Transcript for:
Memahami Sistem-Sistem Silvikultur

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Berjumpa kembali dengan saya Trio Santoso Dalam mata kuliah Silviculture Kali ini kita akan membahas tentang Sistem-sistem Silviculture Sebagai pembukaan kita akan membahas tentang Pengertian dari sistem silvikultur Beberapa pendapat dikembangkan oleh para ahli tentang sistem silvikultur ini antara lain dari Society of American Foresters dimana mengartikan silvikultur sebagai suatu rangkaian perlaku yang terencana terdiri atas pemeliharaan, pemanenan, dan pembangunan kembali suatu tegakan. Kemudian juga ada beberapa pedoman petunjuk teknis TPTI yang menyebutkan bahwa silvikultur adalah kegiatan secara terencana mengenai pengelolaan hutan yang meliputi kegiatan penebangan, permajaan, dan pemeliharaan tegakan hutan guna menjamin kelestarian produktivitas kayu atau hasil hutan lainnya. Kemudian menurut Peraturan Menteri Kultanan nomor 11 tahun 2009 disebutkan bahwa Sistem sifikultur adalah suatu sistem pemanenan menurut tapak atau tempat tumbuh berdasarkan formasi terbentuknya hutan Yaitu ada proses klimatis dan edapis dan juga tipe-tipe hutan yang terbentuk dalam rangka pengelolaan hutan lestari Atau sistem teknik bercocok tanam hutan mulai dari memilih benih atau bibit menyemai, menanam, memelihara tanaman, dan melakukan pemanenan. Kemudian sistem silvikultur ini mengandung tiga ide utama, yaitu pendapat dari Matthew tahun 1989, yaitu pertama adalah metode regenerasi individu pohon dalam hutan, kemudian sistem silvikultur ini adalah bentuk tegakan yang dihasilkan kemudian yang ketiga adalah susunan atau komposisi tegakan secara keseluruhan dengan mempertimbangkan pada silvikultur, perlindungannya dan efisiensi pemanenannya aspek tersebut menjadi ide utama sistem silvikultur. Kemudian ada yang namanya teknik silvikultur yaitu penggunaan teknik-teknik atau perlakuan tertentu terhadap hutan untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas hutan.

Perlakuannya itu dapat dilakukan pada tahap permudaan, pemeliharaan, dan penjarangan serta pemanenan. Tekniknya juga disesuaikan berdasarkan kondisi tersebut. tapak dan juga kondisi tegakan yang ada kemudian teknik silvikultur apabila menurut permenhut nomor 11 tahun 2009 yaitu pemilihan jenis, pemulihan pohon, penyediaan bibit, manipulasi lingkungan, penanaman dan juga pemeliharaan itulah teknik-teknik silvikultur menurut peraturan menteri hutanan nomor 11 tahun 2009 kemudian perlakuan teknik silvikultur Silviculture ini sangat tergantung dari sistem silviculture yang digunakan, sesuaikan juga dengan tujuan pengolahan hutannya, apakah ini menghasilkan kayu atau menghasilkan produk tanaman kayu, atau untuk peruntukan lain seperti konservasi.

Kemudian, perlakuan silviculture yang memberikan input atau energi yang besar disebut dengan silviculture intensive, jadi perlakuannya silviculture tersebut dilakukan secara intensif. Kemudian, Perlakuan yang memberikan input yang kecil dan hanya diserahkan pada alam disebut dengan silviculture extensive. Kemudian bagaimana kita memilih teknik silviculture?

Ada pendapat dari Sabarnudin, Budiadi, dan Widianto tahun 2008. Itu menyebutkan syarat-syarat dalam pemilihan teknik silvikultur. Yang pertama syaratnya adalah ekologi dari jenis tanaman yang akan dikembangkan, kemudian kondisi dari sumber benih alaminya, yang ketiga adalah pengaruh... Pemanahan terhadap flora dan fauna yang ada existing pada tegakan tersebut Kemudian tipe dan kedalaman lapisan tanah Hal ini mempengaruhi juga jenis tanaman yang akan dikembangkan Kemudian aspek lereng kerengan dari lahannya atau landscape-nya pada wilayah tersebut. Apakah datar atau miring atau sangat miring dan lain sebagainya.

Kemudian sumber dan potensi penyebab kerusakan hutan yang ada itu harus dimitigasi terlebih dahulu sebelum kita menentukan teknik-teknik silviculture yang akan diterapkan. Kemudian harapan masyarakat maupun pengusaha tentang manfaat yang diperoleh dari hutan. Kemudian kita harus juga memperhatikan aspek-aspek. aspek-aspek ekonomi dari pengembangan dan pemilihan teknik silvicultur tersebut. Kemudian kita harus memikirkan teknik pengolahan jangka panjang sebagai salah satu persyaratan dalam pemilihan teknik silvicultur.

Kemudian kita lanjut dengan materi macam-macam sistem silvikultur yang dikenal secara internasional dan sudah diterapkan di berbagai belah dunia ini yaitu pertama berdasarkan pembentukan tegakannya. Jadi tegakan itu ada yang seragam atau seumur ini bisa diakibatkan karena terjadi secara alami setelah terjadi suksesi alami kemudian mengakibatkan jenis-jenisnya itu memiliki umur yang seragam atau juga karena ada kesengajaan oleh manusia yang melakukan penanaman kemudian tegakan seragam ini atau seumur ini dapat di Manage dengan Sistem sipikultur tebang habis Dimana semainya itu Tidak butuh naungan sehingga Boleh diterapkan Tebang habis Kemudian yang kedua adalah seed trade method Ada juga shelterwood atau semai butuh naungan. Jadi yang bagian kedua si treat method ini perpaduan antara semi, antara silvikultur tebang habis maupun shelterwood yang meninggalkan beberapa tanaman.

utama sebagai naungan atau sebagai produsen dari benih selanjutnya kemudian ada yang disebut dengan pada tegakan tidak seragam atau ununiform stand jadi ada tebang pilih kita dapat memilih sistem sifikultur tebang pilih atau selective cutting kita memilih berdasarkan beberapa kriteria-kriteria seperti diameter atau tinggi pohonnya atau umur pohonnya tersebut Apakah sudah masuk masa tebang atau belum Apabila sudah masuk masa tebang kita boleh melakukan penebangan dan menyisakan pohon-pohon atau tegakan yang belum masuk kriteria untuk boleh ditebang Kemudian berdasarkan Selanjutnya, berdasarkan siklus penabangannya yaitu ada sistem polisiklik jadi terdapat rotasi berkali-kali lebih dari satu kali. Ada juga sistemnya monosiklik atau jumlah penabangannya hanya sekali dalam satu rotasi. Kalau yang polisiklis atau beberapa siklus ini dalam satu rotasi pengusahaan hutan itu terdapat beberapa kali penabangan. Kemudian menurut banyaknya kelas umur tegak. tegakan yaitu dengan kopis ada yang event edge ada yang to edge ada yang uneven edge selanjutnya kita lanjutkan berdasarkan metode regenerasi tegakannya yaitu Hai clear cutting Hai jadi semua di tebang kemudian sitri ada beberapa pohon ada shelterwood ada beberapa penawung ada yang tipe selection atau tebang pilih kemudian ada tipe copy yang dimana Hai beberapa sisa tebangan itu dibiarkan, tidak dibersihkan, kemudian dia akan tumbuh lagi, terubusan atau tunas baru dan itu dipelihara sebagai tegakan pada rotasi selanjutnya.

Kemudian sistem sipil kultur berdasarkan sistem pemanennya yaitu tebang pilih, tebang habis, tebang rumpang dan juga tebang jalur. Kemudian ada istilah multisistem silvicultur, di mana pada suatu... Penata usahaan hutan atau kawasan hutan diterapkan lebih dari satu atau beberapa sistem silvikultur yang dapat diaplikasi. Misalnya ada gabungan dari sistem TPTI atau Tebang Pilih Tanam Indonesia dan Tebang Pilih Tanam Indonesia dengan intensif.

Ada juga dicampur dengan Tebang Pilih Tanam Jalur, Tebang Habis Permudahan Buatan, Permudahan Alam, dan juga campuran perpaduan antara dengan pola agroforestry. Kemudian mengenai sistem dan multisistem silvikultur ini juga kita dapat melihat pada lampiran di Permain Hood nomor 11 tahun 2009. Kemudian menurut PP nomor 6 tahun 2007, terdapat dasar-dasar pemilihan silvikultur berdasarkan pada pendekatan. Yaitu pendekatannya adalah berdasarkan pendekatan karena keragaman hayati berdasarkan tipenya. Tipe hutan ini formasi klimatnya, apakah dia hutan tropis, hutan monsun, atau hutan gambut. Kemudian formasi edafis, apakah hutan ini hutan rawa, hutan payau, dan lain-lain.

Kemudian berdasarkan juga topografi atau kondisi fisik ya, topografi, geografi, geologi, dan juga tanahnya. Selanjutnya adalah berdasarkan konservasi tanah dan air. Kemudian berdasarkan input teknologi yang dimiliki, kita dapat memilih sistem silvicultur apa yang cocok kita terapkan berdasarkan permihut nomor 11 tahun 2009 sistem silvicultur dibedakan berdasarkan umur tegakan yaitu umur yang tegakan seumur dan tegakan tidak seumur kemudian berdasarkan sistem pemanenannya, untuk tegakan seumur kita dapat menggunakan sistem silvicultur tebang habis permudaan buatan dan juga tebang habis permudaan alam Kemudian juga tegakan tidak sumur kita dapat menggunakan tebang pilih tanam Indonesia, kemudian dapat secara berkelompok namanya tebang rumpang, kemudian tebang jalur di mana penanaman itu berdasarkan jalur dan pemanenan juga berdasarkan jalur-jalur yang sudah dipilih. Kemudian sistem pemanenan itu ada yang tebang pilih atau selective cutting, ada juga tebang habis atau clear cutting. Selanjutnya pada slide ke-15 dapat dibaca.

Beberapa peraturan dan petunjuk teknis mengenai silvikultur. Ada beberapa macam aturan yang dapat digunakan sebagai referensi untuk memilih atau mengenali sistem-sistem silvikultur yang dapat diterapkan. Kemudian kita lanjut ke teknik silvikultur.

Teknik silvikultur itu adalah teknik-teknik pada saat ke-16. Teknik silvikultur itu perlakuan. untuk mempertahankan dan meningkatkan produktivitas hutan. Jadi perlakuan-perlakuan yang kita lakukan untuk meningkatkan produktivitasnya.

Perlakuan itu dapat termasuk, dapat kita kenali, misalnya yang dapat dilakukan adalah tahap permudaan, pemeliharaan, penjarangan, serta pemanenan. Kemudian pada slide ke-17 kita dapat melihat Almarhum Prof. Suko Ocho menyebutkan tentang teknik silvicultur yang dikembangkan, antara lain adalah teknik silviculture tentang pengendalian struktur dari tegakan kemudian juga terdapat teknik silviculture tentang pengendalian komposisi tegakannya atau juga ada teknik silviculture tentang pengendalian kerapatannya jadi ada perbedaan dengan struktur, komposisi, kerapatan kemudian pengendalian terhadap pertumbuhannya ada juga teknik yang silviculture secara intensif kemudian silviculture yang dilakukan untuk memproteksi kelestarian produktivitas maupun ekosistemnya agar terjamin. Kemudian silvikultur untuk memproteksi terhadap hama penyakit dan fasilitas pembalakan. Kemudian di lapangan yang sering ditemui di Indonesia adalah terdapat sistem silvikultur tebang pilih tanam Indonesia. Kemudian ada tebang pilih tanam jalur, tebang pilih tanam tebang rumpang.

Kemudian silviculture tebang habis permudaan buatan. Ini ada 4 sistem yang sering di aplikasi di Indonesia. Kita masuk kepada sistem silviculture tebang pilih tanam Indonesia atau TPTI, di mana prinsip yang harus dipahami adalah sistem ini diberakkan untuk tegakan yang tidak sumur atau uneven age, kemudian teknik pemainan dengan tebang pilih.

Kemudian konsentrasi untuk meningkatkan riad sebagai asep, kemudian mempertahankan keanekaragaman hayati. Pada slide selanjutnya kita dapat melihat Tahapan kegiatan pada TPTI dimana dimulai dengan penataan area kerja, kemudian inventaris tegakan sebelum penabangan, kemudian pembukaan wilayah hutan, pemanenan atau penabangan, kemudian penanaman dan pemeliharaan tanah pengayaan, pembebasan pohon binaan dan perlindungan dan pengamanan hutan. Selanjutnya untuk tebang pilih tanam jalur, itu dilakukan juga untuk tegakan yang tidak sumur.

Teknik pemanennya tebang pilih dalam jalur, kemudian ditujukan untuk peningkatan riap atau pertumbuhan, kemudian mempertahankan kagang ayati menciptakan ruang tumbuh optimal bagi tanaman, karena dia terdapat jalur dengan jarak tertentu sehingga ada ruang tumbuh yang optimal bagi pohon-pohon dalam jalur tersebut. Kemudian disarankan untuk tujuannya ini lebih kepada penanaman jenis unggul lokal. dalam suatu jalur kemudian pemainan tebang pilih dalam jalur ini berdasarkan limit diameter tertentu jenis-jenis yang ekonomis atau jenis niaga dengan memperhatikan karenakan agar kemenangan hayati setempat kemudian dengan penerimaan jalur ini terdapat pemanfaatan ruang tumbuh Untuk jenis-jenis tanaman unggul setempat, kemudian jalurnya itu juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan teknik silvikultur seperti pemeliharaan dan juga perlindungan terhadap pohon-pohon pada jalur tersebut. Di samping juga tetap menyediakan tempat yang optimal bagi beberapa flora dan fauna yang lain. Tahapannya kurang lebih sama dengan kegiatan TPTI.

Tetapi ada beberapa kelebihannya yaitu ada pengadaan bibit, ada penebangan naungan. Tebang naungan ya untuk mendiakan naungan karena jenis-jenis yang digunakan biasanya dari jenis semi-toleran sehingga membutuhkan bukaan naungan saat dia sudah mulai beranjak dewasa. Kemudian ada tebangan pembebasan dan penjarangan, kemudian setelah pemanenan ada kegiatan perlindungan dan pengaman hutan.

Jadi pada TPTJ atau tanam jalur ini penanamannya pada jalur, kegiatan penanaman dan pemeliharaan itu juga dilakukan dalam jalur. Selanjutnya sistem tebang rumpang, ini hampir mirip tapi kalau dengan tanam jalur TPTJ, tapi tebang rumpang ini dilakukan untuk tegakannya tidak sumur tapi penanamannya dalam suatu kelompok. yang sudah diatur dan tersusun dalam satu jaringan sehingga seperti pengelompokan atau clustering jadi manajemen terkecilnya itu ada pada satuan kelompok tadi jadi pengelompokan satu TPN kemudian juga kelompok terkecil tadi itu atau di singkat TPN tadi itu dia sebagai unit perapkan silviculturnya di sana sehingga terdapatkan nekerema hayati pada klaster atau kelompok tadi pada rumpangnya kemudian menciptakan pertumbuhan optimal bagi permudaan jadi rumpang ini terbentuk berdasarkan hasil dari penebangan kelompok vegetasi dengan bentuknya melingkar dimana ukuran diameternya itu sekitar 1-2 kali tinggi pohon di tepinya Di pohon-pohon tepi itu tingginya dikali dua, nah itulah ukuran diameter dari rumpang tersebut.

Kemudian pemanenan rumpang itu tebangnya langsung di dalam rumpang tersebut, jadi seluruh tegakan dalam rumpang itu akan ditebang secara bersamaan. Kemudian terdapat, setelahnya ada perapian rumpang yaitu kegiatan penebangan, setelah menebangan pohon-pohon besar kemudian vegetasi dalamnya itu akan dilakukan penebangan kecuali terdapat permudahan alami di situ. Jadi itu permudaan alami atau semai-semainya dibiarkan karena menjadi stok permudaan selanjutnya. Tahapan kegiatannya juga kurang lebih sama dengan TPTI, jadi ada sedikit perbedaan di mana pertama itu ada penataan area kerja yang sama, kemudian pembukaan wilayah, hutan, yang ketiga dari salah rumpang karena ini klasternya harus diberikan kodifikasi. Jadi rumpang-rumpang itu harus memiliki identitas yang dapat memudahkan pola untuk melakukan manajemen terhadap tegakannya tertentu.

Kemudian yang keempat adalah pembuatan rumpang, yang kelima pembinaan rumpang, dan yang keenam pemanah. selanjutnya setelah pemainan itu ada tahapan perlindungan dan pengamanan hutan kemudian apabila kita berbicara tentang tadi sistem tebang habis permudahan buatan maka prinsipnya adalah prinsip-prinsipnya yaitu areal bekas tebangan atau non-hutan yang telah ditemukan sebagai tebang habis tadi akan dibangun menjadi tegakan seumur Menggunakan sistem silviculture tebang habis kemudian pada areal tersebut akan ditingkatkan produktivitasnya dengan permudahan buatan dan juga pemeliharaan secara baik. Biasanya ini... Penasarannya adalah pada areal bekas hutan produksi atau hutan produksi konversi. Pada sistem tepang habis permudahan buatan ini tahapannya juga sama sama kegiatannya.

Ada penataan areal kerja, ada perisalahan hutan, kemudian ada pembukaan wilayah hutan, kemudian ada pembukaan bibit, penyiapan lahan, kemudian penanaman, kemudian ada pemeliharaan. Setelah sudah masuk masa tebang kemudian lakukan pemanenan dan selanjutnya lakukan perlindungan dan pengamanan hutan terima kasih atas perhatiannya demikian video pembelajaran tentang sistem-sistem silvikultur saya ucapkan wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh