Overview
Cerita fiktif ini mengisahkan petualangan mistis Moka dan adiknya, Jajang, saat mendaki Gunung Ciremai, menghadapi berbagai gangguan gaib, dan menemukan pelajaran hidup serta spiritual yang mendalam.
Latar Belakang dan Persiapan Pendakian
- Moka adalah pecinta alam yang memilih hidup soliter setelah patah hati.
- Ia sangat logis, disiplin, taat beragama, dan benci pendaki yang merusak alam.
- Moka hendak mendaki Gunung Ciremai, sempat dilarang ayah karena firasat buruk.
- Ayah mengizinkan dengan syarat Moka membawa adiknya, Jajang.
- Ayah memberi masing-masing jimat (garam) sebagai perlindungan gaib.
Perjalanan Naik Gunung dan Konflik
- Jajang kurang persiapan logistik, mengabaikan instruksi Moka.
- Di perjalanan, Jajang sering mengeluh dan makan sesajen di batu lingga walau dilarang Moka.
- Moka menekankan pentingnya menjaga etika dan kebersihan alam.
Gangguan Gaib dan Kejadian Mistis
- Jajang mengalami halusinasi dan terserang demam tinggi usai makan sesajen.
- Saat turun, mereka tersesat, berputar-putar di jalur yang sama.
- Suasana alam berubah menjadi mencekam dan penuh makhluk gaib.
Pertolongan dan Ujian Spiritual
- Moka melakukan sholat dan berdoa, memohon pertolongan Allah.
- Mereka diganggu berbagai makhluk gaib, hingga Jajang hampir tewas.
- Garam dari ayah digunakan sebagai perlindungan efektif.
- Bertemu kakek misterius (wali) di dasar jurang, yang memberi senjata lidi sakti dan bantuan harimau putih (Maung Balang).
Penyelamatan di Alam Gaib
- Moka naik Maung Balang menembus kerajaan gaib untuk menyelamatkan Jajang.
- Melihat makhluk-makhluk korban tumbal, pendosa, dan budak-pesugihan.
- Moka berhasil membebaskan Jajang dari penjara kerajaan Nyilingi.
- Mereka dikejar dan bertarung hingga akhirnya diselamatkan kakek wali dan Maung Balang.
Akhir dan Hikmah
- Moka ternyata telah wafat setelah jatuh di jurang; hanya rohnya yang menyelamatkan Jajang.
- Jajang selamat, namun Moka menjadi penjaga arwah pendaki di Gunung Cermai.
- Pesan moral: patuhi etika dan adab di alam, jangan remehkan pesan orang tua, perkuat ibadah dan doa.
Nilai-Nilai dan Pesan
- Pentingnya menghormati alam, menjaga kebersihan, dan etika selama mendaki.
- Jangan sombong pada hal gaib, hargai pesan orang tua dan leluhur.
- Kekuatan doa dan kepasrahan pada Tuhan menjadi kunci keselamatan.
- Setiap pengalaman menjadi pelajaran untuk memperbaiki diri dan berbakti pada keluarga.