlak ya Mahal harus berangkat dari fitrah Ya kalau di barat itu pendidikan karakter bukan dari fitrah Tapi dari perilaku kan Ya bagaimana mengubah perilaku anak Supaya anak berubah dengan hukuman gitu ya Dengan hadiah gitu ya Dengan overstimulus gitu ya Itu sebenarnya bukan konsep Islam gitu ya Karena itu konsep yang berangkat dari John Locke Bahwa anak itu kertas kosong maka harus diisi banyak-banyak karena Allah kiri manusia itu tidak bawa apa-apa karena dia tidak percaya Tuhan karena menolak Tuhan maka menolak jiwa menolak jiwa maka menganggap anak itu kosong ini kan pola pikir sekularisme nanti berdampak pada cara mendidik jadi kalau hari ini ada sekolah atau ada lembaga atau orang tua yang mendidik anak dengan cara-cara eksternal motif, itu bukan dari Islam ahlak itu dalam Islam itu adalah kondisi jiwa kalau jiwanya baik maka baiklah ahlaknya maka nanti kita akan Kita akan bahas ada namanya tahzibul adab dan namanya tazkiyatun nafs gitu ya. Dan nafs ini dalamnya ada komponen fitrah. Nanti insya Allah kita akan bahas. Jadi yang ketiga fitrah adalah apa? To accept the true knowledge. Jadi fitrah itu sudah Allah install kemampuan menerima ilmu yang benar. Gitu ya. Maka anak-anak itu sejak kecil sudah di install tuh. Apa? Kejujuran, keadilan gitu ya. Kebenaran, jadi anak-anak kan gak suka bohong ya, yang ngajarin bohong siapa? Orang tua kan? Gitu kan, anak-anak tuh semuanya jujur. Nah, akhirnya apa? Karena banyak orang tua hari ini yang gak paham konsep fitroh, ya termasuk fitroh dirinya, fitroh anak-anaknya, kemudian muncullah berbagai macam penyimpanan. pangan fitro, seperti kata Rasulullah, pesan beliau mengatakan, setiap anak dalam keadaan fitro orang tuanya lah yang mengubah-ngubahnya, ngacak-ngacak gitu ya yuwa hidanihi, awin asaronihi awyumajisani Jadi menyimpang akidahnya Tapi Rasulullah tidak menyebut Ayyus Salimani Menjadi muslim, kenapa? Karena begitu lahir anak-anak kita adalah muslim Mereka anak-anak yang sangat Tulus, sangat ikhlas Coba perhatikan baik-baik, hari ini orang tua Mengeluh ya, anaknya susah bangun sholat subuh Sepakat gak? Padahal setiap anak waktu kecil, waktu bayi coba perhatikan Siapa yang punya bayi, semua bayi suka bangun subuh Jam 2 bangun, jam 3 bangun Sepakat gak? Yang nyuruh tidur lagi siapa? Ayah ibunya, tidur ya anak masih gelap Ya heran anak-anak ketika besar susah bangun subuh Seperti itu ya Hari ini orang tua mengeluh anaknya suka jajan Ya suka warung, makan makanan junk food Perlu perhatikan baik-baik Semua anak waktu kecil suka makanan yang alami kan Ya pisang, buahan, tidak terlalu manis, tidak terlalu asin gitu kan Yang ngajarin makanan-makanan bungkus-bungkus itu siapa? Kita kan Ya enggak? Makanan pengawet-pengawet itu ada kata para pakar makanan itu ada 10P Pengawet, pewarna, apalagi itu Hahaha Dan seterusnya ada 10P apa lebih Nah itu yang sekarang kita ajarkan Akhirnya kita mengeluh, kenapa kita sekarang rentan Gampang sakit, gampang kena virus Ya pola makannya buruk Sepakat gak? Jadi orang tua lah yang merubahnya Sekarang orang tua mengeluh anaknya mager atau malas gerak Coba perhatikan baik-baik ya Semua anak waktu kecil suka gerak Sepakat gak? Yang ngasih HP siapa? Kita Yang mati gaya siapa? Kita Ya kan anak-anak kan senangnya bergerak Misalnya anak disuruh diam Gitu ya Anak itu gak bisa disuruh diam, tapi disalurkan Sensor motoriknya Apalagi anak SD Anak SD itu kan saat ngebolang Kita orang tua maunya ceramah doang Tidak mau membersamai Tidak mau kreatif menciptakan Kegiatan yang seru bersama anak Yang ada adalah marah-marah Menghukum, menghujat Dan seterusnya Akibatnya apa? Nanti terjadilah penyimpangan fitrah Oleh karena itu insya Allah hari ini Ya ya bunda insya Allah bersama saya Alhamdulillah kita dihukum diundang di forum ini, sama-sama kita akan menggali konsep fitrah, ya, biar kita mendidik anak lebih relax, sebetulnya, ya, lebih relax lebih optimis, kan Allah sudah install semuanya, gitu ya, kenapa kita harus tergesa, gitu ya, misalnya kayak membaca, gitu, anak-anak saya lima orang, ya, lima orang ini gak ada yang saya ajarin membaca bisa baca semua, yang penting apa? cinta dulu, gitu kan, cinta buku cinta ilmu, nanti dia akan bisa membaca, dia akan nanya-nanya, gitu kan, nah ini kan perlu keteladanan, sebetulnya, ya perlu suasana kesalihan di rumah, nanti fitrah itu ditumbuhkan salah satunya dengan dengan cara itu, keteladanan, atmosfer kesalihan, ide-ide menantang, inspirasi hebat, kedekatan, pelukan, ruang yang luas untuk berkreasi, maaf yang luas, gitu ya. Nanti kita akan bahas metode-metodenya tergantung aspek fitrah. Karena ini kita kan sering bingung ya, ikut seminar parenting kemana-mana, ikut workshop parenting, kadang-kadang kita bingung sendiri kan. Ada pakar bilang begini, anak itu jangan dipaksa, kalau dipaksa nanti liar. Anak itu jangan dibiarkan, tapi dipaksa. Kalau dibiarkan nanti liar. Terima kasih. Semangat nggak? Semangat nggak? Nah, seringkali para pakar ketika nyebut anak, nyebut usia. Gitu kan? Gitu kan? Nah, kalau anak usia di ini dipaksa apa? Patah dia. Anak SD juga kan? Anak SD harusnya dikasih disalurkan gitu ya. Dengan apaktilas, naik gunung, tadabur alam. Nanti kita akan bahas ya. Ada lagi yang pakar mengatakan, anak jangan dikasih contoh, belum tentu meniru. Anak itu harus diajak dialog. Kita bingung lagi kan? Gitu, mana yang benar nih? Gitu kan? Nah, tergantung fitrah yang mana. Maka penting nanti ada delapan fitrah yang masing-masing itu berbeda. Berbeda pendekatannya. Gitu ya. Kalau dialog itu untuk fitrah, seksualitas, dan cinta itu dialog. Tapi kalau untuk iman, ya keteladanan. Gak bisa enggak. Karena iman itu butuh uswah. Butuh kuduah. Salah ya. Jadi mudah-mudahan ayah bunda hari ini kita akan bahas. Karena Allah sebenarnya sudah install fitrah dalam diri kita. Gitu ya, sebagai ayah bunda. Jadi ketika Allah berikan kita anak dengan fitrahnya. Maka sebenarnya Allah install fitrah mendidik mereka dalam jiwa kita. Sepanjang kita menyambutnya. Gitu ya. Menyambutnya panggil Allah bukan segen Bukan males gitu ya Maka nanti ada kaidah dalam konsep fitrah Kaidahnya begini bunyinya Allah tidak akan memanggil mereka yang mampu Tapi Allah akan memampukan mereka yang terpanggil Ya sebagaimana Lukmanul Hakim kan Lukmanul Hakim itu bukan Nabi bukan Rasul Ya tapi namanya diabadikan di surat Lukman Kan di Al-Quran Kenapa? Karena didik anaknya keren banget Sampai diabadikan nama di Al-Quran Nabi bukan bukan Dia bukan Bukan apa ya Parenting Nabawiyah gak masuk dia Karena dia bukan Nabi kan Tapi keren Keren didik anaknya. Kenapa? Nah ada syaratnya tuh Di surat Luqman ayat 12 Ini syaratnya ini kunci sebenarnya, kunci pendidikan fitro Wa laqad ataina luqmanal hikmata Dan sungguh-sungguh kami berikan Luqman itu hikmah yang banyak Itu katanya laqad ya, laqadnya la ta'ukid, qodnya qod tau kitanya sungguh-sungguh dua kali itu kalau di matematika, saya sanyana matematika itu namanya be implication if only if, jadi gak mungkin selain itu jadi Allah akan berikan itu kalau hanya itu Allah akan curahkan hikmah yang banyak pada Lukman, kenapa? Anis Jadi syarat mendidik apa? Anis kurlilah Jadi kalau hari ini kita mati gaya, bingung Itu barangkali kita tidak mensyukuri anak kita Barangkali kita tidak menyambut dia Barangkali kita tidak Anak kita beban, bukan karunia Nah akhirnya jadi beban beneran Kata Allah dalam hadit kursi Allah menurut persangkaan hambaku kepadaku Kalau hambaku menyangka aku buruk, maka buruklah kehidupannya Kita termasuk orang yang berhusnuzon kepada Allah Ketika Allah memberikan kita satu anak Maka Allah sudah insya Allah kebaikan-kebaikan diberikan dalam diri kita untuk mendidiknya ya karena kita orangtua yang versi terbaik bagi anak kita bukan orang lain sepakatnya ya kan kita orangtua versi terbaik untuk anak kita maka dititipkanlah dia kepada kita ya oleh Allah subhanahu wa ta'ala paling tahu orang yang tepat untuk mengurus amanahnya gitu kan ya maka kita diberikan anak jadi anak itu bukan kebetulan siapa merasa anak kebetulan angkat tangan gitu ya Oh dulu set KB ke tapi gagal gitu ya itu mungkin kita nggak merencanakan kelahirannya tapi Allah tidak pernah tidak merencanakan Kelahiran seorang anak Siapa yang merasa pernikahannya kebetulan angkat tangan Ya dulu dijodohin Dulu diajak ustadz Nikah misalnya dan seterusnya Nah mungkin kita gak merencanakan pernikahan kita Tapi Allah tidak mungkin tidak merencanakan Sebuah pernikahan Ketika sebuah pernikahan terjadi maka ada maksud besar Allah dibalik itu semua Termasuk hadirnya anak-anak dalam rumah tangga kita Maka mari kita sambut itu Kalau kita menyambutnya Maka Allah akan memberikan hikmah yang banyak Walau kok tak tenang menang hikmah Anishkulillah Gitu ya teman-teman Kita mulai bahas materi ya Insya Allah izin saya untuk share materinya Ini saya berikan judul ya Materi ini biar sama dengan sekolah juga yang lain Judul materinya adalah Fitrah Paripurna Menyongsong peran peradaban ananda Jadi fitrah itu adalah benih Maka gambarnya pohon kan ya Fitrah itu benih Jadi kita diberikan benih oleh Allah nih Tanam nih benih ini Maka tugas kita adalah merawatnya Jadi Jadi kita ini tukang kebun, bukan tukang kayu. Bukan carpenter, tapi gardener. Maka gardener gimana sih? Kan nggak boleh obsesi. Nggak boleh tergesa. Semua ada waktunya. Maka nanti penting dalam pendidikan berbasis fitrah, memahami tahapan-tahapan pendidikan. Tahapan-tahapan usia. Biar kita nggak lebay dan nggak lalai. Karena segala sesuatu akan indah pada saatnya. Sepanjang kita tahu tahapannya. Maka lo berikan benih itu kepada kita, dan kita merawat. Sehingga menjadi pohon yang baik Maka Ibn Khaldun menyebutnya Pendidikan itu mengantarkan anak dari fitrahnya Kepada peran peradaban terbaik Darul Haduriya Jadi bukan mengantarkan dia jadi remaja Mengantarkan dia jadi sarjana Mengantarkan dia jadi PNS, ASN Bukan, itu efek-efek saja Tapi kita mengantarkan dia kepada Darul Haduriya Peran peradaban terbaik Karena cerita tentang manusia di bumi adalah bagaimana membangun Peradaban, Haduriya, Tamadun Jadi ya, maka anak-anak kita harus harus memimpin peradaban ini dengan peran-perannya, bukan jadi kuli peradaban, apalagi kuli kebiadaban, apalagi budak-budak kebiadaban dan sebagainya ya maka kalau setiap rumah tangga seperti itu cara pandang tentang pendidikan maka dahsyatlah peradaban ini sepakat ya tapi kalau semua orang tua berpikir cuman antaknya biar sekolah tinggi lalu menikah, lalu kerja tempat basah, lalu tinggal di rumah mewah lalu mati usul khotimah itu gak akan terjadi Peradaban mulia Tapi kalau kita Memiliki pandangan bahwa anak-anak kita adalah Para pahlawan peradaban Para aktor peradaban yang membuat terobosan-terobosan Bagi Keperbaikan umat Maka dalam jangka panjang Tegaklah sebuah peradaban yang mulia Dan kita berharap itu dari rumah-rumah kita lahir Oke ayah bunda yang saya muliakan Ini ada tiga topik Pada pagi ini Pertama adalah konsep fitrah Fitrah itu inner goodness Bawaan yang baik, bukan inner sins Islam tidak mengenal inner sins Dosa bawaan Yang kedua adalah raise your child, raise your self Jadi mari kita tumbuhkan fitrah anak kita Nanti fitrah kita juga menguat Jadi ini pengalaman saya pribadi Juga pengalaman dengan banyak teman Jadi sambut saja, jadi berpikir Kalau didik fitrah saya belum sempurna Ya enggak, justru dengan didik anak itu Kita jadi membaik Misalnya contoh ya, kita pengen anak kita jatuh cinta pada Allah Kita pengen kan, siapa sih orang tua yang gak pengen Anaknya jatuh cinta pada Allah Apa yang kita lakukan? Nah kita berusaha jatuh cinta Kecinta pada Allah. Semangat gak? Ya agar anak-anak bisa melihat ya ayah ibunya itu kan Anak-anak itu kan gak bisa dibohongin sebagainya mereka orang-orang yang tulus Kalau kita cerita tentang kisah nabi tentang cita-cita kindahan Allah begitu ya Tapi dengan pura-pura palsu gitu ya itu anak-anak berasa Tapi kalau kita cerita dengan giroh ya dengan antusias dengan hamasa Ya dengan himah gitu ya itu beda rasanya rasanya gitu ya Nah maka resiur cahaya tersebut kita akan bahas yang ketiga adalah biga dengar jadi pendidikan basi fitra ini mendorong untuk menjadi tukang kebun ya selama pandemi kembali teman-teman barangkali yang yang udah mulai jadi tukang kebun Barangkali ya, nanam-nanam begitu ya. Nah, begitulah cara mendidik anak. Gitu ya, sesuai dengan benihnya. Jadi, nggak berlaku kaedah makin cepat, makin baik. Ya, baru dikasih benih, ditanam, ya, dua-tiga hari pengen buru-buru berbuah. Disiram banyak-banyak, pupuk banyak-banyak. Gitu ya, membusuk akarnya. Gitu kan? Nah, kalau kita dikasih benih cabai, ya buahnya cabai kan? Dikasih benih tomat, ya buahnya tomat. Jadi, nggak bisa kita mengingkali kendak Allah. Tugas kita hanya mengikuti saja fitrah. Dan yakinlah itulah kebaikan. Tadi inat goodness. Kita mulai. Yang pertama adalah inat goodness. Fitrah sebagai bawaan baik. Ini Bapak Ibu sekalian. Allah tidak menghendaki manusia itu terpuruk. Allah tidak menghendaki manusia itu tidak bahagia. Ibnu Arabi dalam bukunya. Tentang The Chemist of Happiness. Mengatakan bahwa fitrah itu. Allah itu menghendaki manusia itu bahagia di dunia. Oleh karena itu Allah siapkan fitrahnya. Jadi sepanjang manusia itu mengikut. Ikuti fitrohnya. Kemudian menempatkan dirinya sebagai hamba Tuhan. Menjalani peran-peran sebagai peran peradaban. Sebagai khalifah di muka bumi. Maka akan bahagia dia. Kata Ibnu Arabi. Bapak-Ibu sekalian. Ini saya pampang. Tokoh-tokoh peradaban dalam Islam. Sepanjang sejarah sejak zaman Rasulullah. Usama bin Zaid. Sampai abad ke-20. Ini tokoh di Indonesia. Pak Muhammad Nathir. Ini saya bisa cuplik dari setiap. ratus tahun gitu ya, tapi loncat-loncat jadi saya mulai dari Usama bin Zahid kenapa dari Usama? Usama ini adalah sahabat muda ketika Rasulullah tua jadi kalau sahabat-sahabat tua itu kan masuk Islamnya udah tua ya Umar, Abu Bakar gitu ya, nah yang muda itu Ali gitu ya, tapi ini lebih muda lagi jadi Usama bin Zahid ini waktu Rasulullah menjelang wafat dia masih umur masih muda lah, sekitar 18-19 tahun, Usama bin Zahid ini dididik langsung oleh Rasulullah, dia menikah pada umur, dinikahkan Nabi pada usia 15 tahun, kebayang ya... Berarti kalau Nabi nikahin orang berarti apa? Nggak main-main kan? Berarti dia sudah dewasa betul, sudah mature. Kalau sekarang orang nikah dini rame ya. Kenapa? Bukan masalah nikah dininya. Nikah tua pun kalau nggak siap fitrahnya sama aja kan? Bikin parah gitu ya. Ayah bunda yang merasakan pasangannya mungkin nggak dewasa kan? Terasa betul ya. Punya pasangan umur 25, 30 tapi banyak fitrah-fitrahnya yang nggak tumbuh. Terasa betul beratnya gitu ya. Nggak? Nanti kita akan bahas. Nah ini. dikanami 15 tahun, kemudian ditunjuk menjadi panglima perang tabuk pada umur ada yang bilang 17, ada yang bilang 18 bayang ya, anak 17 tahun mimpin pasukan ke tabuk mimpin 10 ribu pasukan jadi para pakar sejarah mengatakan kenapa Rasulullah menyuruh Usama yang masih muda, anak kemarin sore padahal banyak generasi Islam banyak tokoh-tokoh Islam yang jago lebih senior lebih jago berperang gitu ya karena Rasulullah yang nunjukin pada dunia begitu lah seharusnya pemuda Islam gitu ya, tampil ke pentas sejarah pada usia belasan tahun, maka ayah bunda dalam pendidikan kita ini mengantar anak kita jangan jadi remaja, tapi jadi pemuda karena kata remaja itu tidak dikenal dalam Islam ya, adolescence, ya adoles, kene itu tidak dikenal dalam Islam ya, teenagers, teens gitu ya, sekarang yang bikin kita sakit kepala itu kan karena remaja, kenapa remaja? karena remaja itu kan dia balik tapi belum akil, maksudnya apa itu? sudah dewasa, ya sudah tubuhnya sudah orang dewasa, suaranya besar gitu ya, sudah mens ya, tapi kelakuannya anak-anak, sepakat nggak? Itu karena gak akil, gak dewasa Di masa lalu orang nyebutnya sinubuluk Jadi kalau sudah disebut balik Itu lengkap dia, akilnya Baliknya iya, kalau sekarang gak disebut balik Akilnya ketinggalan Apalagi sekarang baliknya lebih cepat Balik itu gini ya, anak laki itu Mimpi basah, kalau perempuan itu menstruasi Atau haid Sekarang kan lebih cepat ya, anak SD Kelas 4, kelas 5 sudah mimpi basah Sudah mens Sementara baru bisa nikah umur berapa? 20, bahkan 25 sekarang Lalu 15 tahun ngapain Nah ini kan jadi masalah Jadi masalah kedewasan tidak dididik Sementara gizi Disuplai habis-habisan gizi Tontonan gitu ya Kalau dulu zaman saya disebut gedong Jadi badannya besar Sehat Sekarang orang tua sekarang kan mementingkan penampakan Badannya besar sehat Bahkan apa Kadang-kadang banyak anak yang obat ...kompositas ya, karena disuplai gizi overnutrisi besar-besaran, tapi tidak dibangun, ya, dibangun kedewasaannya, tidak dibangun akilnya. Pinter-pinter, jadi banyak orang sekarang pinter tapi nggak dewasa, kan? Maka nanti kita akan bahas ya, well-schooled belum terlidik dengan baik. Ada perbedaan yang panjang, yang luas antara sekolahan dengan pendidikan. Kan dua hal yang berbeda, tuh. Ya, maka nanti dalam pendidikan perlu terlibat orang tua, nih. Nggak bisa cuma sekolah, kan? Karena beda wilayah. wilayah sebenarnya kalau sekolah itu bicara tentang taklim pengajaran sementara pendidikan itu bicara tentang tarbiyah tentang takdib gitu ya nanti kita akan bahas itu nah dengan pendidikan seperti itu ya dengan komprehensif itu maka lahirlah orang-orang hebat seperti ini ya ada Imam Ghazali ya umur 11 tahun sudah jadi dosen sudah jadi mahasiswa umur 14 tahun kehabisan dosen umur 18 tahun jadi mufti atau mufti ya alifatwa al-khawarizmi umur 10 tahun di hafiz Quran kemudian menemukan Memukakan rumus ABC gitu ya. Tahu rumus ABC? Masih ingat nggak? Rumus berisikan persamaan kuadrat. Minus B plus minus akar B kuadrat minus 4AC per 2A. Masih ingat? Nah, nggak ada yang ingat ya. Karena kita belajar buat UN kan gitu ya. Fitrah belajar kita cuma buat ujian. Nanti kita akan bahas tuh ya. Meredupnya fitrah belajar. Imam Ghazali juga sama ya. Kalau apa? Alkawarizm ini namanya dibadikan jadi nama mata kuliah algoritma. Saya ngajar algoritma ini 3 semester ya. Di jurusan komputasi itu. Ya, mata kuliah paling keriting. Dalam jurusan komputasi itu algoritm Ini dasar ilmu programming sebenarnya Kemudian umur 18 jadi guru besar matematika Berikutnya Imam Ghazali juga begitu Beliau sampai wafat 40 karya masterpiece Dan mulai menulis sejak umur 19 tahun Begitunya Muhammad Al-Fatih Banyak orang pengen orang tua anaknya Kayak Muhammad Al-Fatih Yang dimenaklukan ke Santinopel Itu kan mewujudkan ramalan Rasulullah Rasulullah ditanya, Rasulullah lebih dulu dikuasai mana? Kinsentiniah atau Rum? Itu ketika umat Islam Masih masih lemah itu, kata Rasulullah umat Islam nanti akan lebih dulu menguasai kisah dunia, ya pasokan pada saat itu pasokan terbaik, panglima perang pada saat itu panglima terbaik gitu ya nah ini Muhammad Al-Fatih, dia melakukan Konstantinopel pada umur berapa? pada umur 19 tahun, ada yang bilang 21 tahun tapi memulai debut penyerangannya pada umur 16 tahun, jadi bapak ibu sekalian orang-orang hebat ini belasan tahun kira-kira sekarang SMA lah ya sudah punya peran peradaban terbaik sudah mentas gitu, kenapa? karena pendidikannya benar, sepakat gak? pendidikannya benar kan ini benar. Kalau sekarang anak 17 tahun boro-boro memimpin pasukan ya. Suruh nonton adiknya aja hilang. Suruh beli galon datangnya gas. Suruh beli gas datangnya galon. Sepakat nggak? Bukan salah mereka, salah kita. Karena kita cuma meng-ecor sistem. Sepakat nggak? Kita nggak punya kurikulum sendiri yang berbasis Islam yang benar. Kita cuma meng-ecor sistem. Usia dini persiapan masuk SD. Calistung. Usia SD persiapan masuk SMP. Usia SMP persiapan masuk SMA. Usia SMA persiapan kuliah. Kuliah persiapan bekerja. Begitu terus. ikutin arus industri. Ya harusnya usia dini itu apa? Bukan persiapan masuk SD, usia dini bagaimana biar fitrahnya utuh, fitrah adabnya utuh tumbuh pada usia dininya. SD juga sama, ya bagaimana dia fitrah-fitrahnya tumbuh dengan cara eksplorasi, ekspedisi begitu ya, sehingga menjadi orang yang yang patuh dengan kesadaran tinggi kepada Allah. Itu SD. Jadi target SD itu orang yang patuh dengan kesadaran, bukan persiapan masuk SMP gitu ya. Usia 10 tahun bahkan Rasulullah kalau nggak berarti patuh dengan kesadaran bakat-bakatnya tumbuh di usia 10 maka nanti di framework fitrah ya ayah bunda nanti bisa lihat di belakang saya ada framework fitrah itu ada tahapan-tahapan dan ada indikator usia 10 tahun seorang anak paling tidak ya dari surat-suratnya udah gak disuruh-suruh bakatnya sudah ketemu gitu ya belajarnya sudah bisa research gitu ya, terus kemudian sudah jadi laki-laki jadi laki-laki yang tulen gitu ya gak melambai, kalau jadi cewek cewek yang lembut, karena semua fitrah itu terus tumbuh nah Nanti kita lihat 8 fitrah Tapi ini jangan langsung minder nih Karena ini memang harus dipelajari Dengan dalam gitu ya dan harus dipraktekan Setelah ini jangan langsung Disimpan materinya Tapi dipraktekan digunakan Nanti saya kasih nomor whatsapp saya silahkan konsultasi Free Bebas Cuma memang agak slow response karena yang nanya banyak Satu hari bisa 20-30 yang konsultasi Tapi pasti dijawab insya Allah Jadi Begitulah usia SD seharusnya Tapi kita kan gak tumbuh nih Usia SMP Kita harusnya SMP itu apa? SMP itu persiapan untuk dewasa Jadi disebut sinumurahako Kalau SD itu disebut sinutamis Saya dengar tadi dialognya SD itu mulai di masa tawanan Kalau itu Itu dari Sedina Ali kan Kalau perulaman disebutnya sinutamis Anak-anak mulai cerdas Mulai jenius Mulai ngebolang gitu ya Maka dia harus dibuat Jadi tadi tawanan, maksudnya jadi patuh gitu, tapi dengan Dengan cara apa? Kesadaran, ya bagaimana dia menyadari bahwa kepatuan itu penting, keteraturan itu penting, sholat itu penting, ya. Maka dengan cara apa? Dengan cara lapaktilah sejarah, gitu ya. Bagaimana dia melihat ulama langsung, bagaimana kesalahan itu di depan matanya. SD, ya kalau dari seki backpacker ke Agia Sofia di Turki atau backpacker umroh gitu ya atau berkunjung ke rumah ulama itu enaknya saya harusnya begitu, bagaimana melihat dunia bekerja, bagaimana melihat keimanan itu bekerja, bagaimana melihat kesalahan itu di depan matanya, itu anak-anak anak SD, ya bukan banyak diceritakan, kalau banyak diceritakan itu anak TK, KISO, SD KISO penting, tapi lebih penting lagi bagaimana menunjukkan dia bagaimana kesalahan itu bekerja, sehingga oh iya ternyata alam semesta ini tunduk sama Allah ya, Pak Guru ya Bu Guru ya gitu ya, nyata ada keteraturan di semesta, maka kalau Allah perintahkan kita sholat hal yang wajar kok, gitu ya karena semua itu tunduk, taw'an wa kar'an ya pohon-pohon planet semua tunduk pada Allah ya, bilang bulan bintang itu beredar Pak Guru Pada garis edara. Kulun. Viva laki. Yas bahun. Gitu ya. Maka wajar lah. Kalau saya tunduk pada Allah. Begitu kan. Nah itu harus melihat kan. Diajak naik ke gunung. Teropong bintang. Iya gak. Sepakat ya. Nah lihat bagaimana pahlawan itu berjuang. Begitu ya. Bagaimana mereka istikomah. Nah itu anak-anak SD. Gitu ya. Nah SMP itu. Jadi SD itu bukan persiapan masuk SMP. Tapi. Bagaimana dia menjadi orang yang patuh dengan kesadaran. Ya. Dengan bakat-bakat yang tubuh. Self-regulation. Dan seterusnya. Nanti kita akan bahas itu. Ya. Karena anak-anak SD ya kebanyakan. Nanti SMP. baru masuk ke tahap untuk sirumurohako tahap ditempa bukakan rekening, bikinkan paspor kemudian kasih investasi itu SMP jadi bukan cari SMA favorit, bukan tapi bagaimana dia persiapan jadi mukalaf karena umur 15 tahun semua ulama sepakat, anak-anak harus mukalaf karena masuk sinutaklif mukalaf itu apa sih? bukan hanya wajib sholat, wajib puasa tapi juga wajib zakat, wajib haji, wajib nafkah, wajib jihad 15 tahun maka ulama sepakat 15 tahun tahun sudah tidak wajib lagi dinafkahi jadi bapak ibu sekalian kalau masih punya anak 15 ke atas masih dinafkahi dibayarin, ya itu namanya bukan nafako tapi sodako, karena statusnya fakir miskin, gitu ya jadi silahkan kalau mau melihara fakir miskin di rumah gitu ya ya gak usah ngapa-ngapain gitu ya titipin aja di sekolah tanpa harus kita capek-capek bikin kurikulum, tapi kalau kita ingin menuai senyuman ketika anak kita 15 ke atas, mari kita lancang kurikulum ya kita jadikan sekolah sebagai mitra sepakat ya, jangan jadikan sekolah sebagai bengkel, sebagai laundry karena di akhirat yang ditanya tentang fitrah tentang adab, anak-anak kita bukan sekolah, tapi siapa? orang tua yang ditanya tapi semangat nih jangan patah hati nanti jangan langsung lemas ini tenang saja, Allah tidak akan memanggil mereka yang mampu, tapi memampukan mereka yang terpanggil oke ya, gitu Bapak Ibu jadi agenda-agenda da'wah itu agenda-agenda pendidikan itu berbeda dengan agenda kurikulum nasional nanti usia setelah 15 ke atas itu usia harusnya menemukan misi hidup ya apa yang mau diperjuangkan di jalan Allah maka kita lihat ya sepanjang sejarah para pemuda belasan tahun sudah punya peran karena memang pendidikannya kesana arahnya ketiak nih di Jawa Tengah ada sentot Alipasya ya ini tangan karena diponegoro ini selama mumpat al-fatih Alipasya apa sentot Alipasya namanya sentot prawiradirja tapi Alipasya itu gelar militer yang dia diadopsi pangeran diponegoro dari pasokan janisari Turki Usmani ya ada Turkiyo ada pasca Alipasha, Alipasha ini gelar tertinggi militer. Ketika pecah Perang Jawa 1825, sentot ini masih berusia 17 tahun atau 18 tahun, masih muda ya. Dan itu tangan kanan di Ponegoro. Jadi daisyat, begitulah pendidikan di masa lalu. Kemudian ada Ula Lamududi, Hasan Albana, sama nih. Hasan Albana ini sudah umur 20 tahun, sudah mendirikan Iwanul Muslimin dengan member 20 ribu orang, ngerti nggak? Anak muda umur 20 tahun bikin ormas dengan member 20 ribu orang. Ini bukan follower di Instagram. Atau subscriber di Youtube Tapi betul-betul member Betul-betul follower yang asli real Kemudian Pak Nathir Almarhum Beliau dapat beasiswa ditolak Karena dia lebih berpikir ilmu Bukan berpikir gelar Akhirnya dia masuk sekolah guru Mualimin Mualimat di Jogja Kemudian memulai debut politiknya pada umur 19 tahun Beliau sendiri sudah jadi Ketua DPC Jong Islam Hitterman Jadi sekretaris DPC Pada umur 13 tahun Menjadi Jadi ketua DPC Jong Islami Ternemun di Padang pada usia 14 tahun. Memulai politik pada umur 19 tahun. Jadi belasan tahun semua. Nah yang kita harapkan generasi kita seperti ini. Kenapa umat Islam hari ini terpuruk. Dianggap teroris. Susah bangkit. Karena memang pendidikan kita harus berubah. Harus direformasi. Dan itu dari kita. Dari rumah-rumah kita. Dari sekolah-sekolah muslim. Sepakat ya Bapak Ibu. sekolah katolik, sekolah Cina juga membuat kurikulum hidden kurikulum gitu ya, gak main-main mereka. Jadi kurikulum pemerintah dipakai tapi mereka bikin hidden kurikulum sendiri ya. Karena kalau cuma ngikutin kurikulum pemerintah, gak akan jadi gitu ya. Mereka pemerintah juga bingung sebenarnya, mau kemana gitu. Oke ya Bapak Ibu, nah. Nah ini Hamka tahun 50 pernah menyindir kita ya. Jadi hari ini katanya banyak dokter. Di tahun 50 dia bicara. Dalam bukunya ini buku cetakan ke 10 tahun 82. Tapi dia bicara tahun 50. Banyak guru, dokter, hakim, insinyur. Banyak orang yang bukunya satu gudang. Diplomanya. Diplomanya segulung besar tapi tiba di masyarakat menjadi orang yang mati karena dia bukan orang masyarakat. Hidupnya hanya untuk mementingkan dirinya, diplomanya atau sarjananya hanya untuk mencari harta. Hatinya sudah seperti batu. Nah hari ini banyak orang begitu ya anak-anak kita. Pengen jadi youtuber, pengen jadi terkenal ya seperti Gen Halilintar gitu ya. Tapi kontribusinya buat umat nothing gitu ya. Tapi gak punya giroh ya bagaimana menyuruh kebenaran. Bagaimana membuat perubahan bagi umat. Buat dirinya aja. Dirinya aja gitu. Nah itu karena ini tadi ya, banyak pendidikan tidak mengarahkan anak menjadi tadi, Darul Haduriya, jadi khalifah di muka bumi. Tapi diarahkan hanya menjadi pencari kerja, pencari makan, kesenangan. Maka dia bilang ini, tidak punya cita-cita lain daripada kesenangan dirinya. Pribadinya tidak kuat, tidak kokoh jiwanya itu. Jadi diombang-ambing dia, karena fitrahnya tidak tumbuh dengan paripurna. Dia bergerak bukan karena dorongan jiwa dan akalnya, kepandainya yang banyak itu jadi pandai ini. Jadi bukan orang bodoh, bukan orang bodoh. pintar gitu ya, tapi terkerap kali digunakan untuk menimbulkan takutnya, jadi makin banyak ilmunya makin penakut ya, makin pengecut karena jiwanya gak kokoh bukan menimbulkan keberaniannya memasuki lapangan hidup nah kalau semua anak-anak kita seperti ini Bapak Ibu ya, maka pantaslah kalau Indonesia ini jadi walaupun kayara alamnya melimpah tapi kita dijajah habis-habisan, kenapa? karena mindset kita tentang pendidikan adalah melahirkan para kuli orang yang cuma mencari kesenangan, yang cuma hebat bakatnya, hebat pintar pintar otaknya, tapi tidak menjadi orang yang human being. Maka pendidikan itu bukan melahirkan human thinking dan human doing, tapi human being, manusia insan kamil. Dalam Islam disebut insan kamil. Manusia yang fitrahnya paripurna. Dalam konsep fitrah delapan dimensi itu tumbuh paripurna. Disebut insan kamil. Dia seorang yang menyuruh kebenaran, da'iyah. Dia seorang yang intelektual. Dia seorang yang profesional. Dia seorang yang sosial. Dia seorang yang sangat dekat dengan keluarga. Jadi itu harus lengkap Banyak hari ini para ayah Dia hebat dalam dakwah Aktivis dakwah tapi sama keluarga garing Gak mendidik anak Cuek Banyak kasus itu terjadi Ada juga yang Profesinya hebat tapi agamanya gak hebat Agama hebat, profesi gak hebat Sama keluarga gak hebat Nah ini harus 8 fitra ini harus tumbuh paripurna Sehingga anak-anak kita jadi insan kamil Kalau sempurna itu Rasulullah Kalau kita manusia paling tidak mendekati kesempurnaan Maka disebut paripurna Ya insan kamil Oke ya Bapak Ibu sekalian Jadi ini sebagai pengantarnya Juga ini tujuan pendidikan guru saya Profesor Wan Wadatun Muhammad Dari Malaysia gitu di bukunya tentang Educational Philosophy mengatakan bahwa Pendidikan itu dalam Islam itu Cita-citanya adalah keberhasilan individu Kebahagiaan dan dunia dan akhirat Jadi ada dunia ada akhirat Jadi bukan dunia dilupakan Tapi harus ingin include dengan akhirat. Sementara di barat tujuan pendidikan itu adalah keberhasilan atau mobilisasi sosial ekonomi bagi setiap murid. Jadi murid-murid didorong untuk bisa menghasilkan pajak, bisa dapat kupah, tapi bukan membuat solusi, membuat karya. Karena peradaban itu diukur dari karya. Nah ini makanya saya, anak kepala atas juga, gurunya Profesor Wani mengatakan bahwa dalam Islam tujuan pendidikan adalah menciptakan manusia yang baik atau manusia paripurna, good man. Atau insan kuli. Kuli ini bukan kuli ya. Kuli, kuli itu universal. Ya, atau insan kamil tadi, manusia yang paripurna fitrahnya, sehingga memenuhi dimensi-dimensi hidupnya dengan terbaik gitu. Oke? Nah, ini contoh di Indonesia ya. Kalau visi pendidikannya bagus nih. Pendidikan adalah usaha sadar, terencana, menunjukkan suasana belajar, pokoknya bla bla bla bagus ya. Mengembangkan potensi diri, dan sosial spiritual keagamaan, pengendalian diri, dan seluruhnya gitu ya. Tapi pada kenyataannya kita temukan ya, banyak anak-anak mahasiswa yang salah jurusan gitu ya. anak-anak yang kemudian tidak punya spiritual, bahkan liberal, bahkan termasuk bakat yang tidak tumbuh, 1.400 guru di DKI, 75% guru tidak berbakat jadi guru, 87% mahasiswa salah jurusan, Indonesia kekurangan leader, ini persentase saya tahun 2010, sampai sekarang masih relevan, hari ini kita kekurangan leader sampai 56%, terus perubahan pendidikan kita lebih kepada berdaya saing, jadi mengalami perubahan pendidikan, mengalami disorientasi dan pemborosan, jadi berpacu, ranking gitu ya, tapi tidak melaksanakan karya. Ya, karena program-program yang dijalankan membias tak keruan, sehingga apa yang dikerjakan di dunia pendidikan tidak tersambung dengan permasalahan umat. Jadi bukan how to problem solve, jadi bukan mendidik anak untuk menjadi problem solver ya, atau solution maker, ya tapi cuma sekedar bersaing aja gitu ya, bersaing dalam gaji, bersaing dalam ranking, tapi have no idea about the solution gitu ya, gak punya karya bagi umat gitu. Dan itu. sekarang terjadi kan, nah ini juga di barat juga, bukan di Indonesia, dikeluhkan juga di barat, salah satu tokohnya, Sir Ken Robinson mengatakan bahwa hari ini pendidikan tidak bertumpu pada potensi malah bertumpu pada lebih banyak kepada kecerdasan semata bukan potensi-potensi untuk berkarya termasuk dalam pernikahan jadi setiap akibat yang terjadi di pernikahan itu sebenarnya dari mana sih, akibatnya dari awalnya dari mana, dari fitrahnya tidak tumbuh, suami Suami yang garing, yang kurang tangguh. Siapa yang punya suami kurang tangguh nih? Mohon maaf ya. Gitu ya, gampang nyerah, banyak rencana, nggak pernah ngambil keputusan. Gitu kan? Itu bikin sebel kan? Siapa yang punya istri? Bawel, comel, cerewet gitu ya. Yang nggak lembut gitu ya. Atau istrinya lebih maskulin dari suaminya. Siapa nih? Gitu kan? Itu kan karena fitrahnya nggak tumbuh. Sepakat ya.